Share

Bab. 32 POV Haikal

last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-07 19:40:20

POV Haikal

Plakk

Sebuah tamparan keras mendarat di pipiku. Aku menatap tajam ke arah wanita di depanku, wajah manis yang biasa terlihat ketakutan itu mendadak seperti harimau yang tengah melawan musuhnya. Tak terselip rasa takut walaupun sedikit.

“Harusnya aku memaksa bapak, untuk meninggalkan bapak dan ibumu di lokasi kejadian. Hingga tak akan ada balas dendam darimu. Asal kamu tahu, dengan nuraninya bapakku, ia membawa orang lain yang tak ia kenal menuju rumah sakit, dan aku tak pernah menyangka jika justru bapakkulah yang terfitnah menjadi pelakunya. Dengan dua bola mataku ini, aku bersaksi, dan bahkan aku berani bersumpah atas nama kedua orang tuaku, bapakku tak bersalah.”

Kalimat itu terdengar lantang, dengan penuh emosi, bahkan aku tahu sekali kalimat itu nyata dari dasar hatinya. Lalu? Apa yang kuanggap selama ini salah?

Vivian berlalu, menyisakan tanda tanya besar dalam benakku. Aku kembali duduk di kursi goyang, menatap jauh ke langit yang bertebaran bintang-bintang. Entah, s
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
mending kmu mnta tolong Reynan Viv. hanya dia yg bisa menolongmu dri Haikal yg psikopat.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 33 Percaya cinta?

    “Vivian!”Suara lantang yang menyerukan namaku itu berhasil membuatku terpaku. Aku tak menoleh, dan terus bertahan di posisiku, berharap apa yang kudengar hanyalah mimpi, atau sekedar Haikal yang tengah mengigau. “Vivian, kamu dengar aku bukan?”‘Mati aku.’Aku menoleh dan menatap Haikal yang kini memandangku penuh murka, kubawa ponsel yang kupegang ke arah belakang, hingga ia tak melihatnya. Kalau ia melihat aku tengah mencuri ponselku sendiri bagaimana reaksinya? Apalagi wajahnya kini terlihat penuh amarah. “Apa yang kamu sembunyikan dariku?”Mati aku, kenapa Haikal harus serba tahu seperti ini? Atau jangan-jangan dari tadi dia hanya pura-pura tidur. Lalu ponsel ini? Itu hanya jebakan olehnya agar mempunyai alasan untuk memarahiku? “Tidak ada.”“Jangan bohong.”Lelaki itu mendekat, dan benar-benar berhasil menghadirkan keringat sebiji jagung di dahiku. Ia merampas barang yang kupegang begitu saja, sama seperti merampas harapan yang tengah kubangun. Dan aku benar-benar tak meny

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-07
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 34 Lamaran?

    “Kak, ibu meminta kita untuk ikut bersamanya. Kata ibu, disurga begitu indah.”“Dunia ini juga tak kalah indah dari surga,” ucap Haikal yang kini merengkuh tubuh kecil itu. Tubuh kurus dengan lingkaran hitam di matanya, seperti kurang tidur.“Kata siapa, Kak? Nyatanya ibu dan bapak tidak suka di sini, lebih memilih pergi meninggalkan kita.”Wanita itu sesenggukan, dengan air mata yang terus mengalir Bahkan tangisnya pecah sepeti anak usia kecil yang tengah tantrum, hingga mereka menjadi pusat perhatian oleh orang-orang sekitar. Haikal dengan lembutnya menghapus air mata, dan mengecup ujung kepalanya, kembali merengkuh tubuh itu dan membelai rambut panjangnya. “Itu siapa, Kak? Bidadari?” tanya gadis kecil itu yang kini menatapku, hingga akhirnya Haikal melepas pelukan dan turut serta mengarahkan pandangan yang sama. Aku menengok ke sekeliling, dan tak kudapati siapapun. “Apa? Aku?” tanyaku aneh, sambil menunjuk hidungku sendiri. Dan dengan sabarnya, Haikal tersenyum mendapati per

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-08
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 35 obat

    “Permintaan Tuan, Bi?”“Iya, Non. Ini itu kebiasaan tuan waktu muda, meminta dibuatkan banyak makanan lalu dibawa ke yayasan yatim piatu. Sayang kebiasaan ini mulai menghilang saat ibunya Tuan meninggal.”“Ha?” Aku melongo mendengar penuturan bibi, masih tak percaya dengan penjelasan yang baru ku dengar. “Hihi, nona kaget ya?” Wanita paruh baya itu tersenyum.“Sama, bibi juga,” imbuh bibi dengan senyuman yang makin melebar. “Semenjak kepulangan Tuan tadi siang bersama Nona, tuan senyum Mulu, bahkan semua pelayan tidak ada yang kena semprot sama sekali.”“Benarkah, Bi?”“Sepetinya obat dari Nona, bekerja sangat hebat kepada Tuan.”‘Obat? Apa maksud bibi? Seingatku, aku tak pernah memberi obat apapun Haikal, bahkan di saat aku membencinya dengan sangat, aku tak pernah berpikir ke arah itu. ‘“Obat apa, Bi?”.Aku masih penasaran dengan penjelasan bibi yang terkesan ambigu. “Ah, Nona. Kenapa susah pahamnya. Obat cinta, Non.” Wanita itu terkekeh sendiri. Sedangkan aku masih mencerna uc

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-08
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 36 Bebas

    “Saya tidak bersalah, Pak!” Dua orang lelaki berpakaian seragam polisi itu memborgol kedua tangan Haikal, dan di belakangnya ada Alisa dan Reynan yang tengah tersenyum menatapku. Binar mata yang indah, dan begitu kurindukan. Alisa setengah berlari menghampiri, kupeluk tubuhnya yang sepertinya lebih berisi. Reynan tampaknya benar-benar menjaga adikku dengan baik, bahkan penjagaan ia lebih baik dari apa yang pernah aku lakukan. “Kak Vivian,” ucap wanita itu lirih dengan mata yang kini berkaca. “Its okay.”Aku menyeka air mata itu agar membasahi pipi alis yang mulai chubby. “Kamu jelaskan saja di kantor,” ucap salah satu polisi dengan membawa lelaki itu pergi. Saat berpapasan dengan Reynan, tampak sebuah senyum puas terbit dari bibirnya. Senyum yang mengantar Haikal ke jeruji besi, dan entah kenapa aku tidak bahagia melihat peristiwa ini. “Sa, itu kenapa Haikal di bawa ke kantor polisi?”“Sudahlah, Kak. Jangan pikirkan Kak Haikal, yang terpenting kita bisa berkumpul kembali, kakak

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-08
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab. 37 Penawaran bos arogan

    “Kenapa semenjak kakak pulang dari rumah kak Haikal, lebih sering melamun? Apa kakak gak bahagia di sini?”Aku membalikkan tubuhku, menghadap wanita cantik yang tengah menatapku, kubelai rambutnya yang indah. “Bukan seperti itu adikku yang bawel, Kakak hanya tidak ingin terus hutang budi tinggal di rumah ini,” dustaku. “Rumah kita sedang di renov, Kak. Aku juga minta sama Kak Reynan untuk dibuatkn kolam ikan kecil di depan rumah.”“Alisa?” aku mendelik menatap wanita itu. “Kak Reynan yang tanya, Kak, mau request apa rumahnya? Ya Alisa jawab saja.”Aku terus menatap tajam ke arahnya “Alisa mau mandi, Kak. Alisa sudah terlambat.” Tanpa menunggu jawabanku, gadis kecil itu langsung lari masuk ke dalam kamar mandi. **“Selamat pagi, Pak!”“Selamat pagi, Pak!” Ucapan salam yang terdengar dari beberapa staf kntor itu membuatku tersadar, di mana aku sudah mampu menghirup udara kebebasan. Suasana yang amat sangat aku rindukan. Aku mengekori Bos ku yang berjalan lurus tanpa menatap, sesek

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab. 38 Bimbang

    “Bukan karena itu, Pak.”“Lalu?”“Aku tidak ingin anak-anakku memiliki ayah yang arogan dan otoriter. Yang bertindak semena-mena tanpa peduli kasta di bawahnya.”Lelaki itu tersenyum. “Aku bisa buktikan kalau aku tidak sepeti itu, Viv!”“Aku tidak butuh ucapan. Permisi. Saya printkan datanya ulang.”Aku menunduk hormat dan meninggalkan, kembali ke meja kerjaku, dan membuat salinan laporan. Tidak lupa menghubungi petugas kebersihan untuk membersihkan ruangan Reynan. Sesaat setelah seorang lelaki bertubuh kurus itu masuk membawa alat pel, ponselku berdering, dan aku bergegas mengangkat panggilan tersebut. Ulah apalagi yang akan dilakukan Reynan? Memintaku kembali untuk membersihkan ruangannya? “Ada perlu apalagi, bos Reynan yang terhormat. Apa akan memintaku membersihkan ruanganku seperti dulu?”“Aku Haikal, Viv.”Suara yang tampak berbeda itu terdengar di indraku, hingga kulihat layar ponselku dan mendapati nama yang berbeda. “Haikal” bukankah ia sedang ditahan? “Viv, jangan matikan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 39 Demi Lesta

    [ Aku tunggu kamu di bawah]Kembali kubaca pesan yang beberapa saat kubiarkan begitu saja, berharap lelaki yang mengirim pesan tersebut sudah kembali dan mengurungkan niatnya.Aku kembali menyibak sedikit gordennya, terlihat mobil sedan hitam dengan warna mengkilat itu masih ada di parkiran. Bagaimana dengan Reynan? Apakah ia mau mengijinkanku untuk beberapa jam meninggalkan jam kantor? Jika harus jujur kepadanya tentang alasan aku ijin, sudah pasti aku tak akan mengantongi ijin tersebut. Lelaki yang tengah berjalan melewati ku, mendadak menghentikan langkahnya. Aku dibikin spot jantung dengan kedatangannya yang tiba-tiba.“Mau ikut makan siang, Viv?”Aku menggeleng. “ Terima kasih, aku sudah pesan makanan online.”“Ya sudah.”Tanpa banyak tanya lelaki itu melangkah pergi, dan aku bisa bernafas dengan sedikit lega. Mungkin ini cara semesta untuk mempertemukan ku kembali kepada Lesta. Gadis cantik yang tengah butuh banyak dukungan. Secepat kilat aku turun ke lantai bawah, sambil me

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab. 40 Demi Lesta 2

    Gadis kecil itu mengibaskan rambut panjangnya dan melakukan gerakan ala-ala kartun wanita cantik tersebut, hingga aku tersenyum senang melihatnya. Meskipun Lesta bukan adik kandungku, melihat ia tengah tersenyum bahagia pun, membawa energi positif tersendiri. “Aku pasti ikut dong.”“Hore !!!” Gadis kecil itu tampak bertepuk tangan riang, hingga beberapa saat kemudian ponselnya diraih seorang perawat, ia meminta ijin untuk mematikan panggilan, karena saatnya Lesta untuk makan siang. “Makan siang yang banyak yang sailor moon,” ucapku ketika panggilan itu hendak terputus. Lesta yang mendengar nama panggilan terbarunya itu sontak kembali kegirangan dengan binar mata yang sangat indah. Hingga beberapa saat kemudian panggilan terputus. Alangkah terkejutnya aku ketika ponsel tersebut, menampilkan layar depan, walpaper ponsel Haikal adalah foto gambar diriku, foto yang sama dengan saat 5 tahun lalu. Aku mengenakan gaun pernikahan putih nan indah, hingga beberapa saat kemudian Haikal data

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10

Bab terbaru

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab.127 Tamat

    “Iya.” Lelaki itu mengangguk.“Tapi … Bagaimana bisa? Me-re-ka?” tanyaku yang masih tak percaya.“Tutup mulutnya, Viv. Kalau ada lalat masuk,” ucapnya yang membuatku menahan malu. “Bisa tidak, ngomongnya dihalusin dikit!”“Sayang, jangan bengong. Sini duduk sini, kita makan!”“Rey, kita bukan pasangan kekasih. Jangan panggil aku sayang.”“Kalau begitu, maukan kamu jadi kekasihku, Viv?” lelaki itu mendekat dan kini berjongkok di depanku. Sebuah kotak bludru berbuntuk hati itu dibuka hingga menampakkan sebuah cincin dengan kilauan indah di tengannya. Ingin rasanya kujawab iya, tapi saat ini gengsiku masih melebihi segalanya.“Viv, jawablah! Apa kamu mau jadi istriku? Ibu dari anak-anakku?”Aku masih terdiam. Antar hati dan ego kita tengah saling menyerang.“Iya, Viv. Kapan lagi kamu nunggu momen ini?” ucap hatiku.“Janganlah, Viv. Gengsian dikit napa. Meskipun janda, kamu punya harga diri bukan? Bisa jadi kan Reynan hanya iseng kepadamu,” ucap logikaku.“Rey, itu, makanannya sudah data

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab.126 Hubungan Agasthi

    “Ayo masuk, Viv. Ada apa, ha?” tanya reynan sambil memandang aneh ke arahku. Ya, dari tadi aku terus berusaha melepas pegangan tangannya, juga memutar bola mata menatap sekitar.Suasana resto yang di desain khusus dan indah ini, seakan menjadi saksi antara keromantisan reynan dan agasthi. Sedangkan aku disini? Hanya sebatas obat nyamuk.‘Bodoh kamu, viv, kenapa kamu mau-maunya diajak reynan kesini. Sekarang kamu mati kutukan?’ batinku merutuki diri sendiri.“Vivian, ayo kita masuk, Sayang. Apa perlu aku membopong tubuhmu yang kurus itu,” ucapnya lagi dengan gemas. Apalagi ketika ia memberikan embel-embel sayang di belakang namaku, membuatku jengah. Bisa-bisanya ia mau ketemuan dengan perempuan, tapi tetap sok sayang-sayangan kepadaku.Aku memiringkan bibirku, menampakkan ekspresi tak suka. Dan justru itu membuat reynan terkekeh dan menghadirkan senyum di wajah tampannya.“Gendong atau jalan sendiri?” tanyanya lagi.“jalan,” ucapku dengan nada datar.Ya, aku masuk kedalam resto yang te

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab.125 melakukan hal tak jelas

    Sore ini Lesta sudah boleh pulang, reynan pun sudah pulang ke rumahnya. Aku berdiri di balkon kamar terus menatap ke arah halaman, berharap lelaki itu kembali datang untuk menghampiriku.‘Viv, kenapa kamu kegatelan sepeti ini?’ batinku.‘Bukan kegatelan, tapi hanya meluruskan omongan reynan,’ balas batinku kembali.Aku masuk ke kamar, merebahkan diri, lalu kembali bangkit dan ke balkon, melakukan aktifitas yang tak jelas. Hari telah berganti malam, cahaya sang mentari mulai menghilang, diganti rembulan dan bintang yang berkelip di langit dengan indahnya. Suasana hatiku semakin memburuk, tatkala mengingat malam ini reynan ada acara bertemu dengan Agasthi.Kuraih layar pipih di sakuku, tak ada pesan selain dari operator yang mengabarkan kuota mulai menipis.‘Rey, apakah karena kamu akan bertemu dengan agasthi, hingga melupakan aku seperti ini? Bukankah kamu berjanji ketika sampai ke rumah, akan memberiku kabar?’Aku kembali masuk ke dalam kamar, duduk di bibir ranjang. Entah, untuk keb

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab.124 Cemburu

    “I-ini ....”Lelaki itu tampak sungkan, ketika aku membaca jejeran huruf di dalamnya. “Agasthi?” tanyaku kaget. Entah kenapa aku merasa cemburu, ketika ada nama wanita lain di dalam ponsel reynan. “I-iya, Viv.”Lelaki itu terdiam, memilih menaruh ponsel kesayangannya ke sofa. “Diangkat saja, Rey, takutnya penting.”“Bukan apa-apa, Viv, dia hanya ....”Belum juga reynan melanjutkan perkataannya, aku sudah menggeser tombol hijau itu ke atas, hingga panggilan agasthi dan rey tersambung. Ini memang bukan perlakuan yang bijak, bahkan tidk beratitude, tapi tak tahu kenapa, rasa penasaranku semakin memuncak. Apalagi aku tahu kalau agasthi adalah wanita mantan calon istri reynan, dan bahkan ia sangat mencintai lelaki yang kini duduk di dekatku. Tidak lupa kutekan tombol speaker, supaya pembicaraan ini terdengar bersama, hingga tak ada dusta antara reynan kepadaku. “Rey, jadi kan kita ketemuannya?” tanya Agasthi dengan suara khas manjanya. Ketemuan? Apa maksudnya? Lelaki itu berjanji ak

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab.123 obatnya bukan itu

    “Rey, aku bertanya serius. Kamu datang kapan? Kenapa gak bangunin aku?”Lagi-lagi ia hanya menjawabnya dengan senyuman, membuatku kesal. Kucubit lengannya, hingga ia mengaduh kesakitan. “Viv, i-itu ... Bisa pelan dikit?”Aku tak menggubrisnya, masih kesal dengan apa yang ia perbuat, juga dengan mimpi yang baru saja kudapat. Meskipun sebenarnya, aku bersyukur karena semua hanya mimpi. Reynan datang kesini, masih dengan ia yang semula, tanpa predikat seorang Nara pidana. “Viv, beneran sakit,” ucapnya sambil meringis. Aku menatap tangan yang baru saja Kucubit, darah segar mengalir. Aku baru menyadari jika Medan keisenganku adalah bekas luka Rey. “Rey, maaf,” ucapku penuh rasa bersalah. “Tak apa.”“Tapi sampai berdarah ni tanganmu.” Aku masih menatap darah segar yang kini mengalir melewati jarinya. “Ya sudah, bantu obati, Viv.”“Aku Carikan perban dan obat merah dulu.”Baru saja aku bangkit, tangan ini diraih oleh Reynan. “Obatnya bukan itu, tapi ...”Lelaki itu berdiri mendekatk

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 122 Menjadi Tahanan

    Malam ini kuhabiskan di kamar rumah sakit, menemani Lesta yang keadaannya mulai membaik. Ia terus bercerita dengan mimpi dan cita-citanya, hingga tetesan air mata membasahi pipi gadis cantik itu tatkala menceritakan tentang kakaknya. “Kak Viv disini, Les. Aku akan selalu ada untukmu,” ucapku sambil memeluk lembut tubuh ringkihnya. Aku bahkan tak menyadari baru beberapa hari saja tubuh kecil Lesta semakin mengurus.Wanita cantik itu tersenyum, lalu membalas pelukanku. Hingga jam minum obat tiba, dan ia mulai terlelap ke dalam mimpinya. Kulihat jam dinding di ruang kamar ini, waktu telah menunjukkan pukul 22.00 wib, Alisa pun telah tidur di atas sofa tanpa selimut yang menutup tubuhnya. Aku meraih tas kecilku yang berada di atas meja, mengeluarkan benda pintar yang dibelikan haikal untukku. Kosong. Tak ada notif pesan maupun panggilan sama sekali. “Ya Tuhan, jaga Reynan. Semoga ia baik-baik saja,” ucapku yang kini kembali duduk di sofa sebelah Lisa tertidur. Akupun ikut menyanda

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 121 perjaka seumur hidup

    Kedua lelaki itu mendekat, dimana tiap langkah lebar yang mengarah menuju kami, menambah rasa ketakutan dalam hatiku. Suara sepatu dinas yang bersentuhan dengan lantai rumah sakit, seperti membawa alunan genderang kematian. Tubuhku gemetar, bahkan aku harus menarik nafas panjang untuk sedikit melegakan rasa panik ini. Rey melirik ke arahku, menggenggam tangan yang mulai bergerak tak jelas karena Tremor, “Semua akan baik-baik saja,” Tak ada ucapan itu, tapi dari sorot mata teduh Rey, seperti mengutarakan hal untuk aku bisa tenang. “Ma-maaf, ada perlu apa, Pak?” tanyaku yang memulai pembicaraan terlebih dulu. “Selamat sore, Bu Vivian, Pak Reynan. Saya hanya ingin meminta bapak reynan untuk datang ke kantor polisi. Ini surat panggilannya,” ucap salah satu petugas tersebut sambil memberikan sebuah lampiran. Rey mengambil kertas tersebut, sekilas membacanya dengan fokus mata yang menyusuri jejeran huruf di dalamnya. “Saya akan datang, Pak.”“Baik, terima kasih atas kerja samanya.”Ked

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab.120 Permintaan menikah

    Baik Rey dan aku dibuat kikuk kala menatapnya. "Indra sudah ditemukan. Ayo ikut aku," ucap Om Gunawan menatap lelaki di sebelahku. "Kamu mau pergi, Rey?" tanyaku ragu. Masih tersimpan dalam ingatan bagaimana om Gunawan mengarahkan senjata ke arah Reynan, lalu berbalik arah menembakkan timah panas ke arahku, dna berakhir dengan Haikal yang menerima tembakan itu. Masih terekam begitu jelas bagaimana darah Haikal mengalir bersamaan ia yng menutup mata dan menghembuskan nafas terakhirnya. Aku menggeleng, seperti tak ikhlas jika lelaki yang pernah menjadi bos ku itu pergi. "Maafkan aku. Aku janji pasti akan kembali," ucapnya sambil melepas genggaman tangannya perlahan. "Rey," ucapku lirih. Aku begitu takut terjadi sesuatu hal kepada Reynan. Apalagi ia akan pergi bersama om Gunawan, dan hendak bertemu Indra. Mereka berdua adalah musuh, ya g ingin sekali menghabisi Reynan. Reynan masih berjalan mengekori om Gunawan. Hingga punggung keduanya mulai lenyap dari pandangan, ketik melewati

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 119 kedatangan Om Gunawan

    "Viv, apa tadi ada yang masuk ke kamar kalian?" tanyanya panik. Aku semakin bingung tatkala mengingat perawat tadi masuk dan menyuntikkan cairan obat ke tubuh Lesta. "Iya. Seorang perawat masuk dan memberikan obat. Apa ada yang salah, Rey?"Aku tak tahu lagi, harus bertanggung jawab seperti apa jika keadaan Lesta semakin memburuk karena kecerobohan ku. "Tidak apa, Viv. Aku kira Indra kabur dan masuk kesana.""Maksudmu Indra belum ketemu juga? Bagaimana keadaan di luar? Apa semua baik-baik saja.""Iya, Indra kabur setelah tembakan mengenai lengannya, dan sekarang aku bersama Gunawan.""Om Gunawan?""Aku akan segera datang kesana." Benar saja dalam hitungan menit, Dua lelaki masuk ke dalam kamar, satu lelaki yang paling kucintai dan paling kunanti kedatangannya, dan satunya lagi lelaki yang paling kutakuti. Aku memindai tubuh lelaki itu dari bawah ke atas, takut jika ada senjata bertimah panas melekat di antara pakaiannya. Namun, dari sorot mata kedua lelaki itu seperti tak memil

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status