Home / Romansa / Bukan Cerita Dongeng / Apa Yang Harus Aku Lakukan?

Share

Apa Yang Harus Aku Lakukan?

Author: Fia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Semoga suka, selamat membaca🤎

🌼🌼🌼

Salsha pergi meninggalkan Kayla begitu saja. Tanpa mengatakan banyak kalimat panjang dan hanya menunjukan air mata yang jatuh sesaat sebelum ia benar-benar pergi.

Membuat tubuh Kayla diam tak berkutik. Sudah tidak tahu lagi apa yang harus dilakukanya.

Akhirnya, ia memilih untuk bersender pada tembok kosong bersebelahan dengan tempatnya yang tak jauh dari apple store.

Melihat Kayla yang terlihat frutasi membuat Wafa penuh iba. Ia pun menghampiri gadis yang akan ia nikahkan itu untuk menenangkan atas situasi yang sebenarnya juga tidak ia mengerti.

"Sepertinya kamu sedang tidak baik-baik saja, mau cerita?" Tanya Wafa sopan. Ia ikut jongkok mengikuti posisi Kayla.

Kayla tak merespon. Gadis itu menatap kosong ke arah lantai.

"Maaf sebelumnya kalau aku lancang tiba-tiba memintamu untuk bercerita padahal kita belum terlalu mengenal." Sambung Wafa.

Kayla masih pada posisi yang sama. Menatap kosong dan bingung harus bagaimana.

Belum sempat masalahnya dengan Garin membaik, kini harus dihadapkan lagi dengan keadaan bahwa lelaki yang akan dijodohkannya merupakan pria incaran sahabatnya.

Apalagi Salsha sudah begitu baik padanya.

Memikirkannya membuat Kayla menjadi frustasi. Namun, hanya tatapan kosong yang bisa ia tunjukan.

Wafa yang merasa sedih melihat kondisi Kayla membuatnya memutar otak. Tanpa basa-basi, lelaki itu segera berdiri dan berjalan ke arah tempat yang muncul di isi kepalanya.

Dengan sedikit berlari ia berjalan ke arah tempat makan lalu setelahnya membawa es krim rasa vanila digenggamanya.

Kalau ia tidak keliru, Wafa pernah melihat Kayla memborong banyak es krim rasa vanila saat semasa Kayla SMA.

Sepertinya gadis itu sangat menyukainya.

"Ini untukmu, es krim rasa vanila. Kamu suka kan?" Ujar Wafa sambil memberikan es krim rasa vanila pada Kayla.

Entah, dengan perhatian Wafa membuat Kayla makin merasa bersalah.

"Kak, kenapa harus Kakak?" Akhirnya Kayla bersuara.

Alis Wafa berkerut. "Maksudnya?"

Kayla menggeleng. Ia juga bingung bagaimana harus menjelaskannya. "Makasih Kak." Hanya dengan menerima es krim jawaban yang bisa Kayla katakan saat ini.

"Mau berbicara di tempat makan ngga? Kasian kamu harus jongkok seperti itu. Biar kita juga nyaman membahasnya." Usul Wafa.

Kayla mendongak. Ia menatap Wafa sekilas lalu beralih lagi. Terbesit sebuah pemikiran dalam benaknya.

Pantas saja sahabatnya itu tergila-gila pada Wafa, ternyata laki-laki itu memang menganggumkan.

Akan tetapi, rasa kagum Kayla hilang begitu saja ketika trauma itu kembali muncul.

Trauma akan lelaki yang begitu mendalam.

Tiba-tiba dadanya berdetak kencang. "Aku ngga mau!" teriak Kayla spontan.

Ia mendadak tak bisa mengendalikan dirinya. Jemarinya bergetar tanpa diminta, Kayla sangat ketakutan.

Spontan, Wafa menyentuh lengan Kayla untuk menenangkan yang membuat Kayla justru bergejolak.

Bahkan makin diperparah saat mata Kayla menangkap banyaknya orang yang lewat melihat ke arah mereka.

Traumanya mengingatkan pada peristiwa dimana setelah ia mengetahui bahwa Garin menjadikannya seorang selingkuhan selama 5 tahun.

Semua orang yang tidak menyukainya mendadak melabraknya dan disaksikan oleh banyak orang.

Mereka makin mengejek Kayla yang ternyata selama ini adalah seorang selingkuhan dan menyebut bahwa Kayla mendapat karma.

Lalu, bak pahlawan Garin datang pada situasi tersebut untuk membela Kayla.

Semua itu, kejadian yang terlihat mirip dengan saat ini.

Salsha yang bersikap tidak suka padanya, lalu ditolong oleh Wafa, dan disaksikan oleh banyak orang.

"Aaaaaaaa!" Kayla teriak histeris.

Wafa terlihat panik. Segera ia mengambil es krim dari genggaman Kayla agar es krim itu tidak jatuh ke bajunya yang mungkin saja akan membuatnya merasa malu.

"Kayla, tenang. Ada apa?" tanya Wafa hati-hati.

"Tolong menjauh dariku, aku ngga mau...!" teriak Kayla dengan perkataan yang tak Wafa mengerti.

Kejadian itu membuat beberapa petugas dari toko yang ada di dekat mereka memilih untuk mendatangi.

"Ada apa Mas? Kenapa Mbaknya?" tanya petugas dari toko merk tas ternama.

"Ini air putih Mas, biar Mbaknya tenang." Seorang petugas perempuan dari toko merk baju memberikan sebotol air mineral.

"Ke tempat kami saja yuk, ada ruang istirahat yang bisa dipakai Mbaknya." Seorang petugas apple store menawarkan.

"Hanya ada suatu masalah saja Mas," Balas Wafa seadanya. "Makasih ya Mba buat minumannya. Buat tempatnya boleh deh kita pakai dulu buat istrihat." Ujar Wafa kemudian.

Tanpa penolakan, Kayla berdiri dan berjalan ke dalam ruang khusus pegawai apple store.

Para petugas juga langsung keluar sesaat Wafa, petugas apple store, dan Kayla ada di dalam ruangan.

Tapi sebelum itu Wafa meminta agar petugas lainnya tidak membicarakan hal ini lebih lanjut.

Untuk menutup mulut dan sebagai bentuk terima kasihnya atas perhatian dan keinginan untuk menjaga privasi, Wafa memberikan sejumlah uang.

"Saya ikut permisi dulu ya Kak Wafa."

"Jangan Mbak, kalau boleh Mbak disini saja." Pinta Wafa, ia takut Kayla akan merasa cemas jika hanya berdua saja.

"Tapi ngga papa? Secara Kak Wafa kan artis yang biasanya sangat memperhatikan privasi ngga seperti kita yang orang lain juga ngga mau tahu urusan kita." Ujar Rahma, nama petugas Apple Store itu dengan ramah.

Wafa tertawa kecil. "Semua orang pantas untuk dijaga rahasianya Mbak."

"Aduh Kak, pantesan Adek saya nge-fans soalnya Kakaknya udah cakep terus baik lagi! Mana pinter juga kan, kalo ngga salah Kakaknya itu SMA nya di Amerika eh apa Inggris si?"

"Di Inggris Mbak, itu bukan SMA tapi pertukaran pelajar. Saya SMA nya tetap di Indonesia kok." Koreksi Wafa sopan.

"Duh, Kakaknya kenapa sedih padahal ada Mas-mas ganteng nan baik hati disebelahnya." Puji Rahma lagi.

Kayla yang masih belum membaik mencoba untuk tersenyum untuk menghargai. "Makasih Mbak buat tempatnya, maaf merepotkan."

"Ngga-ngga, mana ada ngerepotin! Justru saya seneng bisa ketemu dan ngobrol sama Kak Wafa. Eh bonusnya ketemu Kakak yang cantik ini."

Kayla tersenyum kembali. "Mbaknya juga cantik kok, Masya Allah."

Rahma tersipu malu, ia mengibas tangannya asal. "Ah si Kakaknya bisa aja, jadi malu saya dibilang cantik sama orang yang cantik."

"Masya Allah, alhamdulillah dibilang cantik." Balas Kayla lagi. "Mbak gantian duduk sama saya, masa berdiri terus kayak gitu."

"Eh harusnya aku yang berdiri." Spontan Wafa berdiri.

Melihatnya membuat Rahma makin tersipu malu. "Aduh ini dunia ngga adil ya. Udah cakep terus baik pula!"

"Masya Allah, aamiin." Balas Kayla dan Wafa serentak.

"Pasangan goals!" Ujar Rahma heboh. "Duh, Adek saya mimpinya ketinggian suka sama Kak Wafa. Ngga bisa bersaing ini mah sama Kakaknya."

Mendadak, Kayla kembali pusing hebat. Semakin mendengar kalimat semacam itu semakin membuat batin Kayla bergejolak.

Wafa yang sadar segera mengalihkan. "Oh iya Mbak, produk Apple yang akan keluar bulan Desember itu Iphone 12 katanya ya?"

"Iya Kak, nantikan ya. Jangan lupa beli juga ya hehe."

"Lho Rahma kamu ada disini daritadi? Saya cari-cari kamu." Tiba-tiba seorang petugas lainnya datang mengalihkan pembicaraan.

Terlihat sikapnya menunjukan kekecewaan.

Spontan, Wafa segera berdiri dan segera menjelaskan. Ia merasa perlu bertanggung jawab.

"Maaf Pak, sebelumnya. Perkenalkan saya Wafa, kebetulan teman saya sakit dan perlu tempat untuk istirahat, kebetulan saya baru saja membeli produk dari sini dan saat kejadian Mbaknya melihat dan membantu teman saya untuk istirahat sejenak."

"Iya, maaf Pak belum sempat bilang ke Bapak. Karena tadi kejadiannya cepat juga terus saya sudah izin ke Rio untuk handle pekerjaan."

Terlihat petugas itu menerima penjelasan dari Rahma dan Wafa, ia mengangguk paham.

"Baik kalau gitu, mohon maaf Kak atas ketidaknyamannya karena tiba-tiba saya datang dan berbicara seperti itu. Baiklah, silahkan dilanjutkan dan kalau sudah selesai langsung kembali ke tempat."

"Baik Pak, terima kasih." Rahma terlihat lega.

"Terima kasih juga Pak sudah memberikan tempat pada kami." Timpal Wafa yang juga diiyakan oleh Kayla.

"Sama-sama, permisi."

"Silahkan Pak." Balas Wafa.

Setelah petugas itu pergi, tubuh Rahma mendadak lemas. Ia bisa tenang sekarang. "Aduh Kak, makasih sudah mau membantu menjelaskan. Memang tempat petugas tidak bisa sembarangan orang masuk."

"Iya ngga papa kok Mbak, saya mengerti." Jawab Kayla mewakili Wafa.

"Duh Mbaknya lemes banget, pusing ya?" Tanya Rahma yang melihat ekspresi dan bibir Kayla yang pucat.

Kayla mengangguk pelan. Ia menyerah, sudah tidak bisa lagi menolak rasa pusingnya yang belum kunjung usai.

"Sebentar ya saya carikan obat dulu" Spotan, Rahma segera pergi mengambil obat. Ia meninggalkan Kayla dan Wafa.

Selepas Rahma pergi, situasi mendadak hening.

Hanya terdengar suara riuh orang dari balik ruangan.

"Hm, es krim punyamu aku kasih ke petugas tadi. Takut cair, nanti kita beli lagi ya?" Wafa mengawali pembicaraan lagi.

Kayla menoleh. Ada perasaan takut dan ingin tertawa bercampur jadi satu.

Bisa-bisanya lelaki itu masih membahas es krim rasa vanila.

"Ngga papa, aku juga ngga terlalu suka es krim vanila." balas Kayla seadanya.

"Heh?" Wafa kikuk sendiri.

Ternyata dugaanya salah selama ini.

"Tapi makasih ya." Kayla tersenyum kecil.

"Yaudah kalau gitu kamu mau apa? Es krim rasa green tea?" Tawar Wafa.

"Boleh," Kayla mengangguk setuju. "Oh iya boleh minta satu hal?"

"Boleh kok, apa?"

"Sebelumnya, aku merasa tidak nyaman jika hanya berdua. Maaf, mungkin aneh bagi Kakak.."

Wafa segera menangkap yang Kayla hendak sampaikan. Sebelum bertemu, Wafa sudah mencari tahu lumayan banyak tentang Kayla dari Bunda dan kedua Kakaknya.

Ia juga tahu bahwa Kayla meminum obat kadaluwarsa sampai koma selama satu minggu. Masalah dengan Garin juga telah diketahui oleh Wafa.

Mengetahuinya, Wafa semakin yakin untuk menjaga wanita yang akan dinikahinya kelak.

Di sisi lain, ia juga ingin mulai melupakan masa lalunya dengan wanita yang telah mengisi hatinya dalam waktu yang tak sebentar.

"Ngga papa kalau kamu sulit untuk mengatakannya. Nanti, kamu bisa minta tolong Kakakmu atau Kakak dan Adekku setiap kita mau jalan. Kalau mereka tidak bisa menemani, bisa dibatalkan kok." Wafa bisa memakluminya.

"Beneran tidak apa-apa?" Tanya Kayla lagi memastikan.

Wafa menangguk, ia menatap teduh. "Aku tidak ingin kamu merasa tidak nyaman. Jadi, apapun yang kamu risaukan bisa kamu sampaikan."

"Tapi tetap dahulukan Allah. Intinya, jangan disimpan sendirian ya? Kasihan dirimu, kamu pantas untuk bahagia, Kayla."

Related chapters

  • Bukan Cerita Dongeng   Berjanji

    Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼Mereka memutuskan untuk pulang. Wafa mengantar Kayla terlebih dahulu ke rumahnya.Tak banyak percakapan yang terjadi selama perjalanan.Wafa yang takut Kayla tidak nyaman, sementara Kayla memilih untuk lebih banyak diam.Hanya suara basa-basi dari Wafa untuk memberitahu bahwa mereka telah sampai di rumah Kayla."Kita sudah sampai Key, mau ku bukakan pintu mobilnya?" Tanya Wafa hati-hati, ia takut Kayla merasa tidak nyaman dengan sikapnya.Kayla menggeleng. "Terima kasih Kak, aku bisa buka sendiri.""Oke." Jawab Wafa. Ia memaklumi semuanya.Setelah mereka keluar dari mobil, Wafa memilih untuk tidak masuk. Memberikan ruang bagi Kayla yang mungkin saja akan berontak hebat setelah mengetahui

  • Bukan Cerita Dongeng   Menjagamu

    Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼Kayla memejamkan matanya sambil menghela nafas kasar.Ia menelan air liurnya. Pahit.Sudah dua hari ini Salsha belum juga membalas chat darinya. Perasaan takut dan bersalah bercampur jadi satu.Takut menghadapi teman-temannya yang mungkin saja akan melabraknya lagi, sementara ia sendirian.Benar-benar sendirian kali ini.Tak ada Salsha, Garin, bahkan ia sendiri merasa tak mampu akan menolong dirinya."Ternyata benar, hanya Allah yang setia. Allah tak pernah meninggalkanku, tetapi aku yang sering meninggalkannya." Kayla bermonolog sendiri.Makin dipikirkan makin bisa disimpulkan bahwa tidak ada yang setia di dunia ini. Semua akan pergi satu per satu.Cepat atau lambat.K

  • Bukan Cerita Dongeng   Apakah Kamu Baik-baik Saja?

    Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼Sangat tidak nyaman rasanya saat melihat banyak pasang mata mengarah pada Kayla. Membuat Adila ingin sekali menegur mereka agar tidak begitu.Memangnya Kayla seorang penjahat?Bahkan seorang penjahat saja tetap dilindungi apalagi Kayla yang tidak ada salah apa-apa."Kalian pada ngapain sih?" Adila geram pada segerombolan wanita yang lebih banyak menatap tajam dibandingkan mahasiswa yang lainnya."Kak, sudah.." Kayla panik melihat reaksi Kak Adila."Mbak, ada apa kok daritadi melihatnya begitu? Ada yang mau diomongin silahkan disampaikan." Semprot Adila lagi."Udah, ngga perlu diladeni Kak." Belum sempat segerombolan wanita itu menjawab, Kayla buru-buru menarik calon Kakak Iparnya itu.

  • Bukan Cerita Dongeng   Aku Tidak Bisa Melihat Sedihmu

    Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼"Sal, bisa bicara sebentar?" Pinta Kayla pada sahabatnya itu yang terus berjalan lurus tanpa membalas panggilannya."Sal, aku minta maaf sebelumnya,""Aku benar-benar tidak tau,""Sal, ku mohon dengarkan penjelasanku,""Sal,""Cukup Key!" Salsha berteriak gusar. Ia menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Kayla.Sorot mata Salsha mengisyaratkan perasaan tak suka dengan sikap Kayla yang terus memanggil dirinya."Tolong jangan begini, kam..""Jangan begini,?" Salsha tersenyum ejek. "Bukannya kamu yang seharusnya jangan begini. Masa iya orang secerdas kamu yang langgangan juara dan kesayangan dosen ngga tau soal ini? Perjodohan ini menyangkut masa depanmu Kayla. Pasti sangat ka

  • Bukan Cerita Dongeng   I Will

    Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼"Terima kasih ya Wafa dan Adila telah menjemput dan mengantarkan Kayla sampai ke rumah." Farida menyambut dengan hangat.Adila dan Wafa membalas senyuman hangat itu. Lalu, Adila memberikan bingkisan yang dibungkus dengan paperbag berwarna biru muda. Warna kesukaan Bunda Kayla, Farida."Ini buat Tante, katanya diam-diam Tante lagi senang dengan resep makanan sehat ya? Kami baru dari toko buku dan ngga sengaja menemukan buku bagus ini. Semoga bisa bermanfaat." Tutur Adila.Farida tersenyum lepas. Ia memeluk tubuh wanita berumur 27 tahun itu."Sekali lagi makasih, padahal kalian tidak perlu repot-repot begini." Farida merasa tak enak."Ngga kok Tante, sama sekali tidak merepotkan." Balas Wafa."Wadu

  • Bukan Cerita Dongeng   Kejutan Rahasia Bagian 2

    Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎🌼🌼🌼Cuplikan sebelumnya—————————————"Kayla mendadak ragu. Benarkah Salsha yang melakukan ini?" 🌼🌼🌼 Lanjutan——————Selepas makan, ia mendapatkan surat lagi dari petugas dengan isi:Bagaimana makanannya? Semoga suka ya. Habis ini, kamu bisa ke Sisca's Handcraft di dekat taman Maladewa.Mata Kayla sedikit berbinar. "Sisca's Handcraft?"Ia tercengang mengetahui permintaan dari surat itu, jujur saja itu adalah tempat kerajinan yang sangat terkenal di kalangan pecinta kerajinan.Pemilik nya merupakan seorang pengrajin yang karyanya sudah go internasional.Kelas untuk belajar saja sudah mencapai jutaan dan kalau ada promo paling per kelas dibuka dengan harga ratusa

  • Bukan Cerita Dongeng   Kejutan Rahasia Bagian 1

    Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼Pernahkah kamu membayangkan hal besar tiba-tiba datang ke kehidupanmu lebih cepat daripada yang kamu bayangkan?Seperti tiba-tiba kamu mendapat rezeki berlimpah tanpa disangka-sangka, naik jabatan, atau dilamar pasanganmu?Sama seperti dengan Kayla. Gadis itu tak pernah menyangka bahwa hal besar akan datang ke dalam hidupnya.Sebuah pesan yang baru saja disampaikan oleh Bundanya menghentakan dunianya dalam sekejap."Du-a minggu lagi?" Ucapannya sedikit terbata-bata.Farida mengangguk, ia mencoba menenangkan anak bungsunya. "Tapi ini hanya usulan Wafa, kamu bisa kok menolak jika mau."Kayla belum bisa langsung memutuskan. Mempercepat hal baik setelah semuanya tidak ada lagi yang perlu dicemaskan a

  • Bukan Cerita Dongeng   Berbagi Kebahagiaan!

    Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼"Eh Pak Wafa hari ini mukanya cerah banget lho. Jadi makin cakep ngeliatnya, Hahaha." Puji Nadine, salah satu pekerja di perusahaan e-commerce yang didirikan oleh Wafa sejak masih di bangku kuliah.Astrid yang baru saja sholat dhuha terheran-heran dengan berita heboh pagi ini.Memangnya sejak kapan Pak Wafa bermuka suram?Paling ia hanya akan bertindak lebih tegas dan sedikit menyerupai serigala kalau saat rapat dan kinerja perusahaan atau pegawai yang sedang menurun.Tapi selebihnya, ia sering menyapa hangat setiap pegawai yang ditemuinya.Sambil melipat mukenah ke dalam tas, Astrid duduk di bangkunya. "Bukannya sering gitu ya?""No! Makanya Mbak jangan ngurusin kerjaan doang dong, kali-kali per

Latest chapter

  • Bukan Cerita Dongeng   Read A Good Book

    Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎🌼Sudah lebih dari 10 menit, Kayla terus celingak celinguk melihat sekeliling perpus kampus. Ada buku yang ingin ia cari, namun belum kunjung ketemu. Iya, adanya kasus itu membuat kehidupan akademis nya sempat terbengkalai. Beberapa kali ia juga mengerjakan tugas mepet dengan batas akhir pengumpulan. "Ngga boleh Key, harus dikerjakan sekarang." Ia mengingatkan dirinya sendiri.Tadi pagi, saat tubuhya tengah rileks tiba-tiba temannya memberitahu bahwa ada tugas individu yaitu merangkum dari buku karangan John Aferdo dengan judul 'Menjadi Manusia Beradab' dan setelahnya akan diminta menyampaikan pandangan terhadap hal tersebut' untuk tugas jati diri mahasiswa.Kata temannya, buku itu dapat ditemukan di perpus p

  • Bukan Cerita Dongeng   Fall Apart (2)

    Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎🌼🌼🌼Kayla menggeleng lemah. Tangisnya makin tercekat. "Hanya lelah." Tidak merespon kata-kata, melainkan makin mengeratkan pelukan istrinya. "Maaf ya sayang, aku masih membuatmu terluka." Bisik Wafa pelan tepat mengenai rambut halus lehernya hingga membuat Kayla sedikit bergidik. Pikirannya sedikit melayang. Sungguh, saking masalah nyaman pada Kayla hingga menyebabkan gadis itu lupa bahwa mereka belum melangsungkan bulan madu sama sekali sejak pertama kali menikah. Entah disebut menyedihkan atau tidak, Kayla pun tidak tahu. Namun yang pasti ia sangat butuh kekuatan dan obrolan intens seperti ini. "Fa, terus hangat begini ya. Aku suka." Ujar Kayla tiba-tiba. Posisi tubuhnya masih menghadap ke arah jendela, membelaka

  • Bukan Cerita Dongeng   Fall Apart

    Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎🌼🌼🌼Hari ini merupakan malam terpanjang bagi Kayla. Tidak, bukan waktu tiba-tiba tidak berjalan pada garisnya, melainkan ia sangat menikmati semua hal yang masuk ke dalam panca indera.Semilir angin yang menyapu kulitnya, suara detik jam yang menggelitik telinganya, hingga mata yang saling menatap ke segala penjuru arah. Namun, untuk menutupi aktivitas yang tengah ia lakukan dengan sengaja Kayla menyamarkan nafas dari yang biasanya agar tidak mengganggu Wafa yang telah tertidur pulas entah sejak kapan.Percakapan tadi malam membuatnya terjaga malam ini.Pertanyaan demi pertanyaan hinggap ke isi pikirannya. Siapa yang melakukan ini semua?Benarkah ada yang tidak menyukai Wafa sejak lama?Dan

  • Bukan Cerita Dongeng   Whut?!

    Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎xxx"Kalian mau bahas apa sih?" Sesuai tebakan Wafa, pasti Kakaknya akan bertanya itu. Jadi, lebih baik poin 'ingin bahas apa sih' lebih disorot dibandingkan poin 'yang tadi malam sebelum kita melakukan' Ingat, ini adalah Adila!Secara cepat Wafa segera menjelaskan kepada kedua perempuan yang sudah dari semalam terus naik pitam dan terasa sangat tidak ramah untuk didekati.Memang, awalnya Wafa mengurungkan niatnya dengan segala macam pertimbangan. Terutama kekhawatiran pada kedua gadis itu akan meningkat. Wafa merupakan tipikal pria yang ingin memanjakan gadis kesayangannya maka sebisa mungkin ia menjaga agar proses nya tidak diketahui agar bagian gagalnya biar Wafa yang merasakan. Namun, setelah dip

  • Bukan Cerita Dongeng   Shutt!

    Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎xxxAdila menatap kedua pasangan muda dengan tatapan penuh ledekan. Beberapa kali ia juga terdengar ingin tertawa namun terus ia tahan. Jam masih menunjukan pukul 6 pagi namun kedua rambut mereka basah dan tingkahnya menunjukan gelagat yang aneh. Salah tingkah, tidak banyak berbicara, dan tidak berani menatap mata Adila. Paling hanya Kayla yang menanyakan ingin dimasakan apa. Sementara Wafa? Ah pria itu, seperti biasa cenderung cuek dan menganggap itu adalah hal yang biasa.Memang sih, tetapi kan?! Sepertinya pembaca pun bisa langsung menangkap apa yang dimaksud."Fa, aku buatkan teh untukmu ya? Ini...""Hahahaha." "Kayak ngga pernah aja sih." Sekalinya buka suara pria itu langsung ultimatum

  • Bukan Cerita Dongeng   Unforgettable

    Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca.xxx Tidak ada satupun sanggahan, argumen, atau apapun itu sebutanya yang keluar dari mulut Wafa. Pria itu nampak mempersilahkan istrinya untuk mengeluarkan seluruh uneg-uneg yang dirasakan.Pria itu juga menundukan kepalanya dengan kedua tangan yang diletakan di depan tubuhnya bak murid yang hendak dihukum. Diam. Sama sekali tidak ada perlawanan.Sementara, di luar ruangan sudah ada sepasang kuping yang tengah duduk santai menikmati cokelat panas untuk menemani kegiatan menonton film yang tengah diputar di laptop.Kakinya pun dengan santainya di alun-alunkan sebagai pertanda bahwa moodnya meningkat drastis dan sangat menunggu-nunggu momen tersebut.Iya, apalagi kalau bukan, Wafa seorang pria dingin nan cuek yang

  • Bukan Cerita Dongeng   Huh?!

    Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎----------------------------------‐----"Fa, Wafa..." "Kamu dimana?"Teriakan Kayla terus bergema di seluruh ruangan. Sudah lebih dari 5 jam pria itu seperti hilang di telan bumi. Nomornya tiba-tiba tidak aktif, Bayu yang hampir selalu mengetahui seluk-beluk kehidupan Wafa pun juga tidak mengetahuinya. Sebenarnya tidak ada sama sekali kabar Wafa masih bisa dimengerti mengingat lelaki itu jika sudah lelah dengan dunia biasanya akan rehat sejenak, tetapi saat ini pria itu sangat dibutuhkan kehadirannya.Pengacara dari kasus Ayah Wafa harus mengatakan sebuah hal yang penting dan enggan memberitahu kepada siapapun kecuali hanya ke Wafa seorang.Katanya ini perintah dari Raizan. "Pak Ilham, saya juga Kakak

  • Bukan Cerita Dongeng   What Does It Mean (2)

    Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎----------------------------------‐----Selepas menutup panggilan telfon dengan Dinda, tugas Wafa menambah satu yaitu menghubungi Diana. Padahal kasus yang kemarin sudah Wafa maafkan dan tidak ingin diperpanjang. Namun, jika sudah begini, sepertinya gadis itu perlu diajak bicara."Di, tetap saja gertakanmu masih belum ada peningkatan." Wafa bermonolog sendiri sambil menempelkan ponsel ke telinganya dengan tujuan panggilan yaitu Diana.'Maaf nomor yang ada hubungi sedang tidak aktif...'"Kemana kamu Di, angkat telfonku." Wafa mengerang kesal, sudah 5 kali panggilannya terus ditolak. Padahal last seen nya menunjukan 5 menit yang lalu aktif. Kalaupun tidur seharusnya tidak langsung pulas. Lagipula, Diana

  • Bukan Cerita Dongeng   What Does It Mean (1)

    Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎----------------------------------‐----Siang yang sangat terik ini, Wafa nampak begitu sibuknya dengan seluruh aktivitas yang tengah ia jalani. Membaca setumpuk dokumen perusahaan, rapat dengan para investor, dan tambahannya adalah mempelajari serba-serbi hukum yang memusingkan kepalanya.Bagaimana tidak, dua hari lagi adalah keputusan final dari kasus yang menimpa Ayahnya. Entah akan berakhir di penjara dan menanggung segala bentuk hukuman atau terbebas dari kasus ini sekaligus nama baik akan terselematkan.Tentu siapapun akan memilih jawaban yang kedua. Apalagi jika Ayahnya tidak terbukti bersalah.Namun, pertanyaannya yang sampai saat ini mengganggu pikiran, benarkah Ayahnya tidak bersalah?Atau justru selama ini

DMCA.com Protection Status