Share

Part 27

Penulis: Restianirista
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Divisi Caliana sedang ramai karena adanya pengumuman bahwa salah satu rekan kerja mereka akan menikah di akhir pekan ini. “Bakalan ada pesta lajang?” tanya seorang pria di divisi mereka.

“Mepet bro, waktunya.” Ucap Chandra, si tokoh utama. “Sorry, tapi sebagai gantinya, besok malem sebelum gue balik, gue bakalan traktir kalian pada.” Janjinya yang mendapat sorakan dari teman-temannya.

“Ada apa ini?” Bu Shelly yang baru saja kembali dari rapat diluar kantor bersama bos besar mereka memandang anak buah divisinya bergantian.

“Teruntuk Bu Shelly tercinta, disini saya ingin mempersembahkan sebuah undangan.” Chandra mendekati atasannya itu dengan gaya berlebihan.

“Undangan? Undangan apa?” Bu Shelly menerima undangan berwarna silver itu dengan terkejut sebelum kemudian senyum terkembang di wajahnya. “Ya Allah, akhirnya umpan kamu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Istri Cadangan   Part 28

    "Gile aje spa sampe ke Hongkong. Cucu Sultan, loe?" Gita berkomentar. Caliana hanya tertawa saja. Faktanya, saat itu mereka tidak sedang melakukan spa atau perawatan apapun. Mereka justru sedang dalam perjalanan meninggalkan Bandung untuk menghadiri pernikahan Chandra yang akan diadakan esok hari.“Bebas, mulut gue ini yang ngomong.” Jawab Caliana datar.“Loe lagi berantem sama si kembaran beda umur?” tanya Gita ingin tahu. Lagi-lagi Caliana mengedikkan bahu. Gita hanya bisa geleng-geleng kepala. Dia tidak bisa memaksa Caliana untuk banyak bicara jika memang gadis itu tidak menginginkannya. Ahirnya ia memilih untuk mengalihkan pembicaraan. "Enak banget si Ican. Dia milih kawin di tanggal cantik." Komentarnya seraya membalikkan kartu undangan di tangannya.Caliana yang masih fokus menyetir mengerling dengan sebelah alis terangkat memandang rekan kerjanya."Loe kurang vita

  • Bukan Istri Cadangan   Part 29

    "Ngapain kalian disini?" Pertanyaan itu tak bernada ramah sama sekali."Liburan." Jawab Carina santai. Syaquilla ikut menganggukkan kepalanya, tampak antusias."Sama siapa?" Tanyanya lagi."Uncle." Jawab Syaquilla. Entah kenapa mendengar kata 'Uncle', sejenak membuat Caliana bernapas lega. Caliana tahu uncle yang dimaksud Syaquilla adalah Lucas. Atasannya yang sudah cukup lama ia kenal.Jadi, pria itu hadir juga? Tentu saja, Lucas dikenal akrab dengan para karyawannya, jadi tidak aneh jika dia ada di acara penting seperti saat ini."Uncle nya mana?" Caliana kini celingukan mencari sosok pria tinggi berwajah tampan khas pria Indonesia-Turki."Nyimpen tas dulu di kamar." Jawab Syaquilla lagi. Ia mengangguk. Sementara itu si pengantin pria datang mendekat."Kamu kenal?" Tanya pria itu. Matanya mengarah pada dua remaja bukan kembar namun sela

  • Bukan Istri Cadangan   Part 30

    Mereka benar-benar kembali ke penginapan. Adskhan memarkirkan mobilnya di tempat yang berbeda karena tempat awalnya sudah diisi dengan mobil lainnya. Mereka kemudian turun dan setelah menggumamkan terima kasih, Caliana dan Gita kembali ke kamarnya. Caliana sendiri tidak peduli dimana Carina tidur karena jelas mereka yang membawa keponakannya itu harus bertanggung jawab penuh untuk mengakomodasinya."Lo tuh kenapa sih, senewen banget?" Tanya Gita tak lama setelah pintu kamar mereka tertutup."Gak kenapa-napa." Jawab Caliana datar. Ia melepas kaus dan celana jeans nya lalu kembali menggantinya dengan celana tidurnya. Gita pun tampak melakukan hal yang sama."Loe gak suka sama siapa sih? Setahu gue kan loe deket sama Sir Lucas. Sir Adskhan juga bukannya anaknya deket sama Carina. Gue pikir karena anaknya sama keponakan loe sohiban, hubungan loe juga deket. Apa loe kesel sama Sir Erhan? Dia kelihatan playboy sih, tapi

  • Bukan Istri Cadangan   Part 31

    Caliana memilih untuk berenang demi menghilangkan kesalnya. Kalau bukan karena Carina dia tidak akan se-bad mood ini. Ia berenang sebanyak dua putaran sebelum menghentikan aksinya di salah satu sisi kolam renang. Menyandarkan punggungnya dan mendongakkan kepala untuk menerima pancaran sinar matahari yang sebenarnya ia tahu tidak baik untuk kulitnya.“Masih bad mood?” suara seseorang membuat Caliana membuka mata. Seketika Caliana bertatapan dengan mata coklat yang tertunduk ke arahnya. Tampak sama basahnya. Jelas sekali ia juga selesai berenang. Caliana mengabaikannya. Memilih untuk kembali menutup mata. Gelombang air memberitahu Caliana kalau pria itu juga sudah masuk ke dalam kolam. “Aku mewakili mereka untuk minta maaf.” Lanjut Adskhan ketika tak mendapat respon dari Caliana.“Maaf untuk apa?” tanyanya sinis, sedikitpun tak berniat membuka mata.“Untuk s

  • Bukan Istri Cadangan   Part 32

    Gita melirik jam tangannya. Ia juga melirik Caliana. Belum waktunya mereka check out dari penginapan namun sahabatnya itu dengan segera membereskan pakaiannya setelah selesai mandi. Wajahnya yang tampak cemberut membuat Gita tak banyak bertanya dan memilih mengikuti apa saja yang dilakukan sahabatnya. Ia tidak mau ditinggalkan Caliana di kota yang tidak ia kenal.Caliana benar-benar pergi, bahkan ia tidak berpamitan atau mengkhawatirkan keponakannya. Gita mengekorinya saja tanpa ingin bertanya karena takut.Waktu menunjukkan pukul setengah enam sore ketika Caliana menepikan mobilnya di jalan sebelum lingkar Nagreg, tempat yang beberapa waktu ini menjadi trending di media sosial karena dijadikan tempat berfoto. Gita bertanya-tanya sendiri apakah sahabatnya itu hendak melakukan hal narsis dengan ikut berfoto di sana? Tapi waktu sebentar lagi gelap, apa yang ingin ditunjukkan gadis itu di fotonya?Namun ternyata Gita salah. Karena Caliana menepi bukan untuk berself

  • Bukan Istri Cadangan   Part 33

    Caliana sampai di rumahnya pada pukul sepuluh malam. Sebelumnya dia mengantarkan Gita ke kontrakan gadis itu. awalnya Caliana meminta gadis itu untuk menginap di rumahnya. Namun setelah berpikir cukup lama, Gita akhirnya menolak karena dia tidak mau repot bolak-balik ke kontrakannya besok sebelum pergi ke kantor. Dan kini Caliana merasa bersyukur sahabatnya itu tidak ikut menginap di rumahnya, karena saat Caliana membuka pintu gerbang, mobil Gilang sudah ada di sana.Kembarannya itu memang memiliki pintu cadangan kediaman Caliana, jadi Caliana tidak terkejut melihat keberadaannya disana.Caliana membuka pintu depan setelah selesai kembali mengunci gerbang rumahnya. Kakak kembarnya itu sedang menonton televisi dengan semangkuk mie instan di tangan. “Darimana?” tanyanya tanpa repot-repot menoleh.“Kondangan temen di kota sebelah.” Jawabnya. Ia memilih duduk di samping kakaknya dan meminta mie yang ada di tangan kakaknya. Gilang tidak menola

  • Bukan Istri Cadangan   Part 34

    Jam makan siang datang. Gita menyenggol lengan atas Caliana dengan sikutnya lalu mengedikkan kepalanya ke arah pintu. Tepat dimana Haikal berada dan tersenyum ke arahnya. "Ayo kenalin." Mohon Gita dengan bisikan yang teramat pelan. Caliana melirik ke arahnya kemudian mendelik."Makan siang bareng, boleh?" Tanya Haikal yang sudah berdiri di dekat meja Caliana. Caliana hanya tersenyum dan mengangguk. Ia meraih dompetnya dan berdiri. Mengajak Gita turut bersama mereka."Dia Gita. Kalian udah kenalan kan tadi." Caliana buka suara. Haikal mengangguk. Gita melambaikan tangannya dan tersenyum manis pada pria di depannya. Haikal hanya membalas dengan menunjukkan lesung pipi manisnya.Mereka bertiga berjalan menuju lift. Ruangan kerja tim lain pun tampaknya sudah mulai kosong. Bersamaan dengan mereka memasuki lift, mereka melihat Adskhan berjalan bersama dengan ketua tim audit. Lantas tiba-tiba Caliana mengingat ucapan Gila

  • Bukan Istri Cadangan   Part 35

    Caliana masih membeku di tempatnya. Menatap Adskhan dengan bingung. "Ayo." Ucap pria itu lagi."Tidak usah, Sir. Saya akan memesan taksi atau ojek online." Tolaknya halus. Dia tidak mungkin berkata kasar sementara saat ini mereka masih berada di lingkungan kantor dan ada satpam yang mengawasi."Ini perintah, Ana." Jelas sekali Adskhan tak ingin ditentang. Caliana melirik satpam yang sedang berjaga yang dengan terang-terangan balik menatapnya dan Adskhan bergantian dengan mimik bingung.Tak ingin terus menjadi tontonan. Caliana akhirnya mengekori Adskhan. Pria itu membukakan pintu penumpang bagian depan untuknya. Awalnya Caliana menduga mereka akan disupiri oleh supir pribadi Adskhan. Tapi Caliana salah. Karena jelas kursi kemudi dalam keadaan kosong meskipun mesin mobil masih menyala.Adskhan memutari bagian depan mobil dan duduk di balik kemudi. Tanpa banyak kata lagi, pria itu melajukan mobil kelua

Bab terbaru

  • Bukan Istri Cadangan   Part 73

    “Kenyang?” tanya Caliana dengan dahi berkerut.Adskhan dengan sengaja kembali menekankan bagian bawah tubuhnya sehingga Caliana terbelalak. “Kau tahu apa maksudku, kan?” Bisik Adskhan di telinga gadis itu sehingga mau tak mau membuat Caliana bergidik ngeri. Bibir pria itu menggodanya, mulai mengusap bagian sisi wajahnya sehingga tanpa sadar Caliana mendongak dan memberikan pria itu kesempatan untuk menjelajah ceruk lehernya yang ramping. “Bisakah aku meminta hak ku sekarang?” tanyanya dengan nada memohon.Caliana menggelengkan kepala. “Kenapa lagi sekarang?” tanya Adskhan dengan nada merengek.“Tubuhmu bau,” ucap Caliana seraya mengernyitkan hidungnya. “Pergi sana mandi.” Perintahnya seraya membalikkan tubuh Adskhan dan mendorongnya masuk ke dalam kamarnya hingga pria itu mencapai kamar mandinya.Adskhan ingin menolak, namu

  • Bukan Istri Cadangan   Part 72

    Adskhan menghentikan mobilnya di luar rumah Caliana. Membuka gerbangnya dengan kunci cadangan yang sudah ia miliki sejak lama.Mobil Caliana belum beranjak dari tempatnya. Masih disana sejak kali terakhir Adskhan datang ke kediaman calon istrinya itu sebelum akhirnya keluarga Caliana melakukan pingitan pada mereka berdua.Entahlah, mungkin Caliana bisa mendengar kala pintu gerbang rumahnya dibuka atau tidak. Tapi yang jelas, istrinya itu sama sekali tidak menyambutnya karena kediaman Caliana terasa hening. Apa Gilang mengerjainya? Siapa yang tahu bahwa sebenarnya Caliana tidak benar-benar kembali ke rumahnya.Ia membuka pintu depan dan masuk dengan mengucapkan salam. Namun lagi-lagi, tidak ada yang menjawabnya. Saat Adskhan melihat pintu kamar Caliana sedikit terbuka, ia masuk ke dalamnya. Caliana tidak ada disana. Yang ada hanya koper kecil yang tadi Caliana bawa dari ruang ganti kamar hotel.&ldquo

  • Bukan Istri Cadangan   Part 71

    Dengan cepat Anastasia berlari mengejar Adskhan. Wanita itu memanggil nama Adskhan berulang-ulang namun Adskhan memilih mengabaikannya. Hingga akhirnya stiletto Anastasia berhasil membawanya mendekati Adskhan. Wanita itu seketika mengulurkan tangannya dan meraih lengan Adskhan yang kemudian Adskhan tepis dengan kasar.“Adskhan, dengarkan aku. Kumohon. Aku benar-benar menyesal. Aku minta maaf.” Ucapnya dengan nada merengek. Wanita itu kembali mencoba meraih tangan Adskhan yang kemudian kembali Adskhan tepis sehingga membuat wanita itu kali ini terjatuh sampai bersimpuh di atas lantai marmer yang dingin. tak ingin kalah, Anastasia memeluk kaki Adskhan dengan kedua tangannya hingga Adskhan terpaksa menghentikan langkahnya. “Aku sungguh-sungguh minta maaf.” Ucapnya lagi dengan nada memelas. Memohon belas kasihan pria itu setelah akhirnya ia tersadar bahwa semua ucapan yang Adskhan katakan di dalam kamar tadi bukanlah perkataan main-main. “Aku.. aku&h

  • Bukan Istri Cadangan   Part 70

    Ia tiba di sebuah hotel berbintang lima yang mewah yang masih berada di sekitaran Dago. Segera setelah memarkirkan mobilnya Adskhan langsung menuju ke kamar hotel yang disebutkan oleh Dilara saat ia menghubungi sepupunya itu tadi. Disana, didalam kamar mewah yang disewa mantan istrinya itu, ada ibu Adskhan, Nyonya Helena yang duduk berdampingan dengan suaminya, Sir Ahmed. Sementara Dilara, berdiri dengan pinggul bersandar pada kursi bar dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Jangan tanyakan dimana anak dan suaminya. Adskhan tebak bahwa iparnya itu sedang menunggu mereka di suatu tempat.Ketiga anggota keluarganya itu tampak menunjukkan ekspresi yang berbeda. Tentu dengan isi kepala yang berbeda pula yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin sebenarnya ada di dalam kepala Adskhan sendiri.Sementara itu, di sisi lain ruangan. Tepat di atas sofa yang memunggungi jendela, tampak dua wanita duduk bersisian. Satu Anastasia, wanita yan

  • Bukan Istri Cadangan   Part 69

    Kemeriahan yang berakhir dengan perasaan kacau balau itu akhirnya selesai. Caliana kembali ke ruang ganti dengan langkah cepat yang ia bisa. Gita yang mengikutinya hanya bisa melihat sahabatnya itu dengan tatapan tanya. Apa yang terjadi pada jam-jam terakhir pesta? Itulah pertanyaan yang ada di kepalanya namun tak berani gadis itu utarakan pada sahabatnya. Padahal sebelumnya Gita melihat Caliana begitu gembira dan selalu penuh senyum setiap bertemu tamunya. Apa yang membuat ekspresi itu hilang dalam sekejap?Caliana duduk di atas kursi dengan tatapan terarah pada cermin besar di hadapannya. Para MUA sudah mulai membantu untuk melepas riasan kepalanya sementara yang lain mulai membersihkan make-up yang menempel di wajahnya. Tak lama setelahnya, Adskhan masuk dengan tatapan terarah langsung pada Caliana.“Sayang.” Panggil pria itu dengan lirih.Caliana menoleh sejenak sebelum kemudian berkata dengan pelan. &ldq

  • Bukan Istri Cadangan   Part 68

    Acara demi acara berlangsung sesuai dengan instruksi dari pembawa acara.Bahagia? Tentu saja Caliana bahagia. Terlebih melihat bagaimana tingkah konyol Gita yang bahkan tak segan untuk meramaikan acara bersama Gilang dan beberapa teman kantornya yang diundang dalam acara pernikahan yang sebetulnya membuat mereka sendiri heran. Pasalnya, keabsenan Caliana di kantor pun sudah cukup mengejutkna, sekarang mereka tiba-tiba dihadiahkan dengan kabar pernikahan yang tak pernah mereka lihat tanda-tanda hubungannya.“Gue udah curiga waktu si boss datang ke nikahan gue. Taunya emang ada keju dibalik bakso ya Na.” itulah bisikan Chandra saat temannya itu datang bersama istrinya. Caliana hanya bisa tersenyum menjawab kalimat bernada tuduhan itu.Tak sampai disana. Sahabat baiknya yang juga kini sudah sah menjadi iparnya, Gisna. Kini sedang berdiri di atas panggung bersama seorang penyanyi pria yang ternyata juga diundang

  • Bukan Istri Cadangan   Part 67

    Waktu berlalu begitu saja. Disela waktunya mengurus café, Caliana disibukkan dengan persiapan pernikahannya yang bisa dikatakan teramat singkat. Jika normalnya semua urusan pernikahan menjadi urusan keluarga wanita. Berbeda dengan Caliana. Dia lebih banyak membicarakan urusan pernikahan dengan ibu dan tante Adskhan. Karena sampai saat ini, ibunya masih saja menjaga jarak dan bersikap dingin padanya.Sejak saat pertunangan mereka, Caliana juga tidak pernah kembali ke kediaman Rafka. Dia lebih memilih untuk tinggal di rumahnya sendiri dan menghabiskan waktunya lebih banyak dengan Gilang, Carina dan juga Syaquilla yang belakangan lebih sering menginap di kediamannya. Sementara untuk penjembatan urusan pernikahan dilakukan oleh Gilang.Seperti saat ini. Saat Caliana, Adskhan, Carina dan Syaquilla baru saja selesai makan malam. Kakak kembarnya itu datang dengan sebuah buku catatan yang ia gulung dan ia masukkan kedalam saku celananya. Pria itu memberikan buku i

  • Bukan Istri Cadangan   Part 66

    Acara selesai dengan cepat. Setelah penukaran cincin, sisanya dilakukan dengan berbasa-basi sampai semua tamu undangan bubar dan kembali ke kediaman masing-masing. Hanya tersisa keluarga inti di kediaman Caliana dan keluarga Adskhan juga semuanya sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Kini, Adskhan dan kedua kakak laki-laki Caliana sedang berbincang serius mengenai masalah bisnis. Sementara Gilang sudah kembali ke kediamannya karena nanti malam dia harus bekerja, dan ibunya? Wanita itu kini sedang merajuk dengan bersembunyi di kamarnya.Caliana bukannya ingin menjadi anak durhaka dan membiarkan ibunya marah terus menerus. Tapi dia hanya ingin memberikan dirinya dan juga ibunya waktu. Waktu bagi dirinya untuk merangkai kata demi meminta pengampunan ibunya. dan waktu bagi ibunya untuk tahu bahwa sudah waktunya dia membiarkan Caliana memilih pilihannya sendiri.Saat waktu hendak beranjak magrib, Adskhan memilih untuk mengundurkan diri. Tak ingin berdiam diri di ruma

  • Bukan Istri Cadangan   Part 65

    Nyonya Nurma jelas memandang anak-anaknya dengan tatapan tajam. Semua orang berkonspirasi melawannya. Sekarang dia bisa apa? Bahkan si sulung yang biasanya menurut saja kini sudah mengikuti tingkah adik-adiknya.Matanya juga memandang para tamu undangan yang tampak memandang ke arah mereka. Meskipun tidak saling berbisik, jelas sekali tatapan mereka mengandung tanya. Dan Nyonya Nurma merasa dirinya sudah kalah. Telak!Sebuah senyum penuh kepura-puraan yang ditemani dengan antusiasme yang juga sama hanya sekedar sandiwara terpaksa ia tunjukan. Wanita itu mengulurkan tangannya pada pasangan tertua Levent dan mempersilahkan mereka untuk masuk ke bagian dalam rumah dimana kursi-kursi yang tadinya disiapkan untuk calon menantu pilihannya dan calon besannya kini akan dikuasai oleh keluarga Levent.Sementara keluarga Adskhan yang dibimbing Rafka dan istrinya menuju kursi mereka. Nyonya Nurma menarik lengan Caliana dengan

DMCA.com Protection Status