Tidak…tidak!Ling Yiran menginginkan ibunya, Ling Yiran menginginkan adik laki-lakinya!Ling Yiran menangis putus asa dan baru menyadari bahwa dia tidak bisa bersuara.Saat itu, Alarm berbunyi seolah-olah menariknya keluar dari mimpi buruk ...Perlahan Ling Yiran membuka matanya. Dia mendengar suara yang dia kenal di telinganya. "Kau sudah bangun?"Wajah tampan terlihat di matanya, dan mata yang cerah itu sepertinya memiliki kelembutan yang tak terlukiskan di dalamnya."Ya ..." jawab Ling Yiran bosan, dia belum sepenuhnya sadar.Ling Yiran merasa seolah-olah mimpi dan kenyataan terus-menerus berhubungan. Itu membuatnya menjadi kewalahan."Kalau begitu kau bisa angkat teleponnya," ucap Yi Jinli sambil mendekatkan telepon ke telinga Ling Yiran.Ling Yiran membeku saat dia mendengarkan suara yang akrab yang datang dari ponselnya. "Yiran? Apakah kau sudah bangun, Yiran?"Ling Yiran tiba-tiba sedikit tersadar. "Lianyi!""Ya ini aku, dimana kau sekarang? Apakah kau bersama Yi Ji
Album foto itu berisi kenangan yang paling berharga bagi Ling Yiran.Yi Jinli mengerutkan kening tanpa sadar. "Apakah kau menyerahkan hidupmu hanya untuk album foto itu? Kau sangat beruntung kemarin. Kau hanya memiliki beberapa memar di jarimu. Bagaimana jika kau benar-benar membakar dirimu sendiri?""Album foto ini sangat berarti bagiku!" ucap Ling Yiran."Apakah itu lebih penting daripada tanganmu? Apakah kau akan kehilangan tanganmu hanya untuk melindungi album foto itu?" Suara Yi Jinli semakin dalam."Ini sangat penting. Meskipun kedua tanganku akan terbakar, aku tetap ingin menyimpannya bersamaku." Ling Yiran menarik napas dalam-dalam. Baginya, itu adalah kenangan dan keinginan yang ada di hatinya.Itu adalah kenangan kasih sayang keluarga terbaik yang pernah dia rasakan dan yang paling bahagia yang pernah dia rasakan.Jawaban Ling Yiran membuat Yi Jinli pucat, dan dia merasakan aliran marah di dadanya setelah melihat bahwa Ling Yiran tidak menghargai dirinya sendiri. Yi Jin
"Tidak ada yang bisa memecatmu," ucap Yi Jinli dengan sangat pasti. "Rawat saja jari-jarimu dulu. Apa menurutmu kau bisa mengangkat barang dan menyapu jalan dengan keadaan tanganmu sekarang ini?”Ling Yiran menundukkan kepalanya dan diam. Dia benar-benar tidak bisa melakukan apapun dengan kedua tangannya."Jaga baik-baik tanganmu dulu. Kau bisa melakukan apa pun yang kau mau setelah tanganmu sembuh," ucap Yi Jinli. Kemudian, seolah memikirkan sesuatu, Yi Jinli berkata, "Apakah kau akan bertemu Qin Lianyi malam ini? Mengapa kau tidak menolak ajakan Qin Lianyi secara halus sampai luka di tanganmu membaik."Seseorang yang kenal akrab dengan Yi Jinli mungkin akan terkejut mendengarnya.Sejak kapan pria yang paling sulit dipahami di Kota Shen begitu khawatir tentang cedera seorang wanita?Jika itu adalah orang lain yang berlumuran darah berdiri di depannya dengan hanya tinggal satu nafas terakhir yang tersisa, Yi Jinli tidak akan mengkhawatirkannya."Aku harus pergi," jawab Ling Yiran
Ling Yiran tampak sangat kecil di foto itu. Pipinya tembem dan rambut hitamnya yang lebat terlihat sangat manis.Yi Jinli tidak pernah tahu dia akan melihat seorang anak kecil dan merasa terpesona, tetapi saat ini, dia merasakankan cinta yang tulus saat melihat anak kecil di foto itu. Dia bahkan berpikir bahwa jika anak kecil ini muncul di hadapannya sekarang, dia mungkin tergoda untuk memeluk dan menciumnya.Apakah karena ini adalah foto Ling Yiran saat kecil? Itukah sebabnya Yi Jinli menganggapnya manis? Dia tidak pernah merasakan perasaan ini saat melihat anak-anak lain.Yi Jinli mengambil foto satu per satu.Foto-foto itu, diawali dengan foto Ling Yiran dan ibunya, kemudian berubah menjadi foto Ling Yiran sendiri.Dalam foto-foto itu, Ling Yiran terlihat lebih muda dari fotonya bersama ibunya. Dia tampak berusia sekitar lima sampai enam tahun di sini.Tidak banyak dari foto-foto ini, setidaknya tidak sebanyak saat Ling Yiran bersama ibunya.“Waktu ibuku masih hidup, dia suka
"Sakit? Kau sakit?" Tiba-tiba ada ketegangan dalam suara Yi Jinli.“Hanya demam yang berlangsung beberapa hari. Itu membuatku sedikit mengantuk, tetapi aku masih hidup dan segera bermain lagi ketika aku sembuh. Sayangnya, gaun itu sudah hilang,” ucap Ling Yiran dengan sedikit penyesalan. Namun, kemudian, neneknya diam-diam mengatakan kepada Ling Yiran bahwa dia akan membelikannya gaun yang indah jika dia mendapat peringkat pertama di kelasnya dalam ujian akhir nanti.Namun, ketika Ling Yiran akhirnya mendapat ranking pertama, Ling Yiran harus meninggalkan neneknya untuk kembali tinggal bersama ayahnya.Sebelum pergi, neneknya menyelipkan gaun baru ke dalam kopernya.Saat Ling Yiran sedang berpikir, sebuah tangan besar tiba-tiba muncul dan menyentuh dahinya. Ling Yiran tertegun dan menatap Yi Jinli. "Aku ... aku tidak sedang demam sekarang.""Aku tahu," bisiknya. "Aku akan membelikanmu gaun apa pun yang kau inginkan suatu saat nantiKata-kata Yi Jinli tiba-tiba membuat Ling Yiran
Namun, masalahnya adalah orang seperti Yi Jinli telah melihat banyak orang yang imut. Apakah fotonya ketika Ling Yiran masih kecil sangat manis sehingga Yi Jinli harus menyimpan Foto itu untuk dirinya sendiri?Namun, saat ini, bertemu dengan Qin Lianyi adalah hal terpenting bagi Ling Yiran.Ketika Ling Yiran akan pergi, Yi Jinli meminta sopir untuk mengantarnya ke sana.Ling Yiran tahu dari pengalaman bahwa tidak ada gunanya untuk menolak. Begitu Yi Jinli mengambil keputusan, hanya ada sedikit ruang untuk bernegosiasi.Begitu Ling Yiran masuk ke mobil, dia memberi tahu pengemudi ke mana harus pergi.Dan hasilnya, Ling Yiran tiba setengah jam lebih awal untuk waktu perjalanan yang seharusnya memakan waktu satu jam.Ling Yiran masuk ke sebuah restoran cepat saji. Dia duduk, memesan minuman seharga enam Yuan, dan mengirim pesan ke Qin Lianyi.Sementara Ling Yiran menunggu sahabatnya, dia dengan santai melihat melalui jendela yang transparan dan menyaksikan beberapa pengendara peng
"Apakah tanganmu terasa sakit?" Qin Lianyi bertanya dengan prihatin."Tidak apa-apa," ucap Ling Yiran. "Perbannya hanya membuatnya terlihat lebih buruk. Aku sudah tidak merasakan sakit lagi hari ini dan bisa membawa barang sendiri."Qin Lianyi menghela nafas lega dan memesan makanan.Saat mereka makan dan berbicara, Ling Yiran mengetahui apa yang terjadi dengan saksi yang disebutkan sahabatnya di telepon. Seorang rekan kerja di studio desain Lianyi telah memposting video ke obrolan grup rekan kerja mereka. Dari sana, Lianyi melihat saksi yang bersaksi pada saat peristiwa dulu itu.Pria itu adalah suami dari putri kerabat rekan rekan Lianyi yang baru saja menikah, dan dia sekarang tinggal di Kota S.Qin Lianyi menanyakan namanya dengan santai, untuk berjaga-jaga, tetapi rekannya tidak tahu namanya. Rekan itu hanya tahu bahwa nama belakangnya adalah ‘You”.Tidak banyak orang dengan nama belakang 'You'.Qin Lianyi memutar video untuk Ling Yiran.Itu adalah video pengantin baru yan
Itu adalah pria tampan yang berumur antara remaja dan pria muda. Dia memiliki wajah perpaduan antara maskulin dan feminin. Wajahnya sangat cocok dengan kecantikan wanita yang sekarang menjadi tren.Raut wajahnya yang halus tampak seperti keluar dari sebuah lukisan, kecuali bahwa bibir tipis pria itu saat itu terkatup rapat, dan mata hitamnya yang sangat indah tampak diwarnai dengan amarah.'Apakah pria ini ... sedang marah?' Ling Yiran berpikir. Dilihat dari arah tatapannya, dia sepertinya terganggu oleh ..."Yiran, aku sedang berbicara padamu. Apakah kau mendengarku?" Suara Qin Lianyi terdengar di telinganya, dan Ling Yiran segera tersadar dari lamunannya."Apa yang kaukatakan tadi padaku?" Ling Yiran menoleh untuk melihat ke arah sahabatnya."Aku bertanya, apakah dokter mengatakan kapan tanganmu mungkin sembuh?" ucap Qin Lianyi.“Sekitar seminggu, dan aku rasa tinggal menunggu kulitnya menjadi pulih,” ucap Ling Yiran. Dia kemudian melirik ke arah pria asing itu lagi, tetapi bai