Beranda / Rumah Tangga / Bucin berujung Sengsara / Sehari sebelum pernikahan

Share

Sehari sebelum pernikahan

Penulis: Laradin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-18 23:33:47

"kamu minum semalem?"

Ditodong pertanyaan seperti itu, Maya yang tengah sibuk merias wajahnya menoleh gelagapan. Dirinya semalam bilang sedang tidak enak badan kepada Azka. Dan pagi-pagi sekali calon suaminya itu datang saat Maya belum sempat ganti baju dan menyingkirkan bau alkohol dimulutnya.

"Iya, hehehe. Tapi minum di sini kok. Engga di luar," ucapnya bohong.

Azka mengangguk ragu, menyesap kopi panasnya duduk di sofa dengan santai. "Lagi kenapa emang? Kamu ada masalah?"

Setelah dirasa riasannya cukup, Maya ikut duduk di samping Azka. Menyandarkan kepalanya di dada lebar pria itu diakhiri helaan napas berat.

"Ternyata bener ya? Orang yang mau nikah tuh suka stres. Deg-degan banget aku. Acara besok lancar enggak, ya?"

Sebuah usapan menenangkan Azka berikan. Ia membenarkan posisi duduknya agar Maya lebih nyaman. "Oh mikirin acara besok? Kamu berdoa aja semoga lancar. Kaluarga kamu besok datang kan?"

Sibuk memainkan ujung kemeja Azka, Maya tidak menjawab. Tempo hari ia datang menemui
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bucin berujung Sengsara   Pernikahan Azka dan Maya

    Setelah mengantarkan Geino ke sekolah, Syaila bergegas ke kantor. Seharusnya ia pergi bersama rombongan untuk menghadiri pernikahan Azka besok, tapi karena di kantor ada beberapa pekerjaan yang belum Syaila selesaikan dirinya memutuskan untuk berangkat sore bersama Nadira.Sampainya di kantor, Nadira sudah nyambutnya dengan senyuman lebar. Duduk di kursi tempat Syaila bekerja. Memang tidak mencerminkan seorang sekretaris yang menghormati bosnya."Ngapain lo? Cungar-cengit. Minggir!" cerca Syaila.Karena walau bagaimana pun Syaila ini adalah bosnya, dengan ekspresi yang masih congar-cengir Nadira menyingkir. "Yaelah numpang duduk doang," cibirnya.Syaila duduk, mulai menyalakan komputernya. Namun mendapati Nadira tidak kunjung angkat kaki dari ruangannya, kening Syaila mengernyit. "Ada apaan?" tanyanya sinis."Hehe gue kemarin udah liat yang lo kasih itu. Emang bener Maya itu bukan anak kandung bokapnya?" tanya Nadira. Kelopak matanya sampai melebar mengetahui fakta mengejutkan itu. "

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-23
  • Bucin berujung Sengsara   Kesalahan Syaila

    Acara pernikahan Azka dan Maya berlanjut pada malam harinya. Untuk merayakan kebahagiaan atas sahnya hubungan mereka berdua. Semua tamu undangan sudah sebagian berangkat ke area party—masih di tempat yang sama dengan akad tadi pagi. Beberapa baru akan berangkat, keluar dari kamar hotel sembari membicarakan bintang tamu yang sangat mereka nantikan.Sementara di kamar pengantin, Azka masih sibuk bolak-balik kamar mandi. Perutnya mendadak sakit karena dirinya salah makan. Maya sudah bermenit-menit lalu berangkat untuk menyambut tamu sebab tidak ada yang mereka bisa andalkan untuk menggantikannya. Keluarga Azka pun sudah kembali ke ibu kota untuk mengurusi beberapa hal penting yang tidak bisa ditinggalkan. "Sial! Perasaan cuman makan sambel dikit," eluhnya meremas perut. Jasnya sudah tanggal tergeletak di kasur.Untuk beberapa saat, ia diam merasakan perutnya yang mulai membaik setelah meminum obat yang diberikan Maya sebelum istrinya itu pergi."Udah gak sakit. Bisa berangkat sekarang k

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • Bucin berujung Sengsara   Karma?

    "Ini Azka belum juga dateng? Acaranya mau dimulai loh. Apa dia masih sakit perut, ya?" Maya sudah beberapa kali menelepon Azka dengan ponsel yang ia pinjam dari salah satu staf WO karena ia lupa membawa ponsel. Tapi satu panggilan pun tidak pria itu angkat."Bagaimana, Bu? Mau dimulai saja?" Dan itu sudah pertanyaan ke lima kalinya yang ia dengar dari staf WO nya. "Nanti dulu, mungkin sebentar lagi Azka dateng. Tunggu lima menit lagi." Maya terus menelepon Azka."Tapi penyanyinya sudah menunggu, Bu. Beliau tidak bisa belama-lama lagi." Maya berdecak. Bola matanya berlarian ke segala arah, berharap Azka sudah datang dan acara pesta malam ini akan segera dimulai. Ia juga mendengar para tamu sudah mulai berbisik, menanyakan kapan acaranya akan dimulai. Mengetahui jam terus bertambah larut. Udara di pantai akan semakin mencekik."Azka kemana si!!"Di sisi lain, kebingungan juga menjalar di kepala Nadira yang mudah sekali tersulut emosi. "Ini si Syaila beneran tidur lagi apaya? Kok gak d

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • Bucin berujung Sengsara   Panas!!

    Kepergian Maya menyisakan keheningan. Azka yang sibuk mengasihani dirinya, Nadira tidak tahu arus bagaimana, atau Batara yang terus memandangi Syaila dengan tatapan dingin.Jam sudah menunjukan pukul tiga dini hari. Pesta pernikahan Azka dibubarkan setelah mendengar mempelai wanitanya ditangkap polisi. Semua tamu mungkin sebagian kembali ke hotel membawa sebuah kekecewaan. Tamu lainnya diperkirakan langsung pulang karena merasa tidak ada lagi kepentingan. Semuanya kacau balau.Tidak mau terlarut dalam kecanggungan, Syaila bangkit dari duduknya—tubuhnya sempat terhuyung menubruk nakas didorong Maya sebelum polisi datang—meraih blazer yang tergelak di atas ranjang. "Nad kita pulang," katanya melalui Batara dan Azka begitu saja."Hah? Oh." Yang diajak tergugu. Nadira bahkan sempat lupa cara membuka pintu saking bingungnya dengan apa yang tadi hari ini.Baru Syaila dan Nadira melalui ambang pintu Batara dengan cepat menyusul. Mencekal pergelangan tangan Syaila. "Kamu pulang dengan saya!"

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • Bucin berujung Sengsara   Balasan Tuhan

    "Gila! Jadi ini yang maksud lo balas dendam?" Tubuh Syaila tiba-tiba diseret paksa Nadira ke ruangannya. Dengan wajah memerah sahabatnya itu meminta penjelasan atas kejadian semalam.Bukannya menjawab dengan benar, Syaila malah senyam-senyum tidak jelas yang lantas membuat Nadira keheranan sekaligus kesal. "Gue enggak balas dendam. Lo kenapa si ribut bener pagi-pagi?""Gimana gue enggak ribut? Gue liat dengan biji mata gue sendiri lu ciuman sama Azka terus Maya ditangkep polisi dalam waktu bersamaan?!! Maksud gue—" Nadira sampai bingung harus mengatakan apa. "Lo kan dibalik semua ini?"Suara tawa renyah Syaila nyaring terdengar keseantero ruangan yang lumayan luas itu. "Lo pikir gue sejahat itu?""Ya makanya gue nanya sama lo!""Kalau gue mau balas dendam udah gue lakuin dari dulu. Dari awal gue tahu Maya ternyata enggak sebersih itu. Kalau lo mikir gue pernah mikir buat jeblosin Maya kepenjara, iya gue pernah. Ya perempuan mana yang enggak sakit hati suaminya di rebut orang lain? Apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Bucin berujung Sengsara   Minta Cerai

    Seperti sebuah bangkai yang mati-matian Maya sembunyikan, pada akhirnya akan tercium juga.Batara memutuskan untuk tidak memperkarakan hutang Maya kepadanya. Selepas Batara dicecar hampir 100 pertanyaan di kantor polisi kemarin, polisi kembali memanggilnya lagi hari ini untuk memberitahunya jika Batara bisa membawa kasus ini kepengadilan. Namun melihat kondisi Maya di balik jeruji besi yang nampak kehilangan semangat hidupnya. Batara memutuskan untuk tidak melakukan hal tersebut.Dari awal lelaki itu memang hanya berniat membantu Syaila. Ia tidak menyangka bahwa tanpa ia sadari, Maya memanfaatkannya untuk keperluan pribadinya. "Kamu yakin enggak akan perkarain ini?" Syaila bertanya dengan hati-hati. Bukan perihal dendamnya kepada Maya, tapi Batara sudah rugi besar. Kehilangan banyak uangnya. Belum lagi kasus restorannya yang hampir bangkrut."Kasian, saya sudah bicara sama dia. Kalau dia mau bayar hutangnya suatu saat nanti boleh, enggak juga gak apa-apa," jawab Batara seadanya.Pagi

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • Bucin berujung Sengsara   Restu Mami Azka

    "Kenapa kamu cari perempuan gak pernah bener si, Azka?! Saham perusahaan kita bisa anjlok kalau beritanya terus nyebar. Papa kamu udah pusing tuh hadepin kliennya yang minta pembatalan kontrak kerja sama karena masalah ini!"Di luar wartawan memenuhi pagar rumah keluarga Azka. Maminya terus mengomel tidak berhenti sejak dirinya baru saja keluar dari kamar.Ia tidak menyangka akhir cintanya akan lebih menyedihkan seperti ini. Kantong mata Azka sudah sangat menggambarkan bagaimana stresnya lelaki itu memikirkan kasus Maya. Image baiknya selama ini seketika runtuh dalam satu malam. Dan sekarang ia merasa jadi buronan orang banyak untuk menghindar dari cecaran pertanyaan yang bahkan mungkin tidak bisa ia jawab."Aku juga gak tahu, Mi. Aku enggak 24 jam sama dia," jawab Azka seadanya."Ya kamu kan bisa liat gelagatnya. Masa kamu enggak curiga sedikit pun?" Benar, seharusnya saat ia merasa ada yang aneh dengan Maya ia mencari tahunya. Bukan malah mengabaikan hal itu seolah tidak ada apa-ap

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • Bucin berujung Sengsara   Apakah berakhir?

    Sampainya di depan gerbang rumah Batara, Syaila tidak bisa langsung masuk sebab gerbang yang menjulang tinggi tersebut di kunci.Namun beruntung, mobil Batara terparkir di pelataran rumahnya. Berjejer diantara mobil-mobil pengangkut barang. Itu berarti Batara masih ada di rumahnya. Tetapi anehnya tidak ada satu orang pun yang berlalu lalang di luar, untuk bisa membantu Syaila. Sehingga Syaila hanya bisa menunggu Batara turun.Ia sudah menyuruh lelaki itu menemuinya melalui sebuah pesan. Dan lagi-lagi lelaki itu seolah mengabaikannya. Tidak membalas bahkan membaca pesannya.Tidak ingin menyerah, meski terik matahari membakar wajahnya yang semakin memerah Syaila setia menunggu lelaki itu sembari bersandar di samping badan mobilnya. Sesekali ia menelepon Batara lalu menilik rumah dia barang kali Batara sudah keluar.Dua puluh menit berlalu, Batara belum juga turun. Sampai Syaila menyadari sebuah mobil berparkir di depan mobilnya. Pria berhoodie biru tua turun dari mobil itu. Langsung men

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02

Bab terbaru

  • Bucin berujung Sengsara   Selesai

    "Akhirnya sahabat jomblo gue dari lahir nikah juga hahaha."Nadira melengos sembari berdecak sebal. Ucapan itu sudah puluhan kali Syaila lontarkan bahkan ketika ia bercerita dirinya menerima lamaran Ferdi. Wanita yang kini tengah hamil tua itu tidak berhenti meledek Nadira. "Lu diem deh kalo gak mau anak lo nanti mirip gue," ujar Nadira yang langsung direspon gelak tawa Ferdi. "Jangan dong sayang, biar anak kita aja nanti yang mirip mamanya."Benar, memang hanya Ferdi yang dapat menaklukkan ke bar-bar-an mulut Nadira, hanya dengan ucapan sederhana barusan perempuan itu sudah tersipu malu. "Najis banget mukanya merah. Dahlah gue mau makan dulu. Selamat ya, gue doain Ferdi diberi kesabaran punya istri kaya lo." Syaila memeluk sahabatnya itu meski sedikit kesusahan karena perutnya yang besar. "Makasih ya, Sya. Lu jaga kesehatan juga. Jagain keponakan gue awas aja kalo kenapa-napa gue geplak pala lo." Nadira memberi peringatan. Keduanya kemudian terkekeh, Ferdi dan Batara yang menya

  • Bucin berujung Sengsara   Karma tidak akan salah berlabuh

    Suara tangis bayi cantik berpipi gembul berhasil membuat panik sang ibu. Bayi berusia lima bulan itu nampaknya kepanasan terus berada di dalam mobil selama perjalanan yang lumayan jauh. Maka, sang ibu dengan sigap mengambil botol susu di dalam kantong stok asi. Mobil berhenti bersamaan dengan tangis bayi perempuan itu yang juga mereda. Terlelap di gendongan sang ibu dengan nyaman. "Kamu mau ikut masuk?" Terlihat pria jangkung yang sedari tadi mengemudikan mobil melongok ke jok belakang, untuk menjawab pertanyaan sang istri, "Kamu duluan aja, aku cari parkir dulu. Di sini panas kasian Kanaya," tuturnya yang diangguki istrinya. Wanita itu kemudian keluar dari mobil, menatap bagunan yang mungkin lebih cocok disebut neraka dunia bagi sebagian orang. Ia menatap putri kecil di dalam gendongannya sebelum ia melangkah masuk ke dalam bangunan itu. Tatapan sendu seperti seorang ibu yang akan meninggalkan putrinya untuk waktu yang sangat lama. Lantas ia masuk tanpa ragu lagi. Seolah, putri k

  • Bucin berujung Sengsara   Berita Gembira

    Setelah siang itu Batara bercerita tentang keinginannya yang aneh-aneh, satu jam setelahnya Batara mengajak Syaila makan pecel lele di pinggir jalan. Namun sialnya sore itu hujan deras dan mereka berdua berakhir basah kuyup saat mencari makanan itu, niatnya mereka ingin menghabiskan waktu bersama. Syaila berakhir sakit dan itu yang membuat Batara sekarang sangat merasa bersalah. "Maaf ya gara-gara kamu nemenin aku cari pecel lele kamu jadi sakit kaya gini." Batara benar-benar merasa bersalah. Sampai tidak mau menatap istrinya. "Aku cuma masuk angin sayang. Minum obat juga bakal sembuh." Syaila mengusak rambut Batara. "Kamu muntah-muntah tadi. Kita ke rumah sakit aja ya sekarang? Aku takut kamu kenapa-napa." "Aku gak apa-apa," sanggah Syaila. Ia akui perutnya sekarang memang terasa dikocok. Ia juga tidak nafsu makan sama sekali. Lidahnya terasa pahit dan makanan apapun yang berusaha ia masukkan ke dalam mulutnya selalu mendapat kan penolakan. Ia berkahir muntahan-muntah. Tubuhnya t

  • Bucin berujung Sengsara   Tiba-tiba Kangen

    Tiga bulan sudah berlalu Syaila dan Batara mengarungi bahtera rumah tangga. Seperti kata orang-orang pernikahan tidak ada yang mulus tanpa dibumbui pertengkaran. Syaila sering mengomel seperti istri-istri pada umumnya mana kala Batara lupa menaruh handuk di atas ranjang. Atau perdebatan yang mungkin nampak sepele jika dipikirkan. Tapi beruntung nya Batara adalah orang yang sabar dan lapang mengakui kesalahanannya. Selama tiga bulan hidup dalam atap yang sama Syaila menemukan banyak kejutan dari Batara. Batara yang ternyata begitu manja melebihi anak-anak. Dia bahkan tidak malu menangis jika dirinya tidak sengaja membentak Syaila. Meski begitu, Batara adalah sosok ayah sambung yang baik untuk Geino dan menantu yang berbakti untuk mamanya. Syaila tidak henti-hentinya bersyukur telah dipertemukan dengan pria seperti Batara. "Sayang Geino katanya dikasih tugas buat hewan dari tanah liat. Besok dikumpulnya."Syaila menoleh ke sumber suara, serum wajah yang hendak ia oleskan di wajahnya

  • Bucin berujung Sengsara   Hadeuhhh

    "Tumben kamu jam segini udah bisa diajak jalan? Kerjaan kamu udah selesai?""Udah, aku mau quality time sama suami aku yang ganteng ini."Satu bulan sudah berlalu. Mereka hidup bahagia sebagai sepasang suami istri. Siang disibukkan dengan pekerjaan, dan jika sudah di rumah keduanya sebisa mungkin tidak membawa atau mengerjakan pekerjaan kantor di rumah. Itu sudah menjadi kesepakatan mereka. Sore ini Batara mendapat kabar jika istrinya bisa pulang lebih cepat dan mengajaknya untuk jalan-jalan. Hitung-hitung mengenang masa pendekatan mereka dulu. Batara sih setiap hari memang sibuk, tapi ia lebih santai dari Syaila. Pria itu bisa dengan mudah mengatur jadwalnya berbeda dengan Syaila. Keduanya sudah sampai di sebuah mall ternama di ibu kota. Bergandengan tangan, melihat-lihat store pakaian branded, memilah restoran yang keduanya inginkan. "Mau beli baju?" tawar Batara. Syaila menggeleng. "Baju aku masih banyak yang belum dipake." Baik, Syaila memang berbeda dari kebanyakan perempuan

  • Bucin berujung Sengsara   Pasutri Baru

    Waktu berjalan lebih cepat jika kita berada di antara orang-orang yang kita sayangi. Begitu pun sebaliknya. Tapi Syaila tidak pernah menyangka akan secepat ini. Entah ada kata apalagi yang bisa ia ucapkan selain bahagia. Ratusan orang yang datang ke acara resepsi pernikahan nampak ikut bahagia. Pun dengan mamanya dan Geino yang tersenyum mana kala ia dan Batara akhirnya sah menjadi sepasang suami istri.Dekorasi megah yang ternyata sudah Batara siapkan begitu memesona ditambah undangan tamu yang tidak ada henti-hentinya."Udah aku bilang jangan banyak-banyak ngundang tamu. Ini tangan aku udah mau putus rasanya," bisik Syaila di tengah sibuknya menyambut para tamu yang datang. "Aku cuma undang temen-temen kantor. Itu kolega keluarga-keluargaku. Mana bisa aku batalin." Batara meringis.Keduanya menghela napas panjang. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain terus tersenyum dan menyambut tamu dengan senyum hangat. Meski rasanya pasangan pengantin baru itu sudah ingin cepat-cepat mere

  • Bucin berujung Sengsara   Cerita kepada bulan yang malu-malu

    Ibu kota malam ini terasa lebih tenang. Cahaya lampu yang terpantul sinar rembulan membiaskan cahaya warna-warni memanjakan mata. Entah, sudah berapa lama Syaila tidak datang ke tempat ini. Semasa kuliah semester awal ia sering datang kemari. Hanya menyaksikan gemelapnya ibu kota atau hanya sekedar menikmati segelas kopi panas.Dulu ia manusia paling naif perihal hubungan timbal-balik antar manusia. Percaya bahwa kebaikan akan dibalas kebaikan, pun sebaliknya. Tapi Tuhan sepertinya ingin menunjukan hal lain kepadanya, bahwa jangan berharap selain pada-NYA. Tidak butuh bertemu ribuan orang untuk ia membuktikannya. Orang yang ia amat percaya akhirnya mengkhianati kepercayaannya dengan hal yang bahkan tidak pernah ia duga-duga. Pengorbanan yang selama ini ia lakukan terasa sia-sia hanya karena kekurangan yang mungkin dia harapkan ada pada Syaila.Namun beruntung sejak ia akhirnya memutuskan untuk mengambil cuti kuliah karena hamil hingga ia berpisah dengan Azka ia tidak lagi kemari, jik

  • Bucin berujung Sengsara   Menyambutmu kembali

    Seperti halnya hujan, kita tidak bisa mencegah air yang turun itu untuk tidak membuat kita kedinginan. Kita tidak bisa bernegosiasi agar hujan jangan dulu turun sebelum payung kita siap. Begitu pula yang terjadi dengan Syaila dan Batara. Hampir pukul satu malam keduanya sibuk mengasihani dirinya sendiri. Memandang isi gedung yang seharusnya menjadi saksi bisu kisah cinta mereka bersatu. Kini, dekorasi yang sudah dirangkai sedemikian rupa harus terpaksa dilucuti sebab pasangan lain akan menggunakan gedung ini. Seharusnya pagi tadi adalah acara pernikahan keduanya, dan malam ini seharusnya mereka sudah menjadi pasangan suami istri. Tapi sekali lagi, manusia hanya bisa berencana. "Kamu udah ngantuk belum? Udah malem, kita pulang aja ya?" Tidak bisa dibohongi, jelas Batara juga merasa sedih atas gagalnya pernikahan mereka. Tapi mau dikata apa? Semuanya telah terjadi. Syaila menghela napas panjang. "Rasanya kalau aku bilang ini tidak adil, aku akan dicap sebagai manusia yang gak bersyuku

  • Bucin berujung Sengsara   Boleh ikut menjaga kalian?

    Persidangan pertama dibuka dengan hakim yang menanyakan alasan mengapa Azka tiba-tiba menggugat hak asuh anak padahal sebelumnya mereka sudah sepakat bahwa hak asuh anak diberikan kepada Syaila. Pengacara Azka menjelaskan alasannya. Seperti yang Azka sebelumnya bilang, perihal Syaila yang memiliki kekasih yang trampemental. Ia juga bilang bahwa ia memiliki buktinya. Sebab itu Azka khawatir jika anaknya yang diasuh Syaila akan mendapatkan dampaknya juga. Tidak hanya pihak Azka yang dimintai penjelasan. Syaila juga diberi kesempatan untuk menyanggah. Sama seperti Azka, Syaila menyerahkan semuanya kepada kuasa hukumnya. Kuasa hukum Syaila menceritakan semuanya. Dan perihal apa yang dikatakan Azka hanya sebuah kesalahpahaman. Juga Syaila yang sudah tidak menjalin hubungan lagi dengan Batara. Sidang berjalan lancar. Azka nampak tidak memiliki argumen lagi setelah kuasa hukum Syaila membeberkan semuanya. Dan tanpa sepengetahuan semua orang yang ada dipersidangan, pria yang memakai topi

DMCA.com Protection Status