Meysa tampak masuk ke kamarnya sedangkan Dimas mengekorinya dari belakang kemudian ikut masuk kedalam. Bodoh, pecundang, gampang terhasut itulah yang saat itu Dimas fikirkan. Ada rasa bersalah saat ia melihat istrinya yang kini tengah duduk di samping ranjang sembari memainkan hpnya. Sunyi tak ada pembicaraan di antara keduannya, Meysa juga tampak asik memainkan hpnya sementara Dimas kini mulai menghampiri Meysa dan duduk di sampingnya. "Maafkan aku Sya, aku memang bodoh karna mempercayai wanita itu, padahal sebelum nya kamu pernah bilang bahwa Naila menyukaimu dan ini pasti siasatnya untuk memisahkan kita" ucap Dimas merasa bersalah Meysa lalu menatap Dimas, memang ada sedikit kekecewaan tapi ini juga bukan sepenuhnya salah Dimas "Kamu ga salah Dim, udahlah aku juga ga mau lagi ngebahas tentang hal ini lagi" ucap Meysa yang masih fokus pada hp nya " Liat aku Sya, kamu marah kan sama aku?" tanya Dimas"Engga Dim, aku ga marah ko, lagi pula ini bukan sepenuhnya salah kamu ko aku nge
Aku bukan wanita yang baik untukmu Dim jika kamu tau apa yang ku lakukan dengan Alex. Aku tak yakin kamu akan memaafkan aku. "Ini masih belum terlambat Dim, kita hanya perlu berhenti!! jangan khawatirkan anak dalam kandunganku dia akan baik baik saja kamu boleh melihatnya kapanpun kamu mau" ucap Meysa lalu berjalan menuju pintu "Aku ga mau Sya, cuma karna salah faham kamu berniat menceraikan aku!! Ini ga masuk akal Sya!! Jangan bilang kalo kamu mulai suka sama Alex!!" ucap Dimas memegang tangan Meysa "Mungkin!!" ucap Meysa dingin Dimas tampak menarik kasar tangan Meysa hingga wanita itu mengeluh kesakitan di pergelangan tangannya."Lepas Dim sakit!! Itu jawaban yang mau kamu denger kan, aku udah jawab jadi apalagi huh" ucap Meysa lalu melepas kasar tangannya dari genggaman Dimas "Kamu bohong kan Sya" ucap Dimas sakartis Aku tak mau melihat wajahnya aku berusaha sebaik mungkin agar air mataku tak jatuh aku juga memalingkan wajahku agar tak melihat Dimas."Aku .. aku sudah jujur s
Aku memerjapkan mataku kala matahari kian menyorot ke arah wajahku dengan posisi masih terbaring aku merasakan hangat di tubuhku, Dimas masih setia memelukku dari semalam. Aku merasa bersalah atas apa yang telah ku perbuat padanya, setelah ini hubunganku dengan Alex juga tidak akan seperti biasanya. Aku ingin menjelaskan nya pada Dimas tapi semalam dengan tegas ia mengatakan bahwa jika apa yang akan ku bicarakan akan membuatnya marah ia tak ingin mendengarnya, padahal aku ingin memberi tahunya agar ia juga berfikir ulang tentang hubungan ini. Maafkan aku Dim aku belum bisa menjadi istri yang baik untukmu, aku merasa bodoh karna membiarkan kamu terluka olehku. TesSatu tetes air mata mulai menerobos keluar dan membasahi pipiku, aku berusaha sekuat tenaga untuk tak menangis namun aku begitu cengeng hingga tak bisa menahan bulir bulir air mata ini.CupMeysa mengecup bibir suaminya itu hingga membuat sang pemilik bibir itu mulai memerjapkan matanya. Aku kembali menutup mataku kala mel
ClekAku membuka pintu dan melangkahkan masuk kakiku ke dalam rumah. Rumah yang penuh dengan kisah bersama almarhum orangtuaku. Seandainya mereka masih ada aku sangat yakin mereka pasti akan sangat senang melihatku sudah memiliki suami, apalagi sebentar lagi aku akan memiliki seorang anak.Aku tak berniat meninggalkan ataupun menjual rumah ini, aku dan anakku akan tetap tinggal dirumah ini sampai kapanpun juga. Aku akan menceritakan bahwa ibunya di besarkan dirumah ini dengan penuh cinta. Aku akan menceritakan bahwa Kakek dan Neneknya adalah orang yang baik dan penyayang. Aku akan bercerita bahwa sampai akhirpun aku tak pernah kekurangan cinta meski mereka bukan orangtua kandungku."Ayah Bun ... da Meysa .." tenggorokanku tercekat kala aku menyebut nama yang begitu aku rindukan TesAir mataku sudah tak terbendung dan mulai menetes membasahi pipiku.Sebuah tangan tampak membelai halus bahuku "Sya kamu kenapa? Ko malah disini?" tanya Dimas saat berada di sampinku "Kamu nangis!" tanya
Sudah dua hari setelah aku pulang kerumah, rasanya nyaman sekali bisa merebahkan kembali tubuhku di ranjang. Aku penasaran apa Dimas sudah memecat Naila? Atau jangan jangan dia belum memecatnya!! Aku tak mau wanita itu bekerja di perusahaan yang Ayahku bangun dengan susah payah. Aku yakin jika orangtuaku masih ada didunia ini, mereka juga tak akan mau menerima Naila di perusahaannya. Aku memang bukan anak kandung mereka tapi rasa sayang mereka padaku melebihi anak kandung. Kasih sayang mereka tak pernah berkurang untukku, Aku tetap anak perempuan satu satu nya karna sampai akhir pun mereka tak memiki anak kadung. Bunda pernah berkata bahwa aku saja sudah lebih dari cukup untuk membuatnya bahagia. Uwekk uwekk Haish ada yang ingin aku lakukan bersama Dimas, Kamu pengen ya Nak" ucap Meysa sembari mengelus perutnya "Kita ketemu Ayah yah, minta dia buat menuhin semua keinginan kamu" ucap Meysa berbicara pada janin yang ada di kandungannya. Aku bangkit dan berjalan ke arah walk in cl
Meysa tampak tersenyum menatap suaminya itu. Meysa lalu terkekeh melihat ekspresi suaminya itu. "Ahh ini istri saya lagi ngidam Nit, kamu ngerti kan maksud saya" ucap Dimas"Iyah Nit, tolong cari yah nanti kalo ada tolong kamu suruh dia masuk ke ruangan saya aja yah" ucap Dimas lagi memberi perintah"....""Makasih banyak ya Nit" ucap Dimas lalu matikan sambungan telfon nya sepihak."Udah seneng!! Kamu tuh aneh aneh aja deh Sya" ucap Dimas hal terbaik yang bisa kami nasehatkan untuk dijadikan terapi kondisi psikologis bagi wanita ngidam adalah al-Quran. Allah menjadikan al-Quran sebagai petunjuk dan obat. Allah berfirman:وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَاراً“Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Al-Isra’: 82)***1 jam kemudian Aku masih duduk di sofa panjang ruangan suamiku, dia tengah sibuk berkutik dengan laptop dan berkas yang ada di samp
Aku mendengarkan dengan seksama ucapan Pa Sudirman, sungguh kisah yang menyedihkan harus tinggal di jalanan bersama istrinya apalagi mereka juga belum mempunyai anak. "Pa tunggu disini sebentar yah, saya mau ngobrol sama suami saya sebentar" ucapku pada Pa Sudirman"Iya Neng" ucap Sudirman, aku lalu bangkit dan memberi kode pada Suamiku agar kita bisa bicara di luar. Dimas tampak mengerti dan mulai menegakan badannya berjalan kearah pintu.ClekDimas tampak membuka pintu aku ikut keluar lalu Dimas menutup rapat pintu itu kembali. "Aku ga tega sama Pa Sudirman, yang aku liat dia orang baik Mas" ucap MeysaDimas tampak terkekeh mendengar Meysa memanggilnya dengar sebutan Mas. "Ppthh .." "Ih mau di ajak serius malah ketawa, emangnya ucapan aku ada yang lucu huh" ucap Meysa mengerucutkan bibirnya kesal."Hehe iya maaf, lagian kamu manggil suami kadang suka seenaknya!! Giliran ada maunya manggil Mas" ucap Dimas lagi "Ya Allah Mas itu spontan, ni kaya ini!! Ini juga spontan!! Yaudah deh
Dimas tanpa memegang kedua bahu si Ibu dan menenangkan nya "Bapa baik baik saja Bu, dia sudah ada di mobil saya. Ibu ikut saya yah Bapa sudah menunggu di dalam" ucap Dimas Si Ibu tampak membulatkan matanya tak percaya."Suami saya ada du dalan mobil bagus itu? Mas serius" ucapnya tak percaya Dimas lalu berjalan ke arah mobil dan membukanya "Sini Bu, Ibu bisa lihat sendiri kalo Pa Sudirman ada di dalam" ucap DimasSi Ibu tampak berjalan perlahan ke arah pintu dan menengok ke arah dalam pintu dan teryata suaminya benar benar ada du dalam "Ibu masuk yah, biar kita bisa bicara di dalam" ucap Dimas mempersilahkan si Ibu masuk "Tapi Mas!! Tubuh saya kotor apa mobilnya tidak akan kotor kalo saya masuk ke dalam?" tanya Si Ibu ragu ragu "Ga apa apa Bu, ayo masuk" ucap Dimas Si Ibu tampak masuk dan duduk disana, Dimas kembali menutup pintu mobil dan berjalan ke arah kursi pengemudi dan masuk lagi ke dalam.Mobil kembali melaju dengan kecepatan sedang, hingga tak lama kemudian mereka sudah s
Aku minta maaf karna aku harus ninggalin kamu sama Fisya, tapi aku bener bener janji sama kamu kalo aku pasti akan langsung pulang kalo kerjaan aku disana udah beres" ucap Dimas sembari memegang kedua tangan Istrinya "Janji yah kalo kerjaan kamu bener bener udah beres kamu harus cepet pulang kerumah" ucap Meysa "Iya aku janji Yaang, lagian yah mana mungkin aku mau lama lama di luar sementara disini aku punya dua bidadari cantik yang menunggu aku pulang" ucap Dimas mengalihkan kedua tangannya menuju kedua pipi Meysa dan sedikit menekannya hingga membuat bibir Meysa mengerucut "Ihh nyebelin, jelek tau kalo aku di giniin" ucap Meysa "Kata siapa kamu jelek? Kamu Istri aku yang paling cantik dan gak ada wanita yang bisa nandingin kecantikan kamu, paham" ucap Dimas lagi "Gombal deh, ck dasar" ucap Meysa berdecak "Aku ga gombal Yaang, kamu emang cantik ko" ucap Dimas "Kalo ga ada kamu selama seminggu, terus aku harus ngapain? Aku juga pasti bakal kangen banget sama kamu Yaang" ucap Me
Huhh ternyata begini rasanya memiliki seorang bayi dirumah, memang sangat melelahkan tapi juga sangat menyenangkan, meskipun aku harus menghadapi mata panda.Untunglah disini ada Bu Marsitoh dan juga Mamah yang membantu pekerjaanku dan ikut mengurus Fisya juga jadi semua ini tidak begitu berat."Aku berangkat kerja yah" ucap Dimas setelah ia selesai makan"Iya Mas, hati hati yah di jalannya" ucapku yang ada disampingnya menemani sarapan pagi ini, untunglah Fisya masih tidur jadi aku bisa menemani Dimas sarapan"Heem, berangkat yah" ucap Dimas ia lalu mengecup kening sang istri singkat lalu beranjak pergi ke kantor Setelah selesai makan aku kembali ke kamar dan melihat Fisya, takutnya bangun.Tap tap tapClek Ahh ternyata putri kecilku ini masih tertidur pulas, setelah aku fikir fikir dan aku lihat juga dengan seksama tenyata wajah putriku ini sangat mirip sekali dengan Ayahnya. Aku tak habis fikir kenapa bisa seperti itu, padahal selama 8 bulan itu aku yang mengandungnya bukan Ayah
Aku memang bodoh Lan, aku bodoh karna bisa melakukan hal itu dengan Meysa padahal aku tau jika dia wanita bersuami tapi entahlah jujur aku menyesal melakukannya tapi aku tak pernah menyesal karna sampai hari ini aku masih sangat mencintainya. Aku datang ke Swiss berusaha melupakan segalanya namun bukannya lupa aku justru semakin ingat dan bahkan hatiku semakin sakit saja" ucap Alex ia kini mulai menatap langit langit dan menunduk menyelipkan kedua tangannya di kening. "Cukup prihatin gw sama kisah cinta lo yang tragis itu, menurut gw sih emang ga ada yah yang namanya persahabatan antara cowo dan cewe karna selalu terselip yang namanya rasa cinta yang ga keduga, contohnya ya kaya lo gini" ucap Alana "Huhh entahlah Lan, gw pusing dan ga ngerti kalo ngebahas soal Meysa, gw ga punya cara lain untuk ngelupain Meysa selain ya kaya gini melarikan diri" ucap Alex frustasi"Ck .. Lo pasti bisa Lex, by the way nih yah gw jadi kepo dong Meysa itu kek apa sih? Secantik apa sih dia?" ucap Alana
Alex menawari Alana untuk sementara tinggal di Apartemennya namun Alana malah menatap dan bahkan tak mengedipkan matanya sama sekali. "Kenapa? Gausah khawatir aku bukan orang mesum lagi di Apartemen ku juga aku bersama teman perempuanku dan aku yakin kamu akan akrab dengannya" ucap Alex "Oh jadi kamu tinggal bersama teman wanita mu yah" ucap Alana Alex tampak menganggukan kepalanya kemudian ia menatap lurus ke depan. "Iyah aku tinggal bersama teman wanitaku namanya Maria, beberapa bula lalu aku membatunya dari segerombalan laki laki yang mencoba melecehkannya dan sejak itu ia tinggal di Apatermenku" ucap Alex Alana tampak tersenyum sinis menatap Alex kemudian menatap lurus kedepan. "Kenapa wajahnya gitu?" tanya Alex yang menatap wajah Alana tersenyum sinis padanya "Apa kamu selalu berperilaku baik seperti ini pada setiap wanita" tanya Alana "Memangnya kenapa? Toh setiap manusiakan kan memang harus saling tolong menolong" ucap Alex "Yaa memang tidak salah, tapi kalo kamu terus
Alex mendengus kesal saat tahu jika Maria sedari tadi ada di Danau yang tadi. Argghh benar benar menyebalkan wanita ini. "Sorry sir, I'll just get off here" ucap Alex pada si sopir taxi, kemudian mobil itu berhenti. Alex segera keluar dari mobil dan berjalan cepat menuju Danau tadi. Saat Alex berjalan tiba tiba ada seseorang yang menabraknya dari belakang dan hal itu hampir membuat Alex terjatuh. "Sorry I did not mean it" ucap seorang wanita yang menabrak Alex tadi, Alex tampak menatap wanita itu dan sepertinya wanita itu sama sepertinya berasal dari Indonesia namun belum sempat Alex bertanya wanita itu bergegas meninggalkannya. Wajahnya terlihat sembab dan sepertinya wanita itu tengah menangis. Ahh sudahlah lagipula apa urusannya denganku sebaiknya aku segera menghampiri Maria di Danau. Akhirnya Alex melanjutkan jalannya hingga ia sampai di Danau namun saat sudah sampai disana tak ada Maria disana. Kemana perginya wanita itu? Aish wanita itu benar benar membuatku kesal. Alex ke
Aku ingin pulang ke Jakarta dan memeluk Meysa saat sudah sampai disana, sayangnya hal itu tidak akan pernah terjadi."Again and again you daydream, what are you thinking, honey" tanya Maria yang bingung melihat Alex sedari tadi melamun "Ahh I'm not daydreaming" ucap Alex cepat"Don't lie to me dear!! I can't lie to you!!" ucap Maria yang tahu jika Alex tengah berbohong padanya"I really don't think about anything, I just want to go home and rest" ucap Alex "Don't tell me you're thinking about that woman!! That married woman!!" ucap Maria mendelik sinis dan mulai memainkan bola matanya malas Alex tampak menatap Maria, tebakan wanita ini memang benar karna yang ada di fikiranku saat ini hanya Meysa. Aku tidak percaya jika Maria akan sangat tanggap.Tapi aku sedang tak ingin berdebat dengannya, ahh iya Maria sudah tau tentang kehidupanku di Jakarta termasuk ia juga tahu tentang hubunganku dengan Meysa. Entah kenapa aku berani bercerita tentang kehidupan pribadiku pada Maria ia juga ta
Hari yang paling membahagiakan sepanjang hidupku adalah hari dimana putri pertamaku di lahirkan didunia ini, ada hal menarik di tanggal dan bulan itu pasalnya itu adalah hari lahirku selain itu suamiku juga lahir dibulan yang sama hanya beda tanggal saja ia lahir tanggal 15 februari lucu bukan. Keluarga kecilku ini sungguh unik, Kami bertiga lahir dibulan yang sama bahkan aku dan putriku lahir ditanggal yang sama, bagiku ini sangat menakjubkan. Tak ada yang special bagiku selain bulan itu, bulan yang sungguh bermakna bagiku. Di hari ulang tahunku yang ke 24 tahun kado terindahku adalah putri kecil dan dan suami yang paling ku cintai. Namun dihari yang bahagia ini untuk pertama kalinya tak ada Alex disisiku, aku telah kehilangannya untuk selama lamanya. Beberapa minggu lalu aku mendengar bahwa Alex sudah pergi meninggalkan kota Jakarta, yang aku dengar dia pergi ke swiss dan entah untuk apa. Yang ada dalam fikiranku adalah dia pergi karna aku, aku penyebab kepergiannya yang menda
Tok tok tok Assalamualaikum Tok tok tok Clek Waalaikum salam, ehh Mbak Meysa Mas Dimas kirain siapa. Sini Ibu bantu bawain kantongnya. Meysa tanpak tersenyum kemudian masuk kedalam sementara Dimas memberikan tas sedang berisi baju ganti milik Meysa.Tap tap tap "Alhamdulillah nyampe rumah juga akhirnya yah, duduk disana dulu yaang pegel pengen duduk" ucap Meysa ia lalu berjalan dan duduk di sofa panjang tengah rumah, Dimas kemudian ikut duduk disamping Istri anak putri kecil mereka sementara ibu tampak ikut bersama Marsitoh naik keatas."Dedenya lucu banget ya yaang, kaya aku" ucap Dimas tersenyum lebar sembari menyipitkan matanya."Huhh kaya kamu? Mana ada kaya kamu yaang!! Dia itu cewe dan miripnya sama aku Mamahnya ngerti!! Ngaku ngaku banget sih" ucap Meysa mendelik sinis"Diih sirik aja ck .. Ia mirip kamu sama sama cantik asal jangan ngikutin sifatnya aja" ucap Dimas ia lalu melihat lagi putrinya yang tampak tertidur pulas di pangkuan Ibunya."Emang sifat Mamahnya kenapa?"
Dulu aku berfikir akan selamanya sendiri dirumah ini. Sejak SMP aku memang tidak memiliki teman hingga akhirnya aku mau berteman dengan Alex. Entahlah bagiku mereka tak pernah cocok denganku dan sifatku hingga akhirnya aku memilih untuk sendiri.Tapi sekarang aku sudah tidak khawatir lagi karna aku sekarang memiliki Suami yang sangat sayang dan juga perduli padaku selain itu Ibu kandungku sekarang ada disisiku dan terus menemaniku. Sungguh aku sangat bersyukur sekali.Aku memerjapkan mataku dan berusaha memulihkan kesadaranku kemudian bangkit dan berjalan dan membuka pintu.ClekAku membuka lalu menutup lagi pintu dan berjalan perlahan menuruni anak tangga. Aku ingin menyiapkan sarapan untuk suamiku. Saat menuju anak tangga yang terakhir tiba tiba Meysa tergelincir dan sontak ia berteriak kaget.Arrghhh Brughh Arrghh SAKIT!! MAS!! Mamah Sakit arrghh sakit.Dari arah dapur terlihat Yulianti kaget saat melihat putrinya tengah meringis kesakitan ia lalu berlari menuju putrinya.Sya,