Share

81

Penulis: Gleoriud
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-07 20:16:19

"Apa tidak sebaiknya uang ini kita simpan ke bank? Atau kita belikan emas?" tanya Keke sambil mengusap tumpukan uang yang disusun sebanyak puluhan ikat di dalam peti kayu tua di kolong tempat tidur.

Bujang menggeleng.

"Lebih aman di sini, lagi pula, rumah ini sejak dulu tak pernah kemalingan." Bujang menutup peti kayu tua itu dan mendorong kembali masuk ke dalam kolong tempat tidur.

Kemudian dia menyerahkan beberapa ikat pada Keke. Satu ikat isinya sepuluh juta. Ada lima ikat yang diserahkannya.

"Apa ini? Bang?" tanya Keke. Belum habis keterkejutannya melihat penampakan peti tua yang berisi tumpukan uang, Bujang malah menyerahkan beberapa ikat padanya. Dia tau Bujang kaya, tapi tak menyangka Bujang memiliki uang yang sangat banyak di bawah kolong tempat tidur. Melihat itu semua, Keke sangat takjub. Untung saja Bujang adalah pria sederhana yang tak pernah berubah seperti orang kaya pada umumnya.

"Kau suka tas yang dibelikan wanita itu, kan? Aku yakin harganya tak murah. Belilah!" Buja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (15)
goodnovel comment avatar
Mbak Ris
kukira dah mau ending.. kok ternyata blm jg kelar
goodnovel comment avatar
Wahyuni
up nya kok cuma 1 bab terus thor
goodnovel comment avatar
Mini Adae Jangkang
Tolong jangan biar kan maksud jahat orang mencelakakan Bujang dan keke, mereka tidak bersalah dan Tuhan pasti melindungi nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bujang Lapuk ( Malam Pertama dengan Om Perkasa )   82

    Keke mengecek penampilannya sekali lagi. Memastikan dia masih cantik dengan baju batik yang dulu dipakai sewaktu Praktek Lapangan. "Agak sempit," keluhnya."Di bagian dada," tambah Bujang.Keke frustasi. "Lalu bagaimana, Bang?""Kau cuma tinggal mengulurkan jilbabmu agak dalam," sahut Bujang. Di sekolah yang akan diajar Keke, wajib bagi guru muslimah memakai jilbab, karena peraturan itu juga diterapkan pada seluruh murid."Kau terlihat sangat Soleha dengan berpakaian begitu." Bujang menambahkan. Memang, Keke belum tergerak hatinya untuk menutup aurat secara sempurna. Bukan berarti di suka berpakaian sempit, dia selalu sopan dalam berpakaian, tapi tanpa menggunakan hijab.Keke terlihat lebih manis dengan hijab bewarna krem itu."Jadi pakai ini saja?" tanya Keke menekankan."Iya, untuk sementara. Lagi pula, kau kan belum langsung masuk kelas, hanya menemui kepala sekolah, nanti kita beli baju dinas yang lebih nyaman."Keke mengangguk. Apa yang Bujang katakan benar. Dari pagi mereka bek

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • Bujang Lapuk ( Malam Pertama dengan Om Perkasa )   83

    Kobaran api makin besar melahap pohon jati milik Bujang, daunnya yang kering serta ranting yang mudah dilalap api, membuat api makin menggila. Angin bertiup kencang membuat api makin besar. Api itu seperti memakan tanpa ampun apa pun yang dijilatinya, asap hitam membubung tinggi, bunyi Derik kayu yang mengenaskan terdengar sahut menyahut.Bujang yang curiga karena melihat asap dari kejauhan, memacu motornya. Ternyata benar, asap itu berasal dari rumah Bujang. Luqman terpaku dengan mulut beristigfar berkali-kali."Astagfirullah, astagfirullah, Jaang. Malang nasibmu, Jaaaang. Hutanmu, rumahmu, gudang kayu, ya Allah Jaang." Luqman berteriak dengan perasaan campur aduk.Beberapa orang mulai berdatangan tapi tak mampu berbuat apa-apa."Telepon pemadam!" teriak seseorang. Beberapa orang mengeluarkan ponselnya, tapi kebanyakan dari mereka bukan menelepon pemadam, tapi mengabadikan kejadian ini dalam bentuk video atau foto.Luqman yang mendapati api yang berkobar itu, langsung memacu motornya

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Bujang Lapuk ( Malam Pertama dengan Om Perkasa )   84

    "Kamu yang sabar, ya, semua terjadi atas izin Allah, kamu harus kuat, aku yakin, setelah ini akan diganti lebih banyak jika kamu ikhlas," kata Pak Iwan menepuk bahu Bujang menguatkan. Bujang masih termangu, sejak sore tadi, dia hanya bicara beberapa patah kata. Apa yang terjadi, masih belum bisa diterima oleh akal sehat."Aku merasa, kebakaran ini terasa aneh, Pak Iwan. Sebelum kami berangkat mengantar Keke, aku sudah memastikan tak ada kompor yang menyala. Dari mana datangnya api? Apalagi yang lebih dulu hangus itu adalah hutan, api pasti berasal dari sana." Bujang meluapkan apa yang menjadi pengganjal di hatinya.Pak Iwan menghela napas. Mereka memandangi langit malam yang kelam. Pak Iwan pun, merasa kebakaran ini disebabkan oleh kesengajaan, tapi dia tak berani mengatakan, karena akan melukai hati Bujang."Apa pun kemungkinan, semua bisa terjadi, jika kau merasa ada orang yang telah berbuat jahat padamu, kau bisa minta bantuan polisi."Bujang termangu. Melaporkan ke polisi mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-13
  • Bujang Lapuk ( Malam Pertama dengan Om Perkasa )   85

    Amir sebagai salah seorang yang menjadi dalang dari kebakaran rumah Bujang, merasa sangat ketakutan ketika dia mengetahui yang terbakar ternyata bukan hanya hutan saja. Dia berjalan kesana kemari, walaupun terasa amat ketakutan, dia berusaha menetralkan wajahnya."Ada apa dengan dirimu, Bang?" kata sang istri.Kemudian Amir menjawab," Tidak apa-apa." Amir gelisah."Kalau tidak apa-apa, kenapa Abang begitu aneh malam ini?"Amir sama sekali tak bisa menjelaskan apa yang terjadi karena bagaimanapun rahasia ini sangat besar, yang akan mempengaruhi dirinya di masa yang akan datang, kemudian tanpa aba-aba Amir mengambil kunci yang tergantung lalu membawa motornya berlalu membelah malam menuju rumah alam yang tak jauh dari rumahnya.Hujan turun begitu lebat membuat Amir merasa kedinginan, tubuhnya yang yang lelah dipaksa untuk terus berjalan menembus malam.Tibalah Amir di sebuah rumah, rumah tersebut merupakan rumah sederhana dengan atap rumbia, dinding papan serta pekarangan yang amat ko

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-14
  • Bujang Lapuk ( Malam Pertama dengan Om Perkasa )   86

    Ada banyak ujian dalam pernikahan, ada yang diuji dengan kemiskinan, ada yang diuji dengan orang ketiga, ada yang diuji dengan rasa cinta, ada yang diuji dengan harta yang berlimpah serta ada yang diuji dengan mertua yang jahat.Selama ini Keke dan Bujang merasa hidupnya sangat sempurna, tak ada halangan, tak ada rintangan, mereka bahagia dan tak pernah merasakan badai yang begitu besar dalam pernikahan mereka.Keke yang manis, Keke yang penurut serta Bujang yang penyayang dan penuh tanggungjawab, membuat mereka hidup bahagia dengan ketiga anak mereka. Tak ada hal yang berarti yang membuat mereka bertengkar.Malam telah larut, Keke sudah masuk ke alam mimpinya beserta ketiga anak mereka, sementara Bujang masih termangu di luar rumah menatap langit yang kelam, menatap ke arah Bukit di mana rumahnya telah menjadi abu.Rasanya begitu Aneh, dia berusaha untuk mengikhlaskan semuanya, tetapi dalam hati, dia harus mencari kebenaran agar menemukan keadilan termasuk menangkap pelaku yang menu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-15
  • Bujang Lapuk ( Malam Pertama dengan Om Perkasa )   87

    Bujang masih tinggal di rumah orang tua Keke. Siang itu, Keke pulang ke rumah lebih awal karena para guru yang ada di sekolahnya ingin bersilaturrahmi ke rumah melihat dan memberikan ucapan ikut prihatin atas musibah yang menimpa Keke dengan BujangDari pagi, Ibu Keke sudah menyiapkan beberapa cemilan sederhana untuk menyambut tamu. Keke mendapati anak-anak tengah bermain dengan begitu lincahnya,sementara Bujang tengah duduk di balai warung sambil minum kopi. Keke mengusap peluhnya, hari ini dia pergi sendiri dan pulang sendiri dengan membawa motor. Kondisi Bujang yang belum stabil membuat, Keke tak ingin membebani pria itu dengan banyak hal.Sementara itu, Bujang yang sedang duduk termangu melihat ke arah mobil punya mereka. Satu-satunya harta yang tersisa dari kebakaran tersebut."Abang sudah makan siang?" tanya Keke."Sudah, barusan," sahut Bujang masih dengan menatap mobil Avanza yang mereka beli beberapa tahun yang lalu.Keke ikut menatap pada kendaraan kesayangan mereka. "Apa

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16
  • Bujang Lapuk ( Malam Pertama dengan Om Perkasa )   88

    Sebuah kafe yang sangat mewah yang terletak di tengah kota Pekanbaru. Di sanalah alam dan Amir bertemu dengan Anne. Amir melongo melihat kemewahan itu, seumur hidup baru kali ini dia bisa menjadikan kan lantai cafe untuk bercermin karena sangat mengkilat, seperti kaca yang sangat mahal yang dipajang di rumah-rumah orang kaya.Alam tampak bersemangat, sementara Amir tak bisa bisa menyembunyikan wajahnya yang pucat dan ketakutan, dia takut jika seseorang membuntutinya dan perbuatan jahat mereka ketahuan."Duduklah! Saya tidak akan lama karena saya sangat sibuk," ucap Anne dengan suara yang tegas. "Bagaimana pekerjaan kalian berhasil, kan?""Tentu saja, Bu, tapi ada sesuatu yang diluar kendali, niat membakar hutan malah menyambar ke gudang kayu dan rumah Bujang."Mendengar itu, Anne bukannya marah tapi dia malah tertawa lebar sangat lebar sampai-sampai memamerkan giginya secara sempurna."Wah, ini sangat luar biasa, kalian patut diberikan hadiah karena telah melakukan sesuatu yang tida

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-18
  • Bujang Lapuk ( Malam Pertama dengan Om Perkasa )   89

    "Mau ke mana, Abang?" tanya Keke ketika melihat Bujang mengambil jaket dan kunci motor milik Pak Iwan."Aku mau ke luar dulu sebentar, ada keperluan yang harus aku selesaikan.""Oh, hati-hati, ya, Bang! jangan pulang terlalu malam."Bujang tersenyum tipis dan mengangguk. Kekhawatiran Keke hadapnya cukup membuatnya merasa berharga. Motor tua Pak Iwan tersebut berjalan dengan kecepatan sedang, gerimis tak menyurutkan langkah Bujang untuk menyusuri jalan berliku dan dipenuhi oleh kerikil yang tajam.Tak Berapa lama Bujang sampai di lokasi puing-puing rumahnya. Hanya kegelapan yang dia temui. Rasanya sangat menyesakkan dada, kesedihan begitu kentara terpancar di mata Bujang. Hanya sisa-sisa kebakaran yang ada di sana. Bekas pohon jati yang sudah hangus dan menjadi arang.Bujang menepikan motornya di sebuah pohon yang terletak jauh dari rumah. Tak ada cahaya apa-apa. Entah kenapa malam ini hatinya begitu kuat untuk melihat sisa rumahnya itu kembali.Beberapa menit berselang, Bujang melihat

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-20

Bab terbaru

  • Bujang Lapuk ( Malam Pertama dengan Om Perkasa )   100

    Setelah melakukan berbagaipertimbangan, Amir kemudian menyerahkan dirinya kepada kepolisian dan mengaku semua kesalahannya. Pada hari itu juga, Alam diringkus oleh polisi dan mereka sama-sama masuk ke dalam sel tahanan.Di hari yang sama, pada hari itu juga Anne menghembuskan nafasnya terakhir di rumah sakit, setelah kecelakaan yang menyebabkannya kritis selama 2 hari. Sedangkan Hendrik masih dalam keadaan kritis. Peristiwa kecelakaan itu menjadi santapan para pencari berita, karena Anne adalah seorang yang dipandang di negri ini sebagai pebisnis muda yang sukses dan lahir dari keluarga kaya raya.Tak ada kejahatan yang tidak mendapatkan balasan. Mungkin Bujang tidak memiliki kemampuan untuk membalas karena dia kalah kekuatan dan kekuasaan. sehingga melakukan hukuman yang sangat besar kepadanya pada pagi itu televisi dipenuhi oleh berita tentang kematian wanita konglomerat yang memang namanya sudah dikenal sebagai wanita pebisnis yang sangat beruntung dalam mengelola semua bisnisnya

  • Bujang Lapuk ( Malam Pertama dengan Om Perkasa )   99

    Keke menangis sesenggukan melihat keadaan Bujang yang sudah selesai melakukan operasi patah tulang. Anne bertingkah sebagai Dewi penyelamat, berhasil membuat semua orang percaya dengan bualannya, yang mengatakan bahwa dia adalah penyelamat Bujang, hanya Keke yang berusaha menahan geram pada wanita itu, tapi dia lebih memilih untuk bungkam saja, karena yang terpenting sekarang adalah kesembuhan Bujang terlebih dulu."Maafkan Keke, karena telah berprasangka buruk kepada Abang. Ternyata apa yang Abang lakukan adalah mencari pekerjaan. Keke minta maaf, Keke sangat berdosa sudah berprasangka yang bukan-bukan pada Abang."Keke menangis penuh sesal, dia merasa seperti istri yang sangat durhaka, dengan musibah yang telah terjadi pada suaminya itu, seharusnya dia bersabar pada suaminya sedang berjuang mencari nafkah.Bujang sudah dipindahkan ke ruangan perawatan, ada beberapa orang di sana termasuk Lukman, Ayah Keke beserta ibunya. Mereka sangat prihatin dengan apa yang terjadi pada pria itu.

  • Bujang Lapuk ( Malam Pertama dengan Om Perkasa )   98

    "Makanlah! abang-abang sudah 3 hari tidak makan, air saja takkan bisa membuat kita hidup, pikirkan istri dan anak-anak, sampai kapan Abang akan begini?" kata wanita berumur 40-an itu pada suaminya yang termangu di depan jendela. Pria yang dipanggil Abang itu adalah Amir menggeleng dengan wajah yang lesu. Dia sakit-sakitan dan tak memilki nafsu makan sama sekali, bahkan tiga hari ke belakang, dia sama sekali tak menyentuh nasi.Sejak aksi kejahatan itu, Amir sama sekali tidak bisa makan enak, hatinya diliputi rasa bersalah yang amat besar. Perasaan bersalah itu menggerogotinya siang dan malam dan membuat dia merasa ketakutan. Terbayang wajah Bujang yang sedih melihat semua harta bendanya sudah lenyap dilahap api."Aku tidak mau makan. Simpan saja!" katanya pada istrinya, matanya cekung dan pandangannya kosong. Sang istri yang kebingungan hanya bisa mengelus dada dengan tingkah suaminya itu.Sang istri, yang wajahnya begitu sedih kemudian mengusap air matanya. Suaminya terlihat begitu

  • Bujang Lapuk ( Malam Pertama dengan Om Perkasa )   97

    Orang yang telah membuat Bujang celaka itu sudah pergi, sedangkan Bujang masih terkapar di tengah jalan dengan kondisi yang mengenaskan, pria itu terlihat sekarat. Pingsan, lalu sadar kembali, entah berapa lama dia kehilangan kesadarannya.Bujang tak meneteskan air mata, matanya menatap ke atas langit yang kelam. Di sana ... dia seolah-olah melihat ayah dan ibunya tengah melihat dirinya yang sangat malang. Bujang merasakan amat kesakitan di seluruh tubuhnya, apalagi bagian kakinya, dia yakin, tulang yang sudah patah. Siapa yang telah tega membuatnya seperti ini, dia bukanlah orang yang jahat, dia hanya pria penyendiri yang tak suka diusik dan tak pernah mengusik. Lalu, dengan kejamnya mereka melakukan ini padanya. Jika umurnya panjang, dia takkan memaafkan mereka. Bujang akan membalas dengan cara setimpal.Bujang terbayang wajah Keke dan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Andaikan malam ini dia dipanggil oleh Yang Maha Kuasa, bagaimana nasib mereka semuanya? Siapa yang akan menafkah

  • Bujang Lapuk ( Malam Pertama dengan Om Perkasa )   96

    Motor Honda melesat dengan kecepatan sedang, dia tidak menyadari, sejak tadi ada 4 orang dengan mobil pikap mengikutinya. 4 pria utusan Anne itu menyamar seolah-olah membawa barang di dalam mobil pick up, sehingga Bujang sama sekali tidak curiga.Di tempat lain, Keke tengah merasa sedih. Nabil terpaksa dirawat malam ini, sedangkan dua anaknya, Delia dan Delio hanya rawat jalan. Si kembar sudah dibawa oleh Ibu dan Ayah keke pulang ke rumah. Bayu sempat menemani Keke di rumah sakit, tapi anak itu besok harus bangun pagi-pagi untuk sekolah, Keke menyuruh Bayu pulang saja.Berulang kali gagal menelepon Bujang dan tidak diangkat. Kali ini tidak tersambung, sepertinya ponselnya mati atau sengaja dimatikan. Hal itu membuat Keke makin kesal.Nabil sudah tidur sejam yang lalu. Rasanya ingin marah, dia merasa Bujang sudah berbeda, Bujang yang sekarang lebih asik dengan dunianya sendiri. Dia sering termangu, bahkan sudah jarang berbicara dengan Keke."Kenapa Abang Bujang seperti ini?" kata Kek

  • Bujang Lapuk ( Malam Pertama dengan Om Perkasa )   95

    "Terima kasih, Wak."Pria yang dipanggil Uwak itu menggangguk. Bujang pun mulai bekerja hari ini.Pria yang dipanggil Uwak itu melihat Bujang dengan tatapan sedih. Bujang adalah pria yang baik, terkenal sangat dermawan dan tidak pernah pandang bulu dalam menolong orang. Bujang bukan pria yang kesusahan, dia sudah terlahir sebagai anak tunggal yang kaya raya, cuma orang tuanya mengajarkan hidup sederhana. Pria itu malah menjadi anak buahnya sekarang, pria yang dulu yang mengajarkannya cara membuka usaha perabot, sekarang malah menjadi anak buahnya.Bersamaan dengan itu, Keke yang baru pulang mengajar dan belum merasakan istirahat merasa kebingungan. Delia Delio demam, sedangkan Nabil memang sudah demam sejak 2 hari yang lalu. "Ayo, kita bawa ke rumah sakit saja," kata ibunya yang juga khawatir dengan kondisi cucunya itu. "Kita tanya Bang Bujang dulu, Bu," jawab Keke, wanita itu kemudian mengeluarkan handphonenya dan menelepon Bujang beberapa kali, tapi Bujang sama sekali tidak menjaw

  • Bujang Lapuk ( Malam Pertama dengan Om Perkasa )   94

    "Apa Ayah punya uang yang disimpan? Warung kita sudah lengang, barang mesti ditambah, bahkan tadi saat orang menanyakan sabun, satu pun sabun sudah tak ada," kata Ibu Keke meluapkan rasa gundahnya."Ayah tak punya uang simpanan, apa tak ada emas yang bisa dijual?"Ibu Keke menggeleng. "Dulu dia punya emas yang cukup banyak, dan itu sudah dijual untuk menguliahkan Keke. Ladang mereka pun tak lagi menghasilkan.Pak Iwan adalah suami yang sangat bijak, dia mengusap bahu istrinya dengan tujuan untuk menenangkan."Tidak apa-apa, Bu, semoga untuk kedepannya kita diberikan rezeki yang tidak kita sangka-sangka," katanya dengan begitu tenang. Ibu Keke mengangguk apa yang dikatakan oleh suaminya itu benar. Anak dan menantu mereka baru saja tertimpa musibah. Tak lagi memiliki pekerjaan dan tempat tinggal. Yang perlu mereka lakukan adalah bersabar dan mendoakan mereka.Tanpa Ayah dan Ibu Keke sadari ternyata Kiki sudah berada di balik tirai mendengarkan percakapan mereka. tak sengaja, saat Keke

  • Bujang Lapuk ( Malam Pertama dengan Om Perkasa )   93

    "Papa masih ingat ketika aku menceritakan sebuah tanah yang sudah tawar dengan harga yang tinggi tapi pria itu tidak mau menjualnya? dan malah bersikukuh akan pertahankan tempat itu padahal posisinya sangat menghambat hotel yang akan aku bangun.""Oh, ya, Papa ingat tentang pria sombong yang kamu katakan tidak peduli dengan uang itu, kan?""Papa betul. Sebenarnya aku sudah berbaik hati mendekatinya dan memberikan beberapa penawaran yang mungkin untuk ukuran tanah itu, tidak mungkin hargai segitu, aku memberikan harga 10 miliar agar dia bisa menjual tanahnya, supaya bangunan Hotel tidak terhambat, karena posisi tanahnya yang menghalangi pandangan dan menjorok ke depan.""Lalu, bagaimana? Apakah pria itu berubah pikiran setelah ditawarkan harga yang begitu mahal?"Anne menggeleng dan tersenyum masam, rasanya membicarakan Bujang adalah pembicaraan yang sangat menyebalkan, mengingat bagaimana jengkelnya pria itu menyambutnya setiap dia datang ke sana."Apakah menurut Papa, aku jahat? Aku

  • Bujang Lapuk ( Malam Pertama dengan Om Perkasa )   92

    Bujang pulang dengan wajah yang lesu, kemarin dia sudah mendapatkan pembeli, pembeli mengatakan akan membeli mobil itu jika kondisinya sehat. Bujang sudah berharap mobil itu terjual, tetapi ketika dia membawa mobil kesayangannya kepada pria itu, ternyata pria itu menawar dengan harga yang sangat murah, 60 juta. Bujang sangat tak rela menjual mobil semurah itu, padahal harganya bisa sampai 95 juta, mendapatkan pembeli profesional.Keke yang baru sampai di rumah penasaran dengan wajah kuyu Bujang."Ada apa, Bang? Kenapa mobilnya kembali dibawa pulang?"Bujang tidak langsung menyahut, pria itu duduk di atas bangku papan, menyandarkan kepalanya, gurat wajah yang begitu lelah dan begitu putus asa begitu kentara."Harga yang disepakati, tidak sama dengan harga jadi, dia cuma mampu membeli 60 juta padahal kemarin dia mau membeli sekitar 90, mungkin karena dia tahu kita terdesak uang, maka dia bertingkah."Keke menghela napas panjang, dia tahu dunia tidak mudah, seseorang akan mendekat ket

DMCA.com Protection Status