"Apakah hanya itu saja?" Bai Tingxin bertanya dalam-dalam sambil melihat penuh arti pada wajah Qin Lianyi yang perlahan mulai memerah.Ting!Lift tiba di lantai pertama. Mereka berjalan menuju tempat Bai Tingxin memarkirkan mobilnya.Qin Lianyi sangat ingin mengucapkan selamat tinggal padanya. “Terima kasih untuk hari ini. Sampai jumpa lagi!" Qin Lianyi segera berbalik untuk pergi.Namun, Bai Tingxin tiba-tiba mengulurkan tangan dan meraih lengan Qin Lianyi dan menarik Qin Lianyi ke pelukannya."Ah!" Qin Lianyi menjerit pelan saat hidungnya menabrak dada Bai Tingxin.'Ini terasa sakit!' Qin Lianyi mengusap hidungnya. Hidungnya sudah pernah mengalami kejadian yang sama beberapa kali di masa lalu. Meskipun demikian, walaupun hidungnya terbuat dari baja, tapi hidungnya tidak akan mampu menahan rasa sakit sebanyak itu.Bai Tingxin membungkuk dan mendekatkan bibirnya ke telinga Qin Lianyi dan dia berbisik, "Bukankah kau mengatakan bahwa selama aku tutup mulut tentang apa yang terjadi
Ketika Ling Yiran selesai bekerja di restoran, dia berkata kepada Zhuo Qianyun, “Kak Zhuo, bolehkah besok sore aku izin? Aku ingin mengunjungi makam ibuku dan memberi penghormatan. "Walaupun besok adalah Hari Ziarah kubur, hari libur nasional, di hari libur sering kali restoran akan penuh sesak. Biasanya, para pekerja restoran tidak diperbolehkan mengambil cuti pada hari libur nasional.Zhuo Qianyun cukup kaget karena ibu Ling Yiran telah meninggal dunia. Oleh karena itu, dia berkata, “Oke, tidak masalah. Karena kau akan pergi pada sore hari, mintalah ke bagian dapur untuk menyiapkan beberapa hidangan agar kau bisa membawanya ke kuburan sebagai persembahan.”“Terima kasih tapi tidak apa-apa kak. Aku akan menyiapkannya sendiri. " Ling Yiran ingin memasak sendiri hidangan untuk ibunya.Ling Yiran masih kecil saat ibunya masih hidup. Sekarang Ling Yiran telah dewasa dan tahu cara memasak, dia ingin menunjukkan keahliannya kepada ibunya.“Kalau begitu aku akan pulang sekarang,”
Setelah Ling Yiran meletakkan bahan-bahan masakan di lemari es, dia berbalik dan melihat Yi Jinli sedang bersandar di kusen pintu dapur, merenungkan tentang sesuatu saat dia menatap Ling Yiran.Ling Yiran berbalik untuk menghindari tatapan Yi Jinli. Masalahnya adalah, jika Ling Yiran ingin keluar dari dapur, dia harus menghadapi kemungkinan dia akan ditarik oleh Yi Jinli “Kau belum mengucapkan selamat malam padaku,” Yi Jinli berkata pada Ling Yiran.Ling Yiran terkejut sesaat tapi dengan cepat dia menjawab, "Selamat malam."Senyuman muncul di wajah Yi Jinli saat dia masih menatap Ling Yiran. “Kak, ucapan selamat malammu sepertinya semakin acuh tak acuh.”"..." Ling Yiran tidak bisa berkata-kata dan tidak tahu bagaimana harus menjawab.“Seseorang memberikan saran bahwa jika aku ingin kau menyukaiku, aku harus berusaha menyenangkanmu.” Yi Jinli membungkuk dan menatap orang yang ada di depannya. "Bagaimana menurutmu? Apakah kau akan menyukaiku jika aku bisa membuatmu senang?”
“Apakah kau sudah lupa apa yang terjadi dengan ayahmu?” Orang tua itu sekali lagi mengungkit tentang masa lalu.“Aku tidak lupa, dan aku telah mengatakannya, aku tidak akan berjalan di jalan yang sudah dilakukan ayahku,” ucap Yi Jinli.“Jika itu masalahnya, kau harus membawa wanita bernama Ling Yiran itu keluar dari Kediaman Yi dan jangan pernah biarkan dia muncul dalam hidupmu lagi!” Tuan Besar Yi menggeram.“Aku khawatir itu tidak mungkin.” Tatapan Yi Jinli menjadi gelap. Hatinya menegang sesaat ketika dia mendengar kata-kata lelaki tua itu dan menolak gagasan itu secara langsung. Dia bahkan tidak akan berpikir dua kali tentang itu."Kau ..." Tuan Besar Yi tersedak saat dia menatap cucunya.“Kakek, aku tidak akan berjalan di jalur yang ayahku lakukan. Aku akan memastikan bahwa semuanya terkendali. Aku akan membuat Yiran jadi terbiasa dengan kehadiranku sehingga dia tidak akan bisa meninggalkanku." Yi Jinli tersenyum ringan di wajahnya, tetapi ancaman dalam tatapannya terlih
Dulu Ling Yiran sangat repot untuk mengunjungi makam. Selain itu, seiring berjalannya waktu, batu nisan juga mulai retak. Butuh banyak uang untuk memperbaikinya. Oleh karena itu, pilihan yang jauh lebih baik adalah untuk memindahkan makam ke pemakaman yang lebih layak.Namun, Ling Yiran berakhir di penjara dan karena hal itu akhirnya ditunda. Setelah selesai menjalani hukumannya, Ling Yiran tidak punya banyak uang. Dan, dia bukan hanya tidak mampu membayar tempat di pemakaman, tetapi dia bahkan tidak mampu membayar biaya orang yang bisa membantunya memindahkan kuburan.Ketika Ling Yiran tiba di kaki bukit, dia melihat bahwa penduduk desa telah menyiapkan loket pendaftaran di bawah tenda darurat. Banyak orang yang datang dan pergi mengunjungi makam.Saat giliran Ling Yiran sedang mengantri, dia memberikan nomor makam ibunya. Dan yang mengejutkan, setelah melihat nomor makam ibunya, orang yang ada di loket pendaftaran segera berkata, “Makam itu telah dipindahkan. Apa yang sedang ka
Tak lama kemudian, tetangga sebelah rumah memberi tahu Ling Yiran bahwa ayah dan ibu tirinya sedang berlibur dan tidak ada orang di dalam. Adapun Ling Luoyin, menurut tetangganya, dia telah membeli rumah yang lebih besar dan dia hampir tidak pernah pulang.Ketika Ling Yiran mendengar itu, dia tahu bahwa ayah dan ibu tirinya sengaja melakukannya. Mereka tahu bahwa dia akan mengunjungi makam ibunya hari ini dan mereka berencana untuk pergi hari ini.'50 juta. 'Kulit kepala Ling Yiran mati rasa memikirkan permintaan ayahnya.Dengan keadaannya saat ini, dia tidak punya cara untuk menghasilkan 50 juta untuk ayahnya!Setelah Ling Yiran mengucapkan selamat tinggal kepada tetangganya, dia menghubungi Ling Luoyin, “Di mana kau? Aku perlu bertemu denganmu. "“Maaf, tapi akhir-akhir ini aku sangat sibuk,” jawab Ling Luoyin malas.“Aku hanya ingin menanyakan satu pertanyaan, dimana ayah memindahkan makam ibuku?” Ling Yiran bertanya.Aku tidak tahu. Nada bicara Ling Luoyin dipenuhi de
Di saat yang bersamaan, sepasang bibir yang belum pernah memakai lipstik muncul di benak Gu Lichen dalam warna aslinya.Warna merah muda terang itu tampak sangat alami sehingga membuat Gu Lichen merasa itulah warna bibir yang terbaik."Bersihkan," ucap Gu Lichen dengan jelas."Apa?" Ling Luoyin tidak mengerti kata-kata Gu Lichen."Kubilang, bersihkan lipstikmu sekarang," ucap Gu Lichen.Ling Luoyin tercengang. Mereka sekarang ... dalam perjalanan ke sebuah acara. Ling Luoyin telah mencoba pakaian sampai sembilan kali karena dia ingin bersinar di tengah keramaian. Jika dia menghapus lipstiknya, riasannya akan kehilangan daya tariknya. Kemudian, dia tidak akan menonjol di keramaian dan malah menjadi lelucon di acara itu."Sekarang? Tapi kita akan sampai di lokasi pesta ... ""Sekarang." Gu Lichen memotongnya. Ada ekspresi ketidak senangan di mata Gu Lichen yang mempunyai tatapan yang sangat tajam.Ling Luoyin tidak punya pilihan karena dia tidak berani menyinggung perasaa
Yi Jinli tahu bahwa Ling Yiran tidak menyukai kegelapan; bahkan ketika dia pergi tidur dia akan selalu tidur dengan lampu menyala.Dulu ketika mereka masih tinggal di apartemen, Ling Yiran bisa tidur dengan lampu mati sebentar. Namun, sekarang dia kembali ke kebiasaannya tidur dengan lampu menyala.Yi Jinli sedikit mengernyit. Apakah Ling Yiran tidak ada di kamar?Namun, saat Yi Jinli hendak berpaling, dia mendengar tangisan tertahan.Ling Yiran ada disana!Tiba-tiba ada langkah Yi Jinli terhenti dan kemudian tangannya mencapai dinding untuk menyalakan lampu. Dan, cahaya masuk ke dalam ruangan.Yang Yi Jinli lihat hanyalah sosok kurus yang meringkuk di sudut ruangan. Ling Yiran berjongkok dengan punggung menghadap ke dinding; wajahnya tertunduk di lututnya, dan bahunya bergerak-gerak. Isak tangis pelan dan tertekan datang darinya terus menerus.Apakah Ling Yiran menangis?Mata hitam Yi Jinli menyipit, dan dia dengan cepat berjalan ke arah Ling Yiran. Berjongkok dan mena