Share

Bab 05

Author: Sukafiksi02
last update Last Updated: 2024-05-31 13:42:08

Di luar kamar rawat, tepat berada di depan pas Alora duduk di kursi yang di sediakan oleh rumah sakit. Wajah lelah serta tarikan nafas panjangnya sesekali terdengar menyiratkan betapa banyak kebimbangan yang tengah di pikul.

Sampai dimana Alora terperanjat ketika Chakra tiba-tiba keluar dari kamar rawat, dan menyadari keterkejutan adik iparnya itu apalagi perubahan dari sikap Alora yang sangat terlihat canggung setelah kedatangannya. "Maaf karna permintaan Alara yang tanpa sadar menciptakan suasana canggung ketika kamu melihatku." 

"Gapapa mas, mungkin aku masih belum siap akan semua ini." 

"Aku tahu, karna untuk menerima semua ini tidak mudah bagi kamu." Chakra lalu duduk di kursi dekat Alara yang hanya berjarak satu kursi saja.

"Dan aku akan mencobanya meski sulit, semoga setelah ini kak Lara bisa kembali pulih seperti sebelumnya." Jawab Alora yang tidak hanya berharap jika kakaknya akan segera pulih, tapi ia juga berharap agar secepatnya bisa lepas dari apa yang telah ia setujui untuk menikah dengan Chakra.

"Aku pun berharap yang sama, dan terimah kasih telah mau berkorban." Kali ini Chakra mencoba untuk menatap kearah Alora, wajah yang sama dengan istrinya. Ia mengakui wajah itu memang sangat mirip bahkan hampir tidak bisa di bedakan meski beberapa kali istrinya mengatakan ada yang berbeda di antara keduanya.

Ketika keheningan hadir di antara keduanya, terdengar suara langkah kaki yang mampu menarik perhatian Chakra dan Alora tanpa disadari keduanya menoleh kearah sumber suara secara bersamaan, dimana terlihat seorang laki-laki bertubuh tinggi tegap tengah menyusuri koridor berjalan kearah keduanya. 

Alora cukup terkejut dan refleks berdiri ketika melihat kehadiran Damian, setelah langkah Damian sudah cukup dekat dengan dimana posisi Alora berdiri laki-laki yang memilik bola mata hazel itu langsung mempercepat langkahnya dan tanpa aba-aba langsung membawa Alora ke dalam pelukannya.

"Maafkan aku sayang." Gumamnya di samping telinga Alora, sesekali mata tajamnya melirik kearah Chakra yang membalas menatapnya.

Setelah cukup lama pelukan itu berlangsung, dengan sedikit kaku Alora mengurai pelukan itu, karna di satu sisi Alora masih sadar akan Chakra yang masih berada di belakangnya. "Aku tidak mau membuat masalah baru Dam, sebaiknya kita mengobrol di tempat lain karna di dalam ada orang tuaku dan orang tua kak Chakra." Kata Alora sesekali melirik Chakra yang itu di sadari oleh Damian, lalu Alora menarik lengan kekar kekasihnya mengajak untuk segera pindah dari tempat itu.

"Baiklah..." Damian menyetujui ajakan Alora lalu mengikuti langkah Alora, dan tidak lupa Damian kembali melayangkan tatapan tajamnya ke arah Chakra yang tidak luput membalas tatapan itu tidak kalah tajam.

Setelah Damian dan Alora menghilang dari pandangannya, Chakra segera bangkit. Sekali lagi ia mengambil nafas dalam lalu mengeluarkannya pelan-pelan dan setelahnya dengan langkah gontai Chakra kembali masuk ke kamar rawat Alara.

****

Empat puluh lima hari setelah Alara keluar dari Rumah Sakit.

"Mas..." Panggil Alara sembari merapikan kerah kemeja Chakra.

"Hmmm..." Jawab Chakra hanya herdehem.

"Aku harap kamu juga turut senang mas atas pernikahan ini, sama halnya seperti yang aku rasakan." Kata Alara tersenyum melihat penampilan Chakra yang telah rapi dan begitu tampan.

Chakra terkekeh. "Tapi sayangnya ini tidak sesuai apa yang kamu harapkan sayang, karna satu hal yang harus kamu ingat aku melakukan ini karna janjiku padamu." Sebuah senyuman kembali Alara berikan setelah mendengar jawaban dari Chakra.

"Satu hal lagi mas, aku mohon dan berjanjilah setelah nanti Alora telah sah menjadi istrimu belajarlah untuk mencintainya dan perlakukan lah dia dengan baik, seperti layaknya kau memperlakukanku selama ini." Pinta Alara kembali, meski ia bahagia ketika Chakra menepati janjinya untuk menikahi Alora. Tapi ia juga tidak lupa untuk membuat Chakra berjanji agar bisa mencintai adiknya.

"Kamu terlalu khawatir sayang jika Alora tidak bahagia akan permintaanmu ini, tapi tenanglah aku akan memperlakukannya dengan baik. Tapi untuk mencintai aku tidak bisa menjamin jika aku bisa melakukannya." Chakra perlahan mengangkat tangannya dan menggenggam tangan Alara yang masih setia berada di pundaknya, Chakra genggam tangan itu lalu menciumnya dalam.

"Meski kamu tidak bisa menjamin akan mencintainya, tapi aku yakin jika waktu yang akan menuntun hatimu untuk mencintainya." Gumam Alara tersenyum lalu berjinjit untuk mengecup pipi Chakra sekilas.

Ketika Alara hendak kembali menegakkan kembali tubuhnya, kedua tangan kekar Chakra segera menahan pinggang Alara membuatnya masih berjinjit. Lalu tanpa aba-aba Chakra mendekatkan wajahnya sampai hembusan dari nafasnya begitu terasa oleh Alara, dan dalam waktu cepat Chakra menyapu bibir Alara lalu tanpa dapat menolak Alara hanya bisa menikmati ketika keduanya bertukar saliva.

"Aku mencintaimu, dan akan terus seperti itu." Bisik Chakra, menyapu lembut bibir Alara yang basah akibat ulahnya.

"Aku juga mencintaimu mas." Balas Alara.

Di tengah kemesraan yang masih berlangsung, seketika Alara menjauhkan tubuhnya dari Chakra ketika seseorang mengetuk pintu kamar. "Biar aku aja yang buka, sepertinya ada yang penting." Kata Alara lalu bergegas berjalan menuju kearah pintu untuk membukanya.

"Maaf mbak Lara, saya kesini di suruh buat manggil mbak sama mbak Lora. Karna sepertinya ada yang penting." Ucap seorang wanita muda yang tidak lain asisten dari Mua yang tengah merias Alora saat ini.

"Baiklah aku akan segera kesana," akhirnya setelah mendapat jawaban dari Alara, wanita muda itu pamit undur diri dan Alara segera menutup pintu kembali melangkah kearah Chakra.

"Mas aku tinggal dulu ke kamar adek ya, kamu sekalian siap-siap untuk ijab sebentar lagi." Kata Alara yang hanya di jawab anggukan oleh Chakra.

Related chapters

  • Bukan Istri Pengganti Yang Sebenarnya    Bab 06

    "Waaah dek, kamu cantik banget!" Seru Alara tampak bersemangat mendekati Alora yang sudah begitu cantik nan anggun ketika make up flawlessnya di padu dengan baju pengantin adat Jawa."Jangan terlalu memuji kak, bukankah ini hal yang wajar ketika seorang perempuan akan terlihat cantik setelah di rias." Jawab Alora sedikit malu akan pujian dari sang kakak."Ya memang tapi itu sedikit spesial di kamu dek, karna kamu jarang di dandani kayak gini?" Alara tetap pada pendapatnya dan trus menggoda Alora, dimana itu menciptakan kebahagiaan kecil baginya saat melihat raut wajah Alora yang mulai ditekuk."Udah sih kak jangan godain aku trus." Jengkel Alora melihat kakaknya trus tertawa kecil."Iya, iya maaf. Oh ya, tadi kamu manggil kakak kenapa?" Tanya Alara kembali teringat alasan ia menghampiri Alora."Aku memanggil kakak kemari, karna aku ingin kembali bertanya apakah kakak yakin dengan pernikahan ini?" Alara langsung mengutarakan isi hatinya yang masih berada diambang keraguan akan berlangs

    Last Updated : 2024-06-11
  • Bukan Istri Pengganti Yang Sebenarnya    Bab 07

    Ketika langkah kaki keduanya sudah berada di lantai dekat dengan tangga, Alora seketika berhenti dan memundurkan satu langkahnya ke belakang membuat Alara bertanya-tanya."Ada apa dek?" Tanya Alara."Kenapa banyak sekali orang kak?" Kata Alora gugup."Ya kan ini pernikahan dek, jadi rame tapi gapapa untuk akad hanya di hadiri keluarga dan kerabat dekat saja kok. Jadi ayo turun keburu orang lihat semua." Jawab Alara, lalu setelah meyakinkan kembali Alora ia kembali menuntun sang adik untuk mulai menuruni tangga.Suara langkah kaki yang mengalun pelan, seketika langsung menarik perhatian semua orang yang berada dibawah. Tatapan kagum dari beberapa anggota keluarga serta tamu yang hadir seketika Alora dapatkan, dan tidak terkecuali dua orang laki-laki yang cukup kagum dengan kecantikan Alora yakni satu laki-laki yang pernah berada di kehidupan Alora dan satu laki-laki yang akan berada di kehidupan Alora."Dek menatap lah ke depan." Bisik Alara ketika Alora hanya menunduk sedari tadi.Men

    Last Updated : 2024-06-12
  • Bukan Istri Pengganti Yang Sebenarnya    Bab 08

    Meskipun Chakra tidak tau bagaimana cara melepas kain batik yang membalut pinggang sampai bawah, Chakra terus berusaha hingga kain yang membalut berhasil dibuka."Maaf." Ucapnya ketika hendak menurunkan kain itu, meski Chakra mencoba untuk tidak terlalu menghiraukan tapi tetap saja perasaan kagum tidak dapat terelakkan ketika melihat lekuk tubuh indah Alora."Duduklah, biar aku lihat lukamu." Titah Chakra lagi dan Alora langsung menuruti ucapan Chakra.Kembali di buat terkejut, Chakra kembali membulatkan matanya ketika melihat luka Alora ternyata cukup lebar. Bahkan jahitan yang tadinya sudah mulai menutup kini kembali terbuka sampai darah trus keluar."Ini kenapa Ra, luka apa ini kenapa bisa sampai separah ini!?" Tanyanya mendongak menatap ke arah Alora tampak kekhawatiran semakin terlihat."Itu hanya luka karna kecerobohan ku sendiri mas." Jelas Alora namun jawabannya membuat Chakra tidak puas."Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi, jika memang ini karna kecerobohanmu sendiri kenapa

    Last Updated : 2024-06-13
  • Bukan Istri Pengganti Yang Sebenarnya    Bab 09

    Saat Chakra tengah fokus merapikan jas yang baru dikenakannya tepat berada di depan cermin, seketika Chakra takjub kala melihat pantulan dari cermin akan kecantikan Alora yang semakin sempurna dengan make up flawlessnya dan berpadu dengan gaun indah yang dikenakannya.Gaun putih yang di design simple tanpa lengan, menjuntai indah dan terlihat begitu elegan ketika berpadu dengan kulit putih susu milik Alora dan begitu pas saat melekat sempurna di lekuk tubuh Alora yang cukup berisi di bagian tertentu saja, yang semakin menambah keseksiannya ditambah rambut hitam milik Alora terurai indah dengan mahkota kecil di kepala, semakin mempercantik penampilannya.Chakra langsung menoleh kearah belakang, tatapannya tidak bisa di bohongi jika dirinya tengah takjub bahkan laki-laki itu hampir tidak mengedipkan matanya hingga suara dari wanita yang tengah membantu Alora untuk memegang gaunnya bersuara."Gimana pak cantik kan?" Kata Mua itu meminta pendapat pada Chakra."Cantik." Jawabnya singkat.T

    Last Updated : 2024-06-14
  • Bukan Istri Pengganti Yang Sebenarnya    Bab 10

    "Tenanglah sayang, saat ini aku sudah menyadari bagaimana posisimu. Aku mulai mengerti dan aku tidak akan menyalahkan mu akan pernikahan ini, jadi jangan menangis karna aku akan semakin sakit ketika melihat air matamu turun." Kata Damian lembut memperhatikan dalam kecantikan Alora yang masih dapat terlihat meski sebagian tertutup oleh topeng."Terimah kasih Dam, terimah kasih atas pengertiannya, dan aku akan berdoa untuk kebahagiaanmu." Jawab Alora yang tidak dapat berkata banyak."Jika memang kamu mengharap kebahagiaanku maka teruslah berbahagia sayang, karna itu adalah kebahagiaanku juga." Kata Damian, semakin membuat Alora tidak bisa menahan air matanya untuk keluar.Damian kembali mengusap air mata itu dengan pelan. "Berhentilah menangis, waktu kita sudah habis." Damian segera merentangkan tangannya yang langsung diikuti oleh Alora dan saat itulah Chakra langsung mengambil alih dan langsung membawa Alora dalam dekapannya."Setelah ini kembalilah ke dalam kamar untuk memperbaiki ma

    Last Updated : 2024-06-14
  • Bukan Istri Pengganti Yang Sebenarnya    Bab 11

    Malam yang terus beranjak mengantarkan pada pagi dingin nan sejuk, dalam tidur lelapnya Alara mulai mengerjapkan mata berusaha untuk segera sadar, ketika Alara dapat merasakan di dalam kamar ada aktivitas yang tengah di lakukan oleh seseorang."Apa tidurmu nyenyak sayang?" Tanya Chakra menyadari jika Alara mulai terbangun.Kesadaran yang tadinya belum sepenuhnya terkumpul, tapi ketika suara yang di kenalnya terdengar. Seketika membuat Alara melebarkan matanya dan langsung bangkit dan duduk dengan menyandarkan punggungnya di headboard, cukup terkejut dengan kehadiran Chakra."Mas kenapa kamu disini?, dan sejak kapan?, lalu susternya kemana?" Alara langsung memberikan Chakra rentetan pertanyaan."Tenanglah sayang, kenapa kamu terlihat begitu panik. Lagi pula meskipun aku kesini itu bukanlah masalah." Kata Chakra dengan masih fokus mengganti pampers Zevanya."Aku kesini saat aku merasa tidak bisa tidur sayang, sepertinya aku sangat rindu dengan putriku setelah beberapa hari aku tidak terl

    Last Updated : 2024-06-14
  • Bukan Istri Pengganti Yang Sebenarnya    Bab 12

    "Bukankah kamu sekarang suaminya, kenapa bisa kamu tidak mengetahui kemana istrimu pergi!" Kata Sarah ketus pada Chakra, yang kini semuanya tengah menunggu kabar dari dokter tentang keadaan Alara."Maaf Ma." Jawab Chakra yang hanya bisa mengucapkan kata maaf, karna ia pun juga bingung harus bersikap seperti apa karna belum terbiasa dengan keadaan dan situasi yang begitu cepat berbeda.Setelah mengomeli Chakra, Sarah kembali mengeluarkan ponselnya lalu mencoba menghubungi ulang menantunya itu. Tapi sama halnya seperti sebelumnya Alora belum kunjung mengangkat telpon darinya, membuatnya semakin di terpa kekhawatiran.Di tengah kekalutan dua keluarga, seorang dokter keluar dari dalam ruangan dimana Alara tengah di tangani, dan Chakra adalah orang pertama yang langsung menghampiri dokter laki-laki itu dengan raut wajah kekhawatiran."Bagaimana dengan keadaannya Dok?" Tanya Chakra langsung pada dokter."Pendarahan yang di alami pasien cukup banyak, pasien mengalami komplikasi dan sekarang

    Last Updated : 2024-06-16
  • Bukan Istri Pengganti Yang Sebenarnya    Bab 13

    "Aku mau mengambil ponselku sebentar." Kata Alora pada Damian, dan sebuah anggukan menjadi jawaban singkat.Alara bergegas berdiri menuju dimana mobilnya terparkir, setelah mengambil ponsel Alara kembali menutup pintu dan mulai menyalakan benda pipih itu sembari melangkah menuju tempat dimana Damian berada, satu persatu pesan dan panggilan telpon yang tidak terjawab Alora lihat sampai dimana Alora langsung panik dan reflek memanggil Damian."Dam, Damiaan!" Panggil Alora panik.Damian yang mendengar panggilan Alora seketika langsung menoleh dan berlari ke arah Alora yang tampak begitu panik dengan masih melihat kearah ponselnya."Ada apa Ra!?" Tanya menjadi turut panik."AYO KITA BALIK DAM, KAK ALARA MASUK RUMAH SAKIT DAN KEADAANNYA KRITIS." Alora seketika menarik lengan kekar Damian untuk segera masuk ke dalam mobilnya, dan Damian langsung menurutinya.Damian dengan cepat langsung menghidupkan mesin mobil, setelah mobil menyala Damian menjalankan mobil itu dengan kecepatan cukup tingg

    Last Updated : 2024-06-18

Latest chapter

  • Bukan Istri Pengganti Yang Sebenarnya    Bab 75

    Tangis histeris memenuhi ruang rawat Alora, ketika dia baru mendapatkan kenyataan yang sangat menyakitkan dimana janinnya tidak berhasil di selamatkan dan harus terpaksa di relakan.Tapi perasaan ibu mana yang bisa langsung menerima saat kehilangan anaknya, dan itulah yang membuat Alora tidak bisa tenang meski kedua orang tuanya berusaha untuk menenangkannya.Damian yang mendengar teriakan histeris itu, buru-buru ia menghampiri ruangan Alora dan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu ia itu dapat menenangkannya. Tanpa memperdulikan apapun lagi, Damian langsung membawa Alora ke dalam pelukannya."Ra! Tenang Ra!" Ucapnya mencoba menangkan Alora.Alora menggelengkan kepalanya, dan tangannya mencengkram erat lengan kekar Damian. "Bagaimana bisa aku tenang! Sedangkan anakku sudah pergi Dam!" Jawabnya terisak, terdengar sangat menyayat."Aku tau Ra! Aku tau, bagaimana perasaanmu saat ini, karna meski tidak sesakit yang kamu rasakan, aku juga merasakannya Ra! Bagaimana hancurnya kamu aku menge

  • Bukan Istri Pengganti Yang Sebenarnya    Bab 74

    Kekhawatiran kembali di rasakan oleh Mirna dan Bagas ketika mendapat kabar dari Damian, dan kini keduanya tengah berjalan cepat menuju ke ruangan Alora.Damian segera berdiri ketika sudah melihat kehadiran orang tua Alora. "Apa yang sudah terjadi dengan putriku!?" Tanyanya tanpa sadar Mirna menggenggam tangan kekar Damian.Belum sempat Damian menjawab seorang Dokter menghampiri mereka. "Dengan keluarga pasien Alora?" Tanya Dokter itu, secara bersamaan Mirna dan Bagas mengangguk."Boleh ikut dengan saya, karna ada hal penting yang harus saya sampaikan." Pinta Dokter itu dan tanpa berpikir panjang Mirna dan Bagas segera mengiyakan.Dokter itu mempersilahkan kedua orang tua Alora untuk mengikuti langkahnya, dan kembali memperkenalkan mereka untuk duduk setelah berada dalam ruangannya.Sangat fokus Mirna dan Bagas mendengarkan penjelasan dari Dokter, perubahan reaksi Mirna dan Bagas sangat jelas terlihat ketika keduanya mendapati kebenaran tentang kondisi Alora saat ini."Takut kondisi ya

  • Bukan Istri Pengganti Yang Sebenarnya    Bab 73

    Senyuman di bibir Alora seketika sirna ketika tanpa sengaja matanya menangkap sosok Chakra bersama wanita yang pernah ia temui tengah berjalan mendekat ke arahnya, dan perubahan dari ekspresi Alora dapat Damian sadari, membuatnya seketika mengikuti kemana arah fokus mata Alora, dan ia langsung mengetahui alasannya.Tidak lama langkah Chakra dan Anggika berhenti tepat di depan Damian dan Alora duduk. "Apakah kembali bersama mantan saat mempunyai masalah dengan suami itu adalah keputusan yang menurutmu sudah sangat tepat?" Kata Chakra memancing reaksi dari orang-orang yang berada disana.Mendengar itu Alora segera berdiri karna ia tidak bisa membiarkan Chakra melakukan hal lebih jauh lagi, menyadari jika kini mereka tengah menjadi tontonan banyak orang."Mas, bisa kita bicarakan di lain tempat karna disini banyak orang." Ucap Alora menurunkan egonya mengalah agar Chakra dapat mendengarkannya.Chakra terkekeh. "Kenapa? Kamu malu karna banyak orang yang menonton, biarlah Ra biarkan orang

  • Bukan Istri Pengganti Yang Sebenarnya    Bab 72

    Setelah Alora menyetujui untuk tinggal di apartemen Damian, dimana hanya itu pilihan yang menurutnya sangat aman mengingat bagaimana ia sangat mengerti sikap Damian padanya.Di dapur Alora tengah memasak untuk sarapan, di tengah kegiatannya yang tengah fokus pada masakannya tanpa ia sadari Damian memperhatikannya dengan tatapan yang sama seperti tatapannya yang dulu penuh cinta."Kesini lah Dam, aku yakin dengan hanya menatapku tidak akan membuatmu menjadi kenyang." Kata Alora saat mulai sadar akan kehadiran Damian dan juga tatapannya.Damian tersenyum, lalu segera menghampiri Alora yang mulai menata makanan di meja makan. "Aku hanya terlalu rindu dan hanya dengan menatapmu rinduku dapat berkurang." Kata Damian sembari mendudukkan bokongnya di kursi.Alora terkekeh. "Ayolah Dam, pagi-pagi gini lebih enak sarapan dari pada harus menggombal." Jawab Alora mencoba menyembunyikan salah tingkahnya, tapi Damian dapat melihat semu merah di pipi Alora.Merasa gemas Damian meraih tangan Alora m

  • Bukan Istri Pengganti Yang Sebenarnya    Bab 71

    Anggika mengedarkan pandangannya saat memasuki kediaman Chakra, dan tanpa menunggu waktu lama ia seketika jatuh hati pada kediaman Chakra dan tanpa menunggu lama ia masuk lebih dalam mengikuti langkah lelaki di depannya.Tepat di depan pintu kamar langkah Chakra dan Anggika berhenti, lalu Chakra merogoh sakunya dan segera membuka pintu dengan kunci yang telah ia bawa."Ayo masuk Gi." Ajak Chakra mempersilahkan untuk Anggika masuk ke dalam kamar."Kamar ini adalah kamar tamu, dan bisa kamu gunakan dulu karna hanya kamar ini yang terjaga kebersihannya, setelah kamarku dan Alora." Jelas Chakra saat keduanya sudah berada di dalam kamar."Terimahkasih Chak telah mau membantuku." Ucap Anggika, yang beruntung mendapatkan kebaikan dari Chakra."Sama-sama, yaudah sekarang kamu istirahat dulu dan aku akan memanggil pelayan untuk memasakkan makan siang untuk kita." Ujar Chakra tanpa di sadari itu membuat Anggika kagum ketika ia menganggap jika itu adalah perhatian lebih dari Chakra.Setelah di r

  • Bukan Istri Pengganti Yang Sebenarnya    Bab 70

    Di tengah-tengah Damian dan Alora menikmati baksonya, ketika Alora hendak menyuapkan kembali sendok ke dalam mulutnya tiba-tiba perutnya terasa bergejolak membuatnya reflek meletakkan sendok nya.Melihat ada yang berbeda Damian menatap ke arah Alora yang tiba-tiba diam. "Ra, kamu kenapa?" Tanyanya mulai khawatir.Alora menggeleng, merasa perutnya semakin terasa tidak karuan tanpa berkata apapun Alora segera bangkit dan meninggalkan Damian, melihat sikap aneh Alora membuat Damian segera mengikutinya.Setelah berjalan cukup jauh dan tepat di sebuah pohon besar, Alora yang sudah tidak dapat menahan gejolak di dalam perutnya tanpa bisa di tahan lagi ia langsung memuntahkan semua yang ada dalam perutnya.Damian semakin khawatir ketika melihat Alora terus muntah, bahkan Alora terus muntah meski yang keluar kini hanya cairan saja.Setelah rasa ingin muntahnya telah mereda, Alora kembali menegakkan tubuhnya. Namun, tubuhnya terasa sangat lemah sampai ia hampir kehilangan keseimbangan tubuhnya

  • Bukan Istri Pengganti Yang Sebenarnya    Bab 69

    Tidak membiarkan apa yang Alora lakukan, Chakra cepat-cepat menghampirinya lalu dengan kasar ia melemparkan koper Alora tanpa peduli jika Mirna melihat apa yang ia lakukan."Aku bisa jelasin Ra! Tidak perlu kamu seperti ini." Kata Chakra penuh penekanan.Alora terkekeh. "Jelasin apa? Aku sudah nggak butuh itu, karna yang aku butuhkan saat ini pergi dari hidupmu!" Jawab Alora juga menekankan setiap kata-katanya yang keluar, lalu tanpa peduli ia kembali mengambil koper yang Chakra lemparkan dan kembali mengisinya dengan baju-bajunya."Ra!" Cegah Chakra menghentikan pergerakan tangan Alora."Apa lagi!" Kesal Alora."Jangan buat aku marah." Ancamnya memberi peringatan.Tidak peduli dengan itu Alora tetap memasukkan baju-bajunya ke dalam koper, sampai dimana Chakra hendak kembali meraih koper itu dan Alora segera menghindarkan."Kalau kamu nggak mau aku dan janin dalam kandunganku ini kenapa-napa jangan pernah mencegahku untuk pergi." Ancam balik Alora mulai menggenggam handle kopernya."R

  • Bukan Istri Pengganti Yang Sebenarnya    Bab 68

    Meski awalnya Mirna tidak memberikan izin, pada akhirnya Alora dapat meluluhkan Mirna dan membiarkan dia berangkat sendiri ke Rumah Sakit.Jarak yang tidak terlalu jauh membuat Alora dengan cepat sampai di Rumah Sakit, dan setelah memarkirkan mobilnya ia segera masuk dan menuju poli kandungan.Sesampainya disana Alora menunggu satu orang yang lebih dulu darinya, saat itu di sekelilingnya ia dapat melihat rata-rata Ibu Hamil tengah di temani oleh pasangannya, membuat perasaannya seketika terenyuh mengingat kini dirinya datang kesana hanya sendiri."Bu Alora, silahkan masuk." Ucap seorang perawat dan Alora segera bangkit lalu masuk ke ruangan USG."Sendirian Bu Alora?" Tanya Dokter Ramah.Dengan tersenyum kaku Alora mengangguk, dan segera perawat mengarahkannya ke bad agar berbaring."Maaf ya Bu." Ucap perawat ketika akan menyingkap baju Alora.Segera Dokter menempelkan probe ke perut bagian bawah setelah memberikan gel, dan Dokter mulai menggerakkannya sembari memperhatikan layar di de

  • Bukan Istri Pengganti Yang Sebenarnya    Bab 67

    Ketika Chakra membuka pintu Bagas dan Mirna secara bersamaan menoleh ke arah sumber suara, dan Chakra sedikit terkejut kala melihat Mertuanya."Ma, Pah." Sapanya langsung menjabat dan mencium punggung tangan Mertuanya secara bergantian."Dari mana Chak?" Tanya Mirna dengan dalam dirinya menahan kesal pada Menantunya itu.Sedikit gugup, dan Chakra mencoba menutupinya saat mendapat pertanyaan itu dari Mirna. "Tadi ada urusan Ma di Perusahaan, tapi sudah Chakra selesaikan." Jawab Chakra berbohong."Kalau gitu Chakra nyusul Alora dulu di Kamar Pah, Ma." Ucapnya lagi izin."Silahkan, semoga keberuntungan kembali berada di tangan kamu." Jawab Mirna sedikit menyindir dan membuat Chakra tampak bingung.Tidak terlalu menghiraukan perkataan dari Mertuanya, Chakra segera berlalu menuju kamarnya dan mulai membuka pintu secara perlahan karna ia takut jika istrinya telah tidur."Sebenarnya kamu dari mana sih Mas!?" Tegur Alora ketika mengetahui kehadiran Chakra.Chakra tersenyum, ia mengerti jika A

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status