Share

SUNYI

Author: Ahgisa
last update Last Updated: 2023-03-12 18:30:10

Sita memandangi keponakannya yang hanya terdiam semenjak tadi. Entah Diani mendengarkannya, atau pikirannya malah berkelana entah kemana. Wajah Diani nampak lelah, namun itu tak menyembunyikan wajah ayu Diani tanpa sapuan riasan wajah sedikitpun.

Perempuan muda itujelas menuruni kecantikan keluarga besarnya. Wajahnya sangat mirip dnegan SIta muda.

“Kamu harus kembali, Di. Selesaikan masalahmu dengan suamimu. Tante yakin dia punya alasannya sendiri. Jangan lagi lari-lari seperti ini. Masalahmu akan semakin besar kalau kamu gak menyelesaikannya dan mungkin akan bertambah. Mungkin juga Samudera gak seburuk yang kamu kira Di,” ucapan Sita itu diakhiri dengan tepukan pada pundak Diani.

Wanita paruh baya itu berdiri dari duduknya lalu meregangkan tubuhnya sebelum akhirnya masuk ke dalam rumahnya. Ia meninggalk

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bukan Cinta Duda Biasa   KEBIMBANGAN HATI

    *Diani POV*“Mama–” ucapku lirih saat aku memandang sosok wanita yang mirip denganku. Wanita dengan kulit putih pucatnya dan rambut hitam yang berkilau. Aku yakin dia Mama.Wanita itu memandangku sesaat sebelum akhirnya memberikan senyum manisnya padaku. Tak ada kata yang disampaikan padaku. Hanya senyuman dan wajah bahagia yang ditunjukkan. Setelah beberapa menit kami saling pandang. Wanita itu berbalik. Ia melangkah menjauh.“Mama! Mama jangan pergi, Ma. Diani ikut!” seruku sambil berusaha mengejar. Tapi bukannya terkejar, seolah langkahku ikut mundur.“Mama?” suara anak kecil terdengar ditelingaku.Aku berbalik karena mendengar suara anak kecil dari belakangku. Saat aku menoleh kebelakang. s

    Last Updated : 2023-03-13
  • Bukan Cinta Duda Biasa   ADIK PUTIH

    Diani masuk kedalam ruangan dokter spesialis Ginekologi dengan diantar Sita. Badannya yang masih sangat lemas, membuat Diani harus menggunakan kursi roda.“Dokter Hani,” sapa Sita yang rasanya sudah kenal dengan dokter yang mereka temui.“Kak Sita, ya ampun lama sekali gak ketemu. Apa kabar?” jawab dokter cantik dengan wajah khas timur tengahnya. Dokter dengan nama Hani itu berdiri sambil bersiap menyambut pasien yang begitu spesial untuknya hari ini.“Baik, kamu gimana? Ya ampun rasanya udah lama banget gak ketemu ya?”“Iya, Mbak. Gimana-gimana? Ali mau punya adik lagi?”“Sembarangan kamu kalau ngomong. Udah umur segini gak kuat ngeluarinnya. Ini mau anter keponakan

    Last Updated : 2023-03-13
  • Bukan Cinta Duda Biasa   PERJALANAN SAMUDERA

    *Samudera POV*Waktu masih menunjukkan pukul dua belas malam saat aku tiba di bandara. Beruntungnya penerbangan hari ini masih ada, jadi aku tidak perlu menunggu satu hari lagi untuk bisa bertemu dengan istri dan anakku.Penerbangan ke kota itu memang hanya ada saat tengah malam. Ada sekitar dua penerbangan langsung tanpa transit dan memerlukan waktu hampir empat jam untuk bisa tiba di pulau tempat Diani berada. Sesampainya di sana pun aku tidak bisa langsung menemui Diani. Dia berada di pulau seberang. Jadi aku masih harus mengganti transportasi dengan menaiki speed boat yang sudah disiapkan orang ku di sana.Jantungku berdegup kencang sepanjang perjalanan. Musik yang aku dengarkan sepanjang perjalanan tak begitu membantu untuk menenangkan hatiku. Pikiranku sibuk memikirkan bagaimana reaksi Diani saat aku menjemputnya. Apa dia mau ikut

    Last Updated : 2023-03-14
  • Bukan Cinta Duda Biasa   PELUKAN HANGAT

    Papa tak memberiku jeda untuk mengatakan apapun, aku juga bingung ingin mengatakan apa pada Papa. Sejujurnya aku kecewa karena satu keluargaku bersekongkol membodohiku dengan tak mengatakan kemana perginya istriku. Mereka bahkan makin membebaniku dengan kata-kata tajam mereka.Hingga akhirnya aku pingsan dan dokter mengatakan bahwa gangguan stres pascatraumaku kembali muncul. Selama dua hari ingatan tentang kecelakaan itu muncul, membuatku ketakutan, muntah dan menggigil.Pada hari kedua setelah aku di rawat di rumah sakit. Dalam tidurku karena pengaruh obat. Aku melihat gadis kecil di bawah pohon rindang. Memakai baju lucu berwarna biru. Ia menyapaku dengan riang sambil mengucapkan kata “Papa” berulang kali. Melambai-lambaikan tangan gemuknya dan menunjukka

    Last Updated : 2023-03-14
  • Bukan Cinta Duda Biasa   KERIKIL TAJAM

    Diani dan Samudera saling pandang dalam kebisuan. Tidak ada yang mengeluarkan suara hingga rasanya detak jam dinding menggema di antara mereka.Samudera menggenggam erat tangan Diani. Sesekali ia mengusap punggung tangan Diani dengan ibu jarinya.“Kenapa kamu pergi gitu aja, Di?”“Maaf–”“Bukan maaf yang mau aku dengar. Aku gak mau kamu sakit sendirian dan kamu lebih memilih ninggalin aku daripada ngomong masalah kamu. Bukannya kita udah janji buat saling belajar mengenali satu sama lain. Tapi, kalau kamu selalu berpura-pura semua baik-baik aja. Kita gak akan bisa belajar apapun,” ucap Samudera sambil mengusap lembut air mata yang mengalir di pipi Diani.“Mas Samudera yang mulai

    Last Updated : 2023-03-15
  • Bukan Cinta Duda Biasa   MENATA ULANG

    “Jadi Alasan kamu untuk menerima permintaan Kak Diani karena kamu ingin bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa Kak Riani, Mas?”Samudera yang kini sudah berbaring di kasur sempit milik Diani memandangi istrinya sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk membuang pemandangannya ke langit-langit kamar VVIP itu.“Iya, kamu juga kan?”Diani hanya mengiyakan pertanyaan itu hanya dalam hatinya. Situasinya memang sulit saat itu.“Selain itu, aku juga sempat ngobrol sama Dokter kenalanku. Beliau bilang kalau harapan Riani hidup sedikit. Dibanding yang sudah pergi, aku sebenarnya lebih takut kamu nekat melakukan sesuatu setelah Riani gak ada. Apalagi hidup kamu yang kamu didedikasikan untuk Riani. Kamu hebat banget, Di. Aku gak mau kamu

    Last Updated : 2023-03-15
  • Bukan Cinta Duda Biasa   KEBAHAGIAAN SEDERHANA

    Samudera terlihat tampan dengan kaos dan celana jeans, juga sneaker yang ia gunakan. Satu tangannya membawa tas dan satu tangan lainnya membawa tas jinjing Diani juga koper milik perempuan itu.“Kalian yakin gak mau menghabiskan beberapa hari lagi disini?” tanya Sita dengan wajah sedikit kecewa.“Tante sebenarnya banyak acara kan? Karena Diani disini, jadi Tante gak bisa dateng. Maafin Diani yang ngerepotin Tante. Diani– pulang dulu aja sama Mas,” ucap Diani wajah yang juga terlihat kecewa.“Kalau udah baikan lupa deh sama tante,” goda Sita.“Apa sih, Tante. Nanti Tante sering-sering main ke Jakarta ya, Diani seneng banget kalau Tante rajin-rajin nengokin Diani.”“Iy

    Last Updated : 2023-03-16
  • Bukan Cinta Duda Biasa   KELUARGA KECIL SAMUDERA

    Mereka sedang beristirahat di sebuah penthouse yang ditata dengan apik. Diani melihat desain dari ruangan itu seperti yang pernah ia gambar di buku sketsanya yang ada di apartemen. Apa mungkin suaminya menemukan buku sketsa miliknya? Diani tak mau ambil pusing tentang itu. Ia segera mengikuti langkah kaki Samudera.Sudah cukup sore saat mereka selesai membersihkan badan mereka setelah perjalanan yang cukup menyita waktu mereka. Ternate ke Jakarta yang ditempuh dalam waktu hampir empat jam membuat Diani cukup kelelahan.Hingga akhirnya Samudera berkata bahwa mereka akan singgah sebentar ke penthouse miliknya. Padahal pulang ke rumah orang tua Samudera pun tak masalah bagi Diani. Jaraknya tak begitu jauh.Samudera menikmati waktu senggangnya dengan secangkir kopi dan mengamati email masuk di tabletnya. Pemandang

    Last Updated : 2023-03-17

Latest chapter

  • Bukan Cinta Duda Biasa   END EXTRA PART (DIANI POV)

    Sudah lebih dari enam bulan aku tak mendengar kabar putra pertamaku. Permata hatiku yang mengajariku banyak hal. Dialah yang menyatukanku dengan Samudera. Jika bukan karena anak laki-laki pertamaku, mungkin pernikahanku tak akan bisa sejauh ini. Apa kabarmu, Banyu? Ibu sangat rindu. Ibu juga bertanya-tanya, apakah cucu Ibu sangat mirip denganmu waktu kecil. Ibu memang kecewa. Tapi, Ibu juga sebenarnya sangat antusias dan menanti kabar kalian. Kenapa kamu memilih memutus hubungan kita seperti ini. Sampai kapanpun, kamu adalah bayiku Banyu. Betapapun kecewanya Ibu, Ibu akan tetap menyayangimu dan memaafkan segala kesalahanmu. Mungkin kamu harus menerima hukuman atas apa yang kamu lakukan, tapi kasih sayang Ibu tidak akan pernah luntur untukmu, nak. Pulanglah, Banyu. "Ibu?" suara Aga terdengar di telingaku. Saat aku membuka mata, anak tengahku dengan konyolnya memunculkan kepalanya dan badannya masih berada di balik pintu. "Kamu ngapain, sih?" tanyaku dengan tergelak kecil. "Ibu ud

  • Bukan Cinta Duda Biasa   EXTRA PART (BANYU POV XIII)

    Usia kehamilan Meira sudah menginjak tiga puluh lima minggu. Lima minggu lagi dokter memperkirakan bayi mungil kami akan lahir. Aku sudah tak sabar untuk menyambut bayi mungil kami.Di rumah sederhana milik kami, sebuah kamar yang dipersiapkan untuk bayi mungil kami sudah siap dengan peralatan yang lengkap. Demi Meira, aku juga pulang pergi Solo - Yogyakarta setiap harinya. Naik kereta atau bis, apa saja yang ada supaya aku bisa setiap hari bersama Meira. Meski kadang aku bisa sampai tengah malam dan pagi harus kembali berkuliah, yang terpenting aku tak meninggalkan Meira sendiri.Seperti pagi ini, aku sudah berada di stasiun setengah tujuh pagi. Kereta commuter ini memang baru ada di jam ini. Sampai di yogyakarta, aku punya waktu kurang lebih dua puluh menit sebelum kelas pertamaku di mulai.Seperti biasa, hari-hariku padat. Di waktu pergantian kelas dan senggang sekitar satu hingga dua jam, aku sempatkan untuk menelepon ke bengkel yang sekarang sepenuhnya di urus Attar untuk membic

  • Bukan Cinta Duda Biasa   EXTRA PART (BANYU POV XII)

    Rasanya tidurku baru beberapa menit karena aku bangun dalam keadaan sakit hampir di sekujur tubuh. Padahal seingatku yang di hajar hanya wajahku, tapi rasa sakit yang aku rasakan mendera hampir seluruh tubuhku.Suara telepon memekakkan telingaku, membuatku segera menyambar ponselku dan mendapati nama Meira di sana. Cepat-cepat aku mengangkat telepon milik Meira."Haalo, Mei? Kenapa telepon pagi-pagi?""Nyu..""Iya, kenapa Mei?" tanyaku dengan degup jantung yang bahkan bisa aku dengar sendiri.Hening menyeruak diantara kami. Meira masih saja bungkam di seberang sana."Mei?""Aku-- aku hamil, Nyu."Pernyataan singkat itu membuatku terdiam juga. Aku seolah bermimpi. Benarkah dengan sekali percobaan Meira bisa langsung hamil? Apa aku bermimpi?"Nyu-- aku hamil. Aku..""Kamu dimana, Mei?" tanyaku memotong ucapan Meira."Aku di kos.""Pulang ya, Mei. Aku beliin tiket pesawat.""Nyu, aku gak mau.." ucap Meira dengan nada bergetar di ujung sana."Apa maksud kamu gak mau?" tanyaku dingin."Aku

  • Bukan Cinta Duda Biasa   EXTRA PART (BANYU POV XI)

    Aku tidak pernah segugup ini sebelumnya. Rumah Meira terasa begitu dingin bagiku yang baru pertama kali ini memasukinya.Pria di hadapanku menatapku dengan dingin. Melihatnya aku jadi menyadari bahwa posisiku sudah salah, jadi wajar jika pria di hadapanku begitu murka nanti saat aku menjelaskan semuanya. Mau bagaimana lagi. aku harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah aku lakukan.Walaupun ingatanku samar, tapi kejadian malam itu bisa dipastikan adalah kelakuanku yang sangat bodoh. Rasanya terlalu nyata jika itu hanya di dalam mimpi.Pria paruh baya di hadapanku menatapku dengan tatapan permusuhan. Aku tahu ini tidak akan mudah. Tapi, setidaknya aku sudah mencobanya. Dibandingkan kemurkaan Papa Meira, aku yakin kemurkaan Papa lebih mengerikan."Saya selama ini bersama dengan Meira, Om."Pria di hadapanku malah menatapku heran. Mungkin dia bertanya-tanya bagaimana bisa aku bersama anak perempuannya."Maksud kamu?" tanya Om Rahman sambil menaikkan sebelah alisnya."Saya pacaran denga

  • Bukan Cinta Duda Biasa   EXTRA PART (BANYU POV X)

    Sudah akhir minggu dan aku sudah bersiap untuk menuju ke kota sebelah, tempat Meira berkuliah.Aku mengendarai sebuah mobil city car manual untuk sampai ke tempat Meira. Mobil pertama yang aku miliki dengan uangku sendiri ini, berhasil aku beli kemarin.Melihat uang di tabunganku, aku memberanikan untuk membeli mobil yang harganya kurang dari seratus juta dengan fasilitas yang seadanya buatku. Tapi tidak masalah, aku ingin Meira hidup dalam kenyamanan. Setidaknya ini yang bisa aku lakukan untuknya saat ini. Aku berjanji akan bekerja lebih keras untuk bisa memberikan hidup yang jauh lebih dari kata nyaman.Saat aku sampai di kampus Meira, suasananya cukup sepi. Hanya tampak beberapa mahasiswa yang berlalu lalang, mungkin karena hari ini adalah hari jum'at.Aku segera menghubungi Meira, namun setelah hampir satu menit tak ada jawaban dari Meira.Kemana lagi perempuanku satu ini. Dia sekarang makin sulit untuk dihubungi. Apa ada yang salah dengan hari terakhir kami bertemu? Apa dia traum

  • Bukan Cinta Duda Biasa   EXTRA PART (BANYU POV IX)

    Aku membuka mataku saat cahaya matahari seolah menusuk mataku. Belum lagi suara ponsel yang menggema kencang tepat di telingaku.Aku segera meraba sekitarku tanpa membuka mataku. Aku berhasil menggapai ponselku sambil mengeratkan selimut yang semula hanya sebatas dada untuk menutup tubuhku hingga leher.Sedikit aku membuka mata hanya untuk memencet tombol hijau di ponselku. Aku bahkan tak melihat siapa yang meneleponku."Halo,""Banyu! Kamu dimana? Kenapa telepon Ibu baru kamu angkat?!" mendengar suara khawatir Ibu membuatku memaksa seluruh kesadaranku untuk terkumpul."Emh, Ibu."Aku menjauhkan ponselku dan mengecek berapa banyak panggilan yang terlewat olehku. Aku sedikit memicingkan mata saat melihat angka tiga puluh dan jam yang menunjukkan Ibu sudah meneleponku semalam suntuk."Kamu semalem minum-minum kan sama temen kamu?! Kamu dimana sekarang?! Kenapa kamu susah banget di hubungi!" suara panik Ibu semakin menjadi.Kenapa Ibu bisa tahu aku minum semalam?Ponselku berdering dan m

  • Bukan Cinta Duda Biasa   EXTRA PART (BANYU POV VIII)

    Aku merasa keputusanku untuk bersekolah di Jogja sangatlah tepat. Aku bisa melihat Meira setiap Sabtu dan Minggu. Bahkan saat aku suntuk, aku hanya tinggal membeli tiket kereta untuk pergi ke Solo.Seperti Hari ini, aku menghubungi Meira untuk bertemu. Namun, kali ini Meira ingin dirinya lah yang berangkat ke Jogja. Katanya ia ingin mencari suasana lain. Aku pun setuju dengan permintaan Meira.Aku menjemputnya di stasiun yogyakarta, biasanya disebut stasiun tugu. Aku menunggu di atas motor matic yang aku beli sendiri dari hasil keuntungan bengkel. Daripada memarkirkan motorku. Aku lebih memilih untuk menunggu di depan stasiun.Lima belas menit berlalu, aku melihat gadis mungil berlari kecil ke arahku. Rambut hitam legamnya bergerak mengikuti langah kakinya. Aku selalu tersenyum melihat tingakhnya yang menggemaskan.Dia nampak terengah saat sampai di hadapanku. Peluh terlihat membanjiri dahinya."Makanya gak usah lari-lari. Ngapain sih lari-lari segala? Aku kan tetep di sini. Aku gak m

  • Bukan Cinta Duda Biasa   EXTRA PART (BANYU POV VII)

    Aku menjalani masa terakhirku disekolah dengan menyenangkan. Meira yang jauh di sana membuatku bisa fokus mengurus bengkel dan ujian akhir sekolah. Walaupun kami jauh, tak ada hari tanpa kami mengabari satu sama lain. Aku meneleponnya saat malam hari dan saling bertukar cerita tentang bagaimana hari kami berlangsung. Meski hubungan kami sedekat ini, nyatanya aku dan Meira tak berniat untuk memperjelas hubungan kami. Aku pikir, dekat saja sudah cukup untuk kami. Dengan saling mengabari dan menjaga hati masing-masing, kami bertekad untuk bersama. AKu mengasumsikan bahwa hubunganku bisa disebut hubungan pacaran. Malam ini aku sudah berada di depan komputer dengan headset yang terpasang. Dengan cepat aku mengklik beberapa bagian, hingga muncul nama Meira di komputerku. Lama aku menunggu, Meira tak kunjung menjawab teleponku. Kemana dia? Ketika sambungan terputus, aku mencoba untuk menghubungi Meira melalui sambungan telepon. Tersambung, tapi Meira tidak mengangkatnya. Baru pertama kal

  • Bukan Cinta Duda Biasa   EXTRA PART (BANYU POV VI)

    Mama membawa seorang laki-laki yang nampaknya umurnya tak jauh dariku. Disampingnya ada seorang gadis muda yang masih aku tebak-tebak. Apakah dia Lila? Gadis kecil yang pernah aku temui dengan pipi tembamnya.Jika benar dia adalah Alila, sungguh ia berbeda sekali dengan gadis kecil yang aku kenal dulu. Gadis kecil pemberani yang selalu mengangkat dagunya dengan binar cerah terpancar dari matanya."Ini namanya Dimas, dia yang akan jaga rumah kita setiap hari karena rupanya dia mau pulang pergi dari kota kemari. Dekat katanya."Setelah mengatakan itu, Ibu kemudian berdiri di seberang Gadis yang semenjak kedatangannya hanya menatap lantai rumah kami."Ini Abang, pasti kenal. Dulu beberapa kali main bareng kan? Ini Lila Bang!" ucap Ibu dengan mata berbinar.Aku menjabat tangan DImas lalu beralih pada Lila. Gadis itu nampaknya ragu-ragu untuk menyambut tanganku. Entah mengapa jiwa jahilku muncul. Dengan cepat aku meraih lebih dahulu tangan Lila.Lila nampaknya terkejut dan langsung menatap

DMCA.com Protection Status