Karena melihat kondisi Ayu tidak baik, Diana membawa Talia dan Nathan tidur bersamanya. Kali ini Michel tidak melarang karena Diana baru saja memaafkannya pagi tadi, jadi Michel tidak ingin mencari dan membuat masalah dengan Diana lagi.
Di sisi lain, Rayhan terkejut ketika bangun dan melihat darah di atas spray-nya. Sebentar lagi orang tuanya akan pulang dan Rayhan tentu panik karena takut orang tuanya mengetahui apa yang ia lakukan."Ternyata benar, Ayu masih perawan. Kenapa aku gila sekali. Ayu pasti marah denganku," pikir Rayhan yang bergegas menarik spray kasurnya dan menggantinya dengan yang baru.Sambil menunggu orang tuanya pulang, Rayhan mencoba membersihkan spray dengan mencucinya secara manual. Rayhan mencoba menghubungi Ayu lagi untuk minta maaf dan jika Ayu tidak mau, Rayhan akan mengancamnya.Tapi ternyata Ayu sudah memblokir Rayhan dari semua jenis telepon aplikasi. Jujur saja, Rayhan pasti takut jika Ayu melapor, mereka berdua pastiPetugas langsung menghubungi Diana untuk melaporkan dan meminta ijin apakah mereka boleh membukakan Rayhan gerbang atau tidak."Ya, suruh masuk." Jawab Diana yang kemudian berjalan ke depan pintu untuk menunggu Rayhan.Diana penasaran dengan alasan Rayhan ingin menemui Ayu. Apakah Rayhan diutus oleh pihak sekolah atau bagaimana.Mobil Rayhan berhasil masuk ke halaman rumah Michel dan berhenti. Rayhan langsung keluar dari mobilnya dan segera memasuki rumah Michel."Permisi, saya temannya Ayu. Apa saya boleh bertemu dengannya, Nyonya?" Dari penampilan Diana, Rayhan sudah bisa menebak bahwa wanita yang berdiri di depannya ini adalah pasti istrinya Michelle dan juga bos Ayu."Oh, Ayu sedang sakit. Apa kamu tidak tau?" Diana menatap bingung Rayhan yang ternyata masih belum tahu jika Ayu sedang sakit."Ayu sakit apa ya, Nyonya? Apa sudah lama atau baru?" Rayhan memastikan."Kamu silakan duduk," pinta Diana mempersilkan Rayhan masuk dan duduk di ruang utama."Terima kasih, Nyonya. Apa saya b
Hari bertambah sore dan Rayhan memutuskan untuk pulang ke rumah. Sampai saat ini Rayhan belum menemukan cara atau jalan keluar dari masalahnya dengan Ayu."Aku akan meminjam ponsel teman Ayu besok. Semoga aja Ayu menerima pesanku." Pikir Rayhan seraya tetap fokus menyetir.Sesampainya di rumah. Sikap Rayhan kian berubah menjadi lebih dingin dan tidak banyak bicara. Tapi orang tua Rayhan yang selalu sibuk tidak pernah sekalipun bertanya pada Rayhan apa yang salah dengan Rayhan.Begitu sampai di rumahnya, Rayhan langsung masuk ke dalam kamarnya dan membersihkan diri seraya tetap berpikir cara menyelesaikan masalahnya dengan Ayu di tengah rasa takutnya.Rayhan takut, karena dirinya Ayu bisa sampai sakit dan pasti sakit Ayu ini serius karena bukan hanya luka fisik, namun juga luka mental.Rayhan takut jika nanti Ayu sampai memutuskan untuk bunuh diri sebelum dirinya bertanggung jawab.Keesokan harinya.Ayu masih dalam keadaan yang sama. Tidak ada kemajuan dalam kesehatannya. Hanya, suhu t
Setelah memeriksakan kesehatan Ayu ke rumah sakit biasa, kemudian Diana berencana membawa Ayu ke dokter psikolog. Entah apa yang Diana pikirkan, tapi Diana sangat yakin jika yang membuat fisik Ayu sakit adalah mentalnya."Nyonya, kita mau kemana?" Ayu menatap bingung Diana yang duduk di sampingnya dan tengah fokus menyetir."Kita ke rumah sakit psikolog," jawab singkat Diana."Kamu tidak perlu takut, jika kamu tidak mau cerita dengan saya, kamu bisa cerita dengan dokter. Mereka akan menbantu kamu dengan solusi." Bujuk Diana seraya menjelaskan niatnya.Ayu menelan salivanya dengan wajah gugup. Tangan Ayu berkeringat dan Ayu mulai merasa kedinginan.Sesampainya di rumah sakit psikolog, Diana langsung mendaftarkan nama Ayu untuk mendapat antrian. Mereka harus menunggu cukup lama karena ternyata di sana cukup banyak pasien yang rata-rata adalah remaja seperti Ayu."Ayuna Moana," panggil petugas ke dalam ruangan untuk menjalani pemeri
"Kalung Talia? Kenapa?" Diana bingung dan bertanya-tanya."Sebenarnya kalung itu, saya simpan ke dalam tas sekolah saya. Saya ingin pamer kepada teman-teman saya, tapi kalung malah hilang saat saya meninggalkan kelas. Dan orang yang mencuri kalung itu adalah Rayhan, mantan pacar saya. Dia memberi saya pesan ancaman dan menyuruh saya agar mengambil kalung itu di rumahnya. Dia ingin kami berbalikan tapi dibalik itu ternyata dia punya niat lain," jelas Ayu sambil sesekali menarik nafas panjang."Dan kamu berbohong pada saya. Kamu berpamitan karena ada tugas kelompok. Benar?""Benar, Nyonya. Maafkan saya, saya sangat takut waktu itu. Saya takut dia viralkan saya karena saya mencuri kalung milik Talia padahal saya akan mengembalikannya. Dia juga mengancam akan melaporkan saya pada anda. Jadi karena saya takut," jelas "Kamu menurutinya?" Ayu mengangguk takut, "Maaf, Nyonya."Diana mengusap kasar wajahnya dan terus menatap lurus ke arah jalan."Kamu tidak perlu ceritakan masalah ini pada o
"Mama, maaf, ini salah Ray. Dan Ray harus bertanggung jawab."Plakkk!Mamanya Ray menampar Ray."Diam kamu! Kamu bohong kan? Jangan bohong, Ray! Ayu, jawab Tante, ini semua bohong kan?" Suara mama Ray mulai meninggi. "Tante, itu benar. Ray sudah meniduri Ayu.""Tidak mungkin, kamu pasti bohong. Ray itu anak yang baik. Lagi pula kalian tidak punya bukti dan jika itu benar, pasti Ayu yang merayu Ray lebih dulu secara Ayu kan miskin." Ayu menangis semakin keras setelah mendengar ucapan mama Ray yang semakin melukai hatinya setelah anaknya melukai mentalnya."Dia anak yang baik tapi dia gagal sebagai laki-laki yang baik. Sekarang saya tahu, buah jatuh tak jauh dari pohonnya itu tidak selalu benar. Anak anda sudah mengaku dan dia yang datang ke sini untuk bertanggung jawab." Michel membuka suara dan seketika itu juga mama Ray terdiam membeku."Yasudah, ini salah Ray tapi pasti ini juga karena Ayu menggodanya. Benarkan, Ray?" Mama Ray mencoba memanipulasi keadaan dan tidak ingin disalahkan
Ayu menunduk seketika saat Rayhan juga terlihat ingin masuk ke mobilnya untuk pulang. Ayu langsung masuk ke dalam mobil saat Diana sudah masuk lebih dulu sedang Rayhan hanya bisa diam dan memperhatikan mobil yang membawa kedua wanita tersebut pergi.Rayhan penasaran kemana Diana dan Ayu akan pergi dan memutuskan untuk mengikuti mereka tanpa diketahui oleh mereka.Mobil Diana berhenti di area parkir rumah sakit psikolog dan setelahnya Diana dan Ayu keluar dari dalam mobil dan segera masuk ke dalam rumah sakit untuk mencari dokter mereka.Rayhan tentu tahu rumah sakit psikolog ini dibutuhkan oleh siapa lagi selain Ayu. Rayhan semakin merasa bersalah karenanya."Maafkan aku, Ayu. Aku berjanji, aku tidak akan mengganggumu lagi. Aku akan menjauhimu mulai sekarang jika ini bisa membuat kamu merasa lebih baik." Pikir Rayhan yang kemudian memutuskan untuk pulang.Di dalam ruangan dokter, Ayu ditemani Diana tengah berkonsultasi pada dokter agar mendapat saran dan masukan."Bagaimana keadaan ka
Rayhan terlihat akan kalah dan mulai lemah hingga membuat Ayu khawatir, "Rayhan!" "Tolongggg! Tolongggg!" Ayu berteriak lagi berharap orang-orang akan mendengarnya dan menolong dirinya dan Rayhan.Ayu tidak tahu kenapa Rayhan tiba-tiba bisa muncul di sini, tapi sekarang yang penting bagi Ayu adalah agar mereka selamat, mereka harus bekerja sama.Tak lama, teman Ayu dan beberapa warga muncul dan mengepung lokasi Ayu dan Rayhan yang seketika itu membuat para pria tersebut berhenti."Tangkap mereka!" Teriak salah satu warga memberi aba-aba dan semua warga langsung bergerak cepat menangkap pelaku sedang teman Ayu yang lain dan penanggung jawab membantu melepaskan Ayu dan menolong Rayhan yang kondisinya terlihat lemah dan terluka.Kali ini Rayhan adalah pahlawan untuk Ayu walau dulu Rayhan adalah sebuah kesalahan untuk Ayu. Ayu masih menangis ketakutan. Ayu memutuskan untuk menelpon Diana untuk meminta bantuan walau Ayu merasa tidak enak haru
"Ini terakhir kali kamu ikut campur dengan masalah anak itu, setelah ini jangan pernah kamu masuk dalam masalahnya atau aku akan usir dia," ancam Michel pada Diana ketika mereka selesai menjemput Ayu."Kenapa kamu begitu jahat, Michel. Dia juga tanggung jawab kita, kamu tidak boleh begitu dia itu sedang sakit, dia tidak punya orang tua selain kita. Dia akan sedih mendengarmu. Awas saja kalau kamu berani bicara macam-macam padanya, kamu tidak akan dapat jatah selama 1 bulan penuh. Terserah kamu mau jajan di luar sana," ancam Diana memarahi Michel."Sayang, jangan begitu. Kamu tega sekali padaku dan membelanya." Michel merengek pada Diana."Sudahlah, kamu kembali ke kantor saja, aku akan pergi menjemput anak-anak." Diana berjalan melewati Michel dan berjalan ke arah pintu."Ayo, aku antar." Michel menahan Diana."Tidak, aku tidak mau merepotkan bapak CEO. Aku bisa sendiri," tolak Diana ketus dan menghilang secepat kilat.Ayu yang mendengar kegaduhan diantara Michel dan Diana merasa tida