"Kamu masih mencintai si Bian itu, Uni?"
Heningnya ruangan membuat suara Antonio menggema. Saat ini ia tengah duduk berhadap-hadapan dengan Antonio. Dalam ruangan kini hanya tersisa dirinya dan siempunya ruangan. Abizar telah kembali ke ruangannya dengan membawa serta Bian.
Seruni mengerti kalau Abizar secepat mungkin membawa Bian keluar, karena takut suasana menjadi tidak terkontrol. Air muka Antonio sudah menjelaskan segalanya. Daripada terjadi tragedi yang tidak perlu, Bian dan Antonio memang sebaiknya dipisahkan. Selain itu ia dan Antonio memang butuh waktu untuk berbicara berdua.
"Kalau Uni masih mencintai dia, untuk apa Uni menerima cinta, Mas?" Seruni balik bertanya. Ia paling tidak menyukai pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban seperti ini. Unfaedah.
"Kalau kamu memang sudah tidak mencintainya, lalu kamu sebut apa tindakanmu yang terus melindunginya selama ini? Kamu membuat Mas terlihat seperti
Sepanjang perjalanan menuju rumah orang tua Xander, Seruni gelisah. Duduknya tidak pernah tenang. Sebentar ia menghadap kanan, kiri atau mematung memandang jalan di depannya dengan pikiran melayang-layang."Kamu kenapa gelisah begitu duduknya? Bisulan?" Pertanyaan asal-asalan Xander direspon Seruni dengan gelengan kepala."Ambeien?" Xander melirik Seruni yang gelisah bagai cacing kepanasan. Seruni kembali menggelengkan kepala."Lantas? Saya sudah terlalu tua untuk diajak bermain tebak-tebakan." Seruni menghela napas. Ia kesal karena merasa diperlakukan begitu tidak adil."Sama, Mas. Saya juga merasa sudah terlalu tua untuk diajak bermain pacar-pacaran dan umpet-umpetan. Saya gelisahkarena saya bingung Mas suruh begini begitu tanpa alasan yang jelas. Yang terus bermain tebak-tebakan itu sebenarnya Mas sendiri. Mas sebenarnya sadar atau pura-pura nggak sadar sih?"Ckittt!
Dua jam sebelumnya.Antonio baru saja mengantar dokter Wisnu ke pintu depan. Papanya kembali kolaps, padahal papanya baru dua hari yang lalu keluar dari rumah sakit. Papanya kolaps saat berseteru dengan Graciela. Lima hari yang lalu, ayahnya masuk rumah sakit juga karena orang yang sama, yaitu Graciela.Adiknya itu menolak perjodohan dengan Prambudi Haris. Salah satu kolega yang memiliki bisnis Perkebunan Kelapa Sawit. Padahal kedua keluarga besar sangat mengharapkan bersatunya keluarga besar Haris dan Brata Kesuma. Dalam keluarga old money seperti mereka, cinta itu termasuk salah satu komoditi. Artinya jodoh mereka itu tergantung pada kepentingan bisnis. Mereka tidak boleh menikahi sembarang orang dengan latar belakang sembarangan pula. Dalam keluarga old momey, ada aturan tidak baku yang menyatakan bahwa, pernikahan adalah salah satu jembatan penghubung antar satu pengusaha dengan pengus
"Nanti baru kita bahas lagi ya, Pa? Anton sedang ada pekerjaan. Papa istirahat saja dulu. Jangan berpikir yang tidak-tidak."Antonio berusaha mengelak demi kebaikan dua orang yang sama-sama ia cintai. Papanya dan kekasihnya. Sebelum ia menemukan titik terang dalam masalah perjodohan ini, ia tidak mau membenturkan dua orang yang sama-sama ia cintai ini. Seperti yang dikatakan Om Axel tadi, ia harus menemukan cara lain, agar keduanya tidak terluka. Ia tidak mau gegabah dalam memgambil keputusan. Istimewa papanya sedang dalam keadaan tidak sehat seperti ini.Hening."Papa mengenalmu, Anton. Cara pukul larimu ini mengindikasikan sesuatu. Kamu juga tidak bersedia meluluskan keinginan Papa seperti Grace 'kan?" Antonio memijat kening. Ia benar-benar kehabisan akal untuk membujuk papanya. Apalagi suara papanya terdengar panik dengan napas memburu. Tidak bisa! Ia tidak mau kalau
Seruni berkali-kali menarik napas panjang. Ia berusaha melonggarkan paru-parunya yang mendadak mampet karena kehadiran Antonio dan Anandita. Saat ini ia tengah duduk di meja besar bersama delapan orang rekan-rekannya, termasuk Bian.Sementara di depannya, Antonio dan Anandita duduk berdampingan. Mereka semua tengah mengikuti briefing pagi seperti biasa. Yang tidak biasa hanya satu. Adanya Anandita di samping Antonio. Meskipun tidak mudah untuk menyembunyikan rasa perih yang mengiris-iris hati, tetapi Seruni berhasil menampilkan air muka wajar dan profesional. Kemampuannya mengendalikan diri, mau tidak mau membuat rekan-rekannya salut. Mereka harus mengakui walaupun Seruni ini bertubuh kecil, tapi berjiwa besar. Selain mentalnya kuat, juga lentur. Ia bisa membengkok-bengkokkan perasaannya hingga sedemikian rupa, tetapi tidak patah! Ia tegar dan bermental baja.Bian bahkan berulang kali meliriknya diam-diam. Mungkin mantannya itu pe
Minggu pagi yang cerah. Seruni tengah menanti telepon dari Antonio. Hari minggu seperti ini saatnya ia berbelanja ke pasar. Semenjak tidak tinggal bersama Xander lagi dan mengontrak rumah sendiri, hari minggu adalah saatnya ia berbelanja bahan-bahan kebutuhan pokok selama seminggu. Dan kali ini Antonio bersikeras ingin mengantarnya berbelanja. Padahal Antonio sudah tau bahwa acara berbelanjanya itu bukan ke supermarket. Tetapi ke pasar tradisonal yang identik dengan pasarnya rakyat jelata. Dan lagi-lagi, Antonio tidak peduli. Ia mengatakan bahwa sekali-sekali ia ingin merasakan suasana meriahnya pasar tradisional. Punya pacar yang merakyat, itu berarti ia harus belajar merakyat juga. Siapa yang tahan mendengar rayuan mulut manisnya bukan? Ya, Antonio sekarang mulai pandai merayu. Mulutnya yang biasanya pedas dan berbisa, perlahan mulai berubah menjadi semanis kembang gula-gula. Seruni sa
Seruni tengah menyetrika pakaian, saat pintu rumah kontrakannya diketuk. Tumben, siapa yang bertamu malam-malam seperti ini? Sepengetahuannya, rumah kontrakannya inihanya beberapa orang saja yang mengetahui. Keluarganya di kampung, Antonio dan juga Mayang. Selain mereka, tidak ada lagi yang tau. Jadi siapa yang bertamu malam-malam begini? Apakah Antonio? Rasanya tidak mungkin. Karena pacarnya itu tidak suka bertamu malam-malam. Apalagi saat ini mereka tengah berpacaran dengan cara kucing-kucingan. Tidak mungkin Antonio berani mengambil resiko sebesar ini bukan?Penasaran, Seruni memutar tombol setrikaan pada posisi off dan bergegas berjalan ke arah pintu. Mengikuti saran Antonio yang meminta berhati-hati sebelum membuka pintu, ia pun mengintip tamunya terlebih dahulu. Seorang wanita paruh baya cantik dan supirnya. Seruni tidak perlu menduga-duga lagi siapa wanita paruh baya ini. Wajahnya yang sebelas dua belas dengan Antonio, menunjukkan den
Sore yang mendung. Seruni yang tengah berdiri di gerbang kantor,berulang kali memindai jam di pergelangan tangannya. Waktu telah menunjukkan pukul 17.40 WIB. Namun taksi online yang dipesannya belum juga tiba. Supir taksi tadi mengatakan kalau ia terjebak macet. Seruni mengerti, kalau jam-jam seperti ini memang rawan macet. Karena jam para pekerja pulang kantor, seperti dirinya juga.Ponselnya tiba-tiba berbunyi. Dengan cepat Seruni mengangkatnya. Pasti sang supir taksi ingin memberitahu kalau ia telah dekat dengan lokasinya. Namun harapannya sia-sia. Alih-alih dijemput, sang supir taksi malah membatalkan pesanan. Macetnya terlalu panjang alasannya. Dengan apa boleh buat, Seruni kembali membuka aplikasi. Bermaksud mengorder taksi online yang lain.Baru saja Seruni ingin membuka aplikasi, sesuatu menarik perhatiannya. Di sisi jalan, tampak kerumunan yang tidak biasa. Orang-orang merubungi sesuatu. Penasaran, Seruni menghampiri k
"Galau memikirkan Mas, sebenarnya. Tapi karena tiba-tiba Masnya sekarang sudah muncul, nggak jadi deh galaunya," Seruni nyengir.Ia tau kalau Antonio ini sedang dalam mode cemburu. Jadi tidak diperlukan penjelasan masuk akal untuk meredamnya. Cocoknya, ya dielus saja egonya. Trik ini ia pelajari dari Mayang. Mayang pernah mengatakan bahwa banyak laki-laki yang mencari wanita malam seperti dirinya, sebenarnya bukan melulu karena nafsu. Lebih seringnya karena mereka itu ingin dielus egonya. Bahasa gampangnya mereka ingin dipuji, didamba dan dianggap sebagai makhluk paling hebat sejagat raya. Lebay? Memang. Tapi begitulah kenyataannya. Laki-laki dan ego, tidak dapat dipisahkan.Kalau mereka tidak mendapatkan pengakuan itu dari pasangan, maka mereka akan mencarinya di luar. Apabila ada seseorang yang mampu mengelus ego mereka agar dianggap hebat dan sebagainya, maka biasanya orang tersebut mampu membuat si laki-laki terus merasa keter
Antonio merasa waktu seakan terhenti. Suara musik, orang-orang yang berbicara, bahkan kru EO yang tengah berbicara padanya, seolah-olah menghilang. Pandangannya hanya tertuju pada Seruni seorang. Ia seperti melihat putri Cinderlla keluar begitu saja dari buku dongeng tua, dan dirinya terpesona.Mbak Wita memberi kode pada kru-krunya agar meninggalkan sepasang pengantin baru ini. Tatapan keduanya telah mengungkapkan segala. Mbak Wita perlahan juga ikut menjauh. Ia juga pernah muda."Kamu cantik sekali, Seruni. Mas sampai tidak kuasa mengalihkan tatapan Mas darimu." Antonio memandangi Seruni dengan tatapan seperti bermimpi."Terima kasih, Mas. Ini semua berkat riasan dan pakaian yang Uni kenakan. Semua keindahan yang Mas lihat ini hanyalah tempelan. Jangan terbius oleh keindahan sementara ini, Mas."Seruni mengangkat ujung gaunnya perlahan. Ia menghampiri Antonio yang hanya berdiri terpaku di pelami
Seruni melewati gerbang pabrik dengan perasaan dejavu. Rasa-rasanya baru kemarin ia masih berlalu lalang di tempat ini. Padahal sepuluh bulan telah berlalu. Dulu ia menghabiskan banyak waktu dan tenaga di pabrik gula ini. Bekerja dari pagi hingga petang, dengan gaji satu juta tiga ratus ribu rupiah. Jauh di bawah UMR Banjarnegara yang mencapai satu juta delapan ratus lima ribu rupiah.Dan kini ia memasuki pabrik dalam status yang berbeda. Sebagai calon istri pemilik 65% saham pabrik gula yang baru. Antonio memang telah membeli sahan pabrik ini. Ia beralasan ingin memberikan lapangan pekerjaan dalam skup yang lebih luas. Selain itu Antonio juga berjanji akan mengkaji ulang soal upah para buruh. Antonio berencana akan menaikkan gaji para buruh sesuai dengan UMR yang ditetapkan oleh pemerintah. Seruni sangat bahagia mendengarnya.
Semilir angin sepoi-sepoi membelai ringan kulit Seruni di teras rumah orang tuanya. Setelah hampir dua minggu di rumah sakit dan sebulan penuh beristirahat di rumah, kini ia telah kembali ke Banjarnegara. Antonio memberinya cuti selama dua minggu untuk melepas rindu pada orang-orang terkasihnya di kampung halaman. Dan hari ini tepat seminggu sudah ia di berada kampung halaman.Yang paling gembira atas kepulangannya tentu saja ibu dan adik perempuannya. Istimewa ia pulang dengan kaki yang sudah nyaris sempurna. Diantar oleh seorang laki-laki nyaris sempurna pula. Kepulangannya dengan mobil mewah serta didampingi oleh Antonio, menjadi topik terhangat di seluruh penjuru desa. Beberapa warga yang telah mengetahui siapa Antonio yang sesungguhnya, mengelu-elukannya. Mereka mengatakan bahwa Seruni sangat beruntung. Karena bukan hanya berhasil mendapatkan pasangan orang kaya, melainkan orang yang super kaya. Sangat dermawan pula. Nama Brata Kesuma di belakang nama
"Sungguh Pak, saya tidak punya niat untuk membuat siapa pun celaka. Apalagi Seruni. Sumpah, Pak!"Gita gemetaran saat diinterogasi secara marathon oleh Juru Periksa kepolisian. Sebagai orang yang menghire EO, ia dimintai keterangan oleh pihak kepolisian sebagai saksi. Namun secara tersirat Antonio kemarin sempat mengancam bahwa status saksi bisa saja berubah menjadi terdakwa, apabila ia tidak bersedia bekerjasama dengan pihak kepolisian. Bagaimana ia tidak gentar karenanya.Keluarga Brata Kesuma secara resmi telah melaporkan peristiwa berdarah yang menimpa Seruni pada pihak yang berwajib. Staff EO di hari kejadian telah lebih dulu diperiksa. Hanya saja pihak kepolisian tidak bisa memeriksa pimpinan EO. Karena sang pimpinan sudah terlebih dahulu melarikan diri. Hanya staff yang bertugas pada hari nahas itu lah yang sempat diamankan. Menurut pengakuan mereka, semua yang mereka lakukan hanya berdasarkan instruksi sa
Seruni kebingungan. Semakin jauh ia berjalan, semakin ia tidak menemukan jalan pulang. Sejauh mata memandang, ia hanya melihat gumpalan-gumpalan kabut putih. Sebenarnya ia berada di mana saat ini? Lelah berjalan, ia menghentikan langkah sejenak. Sesuatu bayangan mengusik rasa ingin taunya.Seruni menyipitkan mata. Memfokuskan pandangan ke depan. Ia seperti melihat bayang-bayang seseorang. Bayang-bayang itu sejenak berhenti dan berpaling ke arahnya. Kedua mata Seruni terbelalak lebar. Ia seperti melihat bayangan almarhum ayahnya. Penasaran, Seruni mempercepat langkah. Namun semakin cepat ia melangkah, bayangan yang menyerupai almarhum ayahnya itu berjalan semakin jauh.Tidak mau kehilangan jejak, Seruni mulai berlari. Seperti tadi, semakin cepat ia berlari, bayangan itu juga semakin cepat mendahuluinya."Jangan mengejar Ayah, Seruni. Waktumu belum sampai, Nak. Kembalilah!"Itu suara ayahnya!
Beberapa menit sebelumnya.Antonio berjalan menuju meja keluarga Haris tanpa semangat. Kedua kakinya seakan-akan enggan bekerjasama dengan tujuannya. Teringat pada Seruni yang ia tinggalkan di meja khusus keluarga, hatinya begitu tidak rela. Tetapi mau bagaimana lagi. Perjuangan mereka masih menemui jalan buntu. Opa dan ayahnya, masih tetap pada rencana mereka semula. Yaitu menjodohkannya dengan Anandita.Satu hal yang ia syukuri adalah ibunya ternyata mendukung hubungannya dengan Seruni. Begitu pula dengan Om Arkan dan Tante Ibell. Mereka juga terang-terangan memberi suara untuk Seruni. Rasa khawatirnya jadi sedikit teredam karenanya.Antonio mempercepat langkah. Ia semakin tidak sabar untuk mengakhiri acara ini. Semakin cepat acara usai, maka semakin cepat pula ia bisa membesarkan hati kekasihnya lagi. Ia toh hanya akan memberikan pidato kata sambutan ala kadarnya. Selebihnya acara akan dilanjutkan dengan sesi h
Begitu menjejakkan kaki ke hotel mewah tempat acara ulah tahun perusahaan diselenggarakan, Seruni sudah merasakan atmosfer yang berbeda. Ia seperti berada di zaman victorian era. Di mulai dari megahnya gedung, tirai-tirai tinggi berwarna emas yang hangat, hingga lampu hias kerlap kerlip yang disebut chandelier oleh Antonio.Seruni sedikit menggigil saat memasuki ballroom. Suhu di ruangan ini ternyata dua kali lipat lebih dingin dari lobby hotel. Sementara pakaian model tarzan yang disebut goddess style oleh Antonio tadi mulai meresahkannya. Bukan apa-apa. Ia merasa pakaian model seperti ini akan membuatnya masuk angin sepulangnya dari acara. Kadang Seruni bingung melihat cara berpakaian orang-orang kota. Model pakaian bagus-bagus malah dilubangi semua. Seperti pakaian yang dikenakan mbak-mbak penerima tamu misalnya. Pakaiannya sudah sangat indah. Gaun lengan panjang dengan rok lebar menjuntai. Tetapi saat si mba
"Galau memikirkan Mas, sebenarnya. Tapi karena tiba-tiba Masnya sekarang sudah muncul, nggak jadi deh galaunya," Seruni nyengir.Ia tau kalau Antonio ini sedang dalam mode cemburu. Jadi tidak diperlukan penjelasan masuk akal untuk meredamnya. Cocoknya, ya dielus saja egonya. Trik ini ia pelajari dari Mayang. Mayang pernah mengatakan bahwa banyak laki-laki yang mencari wanita malam seperti dirinya, sebenarnya bukan melulu karena nafsu. Lebih seringnya karena mereka itu ingin dielus egonya. Bahasa gampangnya mereka ingin dipuji, didamba dan dianggap sebagai makhluk paling hebat sejagat raya. Lebay? Memang. Tapi begitulah kenyataannya. Laki-laki dan ego, tidak dapat dipisahkan.Kalau mereka tidak mendapatkan pengakuan itu dari pasangan, maka mereka akan mencarinya di luar. Apabila ada seseorang yang mampu mengelus ego mereka agar dianggap hebat dan sebagainya, maka biasanya orang tersebut mampu membuat si laki-laki terus merasa keter
Sore yang mendung. Seruni yang tengah berdiri di gerbang kantor,berulang kali memindai jam di pergelangan tangannya. Waktu telah menunjukkan pukul 17.40 WIB. Namun taksi online yang dipesannya belum juga tiba. Supir taksi tadi mengatakan kalau ia terjebak macet. Seruni mengerti, kalau jam-jam seperti ini memang rawan macet. Karena jam para pekerja pulang kantor, seperti dirinya juga.Ponselnya tiba-tiba berbunyi. Dengan cepat Seruni mengangkatnya. Pasti sang supir taksi ingin memberitahu kalau ia telah dekat dengan lokasinya. Namun harapannya sia-sia. Alih-alih dijemput, sang supir taksi malah membatalkan pesanan. Macetnya terlalu panjang alasannya. Dengan apa boleh buat, Seruni kembali membuka aplikasi. Bermaksud mengorder taksi online yang lain.Baru saja Seruni ingin membuka aplikasi, sesuatu menarik perhatiannya. Di sisi jalan, tampak kerumunan yang tidak biasa. Orang-orang merubungi sesuatu. Penasaran, Seruni menghampiri k