Dan, selain menjadi bos, Zhuo Qianyun juga menjadi kasir, menyajikan hidangan, membersihkan meja, dan juga melakukan hal yang lainnya. Ketika usahanya sedang ramai, dia tidak punya waktu luang sama sekali.Kemampuannya mungkin terbatas, tetapi dia memberi putranya yang terbaik yang bisa dia berikan.Sekitar pukul tiga, restoran menerima pesanan lagi, termasuk roti nanas dan teh susu.ketika Ling Yiran melihat alamatnya, perhatiannya teralihkan."Ada apa? Apakah ada masalah?" Zhuo Qianyun telah menyiapkan pesanan untuk Ling Yiran dan dia melihat Ling Yiran menatap kosong pada tanda terima pesanan."Bukan apa-apa," jawab Ling Yiran, mengambil roti nanas dan teh susu.Alamat pesanannya jelas di firma hukum tempat dia bekerja sebelumnya. Sekarang dia akan mengantarkan makanan ke sana, dan secara otomatis dia akan bertemu dengan mantan rekan kerjanya.Dulu, dia adalah karyawan tebaik di firma itu, Mungkin saat ini, dia akan sangat malu dengan keadaanya.Ling Yiran merasakan
Namun, tiba-tiba Yi Jinli memegang lengan Ling Yiran. Kemudian, dengan terkejut, Ling Yiran jatuh ke pelukan Yi Jinli.Ling Yiran secara tidak sadar ingin melepaskan diri dari pelukan Yi Jinli, tetapi tangan Yi Jinli memeluknya dan memeluknya lebih erat."Ucapkan selamat malam yang benar, jangan asal-asalan, Kak!" Yi Jinli bergumam saat bibirnya dekat dengan telinga Ling Yiran.Tubuh Ling Yiran sedikit bergetar, dan dia bisa merasakan napas Yi Jinli di telinganya. Seluruh tubuhnya sepertinya diselimuti oleh nafasnya."Kau ... Lepaskan," ucap Ling Yiran, wajahnya memerah."Mengapa kau tidak bercerita padaku tentang hari pertama di pekerjaan barumu?" Yi Jinli bertanya."Ini hanya pekerjaan kurir biasa. Seseorang memesan sesuatu makanan, dan aku hanya mengirimkan makanannya kepada mereka," ucap Ling Yiran, dia merasakan jantungnya berdetak semakin cepat. Bahkan aliran darahnya jauh lebih cepat."Begitukah? Apakah kau sudah makan enak hari ini?" Suara Yi Jinli sekali lagi ter
Saat dini hari, ketika Ling Yiran sudah tertidur lelap di tempat tidurnya, pintu penghubung antara dua kamar terbuka perlahan. Sosok tinggi masuk ke dalam kamar Ling Yiran.Mata yang biasanya dingin dan penuh cinta itu menatap wanita yang ada di tempat tidur. Saat ini, tatapannya penuh dengan keterikatan."Selamat malam, Kak." Suara rendah dan anggun keluar dari mulutnya, dan penuh dengan keterikatan, dan pada saat yang bersamaan terlihat rasa keputusasaan yang tak terucapkan....Ketika keesokan harinya Ling Yiran pergi bekerja, restoran itu menerima banyak pesanan lebih dari 30 pada siang hari.Biasanya, Ling Yiran hanya akan mengirimkan tujuh hingga delapan pesanan sekaligus. Tiba-tiba, ada pesanan lebih dari 30. Pesanan itu cukup banyak yang akan dikirim oleh restoran kecil pada sore hari.Zhuo Qianyun buru-buru menyiapkan pesanan dan berkata kepada Ling Yiran, "Terima kasih banyak telah mengirimkan pesanan ini.""Bagaimana dengan pesan antar makanan lainnya?" ucap Lin
Setelah Ling Yiran masuk ke gedung dengan membawa troli, resepsionis menyambutnya, dan hanya menanyakan namanya. Dia bahkan tidak memintanya untuk mendaftar dan menawarkan untuk membantunya menekan tombol lift.Semua ini menyebabkan Ling Yiran menduga-duga. Ketika Ling Yiran tiba di alamat yang tercantum di pesanan, seorang wanita tinggi dengan busana kerja datang. "Nona Ling? Aku yang memesan makanannya. Tinggalkan saja troli ini di sini, dan tolong bawa dua porsi ke kantor presiden."Hati Ling Yiran sesaat terkejut, dan dugaannya yang sebelumnya sedikit demi sedikit mulai terungkap.Kantor presiden ... Yi Jinli adalah presiden dari Grup Yi. Apakah dua porsi ini untuk kantor Yi Jinli?Ling Yiran mengambil dua porsi makanan dan berjalan menuju kantor Yi Jinli. Dia berdiri di depan pintu kayu gelap, menarik napas dalam-dalam sebelum dia mengetuk pintunya dua kali."Silahkan masuk." Sebuah suara datang dari dalam.Ling Yiran membuka pintu dan berjalan masuk, dan menemukan Yi
Ling Yiran mengambil kotak makan siang dan segera mulai makan dengan kepala menunduk. Yang dia inginkan sekarang adalah menyelesaikan makanannya dengan cepat dan segera pergi."Apakah kau makan begitu cepat karena kau ingin segera pergi?" Suara Yi Jinli terdengar lembut di kantor."Ahem ..." Ling Yiran tersedak, dia hampir mengeluarkan makanannya lagi. Yang bisa dia lakukan hanyalah memegang tangannya dan batuk dengan susah payah. Segera, wajahnya menjadi sangat merah.Akhirnya, Ling Yiran berhenti batuk, tetapi di telapak tangannya, yang tadi menutupi mulutnya, ada beberapa butir nasi. Karena itu, dia memutuskan untuk mengambil tisu dan menyeka telapak tangannya.Namun, sebelum Ling Yiran mengambil tisu, jari Yi Jinli meraih tangan Ling Yiran dan menariknya ke arah dirinya.Yi Jinli memutar pergelangan tangan Ling Yiran dengan tidak nyaman tetapi tidak melepaskannya. "Tanganku kotor, aku harus mengelapnya," ucap Ling Yiran."Kotor?" Yi Jinli tertawa geli. "Aku tidak mengan
Ling Yiran melanjutkan mengirim pesanan yang lain, dan saat jam makan siang dia tidak makan banyak.Zhuo Qianyun berkata, "Ada apa? Kau makan sangat sedikit. Apa kau tidak suka dengan makanan hari ini?" Saat makan siang, semua orang di restoran kecil akan memanfaatkan waktu luang mereka dan meminta koki untuk memasak beberapa hidangan untuk mereka makan bersama."Tidak, kurasa aku makan terlalu banyak sebelum berangkat kerja pagi ini." Ling Yiran memandang Lil Yan ke samping. "Kenapa kau tidak makan saja? Aku akan memberi Lil Yan buah-buahan. Lagipula aku sekarang sudah kenyang."Ling Yiran mengambil sebuah apel dan mengupasnya. Kemudian, dia memotong apel menjadi potongan-potongan kecil dan memberikannya kepada Lil Yan.Si kecil dengan patuh membuka mulutnya dan menggigit apel itu, sesekali tersenyum pada Ling Yiran.Setelah memberinya buah, Lil Yan mengantuk. Dia menguap dan merentangkan tangannya lebar-lebar, memberi isyarat pada Ling Yiran untuk memeluknya.Ling Yiran l
"Ngomong-ngomong, kau sudah lama tidak ke kantor. Rekan-rekan lamamu sangat merindukanmu. Namun, sekarang tidak apa-apa. Kita bisa bertemu kapan saja kita mau," ucap Guan Lili sambil menarik Ling Yiran masuk ke kantor. "Karena kau ada di sini, mengapa kau tidak bertemu dengan rekan-rekan lamamu?"Ling Yiran melirik Guan Lili. Dia tahu apa yang Guan Lili akan lakukan.Kalau begitu, Ling Yiran harus menghadapinya. Jika dia melarikan diri, mereka hanya akan menertawakannya."Oke, aku akan menemui mereka," ucap Ling Yiran dengan murah hati.Sikap Ling Yiran justru mengejutkan Guan Lili. Lagipula, bukan itu jawaban yang dia harapkan.Begitu masuk ke dalam kantor, Guan Lili bertepuk tangan di ruang utama dan menarik perhatian semua orang. "Mari lihatlah, semuanya. Yiran, mantan kolega kita, kembali menemui kita."Tiba-tiba, banyak orang di kantor itu melihat ke arah mereka.Saat Ling Yiran melihat sekeliling, dia melihat mantan rekan kerja dan yang pegawai baru yang tidak dia k
Yang menjawab pertanyaan itu tentu saja Guan Lili. Guan Lili sepertinya sengaja mengeraskan suaranya. Dia berbicara tentang bagaimana Ling Yiran masuk penjara karena dia membunuh seseorang dengan mobilnya saat mengemudi dalam keadaan mabuk ...Ling Yiran tersenyum lembut. Apakah Guan Lili menjelek-jelekkan dirinya untuk menebus rasa frustrasi karena dulu dia pernah ditekan oleh Ling Yiran? Benar saja, kau mungkin tidak dapat melihat sifat orang lain yang sebenarnya jika kau dalam keadaan dihormati. Namun, begitu kau melarat, kau pasti akan bisa melihat sifat dia yang sesungguhnya.Tepat ketika Ling Yiran akan melangkah keluar dari Firma Hukum itu dan mencapai lift, tiba-tiba ada suara langkah kaki di belakangnya. Sebuah suara terdengar, "Yiran, tunggu!"Ling Yiran menoleh dan melihat seorang pria bergegas menghampirinya dan berhenti di depannya. Pria itu menatap Ling Yiran dengan tatapan tidak jelas.Dia adalah pria yang cukup tampan di usia 30-an. Dia bertubuh sedang dan meng
"Ini hanya luka ringan. Jangan khawatir," ucap Gu Lichen.Namun, kata-katanya tidak membuat Zhong Keke merasa nyaman. "Bagaimana dengan tubuhmu? Apakah ada luka lain?""Kurasa tidak," ucap Gu Lichen.Zhong Keke dengan cemas berkata, "Kau tidak berpikir begitu? Apakah kau tidak memeriksa dirimu sendiri ketika kau mandi? Tidak, mari kita periksa lagi kalau-kalau ada cedera yang terlewatkan.""Periksa? Bagaimana kau akan memeriksanya?" Gu Lichen bertanya."Tentu saja kau harus melepas jubah mandimu. Coba aku lihat apakah kau telah..." Zhong Keke terdiam di tengah kalimat, wajahnya sudah merah.'Apa yang aku bicarakan? Aku sebenarnya meminta Gu Lichen untuk melepas jubah mandinya. Aku tidak berpikir dia mengenakan apa pun di bawah jubah mandinya ... ' Mengingat hal itu, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik dada Gu Lichen yang samar-samar tertutup oleh jubah mandinya."Apakah kau ingin aku melepas jubah mandiku?" Dibandingkan dengan Zhong Keke yang tersipu, Gu Liche
Gu Lichen basah kuyup, jadi dia menginap di kamar hotel dekat ngarai.Kamar yang diminta Gu Lichen adalah yang terbaik, tentu saja. Itu memiliki segalanya dan elegan namun mewah. Bahkan memiliki beberapa kamar dan dua kamar mandi."Jubah mandi ada di kamar mandi. Sepatu dan pakaianmu akan dicuci dan dikeringkan oleh staf hotel. Kita seharusnya bisa kembali ke kota pada malam hari," ucap Gu Lichen.Zhong Keke menjawab, "Oh, baiklah. Maaf kau menjadi basah kuyup saat menemaniku ke sini."Gu Lichen berkata, "Itu bukan salahmu. Kau sama sekali tidak perlu meminta maaf kepadaku. Baiklah, cepat mandi, atau kau akan mudah masuk angin."Zhong Keke lalu masuk ke salah satu kamar mandi.Rambut Gu Lichen basah, dan keraguan muncul di matanya yang dingin.'Apa yang salah denganku? Ketika Aku melihat Zhong Keke hampir jatuh ke sungai tadi, Aku langsung pergi ke air untuk menangkapnya tanpa berpikir.'Dia tahu bahwa sungai itu dangkal. Zhong Keke akan baik-baik saja bahkan jika dia j
Keluarga itu berjalan ke arah lain. Itu adalah pemandangan yang manis.Zhong Keke memperhatikan mereka dengan bingung. Ayahnya juga biasa memberinya tumpangan di pundaknya seperti itu ketika dia masih kecil. Dia merasa sangat tinggi setiap saat!Tiba-tiba, seekor ikan kecil berenang melewati kaki Zhong Keke. Zhong Keke tanpa sadar membungkuk untuk menangkapnya, tetapi dia tidak berharap dirinya kehilangan pijakan dan jatuh ke depan. Dia akan terjun ke air.Tiba-tiba, sebuah lengan yang kuat melingkari pinggangnya dan mengangkatnya.Kemudian, suara panik Gu Lichen terdengar di atas kepala Zhong Keke. "Apa yang sedang kau lakukan?"Zhong Keke membeku dan menoleh untuk melihat wajah pucat Gu Lichen. "Aku... aku hanya ingin... menangkap ikan.""Menangkap ikan?" Gu Lichen membeku sedikit sebelum melihat ke bawah untuk melihat beberapa ikan kecil berenang di sungai. Kemudian, dia melihat sekeliling untuk melihat orang lain mencondongkan tubuh ke depan untuk menangkap ikan kecil i
Gu Lichen mengambil tisu dan menyeka air mata di wajahnya. "Aku benar-benar tidak tahu Kau akan memiliki reaksi yang begitu besar. Sepertinya aku terlalu berpendirian dan menonjolkan diri. Biarkan aku membawamu kembali sekarang."Ucap Gu Lichen sambil menghapus air matanya. Dia kemudian menghidupkan kembali mobilnya untuk berbalik arah."Jangan." Zhong Keke menekankan tangannya di punggung tangan Gu Lichen pada tongkat persneling dan menarik napas dalam-dalam saat dia menatap lurus ke depan. "Aku... aku ingin pergi ke ngarai." Dia ingin menyelesaikan perjalanan yang belum selesai.Dia belum pernah ke sana, tapi... apakah itu juga berarti dia tidak pernah membiarkan dirinya berjalan ke depan?Dia tahu Gu Lichen ingin dia melanjutkan perjalanannya, dan dia juga ingin melakukannya.Orang tuanya juga akan lebih bahagia jika dia lebih bahagia.Gu Lichen menatap mata merah dan bengkak Zhong Keke. "Kau yakin mau pergi?"“Ya, Aku ingin melihat ngarai untuk diriku sendiri dan juga
"Jangan... Jangan... Jangan mati. Jangan mati..." Zhong Keke tergagap.Saat berikutnya, Zhong Keke ditarik ke pelukan hangat."Maaf, aku tidak tahu kau akan bereaksi sebesar itu. Maafkan aku!" Sebuah suara yang akrab terdengar di telinganya.'Lengan siapa ini? Mama?'"Keke, jangan takut. Jangan takut. Aku disini. Ini akan baik-baik saja, jadi jangan takut... Jangan takut..." Suara itu terus terdengar, dan seolah-olah darahnya yang sebelumnya dia rasakan membeku akhirnya mulai mengalir lagi.Zhong Keke mendongak dalam keadaan melamun, dan wajah tampan itu terlihat di pupil matanya yang gelap.Namun, wajah itu tidak lagi dipenuhi dengan ketidakpedulian yang biasa, melainkan kekhawatiran dan kecemasan.'Itu... Gu Lichen!'Dia menatap kosong padanya. 'Siapa yang dia khawatirkan? Siapa yang dia cemaskan?'"Keke? Keke!" Gu Lichen dengan cemas memanggil orang di depannya. Dia ingin membawanya ke ngarai dengan harapan dia bisa melanjutkan perjalanannya. Dia tidak berharap Zho
"Kau tidak perlu berterima kasih padaku sepanjang waktu," ucap Gu Lichen. Dia kemudian melihat ke arah Zhong Keke dan bertanya, "Apakah kau melakukan sesuatu nanti?"Zhong Keke menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak punya rencana untuk hari ini.""Temani aku ke suatu tempat nanti," ucap Gu Lichen."Kemana kita akan pergi?" Zhong Keke bertanya."Kau akan lihat," ucap Gu Lichen dan memeriksa waktu. "Kita bisa makan siang di sana jika kita pergi sekarang."Keduanya kembali ke mobil, dan Gu Lichen melaju ke arah utara kota.Hanya setelah mengemudi selama lebih dari setengah jam, ekspresi Zhong Keke berubah. Jalan ini... Dia mengingatnya sebagai jalan menuju ngarai.Dia mengalami kecelakaan di jalan ini. Jalan ini telah muncul ratusan kali dalam mimpinya!"Kemana ... Kemana kau membawaku?" gumam Zhong Keke saat dia memucat."Ngarai," ucap Gu Lichen.Zhong Keke semakin pucat mendengar kata-kata itu. "Tidak, aku tidak ingin pergi ke sana!"Tempat itu adalah dosa bagi
Gu Lichen hanya berdiri di sana tetapi terlihat seperti selebritas atau supermodel dari sebuah poster.Jika orang tuanya masih hidup, mereka akan takjub bertemu seseorang seperti Gu Lichen.Apakah mereka sulit percaya bahwa Zhong Keke telah menemukan pacar yang begitu cerdas?'Alangkah baiknya jika mereka masih hidup ...' Hidung Zhong Keke menjadi sakit saat matanya memerah."Apakah kau akan menangis?" Gu Lichen memperhatikan sesuatu yang berbeda tentang dirinya.Zhong Keke mendengus dan tiba-tiba bergumam, "Apakah kau tahu aku menyebabkan kematian orang tuaku? Itu sebabnya bibiku menyebutku sebuah kutukan dan mengira aku seseorang yang membawa kesialan bagi orang lain."Zhong Keke telah menyimpan beberapa hal di hatinya selama bertahun-tahun. Dia tidak pernah memberi tahu siapa pun tentang mereka, tetapi dia tiba-tiba ingin curhat pada Gu Lichen."Kau tidak pernah menjadi pembawa sial, jadi jangan mengambil semuanya sendiri," ucap Gu Lichen."Tapi itu salahku. Hari itu
Mobil terasa sunyi sepanjang perjalanan.Zhong Keke menundukkan kepalanya. Tidak ada yang tahu apa yang dia pikirkan.Ketika Gu Lichen memarkir mobilnya di tempat parkir pemakaman dekat pintu masuk, Zhong Keke tiba-tiba berkata, "Aku... Aku hanya berpikir kemungkinan bagimu untuk jatuh cinta padaku sangat kecil. Bahkan jika kau berakhir jatuh cinta dengan wanita lain di masa depan, kemungkinan itu bukan aku. Jadi aku... aku..."Zhong Keke tidak bisa melanjutkan. Dia merasa rendah diri.Lagipula, Zhong Keke sangat berbeda dari Gu Lichen dalam hal latar belakang keluarga dan yang lainnya.Gu Lichen diam-diam menatap orang di depannya. Beberapa saat kemudian, dia melepaskan sabuk pengamannya, membungkuk sedikit, dan mengangkat rahang Zhong Keke dengan jari-jarinya yang ramping. "Apakah kau begitu tidak yakin pada dirimu sendiri?""Aku..."Bibir tipis Gu Lichen berkata dengan lembut, "Kalau begitu sebaiknya kau ingat apa yang kukatakan sekarang. Kau adalah orang pertama yang
'Apakah Zhuo Qianyun berpura-pura tidur untuk menghindari rasa malu? Atau apakah dia tidak ingin melihatku lagi?'Aroma tubuh Zhuo Qianyun sepertinya tercium di sekitar hidung Ye Wenming, membuat jantungnya terasa berat seolah-olah ada sesuatu yang menghalangi. Tubuhnya tampak kaku.Zhuo Qianyun tepat berada di sampingnya, tetapi dia menjadi bingung. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan wanita ini.'Apakah aku... masih mencintainya?'Apa yang akan aku lakukan jika aku tidak bisa jatuh cinta padanya atau aku bisa menolak ketertarikannya? Apakah kita ditakdirkan untuk bercerai dan berpisah? Atau apakah aku akan membuat pilihan yang berbeda?'Dalam kegelapan, Ye Wenming perlahan berbalik dan menatap wajah Zhuo Qianyun.Ye Wenming hanya bisa melihat garis wajahnya dalam cahaya redup, tapi... itu membuat matanya terbakar.Ternyata garis samar pun bisa menghantui pikirannya!...Pada hari Rabu, Zhong Keke menyiapkan barang-barang yang dia butuhkan untuk menghormat