"Zenith."Tanpa mengucapkan dua patah kata, Tavia mengejar menghampiri, dan berdiri berdampingan dengan Zenith.Pada pandangan pertama, merekalah yang terlihat seperti sepasang kekasih yang serasi."Nyonya Edsel."Tavia berlari menghampiri, nafasnya sedikit terengah-engah.Karena merasa tidak enak, dia mengimbanginya dengan tersenyum, "Apakah kamu ke sini untuk nonton film? Kalau tahu kamu akan datang, aku pasti sudah menyisakan dua tiket untukmu sebelumnya ..."Tanpa menunggu dia selesai berbicara, Kayshila bertindak seolah-olah dia tidak ada, dan langsung melihat ke arah Jeanet."Jeanet, ayo kita pergi.""Oh, oke."Diabaikan sama sekali olehnya, membuat Tavia merasa sangat malu, dan tersenyum sinis pada Zenith."Zenith, sepertinya istrimu terlihat kesal, apa aku ada salah bicara?""Tidak ada."Zenith mengerutkan alisnya, dan menggeleng-gelengkan kepala, pada saat yang bersamaan, dia meraih dan menarik tangan Kayshila.Kayshila melirik sejenak, dan dengan nada memerintah,
Nada suaranya juga tambah dingin. "Tidak, ini bukan asumsi. Aku katakan padamu dengan jelas sekarang, aku tidak akan meminta maaf! Tidak akan pernah!"Kayshila menghempaskan tangan Zenith, "Jeanet, ayo pergi.""Oke!"Seketika, Zenith tercengang."Zenith, ini ... semua salahku, maafkan aku ...""Bukan salahmu."Zenith mengerutkan kening sambil menggelengkan kepala, "Kayshila sudah mengataimu hal yang buruk, aku minta maaf atas namanya. Maaf untuk malam ini, aku pergi dulu!""Zenith!"Tahu kalau tidak bisa menahannya, Tavia hanya bisa melihatnya pergi menjauh.Ekspresi sedih dan ketidakberdayaannya bercampur dengan, sedikit rasa senang yang tidak terelakan.Mereka, bertengkar.…Di tempat parkir, Zenith mengejar Kayshila, dan memegang tangannya.Kemudian memberi perintah pada Brivan, "Antar Jeanet pulang.""Baik, kakak kedua."Kayshila dipaksa masuk ke dalam mobilnya, dia bisa merasakan kalau Zenith sedang kesal.Selanjutnya, apakah dia akan mengkritik dengan keras?"Ma
Zenith bosan sendirian, apa lagi memikirkan kejadian malam ini, dia langsung pergi ke ruang baca, untuk membujuk Kayshila.Zenith berjalan menghampiri di belakangnya, dan membungkuk untuk memeluknya."Sedang baca buku lagi? Tadi lupa tanya, apakah kamu sudah makan enak malam ini?"Karena terlalu dekat, Kayshila bisa mencium aroma parfum wanita di tubuhnya.Dia tidak menggunakan parfum, sangat jelas sekali, aroma ini datang dari aroma parfum Tavia."Sudah makan, makan bareng Jeanet."Kayshila tetap tenang, sambil mendorongnya menjauh, memegang pena, dan melanjutkan membaca buku, sekali-kali menulis beberapa kata.Jawabannya begitu asal-asalan?Tahu bahwa dia sedang kesal, tapi Zenith tidak tahu harus bagaimana membujuknya. Apa yang ingin dikatakan semua sudah dia katakan, ada beberapa hal yang tidak bisa dia lakukan, dan juga tidak bisa berjanji seenaknya."Sudah larut malam." Zenith berkata lagi, "Saatnya siap-siap untuk tidur." Kayshila masih tidak menatapnya, "Kamu dulu
Jarak dua blok jalan, mobil tersebut berhenti, dan tidak bergerak sedikit pun. "Lalu bagaimana? Kita harus segera ke rumah sakit, karena ada yang terluka di dalam bus!"Sopir bus sibuk menghampiri untuk menenangkan para penumpang."Para penumpang, jangan khawatir, polisi lalu lintas sedang melakukan evakuasi, dan ambulans sedang dalam perjalanan.""Iya benar, tunggu sebentar, kita tidak termasuk luka yang serius, bagian depan kita menghantam lebih parah!""Tunggulah sebentar."Kayshila tersenyum pahit sambil menekan dahinya, sepertinya, setelah kejadian ini, dia harus memeriksa kalender ramalan sebelum pergi keluar.Untungnya adalah, polisi lalu lintas datang dengan cepat, dan menurunkan para penumpang satu per satu."Bentuk barisan, dan jalan ke arah sini, ambulans ada di persimpangan, mereka akan membawa kalian ke rumah sakit."Satu per satu, semua orang turun dari bus, dan berbaris, sambil menunggu untuk naik ke dalam ambulans."Kayshila!"Di tengah kerumunan yang bis
Mendengar semua itu melalui ponsel, emosi Zenith semakin tidak karuan.Kayshila mengalami kecelakaan mobil, sudah seharusnya dia khawatir.Tapi, dia benar-benar sangat berani untuk membuatnya kesal, dalam kondisi seperti ini!Apa maksud dia, kalau tidak ada waktu, tidak perlu datang menjenguknya?Memangnya di matanya, dia ini seorang sampah, yang sampai tidak peduli anak dan istrinya mati?Sambil tertawa dalam kemarahannya, dia berkata, "Kalau begitu, untuk apa kamu meneleponku?""?"Tidak disangka, dia akan bertanya seperti itu, Kayshila tertegun, dan terdiam sejenak."Aku hanya takut, kamu akan bertanya, saat kamu pulang ke rumah dan tidak melihatku."Heh.Zenith mencibir dalam hati, kalau Nyonya Edsel tidak ada, sudah pasti dia akan bertanya!Tapi, dalam pandangannya, apa memang seperti itu?Seketika, emosinya meluap mencapai puncaknya."Kayshila, kamu sengaja ya?"Sengaja membuatnya emosi, karena masalah kemarin!Kayshila bingung, "Apa?"Masih berpura-pura? Benar-b
Kayshila agak terkejut, Zenith sudah sampai? Secepat itukah?Cedric juga mendengarnya, sambil berdiri membawa plastik berisikan obat, "CEO Edsel sudah datang, kalau begitu aku pergi ya.""Terima kasih untuk hari ini …"Kayshila menganggukkan kepala, sambil melihatnya membawa plastik obat di belakang badannya, seperti tidak ingin dia melihatnya.Dia berusaha melihat ke belakangnya beberapa kali, tapi dengan kesusahan payahnya akhirnya dia hanya bisa mengatakan satu kalimat, "Cedric, jaga dirimu baik-baik, kesehatan tubuh itu penting.""Aku tahu."Cedric tersenyum tipis, menahan dirinya untuk tidak mengelus-elus kepalanya."Aku pergi, sampai jumpa lagi.""Sampai jumpa lagi."Saat Zenith masuk, dia dan Cedric berpas-pasan, dan saling berhadapan."CEO Edsel." Cedric mengangguk pelan kepalanya, "Kebetulan aku lewat, saat kecelakaan mobil di Jalan Niwan."Perkataan tersebut sudah termasuk menjelaskan alasan kenapa dia ada di sini."Kalau begitu aku pamit, selamat tinggal."Tanpa
"Ya benar, sama seperti yang kamu bayangkan! Aku sengaja bilang padamu kalau tidak mau keluar, dan tidak mau Brivan mengikutiku, segera setelah kamu keluar, aku langsung keluar mencari Cedric! Kita bersama-sama seharian, dia lebih lembut dari kamu, lebih perhatian, dan yang paling penting, di dalam hatinya hanya ada aku! Tidak sama seperti kamu, berbagi hati! Bertemu dengan siapa, langsung mencintai siapa!""Kayshila!!"Zenith sangat marah, bagian pupil matanya sekilas memerah."Kamu cari mati ya?”"Kenapa?"Kayshila terlihat tidak takut sama sekali, "Kamu boleh bertemu dengan Tavia, aku tidak boleh bertemu dengan Cedric?""Ya benar!"Emosi Zenith meledak, suaranya nyaring kencang."Ada beberapa hal yang aku boleh lakukan, tapi kamu tidak boleh!"Seketika, suasana menjadi sepi.Pikiran, dan hati Kayshila, tiba-tiba kosong …Dia boleh, dia tidak boleh.Benar-benar pemikiran yang tidak tahu malu!Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Kayshila mengibaskan selimut, dan turun dar
Mendengar dia membahas masalah kemarin, Zenith tersedak.Memang tidak bisa dipungkiri, dia yang salah.Dengan melipat lengannya, bisa dibilang dia sedang mendekap Kayshila dalam pelukannya.Kayshila terkejut, "Apa yang kamu lakukan?""Aku yang salah."Sudah tidak ada amarah dalam dirinya, dia merendahkan suaranya."Sekarang kita pergi ke rumah sakit bersalin ya, periksa dengan baik, bukannya mau infus cairan nutrisi juga?"Sambil berbicara, sambil memeluk Kayshila menuntunnya berjalan keluar.…Sesampainya di rumah sakit bersalin.Hari ini bukan jadwalnya untuk periksa kandungan, tapi karena Kayshila mengalami kecelakaan mobil, Zenith khawatir, dan bersikeras melakukan pemeriksaan keseluruhan.Setelah melihat hasil pemeriksaan, Zenith baru tahu, alasan Kayshila membutuhkan infus cairan nutrisi.Perawat menusukkan jarum, Kayshila berbaring sambil diinfus, Zenith menjaganya di samping tempat tidur.Setelah mempertimbangkannya sejenak, dia berkata, "Kamu sudah tahu lama , men