Pagi itu matahari menampakan wujudnya dengan keceriaan, memancar sinarnya melalui jendela kamar membuat seorang wanita cantik akhirnya terbangun dari dunia mimpinya."Hwaaa, dingin" ucap Meysa menggeliat Aku mimpi apa ngga sih? Seminggu lagi aku akan sah jadi seorang istri. Sungguh hari hari yang sangat menyenangkan, aku bahagia karna akhirnya tante Lidya merestui hubunganku dengan Dimas. Rasanya memang seperti mimpi, aku fikir akan sangat sulit untuk membuat tante Lidya mau menerimaku. Tapi nyatanya saat aku kesana dan tak lama akhirnya dia merestui hubungan kami, Ya Robb sungguh aku sangat bersyukur sekali.Meysa tampak bangkit dari tidurnya dan turun dari ranjangnya menuju kamar mandi untuk segera mencuci wajahnya.Tak butuh waktu lama akhirnya Meysa menuruni anak tangganya satu persatu.TapTapTap Langkahnya terhenti saat melihat ke arah dapur, sekelebat ia seperti melihat wanita berambut panjang memakai baju putih tengah berada di dapurnya namun bayangan itu hilang begitu saja
Alex tampak menatap Meysa tak habis fikir, jadi selama ini Dimas dan Meysa sudah saling kenal dan selain itu Meysa juga tau jika wajah Dimas telah berubah. Aku jadi makin bingung sebenarnya apa yang terjadi banyak pertanyaan berputar di fikiran Alex saat itu."Sya .." ucap Alex"Hm, iya apa Lex" ucap Meysa"Kamu kenal dimana sama Dimas" tanya Alex "Kan tadi aku udah bilang, ceritanya panjang kalo harus aku jelasin sekarang Lex. Ya intinya aku udah kenal sejak dulu" ucap Meysa"Iya kenalnya dimana? Jawab gitu aja susah banget sih!!" tembal Alex kesal"Huft, bawel banget sih jadi orang. Jadi dulu Aku sama Dimas emang deket banget. Kita kenalnya juga ga sengaja karna waktu itu aku ga sengaja nabrak motor dya, dan karna hal itu juga yang ngebuat kita jadi saling suka waktu itu tapi sayang pas dia mau nembak aku dan mau ngejemput aku dia mengalami kecelakaan dan sejak itu aku ga pernah ketemu sama dya." ucap Meysa menjelaskan panjang lebar"Ko kamu ga pernah cerita soal itu sih sama aku S
Aku mohon Lex lepaskan aku, bukan kah kamu itu sahabatku. Hiks hiks hiks aku akan memaafkanmu jika kamu mau lepaskan ku" ucap Meysa Alex tampak berfikir sejenak namun ucapan Meysa justru membuatnya semakin tak bisa mengendalikan dirinya. "Jangan mengatakan hal itu Sya, semakin kamu menolak, semakin besar hasrat dalam diriku bergejolak panas" ucap Alex tersenyum menyeringai membuat Meysa yang kala itu sudah tak berdaya semakin ketakutan dengan tingkah Alex"Apa salahku padamu Lex? Saat aku tau kamu mencintai gadis lain aku bahkan menerimanya dengan ikhlas meski pada saat itu hatiku juga ikut sakit. Tidak bisa kah kamu melakukan hal yang sama? Ikhlaskan aku, biarkan aku bahagia bersama Dimas." ucap Meysa meringis menahan rasa sakit di tangannya, Alex tampak mencengkram tangannya sangat kuat hingga membuat Meysa menahan ngilu di tangannya"DIMAS DIMAS DIMAS" bentak Alex kesal karna sedari tadi hanya nama itu yang di sebutkan oleh Meysa. "Kenapa harus dia lagi yang kamu sebut hah" ucap A
Jika masih bisa aku akan tetap melakukan hal yang sama, menyatukan tubuhku dengan tubuh Meysa dan menjadikannya milikku seutuhnya" ucap Alex Dimas tampak membulatkan matanya yang sudah memerah, ia sudah mengepalkan tangannya kuat kuat satu detik kemudian Dimas menarik kerah baju Alex, memaksanya bangkit dan.BUGGHsatu pukulah keras bersarang di perut Alex hingga yang di pukul meringis kesakitan, tak sampai disitu Dimas bahkan berkali kali memukul wajah Alex hingga mengeluarkan darah segar. Meysa yang mulai menengadahkan wajahnya menatap Dimas yang masih memukul Alex ia masih merasa iba pada sahabatnya itu walau bagaimana pun Alex lah yang dulu selalu ada di samping nya saat dia merasa terpuruk.Meysa lantas bangkit dan berjalan pelan ke arah Dimas, tubuhnya yang sudah lemas membuatnya tak bisa berjalan terlalu cepat terlebih rasa sakit di wajah dan tubuh masih sangat terasa."Dim, sudah jangan memukul Alex terus!! Dia bisa mati" ucap MeysaDimas lantas melihat ke arah suara dan mera
Dimas dan Meysa tampak sudah membuat keputusan dan mereka akan meminta izin agar Lidya mau menikah kan mereka hari ini juga. Perbuata Alex pada Meysa sungguh membuat Dimas khawatir jika harus meninggalkan Meysa di rumahnya sendiri.Meskipun disana ada keluarga bi Marti yang tinggal disana tapi akhir akhir ini mereka jarang di rumah dan ntah kemana."Kamu siap Sya?" tanya Dimas pada Meysa sebelum membuka pintu rumah "Bismillah, aku siap Dim" ucap Meysa yakin dengan keputusan yang dia dan Dimas ambilDimas tampak mengangguk dan menggadeng tangan Meysa saat masuk ke rumah itu. "Mah, Mamah dimana" ucap Dimas setengah berteriak mencari keberadaan Mamahnya"Mamah di dapur Nak" ucap LidyaDimas dan Meysa tampak berjalan ke arah dapur dan ternyata Lidya disana tengah bergelut dengan masakannya. "Mamah lagi masak?" tanya Dimas pada Mamahnya lalu setelahnya duduk di meja makan begitupun Meysa yang ikut duduk di sebelah Dimas"Iyah, loh ada Meysa ternyata" ucap Lidya saat melihat Meysa juga ada
Dimas tampak memeluk Meysa dengan posisi menyamping "Aku mencintaimu Sya, sangat mencintaimu" ucap Dimas dala keadaan mata yang masih terpejamMeysa tampak tersenyum mendengar kata kata romantis dari suaminya itu "Aku juga sangat mencintaimu Dim" balas Meysa "Dim, aku ingin tetap tinggal di rumah almarhum orang tuaku, lagi pula disana ada keluarga bi Marti dan pa Mardi juga" ucap Meysa "Apa ngga sebaiknya kita cari rumah yang baru saja? Agar Alex tak bisa menjangkaumu lagi" ucap Dimas memberi saran"Hmm, aku fikir Alex takkan berani lagi datang kerumahku setelah apa yang sudah dia perbuat padaku" jawab Meysa"Kamu yakin mau tinggal disana?" tanya Dimas"Aku yakin Dim, lagi pula buat apa cari rumah lagi jika ada rumah kosong dan nyaman yang bisa kita pakai" ucap Meysa"Baiklah, besok kita akan pindah kerumahmu" ucap Dimas "Terima kasih sayang" ucap Meysa lalu setelahnya bangkit namun saat akan melangkah tiba tiba suara Dimas membuatnya berhenti"Abis bilang sayang terus maen pergi a
Matahari tampak sudah menampakkan wujudnya, Dimas dan Meysa tampak masih terbaring di ranjang, hingga sinar matahari tampak menyorot muka Meysa dari celah goden hingga membuatnya memerjapkan matanya. Ia melihat Dimas yang masih nyaman di ranjang dan enggan membuka matanya itu membuatnya tersenyum lalu turun dari ranjangnya menuju dapur.Tap Tap TapDisana tampak ada bi Marti yang sedang bergelut dengan masakannya "Bi Marti masak apa" ucap Meysa "Eh Non Meysa sudah bangun, ini Bibi lagi masak sayur sop, perkedel dan sambel Non" ucap Bi Marti"Wah kayaknya enak nih, Meysa kira Bi Marti belum masak jadi niatnya tadi mau masak hehe" ucap Meysa cengengesan"Kan disini sekarang ada Den Dimas jadi bibi sengaja masak cepet cepet soalnya kalo pengantin baru biasa suka lama di kamar" ledek Bi Marti"Iihh Bi Marti apaan sih, bikin malu aja deh" ucap Meysa salah tingkah"Oh iyah, Den Dimasnya belum bangun yah Non?" tanya Bi Marti"Iyah Bi, emang dasar tukang tidur!! udah siang masih aja tidur" u
Pagi itu Dimas bersiap siap untuk memulai pekerjaannya yang baru. Dimas akhirnya mengelola perusahan milik keluarga Meysa yang sempat di kelola oleh orang kepecayaan almarhum orang tua istrinya itu. "Aku berangkat kerja dulu yah, kalo mau kemana mana hubungin aku dulu dan jangan berangkat sendirian" ucap Dimas memperingatkan"Iyah sayang, bawell banget sih. Udah sana berangkat" ucap Meysa lalu menarik pelan tangan suaminya lalu menggandeng nya sampai pintu"Aku berangkat yah" ucap Dimas lalu menyodorkan tangan dan lalu Meysa mencium punggung tangan milik suaminya itu"Dahhh, awas jangan ngebut bawa mobilnya" ucap Meysa saat Dimas sudah berjalan ke arah mobil ***Alex tampak berjalan mondar mandir sembari memegang kepala di depan pintu "Bodoh lo Alex!! bodoh!! Kenapa lo bisa ngelakuin hal sebejat itu Lex. Meysa ga akan pernah maafin lo Lex" Umpat Alex pada dirinya sendiriWaktu berjalan begitu cepat tak terasa sinar matahari kian menyorot bumi dengan teriknya. Alex sedari pagi terus b
Aku minta maaf karna aku harus ninggalin kamu sama Fisya, tapi aku bener bener janji sama kamu kalo aku pasti akan langsung pulang kalo kerjaan aku disana udah beres" ucap Dimas sembari memegang kedua tangan Istrinya "Janji yah kalo kerjaan kamu bener bener udah beres kamu harus cepet pulang kerumah" ucap Meysa "Iya aku janji Yaang, lagian yah mana mungkin aku mau lama lama di luar sementara disini aku punya dua bidadari cantik yang menunggu aku pulang" ucap Dimas mengalihkan kedua tangannya menuju kedua pipi Meysa dan sedikit menekannya hingga membuat bibir Meysa mengerucut "Ihh nyebelin, jelek tau kalo aku di giniin" ucap Meysa "Kata siapa kamu jelek? Kamu Istri aku yang paling cantik dan gak ada wanita yang bisa nandingin kecantikan kamu, paham" ucap Dimas lagi "Gombal deh, ck dasar" ucap Meysa berdecak "Aku ga gombal Yaang, kamu emang cantik ko" ucap Dimas "Kalo ga ada kamu selama seminggu, terus aku harus ngapain? Aku juga pasti bakal kangen banget sama kamu Yaang" ucap Me
Huhh ternyata begini rasanya memiliki seorang bayi dirumah, memang sangat melelahkan tapi juga sangat menyenangkan, meskipun aku harus menghadapi mata panda.Untunglah disini ada Bu Marsitoh dan juga Mamah yang membantu pekerjaanku dan ikut mengurus Fisya juga jadi semua ini tidak begitu berat."Aku berangkat kerja yah" ucap Dimas setelah ia selesai makan"Iya Mas, hati hati yah di jalannya" ucapku yang ada disampingnya menemani sarapan pagi ini, untunglah Fisya masih tidur jadi aku bisa menemani Dimas sarapan"Heem, berangkat yah" ucap Dimas ia lalu mengecup kening sang istri singkat lalu beranjak pergi ke kantor Setelah selesai makan aku kembali ke kamar dan melihat Fisya, takutnya bangun.Tap tap tapClek Ahh ternyata putri kecilku ini masih tertidur pulas, setelah aku fikir fikir dan aku lihat juga dengan seksama tenyata wajah putriku ini sangat mirip sekali dengan Ayahnya. Aku tak habis fikir kenapa bisa seperti itu, padahal selama 8 bulan itu aku yang mengandungnya bukan Ayah
Aku memang bodoh Lan, aku bodoh karna bisa melakukan hal itu dengan Meysa padahal aku tau jika dia wanita bersuami tapi entahlah jujur aku menyesal melakukannya tapi aku tak pernah menyesal karna sampai hari ini aku masih sangat mencintainya. Aku datang ke Swiss berusaha melupakan segalanya namun bukannya lupa aku justru semakin ingat dan bahkan hatiku semakin sakit saja" ucap Alex ia kini mulai menatap langit langit dan menunduk menyelipkan kedua tangannya di kening. "Cukup prihatin gw sama kisah cinta lo yang tragis itu, menurut gw sih emang ga ada yah yang namanya persahabatan antara cowo dan cewe karna selalu terselip yang namanya rasa cinta yang ga keduga, contohnya ya kaya lo gini" ucap Alana "Huhh entahlah Lan, gw pusing dan ga ngerti kalo ngebahas soal Meysa, gw ga punya cara lain untuk ngelupain Meysa selain ya kaya gini melarikan diri" ucap Alex frustasi"Ck .. Lo pasti bisa Lex, by the way nih yah gw jadi kepo dong Meysa itu kek apa sih? Secantik apa sih dia?" ucap Alana
Alex menawari Alana untuk sementara tinggal di Apartemennya namun Alana malah menatap dan bahkan tak mengedipkan matanya sama sekali. "Kenapa? Gausah khawatir aku bukan orang mesum lagi di Apartemen ku juga aku bersama teman perempuanku dan aku yakin kamu akan akrab dengannya" ucap Alex "Oh jadi kamu tinggal bersama teman wanita mu yah" ucap Alana Alex tampak menganggukan kepalanya kemudian ia menatap lurus ke depan. "Iyah aku tinggal bersama teman wanitaku namanya Maria, beberapa bula lalu aku membatunya dari segerombalan laki laki yang mencoba melecehkannya dan sejak itu ia tinggal di Apatermenku" ucap Alex Alana tampak tersenyum sinis menatap Alex kemudian menatap lurus kedepan. "Kenapa wajahnya gitu?" tanya Alex yang menatap wajah Alana tersenyum sinis padanya "Apa kamu selalu berperilaku baik seperti ini pada setiap wanita" tanya Alana "Memangnya kenapa? Toh setiap manusiakan kan memang harus saling tolong menolong" ucap Alex "Yaa memang tidak salah, tapi kalo kamu terus
Alex mendengus kesal saat tahu jika Maria sedari tadi ada di Danau yang tadi. Argghh benar benar menyebalkan wanita ini. "Sorry sir, I'll just get off here" ucap Alex pada si sopir taxi, kemudian mobil itu berhenti. Alex segera keluar dari mobil dan berjalan cepat menuju Danau tadi. Saat Alex berjalan tiba tiba ada seseorang yang menabraknya dari belakang dan hal itu hampir membuat Alex terjatuh. "Sorry I did not mean it" ucap seorang wanita yang menabrak Alex tadi, Alex tampak menatap wanita itu dan sepertinya wanita itu sama sepertinya berasal dari Indonesia namun belum sempat Alex bertanya wanita itu bergegas meninggalkannya. Wajahnya terlihat sembab dan sepertinya wanita itu tengah menangis. Ahh sudahlah lagipula apa urusannya denganku sebaiknya aku segera menghampiri Maria di Danau. Akhirnya Alex melanjutkan jalannya hingga ia sampai di Danau namun saat sudah sampai disana tak ada Maria disana. Kemana perginya wanita itu? Aish wanita itu benar benar membuatku kesal. Alex ke
Aku ingin pulang ke Jakarta dan memeluk Meysa saat sudah sampai disana, sayangnya hal itu tidak akan pernah terjadi."Again and again you daydream, what are you thinking, honey" tanya Maria yang bingung melihat Alex sedari tadi melamun "Ahh I'm not daydreaming" ucap Alex cepat"Don't lie to me dear!! I can't lie to you!!" ucap Maria yang tahu jika Alex tengah berbohong padanya"I really don't think about anything, I just want to go home and rest" ucap Alex "Don't tell me you're thinking about that woman!! That married woman!!" ucap Maria mendelik sinis dan mulai memainkan bola matanya malas Alex tampak menatap Maria, tebakan wanita ini memang benar karna yang ada di fikiranku saat ini hanya Meysa. Aku tidak percaya jika Maria akan sangat tanggap.Tapi aku sedang tak ingin berdebat dengannya, ahh iya Maria sudah tau tentang kehidupanku di Jakarta termasuk ia juga tahu tentang hubunganku dengan Meysa. Entah kenapa aku berani bercerita tentang kehidupan pribadiku pada Maria ia juga ta
Hari yang paling membahagiakan sepanjang hidupku adalah hari dimana putri pertamaku di lahirkan didunia ini, ada hal menarik di tanggal dan bulan itu pasalnya itu adalah hari lahirku selain itu suamiku juga lahir dibulan yang sama hanya beda tanggal saja ia lahir tanggal 15 februari lucu bukan. Keluarga kecilku ini sungguh unik, Kami bertiga lahir dibulan yang sama bahkan aku dan putriku lahir ditanggal yang sama, bagiku ini sangat menakjubkan. Tak ada yang special bagiku selain bulan itu, bulan yang sungguh bermakna bagiku. Di hari ulang tahunku yang ke 24 tahun kado terindahku adalah putri kecil dan dan suami yang paling ku cintai. Namun dihari yang bahagia ini untuk pertama kalinya tak ada Alex disisiku, aku telah kehilangannya untuk selama lamanya. Beberapa minggu lalu aku mendengar bahwa Alex sudah pergi meninggalkan kota Jakarta, yang aku dengar dia pergi ke swiss dan entah untuk apa. Yang ada dalam fikiranku adalah dia pergi karna aku, aku penyebab kepergiannya yang menda
Tok tok tok Assalamualaikum Tok tok tok Clek Waalaikum salam, ehh Mbak Meysa Mas Dimas kirain siapa. Sini Ibu bantu bawain kantongnya. Meysa tanpak tersenyum kemudian masuk kedalam sementara Dimas memberikan tas sedang berisi baju ganti milik Meysa.Tap tap tap "Alhamdulillah nyampe rumah juga akhirnya yah, duduk disana dulu yaang pegel pengen duduk" ucap Meysa ia lalu berjalan dan duduk di sofa panjang tengah rumah, Dimas kemudian ikut duduk disamping Istri anak putri kecil mereka sementara ibu tampak ikut bersama Marsitoh naik keatas."Dedenya lucu banget ya yaang, kaya aku" ucap Dimas tersenyum lebar sembari menyipitkan matanya."Huhh kaya kamu? Mana ada kaya kamu yaang!! Dia itu cewe dan miripnya sama aku Mamahnya ngerti!! Ngaku ngaku banget sih" ucap Meysa mendelik sinis"Diih sirik aja ck .. Ia mirip kamu sama sama cantik asal jangan ngikutin sifatnya aja" ucap Dimas ia lalu melihat lagi putrinya yang tampak tertidur pulas di pangkuan Ibunya."Emang sifat Mamahnya kenapa?"
Dulu aku berfikir akan selamanya sendiri dirumah ini. Sejak SMP aku memang tidak memiliki teman hingga akhirnya aku mau berteman dengan Alex. Entahlah bagiku mereka tak pernah cocok denganku dan sifatku hingga akhirnya aku memilih untuk sendiri.Tapi sekarang aku sudah tidak khawatir lagi karna aku sekarang memiliki Suami yang sangat sayang dan juga perduli padaku selain itu Ibu kandungku sekarang ada disisiku dan terus menemaniku. Sungguh aku sangat bersyukur sekali.Aku memerjapkan mataku dan berusaha memulihkan kesadaranku kemudian bangkit dan berjalan dan membuka pintu.ClekAku membuka lalu menutup lagi pintu dan berjalan perlahan menuruni anak tangga. Aku ingin menyiapkan sarapan untuk suamiku. Saat menuju anak tangga yang terakhir tiba tiba Meysa tergelincir dan sontak ia berteriak kaget.Arrghhh Brughh Arrghh SAKIT!! MAS!! Mamah Sakit arrghh sakit.Dari arah dapur terlihat Yulianti kaget saat melihat putrinya tengah meringis kesakitan ia lalu berlari menuju putrinya.Sya,