Michel tersenyum licik ke arah Diana dan langsung menggendong Diana masuk ke dalam kamar mandi untuk menyelesaikan ritual mandi bersama mereka.Mereka tentunya bukan hanya mandi di dalam kamar mandi, namun juga melakukan pemanasan untuk persiapan edukasi peperangan mereka.Diana hanya pasrah setiap merasakan dan melihat apa yang Michel lakukan padanya. Sayangnya, Michel sudah terpengaruh terlalu masuk ke dalam pemanasannya hingga memulai peperangan mereka tanpa edukasi.Lagi pula masih ada 2 ronde yang tersisa. Mereka masih bisa menonton itu lagi nanti."Michel, pelan sedikit. Perutku rasanya sakit, tidak nyaman." Tiba-tiba saja perut Diana terasa keram dan meminta agar Michel memelankan temponya.Michel menatap wajah kesakitan dan tidak nyaman Diana dan itu membuat Michel tidak tega hingga harus menghentikan sementara gerakannya."Apa masih tidak nyaman? Itu karena kamu makan makanan tidak sehat itu," ujar Michel lagi."Sayang, maaf, bisakah kamu keluar sebentar? Aku rasa aku hamil.
Setelah sampai di rumah, Diana hanya ingin langsung ke kamarnya dan beristirahat. Rasanya cukup lelah untuk Diana berjalan dari ruang utama ke kamarnya karena harus menaiki anak tangga.Michel menyimpan barang-barang yang baru ia beli untuk Diana konsumsi selama hamil di dapur dan menyuruh Tatang untuk menjaga barang-barang tersebut agar tidak ada yang menukarnya dan menyabotasenya. Michel juga memesankan pada sopir untuk menjemput Nathan dan Talia dengan cepat. Hari ini Michel harus bicara pada Nyonya Kelly soal kehamilan Diana dan meminta Nyonya Kelly agar ikut membantunya menjaga Diana selama Diana di rumah.Selain itu Michel harus memberi pengertian pada Nathan dan Talia agar nantinya dapat menerima kehadiran adik baru untuk mereka.Ayu juga belum tau soal ini, namun Ayu tau setelah Diana mengirim pesan padanya. Ayu sangat senang mendengar kabar baik tersebut yang datang dari majikannya. Ayu juga merasa Diana sangat menghormatinya dengan memberitahu Ayu berita tersebut.Sepulang
Acara makan malam selesai dengan akhir drama Talia meminta maaf pada orang tuanya serta Diana juga meminta maaf pada Talia atas ketidak pekaannya sebagai seorang ibu.Karena tidak ingin membuat Talia merajuk lagi, jadi Diana mengajak Nathan dan Talia untuk tidur di kamarnya. Michel juga mau tak mau harus mengalah dengan Nathan dan Talia.Karena tidak ingin Nathan dan Talia tidak sengaja menendang perut Diana saat tertidur, Michel menyuruh Tatang agar membawakan 1 ranjang lagi dari ruang tamu ke kamarnya.2 ranjang berukuran 6 kaki disusun saling menempel hingga membentuk persegi panjang.Diana berada di posisi tengah antara Nathan dan Talia, tapi posisi ini hanya bertahan untuk sementara karena setelah itu, Michel mengubah posisi tidur Nathan dan Talia.Nathan dan Talia Michel tempatkan dalam 1 ranjang dengan posisi bantal guling ditengah mereka sebagai pembatas. Setelah itu Michel tidur di samping Nathan sedang Diana paling pojok luar.Michel melakukan ini agar Diana lebih mudah turu
Doni dan Aldo saling bertatap muka dengan ekspresi wajah yang aneh."Tidak, Kak. Tidak cocok untukmu. Lagi pula nanti suamimu akan marah padaku setelah melihat rambut baru istrinya terlihat aneh. Sudahlah, Kak. Jangan aneh-aneh. Kalau mau, aku akan tunjukkan gaya rambut baru yang cocok untuk kakak." Doni menawarkan."Coba kulihat," jawab Diana bersemangat ingin memberi kejutan untuk Michel."Oke, aku suka ini. Tapi aku mau rambutku dibuat begitu juga warnanya." Pinta Diana kemudian."Baiklah, tunggu sebentar. Aku akan bawa kakak ke salon. Ayo." Ajak Doni ke salon.Di kantor Michel.Michel tidak tahu apapun soal rencana Diana yang ingin ganti gaya rambut atau keinginan Diana untuk datang berkunjung ke kantornya.Michel dan Evellyn mulai serius bekerja setelah sebelumnya melakukan sarapan bersama. Sambil bekerja, Michel tetap selalu berkirim pesan pada Diana sebagai bentuk perhatian.Waktu menunjukkan pukul 11 pagi menuju siang dan Michel sedang duduk berdua dengan Evellyn di ruangannya
Melihat Diana tertidur, Michel menyuruh Evellyn untuk mengambil selimut dan menyelimutkannya pada Diana. Evellyn tersenyum sedih dan menatap iri Diana yang mendapat perhatian dan sikap manis dari Michel yang sebelumnya tidak pernah Evellyn dapat atau rasakan dari Michel.3 bulan berlalu begitu cepat dan tubuh Diana mulai terlihat mengembang ditambah dengan perut buncit Diana.Talia dan Nathan mulai merasa aneh dengan perut Diana dan hendak memukul perut Diana yang merasa rasa dan anggap lucu. "Mommy, perut mommy seperti kinderjoy. Lucu sekali," ujar Talia yang awalnya mengusap perut Diana namun kemudian malah memukulnya pelan hingga membuat Diana terkejut."Talia, jangan pukul perut mommy lagi ya sayang. Perut mommy sakit." Diana bergeser menjauh dari Talia."Maaf, mommy." Talia yang merasa bersalah langsung menatap canggung Diana."Iya, lain kali gak boleh ya, Sayang. Perut mommy sakit," jelas Diana yang sampai saat ini masih belum berani mengatakan pada anak-anaknya jika dirinya se
Saat acara sarapan di ruang makan, Michel sengaja menunggu Nathan dan Talia agar bisa berbicara dengan mereka soal kehamilan Diana."Nathan dan Talia nanti pergi sekolah bareng daddy ya." Michel mengajak Nathan dan Talia agar pergi sekolah bersama dengan Michel."Oke, daddy." Serentak Nathan dan Talia yang sedang menikmati sarapan mereka berupa roti selai rasa favorit mereka.Di dalam mobil."Nathan, Talia, daddy ingin tahu perasaan dan pendapat kalian soal ini. Kalian senang gak kalau mommy lahirin adik buat kalian?" Michel bertanya sedikit waspada lalu melihat wajah berpikir kedua anak tersebut."Kalau laki-laki, Nathan senang daddy." Nathan menjawab lebih dulu sedang Talia masih terlihat sedang berpikir."Baiklah, bagaimana dengan kamu, Cantik?" Michel menunggu jawaban Talia."Kenapa mommy harus melahirkan adik lagi, daddy? Kan anak mommy sudah ada 2." Talia tidak langsung menjawab."Kalau Tuhan yang titipin adik bayi ke dalam perut mommy gimana? Talia pasti akan terima kan? Akan s
Semua penumpang bus dari sekolah Ayu mulai turun satu-persatu dan langsung membentuk barisan agar mudah diabsen. Setelahnya, penanggung jawab dan juga penjaga tempat wisata air terjun memberi arahan pada siswa sekolah Ayu.Dari area parkir suara derasnya hantaman air terjun terdengar keras dan membuat siapapun mendengar suara air terjun tersebut merasa nyaman dan segar. Udara dan cuaca di tempat tersebut juga sejuk karena area air terjun banyak ditumbuhi pohon yang memang sengaja tidak ditebang oleh pengelola tempat wisata tersebut."Jangan sampai terpisah ya anak-anak. Pakai kaus ini agar kalian mudah dicari. Jalan berjalan sendirian terlalu jauh tanpa melapor dengan guru atau teman-teman kalian." Pinta Sang Guru yang juga mengambil posisi sebagai penanggung jawab."Siap, Pak." Teriak serentak para siswa.Ayu berjalan mengikuti langkah kaki teman-temannya kemanapun teman-temannya membawanya walau hati dan perasaan Ayu ragu. "Kita mau kemana? Di sini aja yuk, aku takut." Ayu menghent
Bela yang baru saja keluar dari toilet mulai memanggil-manggil nama Ayu sambil berjalan perlahan melewati beberapa pintu toilet yang tertutup namun Ayu tidak menyahut sama sekali."Apa Ayu uda pergi duluan ya? Tapi kayaknya gak mungkin. Aku cari dulu deh, bisa gawat kalau Ayu sampek hilang." Pikir Bela keluar dari ruang toilet dan pergi mencari Ayu ke area yang terlihat ramai.Bela menghampiri dan mengadukan Ayu pada Cici dan Karin yang seketika itu juga membuat mereka panik. Mereka tidak langsung melapor pada guru mereka namun mereka bergerak mencari Ayu seraya menelpon Ayu.Mereka berkeliling secara berpasangan dan berpencar. Setelah cukup lama mereka mencari Ayu akhirnya mereka berhasil menemukan Ayu yang terlihat baru saja keluar dari toilet sudah dengan pakaian baru."Ayu! Kamu dari mana aja sih? Kita nyariin kamu tau gak? Mana ponsel kamu gak bisa dihubungi!" Cici menarik tangan Ayu dan memarahi Ayu."Maaf, ponselku jatuh terus masuk air jadi mati deh." Ayu memasang wajah merasa
"Mama akan coba wujudkan." ucap Diana setelah beberapa saat menimang jawaban yang paling benar. Sementara itu, Michel masuk ke dalam kamar dengan membawa banyak makanan. Terutama makanan-makanan yang Nathan, Oesama, dan Talia sukai. Tak lupa juga makanan kesukaan Diana. "Papa pulang." ucapnya. "Papa habis darimana?" tanya Oesama. "Papa habis dari pengadilan, papa habis menghadiri sidang. Kenapa, Oesama?" tanya Michel. "Gapapa sih, Pa, Oesama cuma nanya, soalnya tumben papa selarut ini baru kembali." ucap Oesama. Oesama, Nathan, Talia, Diana, dan Michel kembali mengobrol, hingga hari semakin larut malam. Kemudian saat Oesama tertangkap menguap beberapa kali, Diana menyuruh mereka kembali ke kamar masing-masing untuk segera beristirahat. Sementara itu, Diana memegang tangan Michel. Diana akan mengutarakan kembali keinginan Nathan pada suaminya itu, Michel. Sekaligus, Diana ingin melihat, apakah Michel mendukung keputusannya atau tidak. "Kenapa, Diana?" tanya Michel. "Sini, aku
Michel akan menghadiri persidangan untuk menjebloskan pelaku kejahatan kecelakaan yang direncanakan itu. Michel sudah bersiap dengan kemeja hitam polos yang ia kenakan. Michel pun tak mengajak Diana, sebab Diana masih harus banyak beristirahat. Michel pun berpamitan dan pergi menuju persidangan dengan menggunakan mobil. Diana pun melepas kepergian Michel begitu saja. Meskipun sih, Diana ingin tahu apa yang Michel lakukan di sana, siapa pelakunya, dan akhir dari persidangan. Namun, dengan kondisi yang tak memungkinkan, Diana pun tak mungkin memaksa. Namun, karena Diana pun tak ingin bosan, Diana meminta Nathan, Talia, dan Oesama pulang, karena kebetulan ini hari jumat, dsn sudah jam pulang sekolah, jadi sudah pasti diperbolehkan dari pihak asrama. "Oh iya, nanti kamu pulang jam berapa kira-kira Michel?" tanya Diana. "Seselesainya, mungkin sih malem ya, kenapa?" tanya Michel. "Kan nanti ada Nathan, Talia, dan Oesama, tolong kamu beliin makanan-makanan kesukaan mereka ya, biar merek
"Foto-foto apa ini?" Tanya Michel melihat sebuah lembaran foto.Sebab, apa yang Michel lihat sekarang adalah foto Andrian dan Talia yang sedang berpeluk mesra. Michel sangat ingin marah melihat hal ini, tetapi Michel tak bisa berbuat apapun lagi. Namun, Michel pun sudah mengetahui kebenaran mengenai anaknya itu. Michel tak ingin mengungkit-ungkit lagi yang malah membuat keluarganya berantakan. Michel menghembuskan napas sebanyak-banyaknya. Ia harus mengatur emosi dengan benar. Michel tak ingin emosi yang ia keluarkan malah membuat dirinya ceroboh. Michel harus pintar-pintar, ia tak boleh mengulangi kesalahan yang sama dalam kurun waktu yang berdekatan, bahkan berjauhan saja tak boleh.Muka Michel terlihat semakin kusut, terlebih dengan masalah-masalah yang dihadapinya akhir-akhir ini. Michel tak ingin, tapi ia harus melakukan. Michel tak mau, tapi ia harus mau. Michel pun kembali terngiang-ngiang dengan ucapan Aldo yang menyatakan ia tak memiliki hubungan apa-apa dengan Diana. Namu
"Kamu bisa bantu aku, kan?" tanya Michel lagi. "Bisa kok bisa. Kamu mau minta bantuan apalagi, Michel?" tanya Ferdi. Ya, setelah Michel pergi dari rumah sakit, Michel menuju kediaman Ferdi. Michel merasa membutuhkan Ferdi kembali untuk masalahnya kali ini. Karena diapun sedang banyak yang dipikirkan. "Mau minta tolong selidiki mengenai istriku, kamu bisa untuk selidiki ga? Atau kamu punya kenalan ga?" tanya Michel."Aku ada kenalan sih, nanti aku kontak ya. Kamu butuh apa?" tanya Ferdi. "Paling rekaman CCTV di kantor Diana aja, soalnya aku curiga mereka selingkuh, dan aku butuh pembuktian yang menjelaskan mereka ga selingkuh. Gimana, kamu bisa kan?" tanya Michel. "Bisa, kok. Nanti, ya. Aku susun jadi satu file dulu." ujar Ferdi. "Kamu bisa kirim kapan?" tanya Michel. "Sore ini, atau mungkin besok pagi." ujar Ferdi. Michel mengangguk-angguk mengerti, saat di waktu yang bersamaan ponselnya berdering. Michel pun izin mengangkat telepon tersebut. Dan ternyata telepon itu berasal da
Setelah suster tersebut pergi, wajah Michel tampak lebih ceria daripada sebelumnya. Michel tampak berbinar seri. Sementara Aldo murung. "Bahkan suster saja membelaku, harusnya kamu tahu mana yang salah mana yang benar. Selingkuhan aja kok belagu." ucap Michel. "Selingkuhan? Coba kamu ngomong sekali lagi? Berani nggak kamu?" tanya Aldo balik. "Berani. Aldo, si pebinor. Suka kok sama istri orang, ga laku ya?" tuding Michel menyebalkan. "Mohon maaf Pak, tapi saya masuk perusahaan saja, semuanya langsung menatap saya kagum. Bahkan para perempuan rela mengantre berjam-jam hanya demi ketemu saya. Bapak nggak tahu ya? Atau nggak pernah ngerasain?" ucap Aldo balik yang malah membuat Michel kesal. "Oh, gitu ya. Tapi kamu nggak mau sama mereka, pasti cabe-cabean ya?" ujar Michel lagi. "Iya lah, makanya aku gamau." sementara Michel hanya tertawa terbahak-bahak. "Maksudnya, nggak ada yang lebih baik daripada cabe-cabean untuk menyukaimu? Kok murahan banget sih." ucap Michel tergelak. "Bos
"Apa? Jadi anak saya melakukan hal seperti itu?" tanya salah seorang orang tua. "Iya, Pak, benar. Maka dari itu, kami pihak sekolah memilih untuk memulangkan siswa ini untuk introspeksi diri di rumah. Meskipun resikonya adalah jadi tertinggal pelajaran." ucap Bu Linda. Setelahnya mereka pun membawa anak mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Dan Ibu Linda selaku Ibu Asrama ini merasa sangat bersyukur, karena Nathan dan Oesama benar-benar menyelesaikan masalahnya. Bukan hanya janji atau perkataan manis yang tak membuahkan hasil, tapi ternyata ada wujud nyata dari mereka, hal ini menambahkan penilaian Ibu Linda terhadap mereka. Selain baik hati, ternyata mereka juga tanggung jawab. "Terima kasih ya, Nathan, Oesama. Berkat kalian, ibu sudah tidak sepusing sebelumnya. Semoga kalian bisa bertanggung jawab atas diri kalian juga." ucap Ibu Linda. "Iya, Bu. Tapi inipun bukan sepenuhnya kita berdua, kita dibantu Talia untuk mencari buk
"Duh, jadi kalian maunya gimana?" tanya Talia. "Pengennya ya semua masalah kami selesai." ucap Nathan dan Oesama berbarengan. Jawaban yang sangat lucu, memangnya siapa, sih, yang ingin memiliki masalah. Aduh, ada-ada saja. Talia menarik napas sepanjang mungkin, untuk hari ini, dia sepertinya harus lebih sabar menghadapi kedua kakak adik tersebut. Sebab mereka terlihat sangat menyebalkan hari ini. Talia mencoba diam sejenak, dia mencoba merangkai semua cerita dan pecahan kejadian menjadi satu. Talia sejujurnya tak paham, sih. Tapi dilihat-lihat, dari semua yang terjadi, hal itu masih tersangkut paut satu sama lainnya, aduh, ya iyalah, kan masih satu permasalahan. "Tebakan aku sih, benar bahwa cowok di sebelah kamar asrama kalian. Tapi rasanya untuk menaruh itu saja, Talia rasa motifnya tak semudah itu. Mungkin dia ada dendam, apakah kalian ada melakukan sesuatu padanya dalam jangka waktu satu minggu terakhir?" tanya Talia. "Kami rasanya sih enggak. Kami nggak berbuat apa-apa. Itup
"Oh, pelakunya anak kamar sebelah." ucap Nathan berdecak. "Bukannya kamar sebelah kita itu cowok ya kak?" tanya Oesama mengingatkan kakaknya. "Iya, cowok, kenapa emangnya?" Awalnya Nathan tidak menyadarinya. "Oh, hah? Cowok?" tanya Nathan lagi setelah beberapa saat."Iya, kak, cowok, kakak ga curiga?" tanya Oesama. "Curiga sih. Masa dia yang pakai baju dalaman itu?" tanya Nathan kembali. "Bisa jadi itu punya cewek, tapi dia ga mau disalahkan?" tanya Nathan lagi, dia membuat spekulasi baru. "Tapi kak, bisa aja kalau itu dia emang punya hobi koleksi dalaman, gimana tuh, kak?" tanya Oesama menyanggah spekulasi Nathan."Bisa aja, tapi itu kecil kemungkinannya kecil, sih. Kamu nggak berpikir kalau orang di sebelah kita malah punya cewek?""Bisa aja iya." ucap Oesama. "Tapi ceweknya siapa?" tanya Nathan. Rasanya cowok di sebelah kamar asramanya, tak pernah membawa cewek ataupun seseorang yang terlihat dekat dengannya. "Ya nggak ada yang tau. Kamar di sebelah kita kan sering kosong,
Setelah mengetahui bahwa kondisi Diana saat ini dinyatakan koma, Talia, Nathan, dan Oesama pun kembali masuk sekolah, karena mereka sudah tertinggal banyak pelajaran, dan sebentar lagi akan melaksanakan ujian tengah semester. Meskipun Talia ingin sekali menemani Diana, berbagai pertimbangan dan izin dari Michel juga pihak sekolah, tidaklah Talia dapatkan. Maka dari itu, Talia mencoba untuk mengerti dan mengalah. Kemarin malam, Michel sudah mengantarkan Talia, Nathan, dan Oesama untuk kembali ke sekolah. Mereka pun sudah melakukan aktivitas seperti biasanya, hanya saja, Michel memilih mengambil cuti beberapa hari. Michel ingin menyelidiki terkait kecelakaan yang menimpa istrinya, dan Aldo, atau tepatnya, selingkuhan Diana? Michel pun meminta bantuan dari teman lamanya, Ferdi untuk menyabotase CCTV di area tersebut. Karena jika menunggu pihak supermarket terdekat untuk memberikannya, itu akan memakan waktu yang lebih lama lagi. Michel tau ini ilegal, tapi Michel pun tak tau, jika buka