Home / Urban / Bos Besar Di Balik Meja Kuliah / 53. BERITA KECELAKAAN

Share

53. BERITA KECELAKAAN

Author: Allina
last update Last Updated: 2025-03-27 15:38:38

Insting Reagan mencerna situasi dengan cepat ketika dua wanita di kanan dan kirinya mulai memanas.

“Tunggu, Ladies,” ucap Reagan. Dia berdiri di antara Nayla dan Delia. “Bisakah kita bicara dengan tenang?”

Nayla lebih dulu menjawab. Dia sangat berapi-api saat ini. “Aku harus bicara dengannya, Reagan,” katanya. Dia mencoba meraih Delia yang berlindung di balik tubuh kekar Reagan.

“Dia terlalu malu untuk mengakui kalau dia menyukaimu. Sedangkan, dia juga tahu kalau aku menginginkanmu.”

“Apa salahnya jika Delia menyukai aku?” Reagan membalas. Kini matanya menyorot tajam. Kian lama sikap Nayla semakin berlebihan. “Kamu juga menyukaiku, tapi tidak ada yang menghalangimu.”

Ucapan Reagan mampu membuat Nayla bungkam seribu bahasa. Niatnya hanya membuat keadaan lebih tenang, tetapi Nayla justru bersikap di luar kendali.

“Berhenti mengatur apapun yang tidak bisa kamu kendalikan, Nayla.” Reagan berkata lagi. Dia menatap Delia yang pundaknya bergetar ketakutan. “Lebih baik kalian bereskan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    54. JANJI PASUTRI

    Reagan tersenyum getir dan itu membuat Claire semakin yakin kalau Reagan menyembunyikan sesuatu darinya. Dia melepas sabuk pengaman, kemudian berkata, “Kalau kamu tidak mau berjanji, aku juga tidak bisa memberitahumu apapun tentangku. Biar saja pernikahan ini hanya sebuah nama. Kita akan menjalaninya seperti orang asing.” Setelah mengatakan itu Claire turun dari mobil. Dia meninggalkan Reagan yang melongo di tempatnya. “Bukan begitu maksudku, Claire! Tunggu aku.” Reagan turun dari mobilnya secepat kilat. Memberikan kunci mobilnya pada petugas valet apartemen. Dia melewati kerumunan orang-orang yang ada di lobi. Dan menghentikan langkahnya ketika melihat Claire menunggu private lift menuju unit penthouse mereka. Reagan meraih tangan Claire, namun dengan cepat Claire menepisnya. “Claire dengarkan aku dulu,” kata Reagan setengah memohon. Dia tidak peduli pandangan orang-orang di sekitarnya. Di dalam lift perang dingin antara pasangan suami istri terjadi. Reagan berusaha menyentuh Cl

    Last Updated : 2025-03-28
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    55. JADIKAN AKU WANITAMU!

    Wanita itu terus menggoda Reagan. Tidak peduli kini para tamu yang baru masuk ke dalam Madison Bar menatap aneh pada mereka. “Bisakah kamu menjauhkan tubuhmu?” kata reagan. Dia cukup kesulitan melepas pelukan di tubuhnya. Wanita itu cemberut. Wajahnya hanya berjarak lima senti dari wajah Reagan. Siap mencumbunya dengan pagutan paling memabukkan. Namun sebelum itu terjadi, Reagan akan mengasingkan diri lebih dulu. “Maafkan aku,” katanya. “Ada urusan penting yang harus aku selesaikan. Jika kamu membutuhkan sesuatu, kamu bisa menghubungi nomor ini.” Reagan mengeluarkan sebuah kartu nama dari saku celananya. Kartu nama Erik yang baru jadi kemarin sore. Reagan tidak menunggu reaksi wanita penggoda ini. Dia lantas menjauhi dirinya, memberi jarak hingga bayangan tubuhnya tenggelam di balik riuh para tamu yang berjoget di lantai dansa. Sepeninggalan Reagan, wanita bertubuh molek itu tidak melepaskan pandangan dari titik terakhir kali Reagan terlihat. Hingga sebuah suara menginterupsi. “S

    Last Updated : 2025-03-29
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   56. ADU JOTOS DENGAN PRIA PONGAH

    Madison Bar mendadak berubah menjadi ring tinju dimana semua orang yang sebelumnya sibuk menghibur diri kini saling berteriak memberikan dukungan. Dibandingkan dengan pendukung pria pongah, beberapa orang yang mendukung niat baik Reagan tentu kalah jumlah. Di saat ini, pria pongah itu masih mencengkram batang leher wanita tadi hingga jejak jemarinya membekas di kulit mulus itu. Reagan melihat itu dengan sorot benci yang begitu dalam. “Pria miskin memang selalu besar kepala. Kamulah salah satunya,” ujar pria pongah mengejek. Kini dia menarik tubuh wanita itu dengan sekali hentakan. “Kalau kamu cukup percaya diri, lepaskan dia. Lawan aku satu lawan satu.” Reagan mengikis jarak dengan pria pongah dan wanita tadi. Aura mencekam dalam dirinya menguar bebas di udara. “Heh, kamu pikir siapa dirimu beraninya mengaturku?”“Kenapa? Kamu takut?” Reagan bertanya balik, itu berhasil membuat si pongah menelan ludah berat. “Kalau kamu menghindar dari tantangan yang aku berikan, harga dirimu se

    Last Updated : 2025-03-29
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   57. UCAPAN TERIMA KASIH

    Di saat ini Reagan memasuki sebuah ruangan VIP yang berada tak jauh dari area lantai dansa. Dua orang penjaga yang sebelumnya mencegat Reagan di depan pintu ada di sana. Tambahan seorang pria mengenakan setelan jas rapi sedang menunduk malu di hadapan Erik. Dia juga memohon maaf pada wanita tadi. Berkali-kali seolah tahu jika tidak melakukan itu, dia akan kehilangan jabatan bahkan pekerjaannya.Ketika Reagan datang, semua orang menoleh padanya. Saat melewati dua pria bertubuh kekar, dia melengos tidak peduli. Kini Reagan menghampiri wanita itu, yang tertunduk lesu dengan pundak gemetar karena ketakutan.“Bagaimana keadaanmu?” tanyanya.Wanita itu mengangkat kepala. “Aku baik-baik saja. Terima kasih sudah menolongku.”

    Last Updated : 2025-03-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   58. KOMPETISI PERETASAN INTERNASIONAL

    “Permintaanmu tentang rekam jejak para pejabat? Tenang, aku sudah merangkumnya. Akan aku kirimkan padamu malam ini.”Erik terlihat bangga dengan usahanya. Semalaman suntuk dia habiskan untuk mengulik setiap profil pejabat dari berbagai situs media. Tetapi, pria di sampingnya malah menggeleng.“Bukan hanya itu,” kata Reagan sambil menggelengkan kepala. “Permintaanku tentang Claire.”Saat ini Erik menjelajah setiap sudut kepalanya. “Oh, permintaan itu.” Dia mengingat sesuatu. “Sudah aku siapkan. Kamu hanya perlu membuatnya merasa spesial di malam Valentine nanti.”Reagan mengangguk puas. Senyumnya mulai terbit membayangkan bagaimana ekspresi

    Last Updated : 2025-03-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    59. PERTARUNGAN SEMAKIN SENGIT

    Poin diungguli oleh Black Code. Kompetisi menjadi semakin sengit. Hanya perlu menambahkan poin sempurna di tugas terakhir untuk Black Code, dia menjadi kandidat terkuat untuk menang saat ini.“Tidak masalah, SpectraVant. Sejauh ini Anda sudah melakukan yang terbaik. Selesaikan salah satu tugas untuk mendapatkan poin dan menyeimbangkan lawan!” Wanita hologram itu menyemangati Reagan yang masih berkutat dengan perintah di perangkat lunak.Saat ini kamera membidik Reagan. Menaruh fokus dunia padanya. Topeng anonim yang dia pakai semakin mempersulit massa untuk menduga, siapa sosok jenius di baliknya.Di tempat lain, di Universitas Georgia, para Mahasiswa membentuk beberapa kelompok. Mereka menatap layar laptop, sedang di kelas lain lebih kreatif me

    Last Updated : 2025-03-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   60. PEMENANG TERKUAT

    “TRING”Tambahan angka seribu muncul di kredit salah satu finalis. Para penonton tercengang dengan hasil yang terpampang di layar besar.Terdengar wanita hologram bersuara lagi. “Selamat! Tambahan seribu poin untuk SpectraVant!”“SpectraVant, kamu telah memenangi kompetisi peretas internasional. Berikan ucapan selamat untuknya!”Kemenangan telak telah diumumkan. Suara pendukung Reagan mulai bergemuruh menyorakkan kemenangan. Sedang Reagan sendiri di balik topengnya tersenyum tipis.Dia tahu dia bisa mendapatkan nilai sempurna dalam lima tugas itu, tetapi dia tidak berniat untuk memamerkan kemampuan

    Last Updated : 2025-03-31
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    61. BILIK PENGGEMAR RAHASIA

    Bilik penggemar rahasia berisi dua pintu. Akan ada satu orang pria dan satu orang wanita yang dipilih secara acak dari nomor gelang yang mereka pasang dengan sistem. Saat ini, panitia sedang mempersiapkan dua orang yang akan masuk ke dalam bilik. Keduanya tidak akan mengetahui siapa yang akan keluar jadi pasangannya dari bilik itu. “Nomor gelang tiga belas!” Satu panitia laki-laki bertugas memanggil kandidat lelaki di barisan. Merasa nomornya dipanggil, Reagan mengangkat tangan. “Kamu nomor tiga belas? Kemarilah!” kata pria itu. Reagan menurut. Berjalan santai mendekatinya. Dia tahu ini terlalu beresiko. Apalagi dia membawa Claire bersamanya. Bagaimana jika nantinya bukan Claire yang ditemui di bilik itu? Dia cukup khawatir ketika memikirkannya, tetapi, di sinilah tantangannya. “Kamu siap untuk masuk ke bilik?” tanya sang panitia. Reagan mengangguk. “Semoga orang di balik bilik itu adalah orang yang memang kamu harapkan,” sambungnya lagi. Panitia menyuruh Reagan masuk ke dalam bi

    Last Updated : 2025-03-31

Latest chapter

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    61. BILIK PENGGEMAR RAHASIA

    Bilik penggemar rahasia berisi dua pintu. Akan ada satu orang pria dan satu orang wanita yang dipilih secara acak dari nomor gelang yang mereka pasang dengan sistem. Saat ini, panitia sedang mempersiapkan dua orang yang akan masuk ke dalam bilik. Keduanya tidak akan mengetahui siapa yang akan keluar jadi pasangannya dari bilik itu. “Nomor gelang tiga belas!” Satu panitia laki-laki bertugas memanggil kandidat lelaki di barisan. Merasa nomornya dipanggil, Reagan mengangkat tangan. “Kamu nomor tiga belas? Kemarilah!” kata pria itu. Reagan menurut. Berjalan santai mendekatinya. Dia tahu ini terlalu beresiko. Apalagi dia membawa Claire bersamanya. Bagaimana jika nantinya bukan Claire yang ditemui di bilik itu? Dia cukup khawatir ketika memikirkannya, tetapi, di sinilah tantangannya. “Kamu siap untuk masuk ke bilik?” tanya sang panitia. Reagan mengangguk. “Semoga orang di balik bilik itu adalah orang yang memang kamu harapkan,” sambungnya lagi. Panitia menyuruh Reagan masuk ke dalam bi

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   60. PEMENANG TERKUAT

    “TRING”Tambahan angka seribu muncul di kredit salah satu finalis. Para penonton tercengang dengan hasil yang terpampang di layar besar.Terdengar wanita hologram bersuara lagi. “Selamat! Tambahan seribu poin untuk SpectraVant!”“SpectraVant, kamu telah memenangi kompetisi peretas internasional. Berikan ucapan selamat untuknya!”Kemenangan telak telah diumumkan. Suara pendukung Reagan mulai bergemuruh menyorakkan kemenangan. Sedang Reagan sendiri di balik topengnya tersenyum tipis.Dia tahu dia bisa mendapatkan nilai sempurna dalam lima tugas itu, tetapi dia tidak berniat untuk memamerkan kemampuan

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    59. PERTARUNGAN SEMAKIN SENGIT

    Poin diungguli oleh Black Code. Kompetisi menjadi semakin sengit. Hanya perlu menambahkan poin sempurna di tugas terakhir untuk Black Code, dia menjadi kandidat terkuat untuk menang saat ini.“Tidak masalah, SpectraVant. Sejauh ini Anda sudah melakukan yang terbaik. Selesaikan salah satu tugas untuk mendapatkan poin dan menyeimbangkan lawan!” Wanita hologram itu menyemangati Reagan yang masih berkutat dengan perintah di perangkat lunak.Saat ini kamera membidik Reagan. Menaruh fokus dunia padanya. Topeng anonim yang dia pakai semakin mempersulit massa untuk menduga, siapa sosok jenius di baliknya.Di tempat lain, di Universitas Georgia, para Mahasiswa membentuk beberapa kelompok. Mereka menatap layar laptop, sedang di kelas lain lebih kreatif me

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   58. KOMPETISI PERETASAN INTERNASIONAL

    “Permintaanmu tentang rekam jejak para pejabat? Tenang, aku sudah merangkumnya. Akan aku kirimkan padamu malam ini.”Erik terlihat bangga dengan usahanya. Semalaman suntuk dia habiskan untuk mengulik setiap profil pejabat dari berbagai situs media. Tetapi, pria di sampingnya malah menggeleng.“Bukan hanya itu,” kata Reagan sambil menggelengkan kepala. “Permintaanku tentang Claire.”Saat ini Erik menjelajah setiap sudut kepalanya. “Oh, permintaan itu.” Dia mengingat sesuatu. “Sudah aku siapkan. Kamu hanya perlu membuatnya merasa spesial di malam Valentine nanti.”Reagan mengangguk puas. Senyumnya mulai terbit membayangkan bagaimana ekspresi

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   57. UCAPAN TERIMA KASIH

    Di saat ini Reagan memasuki sebuah ruangan VIP yang berada tak jauh dari area lantai dansa. Dua orang penjaga yang sebelumnya mencegat Reagan di depan pintu ada di sana. Tambahan seorang pria mengenakan setelan jas rapi sedang menunduk malu di hadapan Erik. Dia juga memohon maaf pada wanita tadi. Berkali-kali seolah tahu jika tidak melakukan itu, dia akan kehilangan jabatan bahkan pekerjaannya.Ketika Reagan datang, semua orang menoleh padanya. Saat melewati dua pria bertubuh kekar, dia melengos tidak peduli. Kini Reagan menghampiri wanita itu, yang tertunduk lesu dengan pundak gemetar karena ketakutan.“Bagaimana keadaanmu?” tanyanya.Wanita itu mengangkat kepala. “Aku baik-baik saja. Terima kasih sudah menolongku.”

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   56. ADU JOTOS DENGAN PRIA PONGAH

    Madison Bar mendadak berubah menjadi ring tinju dimana semua orang yang sebelumnya sibuk menghibur diri kini saling berteriak memberikan dukungan. Dibandingkan dengan pendukung pria pongah, beberapa orang yang mendukung niat baik Reagan tentu kalah jumlah. Di saat ini, pria pongah itu masih mencengkram batang leher wanita tadi hingga jejak jemarinya membekas di kulit mulus itu. Reagan melihat itu dengan sorot benci yang begitu dalam. “Pria miskin memang selalu besar kepala. Kamulah salah satunya,” ujar pria pongah mengejek. Kini dia menarik tubuh wanita itu dengan sekali hentakan. “Kalau kamu cukup percaya diri, lepaskan dia. Lawan aku satu lawan satu.” Reagan mengikis jarak dengan pria pongah dan wanita tadi. Aura mencekam dalam dirinya menguar bebas di udara. “Heh, kamu pikir siapa dirimu beraninya mengaturku?”“Kenapa? Kamu takut?” Reagan bertanya balik, itu berhasil membuat si pongah menelan ludah berat. “Kalau kamu menghindar dari tantangan yang aku berikan, harga dirimu se

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    55. JADIKAN AKU WANITAMU!

    Wanita itu terus menggoda Reagan. Tidak peduli kini para tamu yang baru masuk ke dalam Madison Bar menatap aneh pada mereka. “Bisakah kamu menjauhkan tubuhmu?” kata reagan. Dia cukup kesulitan melepas pelukan di tubuhnya. Wanita itu cemberut. Wajahnya hanya berjarak lima senti dari wajah Reagan. Siap mencumbunya dengan pagutan paling memabukkan. Namun sebelum itu terjadi, Reagan akan mengasingkan diri lebih dulu. “Maafkan aku,” katanya. “Ada urusan penting yang harus aku selesaikan. Jika kamu membutuhkan sesuatu, kamu bisa menghubungi nomor ini.” Reagan mengeluarkan sebuah kartu nama dari saku celananya. Kartu nama Erik yang baru jadi kemarin sore. Reagan tidak menunggu reaksi wanita penggoda ini. Dia lantas menjauhi dirinya, memberi jarak hingga bayangan tubuhnya tenggelam di balik riuh para tamu yang berjoget di lantai dansa. Sepeninggalan Reagan, wanita bertubuh molek itu tidak melepaskan pandangan dari titik terakhir kali Reagan terlihat. Hingga sebuah suara menginterupsi. “S

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    54. JANJI PASUTRI

    Reagan tersenyum getir dan itu membuat Claire semakin yakin kalau Reagan menyembunyikan sesuatu darinya. Dia melepas sabuk pengaman, kemudian berkata, “Kalau kamu tidak mau berjanji, aku juga tidak bisa memberitahumu apapun tentangku. Biar saja pernikahan ini hanya sebuah nama. Kita akan menjalaninya seperti orang asing.” Setelah mengatakan itu Claire turun dari mobil. Dia meninggalkan Reagan yang melongo di tempatnya. “Bukan begitu maksudku, Claire! Tunggu aku.” Reagan turun dari mobilnya secepat kilat. Memberikan kunci mobilnya pada petugas valet apartemen. Dia melewati kerumunan orang-orang yang ada di lobi. Dan menghentikan langkahnya ketika melihat Claire menunggu private lift menuju unit penthouse mereka. Reagan meraih tangan Claire, namun dengan cepat Claire menepisnya. “Claire dengarkan aku dulu,” kata Reagan setengah memohon. Dia tidak peduli pandangan orang-orang di sekitarnya. Di dalam lift perang dingin antara pasangan suami istri terjadi. Reagan berusaha menyentuh Cl

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    53. BERITA KECELAKAAN

    Insting Reagan mencerna situasi dengan cepat ketika dua wanita di kanan dan kirinya mulai memanas. “Tunggu, Ladies,” ucap Reagan. Dia berdiri di antara Nayla dan Delia. “Bisakah kita bicara dengan tenang?” Nayla lebih dulu menjawab. Dia sangat berapi-api saat ini. “Aku harus bicara dengannya, Reagan,” katanya. Dia mencoba meraih Delia yang berlindung di balik tubuh kekar Reagan. “Dia terlalu malu untuk mengakui kalau dia menyukaimu. Sedangkan, dia juga tahu kalau aku menginginkanmu.” “Apa salahnya jika Delia menyukai aku?” Reagan membalas. Kini matanya menyorot tajam. Kian lama sikap Nayla semakin berlebihan. “Kamu juga menyukaiku, tapi tidak ada yang menghalangimu.” Ucapan Reagan mampu membuat Nayla bungkam seribu bahasa. Niatnya hanya membuat keadaan lebih tenang, tetapi Nayla justru bersikap di luar kendali. “Berhenti mengatur apapun yang tidak bisa kamu kendalikan, Nayla.” Reagan berkata lagi. Dia menatap Delia yang pundaknya bergetar ketakutan. “Lebih baik kalian bereskan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status