Home / Romansa / Bos Arogan Itu Ayah Anakku / Bab 94 – Luka yang Belum Sembuh

Share

Bab 94 – Luka yang Belum Sembuh

Author: Bulandari f
last update Last Updated: 2025-03-30 21:26:27
Bab 94 – Luka yang Belum Sembuh

Nathan menghela napas panjang sambil menggenggam erat tangan Anya. Amarahnya belum reda setelah pertemuan dengan Evan. Matanya masih menyiratkan kemarahan yang tertahan.

“Anya, kamu harus melawan. Jangan biarkan Evan memperlakukanmu seperti ini.”

Anya terdiam. Kata-kata Nathan menggema di kepalanya, tapi ada perasaan lain yang berkecamuk di hatinya. Hatinya terluka bukan hanya karena Evan merendahkannya, tetapi juga karena ia masih belum bisa sepenuhnya membenci pria itu.

“Aku hanya ingin Kenzo kembali padaku, Nathan,” suara Anya bergetar. “Aku tidak peduli dengan Evan, tidak peduli dengan masa lalu, aku hanya ingin anakku.”

Nathan mengepalkan tangannya. “Kalau begitu, kita harus melawan. Kalau dia tidak mau mengembalikan Kenzo dengan cara baik-baik, kita akan menggunakan cara lain.”

Anya menatap Nathan dengan keraguan. “Maksudmu?”

Nathan tersenyum tipis, tapi ada ketegasan di matanya. “Kita bisa membawa masalah ini ke pengadilan, Anya. Kam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 95 – Api yang Kian Membesar

    Bab 95 – Api yang Kian Membesar Anya masih berdiri di ambang pintu, dadanya naik turun menahan emosi setelah Chintya pergi meninggalkan apartemennya. Pipinya masih terasa panas akibat tamparan tadi, tetapi lebih dari itu, kata-kata Chintya terus terngiang di kepalanya. "Aku peringatkan, Anya! Berhenti berpura-pura menjadi korban! Jangan berani lagi mengganggu rumah tanggaku, atau aku pastikan hidupmu akan lebih menderita!"* Anya mengeratkan genggamannya. Ia tidak akan mundur. Ia tidak akan menyerah. Jika Chintya berpikir ancaman itu bisa menghentikannya, maka dia salah besar. Namun, jauh di dalam hatinya, ada ketakutan yang mulai tumbuh. Chintya bukan hanya wanita biasa—dia istri Evan, seseorang yang memiliki posisi kuat dalam hidupnya. Jika Chintya benar-benar berniat menghancurkannya, ia harus siap menghadapi konsekuensi besar. Saat pikirannya masih kacau, suara ketukan pintu kembali terdengar. Anya menghela napas panjang, berharap itu bukan Chintya yang kembali untuk m

    Last Updated : 2025-03-31
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 96 - Cinta yang Diuji

    Bab 96 - Cinta yang DiujiNathan yang baru sampai rumah langsung menatap ibunya dengan mata yang penuh kemarahan. Hatinya terasa seperti terbakar oleh kata-kata Bu Rina yang seolah-olah menganggap Anya sebagai sampah yang tidak pantas berada dalam hidupnya.'Kamu dari mana saja, Nathan? Tadi Citra menunggumu cukup lama disini, Nathan," ujar Bu Rina tiba-tiba, tapi Nathan memilih untuk tidak menanggapinya. Ia justru berjalan berlalu menuju arah kamarnya membuat Bu Rina kebingungan dengan apa yang terjadi pada anaknya Nathan. "Nathan, kamu kenapa sih? Nathan," panggil Bu Rina. Karena tidak ada jawaban, membuat Bu Rina justru berjalan menghentikan langkah Nathan dan tiba-tiba membalikkan badan Nathan menatap ke arahnya. "Nathan, kamu berani mengabaikan ibu?" pertanyaan itu membuat Nathan tidak tahan lagi, sampai akhirnya Nathan berkata, "Bu, sebenarnya apa yang Ibu mau?" tanya Nathan dengan suara bergetar menahan emosi.Bu Rina menghela napas panjang, lalu menatap putranya dengan taja

    Last Updated : 2025-04-01
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 93. Kebimbangan Anya

    BabKeesokan paginya, Anya bangun dengan semangat yang sedikit berbeda dari biasanya. Setelah perbincangan panjang dengan ibunya, ia memutuskan untuk bertemu dengan sahabatnya, Dewi, guna mencari pekerjaan. Ia tahu bahwa jika ingin merebut kembali hak asuh Kenzo, ia harus bekerja keras dan menyisihkan uang untuk menyewa pengacara terbaik. Ini bukan perkara mudah, tetapi Anya siap menghadapi segala rintangan.Dengan langkah mantap, Anya menemui Dewi di sebuah kafe kecil tempat mereka biasa bertemu. Begitu melihat Anya datang, Dewi langsung melambaikan tangan dan tersenyum lebar. "Anya! Duduk sini, aku sudah pesan kopi untukmu."Anya duduk dan menarik napas dalam. "Terima kasih, Dewi. Aku benar-benar butuh bantuanmu. Aku harus segera mendapatkan pekerjaan. Aku ingin menyewa pengacara dan merebut kembali Kenzo."Dewi menatap sahabatnya dengan penuh simpati. "Aku mengerti, Anya. Kebetulan di tempatku bekerja sedang membuka lowongan. Kamu bisa melamar di sana. Gajinya lumayan dan kamu bisa

    Last Updated : 2025-04-02
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 93 – Penolakan yang Mencurigakan

    Bab 93 – Penolakan yang Mencurigakan Dewi berdiri dengan gelisah di ruang HRD Sanjaya Grup. Ia baru saja menyerahkan dokumen lamaran milik Anya dan berharap prosesnya akan berjalan lancar. Salah satu staf HRD, Sisca, sedang membaca berkas lamaran itu dengan ekspresi yang sulit ditebak. Beberapa detik kemudian, Sisca menatap Dewi dengan pandangan serius. “Maaf, Bu Dewi, tapi sepertinya kami tidak bisa menerima lamaran dari saudari Anya.” Dewi mengerutkan kening. “Maaf? Maksudnya, kenapa? Bukankah kalian sedang butuh tambahan staf? Anya punya latar belakang kerja yang bagus. Dia sangat bersemangat untuk bekerja.” Sisca tampak sedikit canggung, tetapi ia tetap menjaga profesionalitasnya. “Kami merasa... Anya tidak sesuai dengan kriteria calon karyawan yang sedang kami cari.” “Apa maksudmu dengan 'tidak sesuai kriteria'?” tanya Dewi dengan nada heran. “Kalian bahkan belum mewawancarainya. Bagaimana bisa kalian tahu dia tidak cocok?” Sisca menunduk sebentar, lalu menatap Dewi dengan s

    Last Updated : 2025-04-03
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 94 – Kebenaran yang Terungkap

    Bab 94 – Kebenaran yang TerungkapLangit mendung menggantung rendah di atas gedung tinggi Sanjaya Grup saat Anya dan Dewi tiba di lobi utama. Perasaan harap dan gugup bercampur dalam dada Anya, sementara Dewi tampak optimis dan percaya diri. Mereka berdua melangkah menuju lantai tempat kantor HRD berada.“Tenang saja, Anya,” bisik Dewi saat mereka memasuki ruangan. “Aku sudah bilang ke mereka soal kamu. Mereka bahkan tampak tertarik.”Namun, saat Dewi menyampaikan kedatangan mereka kepada resepsionis, ekspresi ramah yang semula terpancar di wajah staf tersebut berubah menjadi kaku.“Satu momen, saya panggilkan Ibu Sisca dari HRD,” ujar staf tersebut dengan suara datar.Tak lama kemudian, Sisca—wanita paruh baya dengan raut wajah tegas dan pakaian formal rapi—muncul dari balik pintu kaca. Dewi langsung berdiri dan menyambutnya dengan senyum.“Selamat pagi, Bu Sisca. Ini Anya, teman saya yang ingin saya rekomendasikan. Dia sangat kompeten dan—”Namun, Sisca mengangkat tangannya, memoton

    Last Updated : 2025-04-04
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 95. Kemarahan Anya

    Bab 95"Aku tidak bisa membiarkan ini, Evan sudah benar-benar kelewatan," ujarnya menggerutu. setelah Anya mendapat kabar penolakan dari perusahaan tempat di mana ia hendak menjatuhkan lamaran. Tapi sayangnya Evan justru meminta asistennya Roy untuk mengawasi setiap gerak gerik Anya. Sampai-sampai Evan bisa menolak lamaran kerja Anya, sekalipun itu tidak berada di perusahaan Evan sendiri. "Aku tidak akan memaafkanmu Evan," lanjut ujar Anya. Sangking kesalnya, Anya memutuskan untuk menemui Evan hari itu juga. Sampai ia berangkat ke perusahaan Evan. Tapi sayangnya setibanya di perusahaan Evan, Anya justru tidak bisa bertemu dengan Evan. Kata mereka para pegawai Evan, Evan sedang keluar kantor. Anya awalnya tidak percaya, sampai ia mencari keberadaan mobil Evan di parkiran. Tapi benar saja, Anya tidak menemukan adanya mobil Evan. "Mungkinkah Evan keluar? Terus, aku harus bagaimana? Masak iya aku harus menemui Evan di rumahnya? Malas ah ketemu dengan dua wanita yang menyebalkan itu,"

    Last Updated : 2025-04-05
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab. 96 - Luka yang Tak Kunjung Sembuh

    Bab 96 - Luka yang Tak Kunjung Sembuh Sarah terdiam. Matanya berkaca-kaca menyaksikan amarah putrinya yang meluap seperti bendungan jebol. Ia tahu betul, Anya sudah terlalu lama memendam luka. Luka yang terus digores oleh mereka yang mengaku mencintai, tapi justru mengambil segalanya. “Anya... cukup, Nak. Jangan menyakiti dirimu sendiri dengan terus membenci,” ucap Sarah lembut, tapi penuh ketegasan. Ia menggenggam bahu Anya, mencoba menenangkannya. Namun Anya menepis pelan tangan ibunya. Air matanya mengalir deras. “Bagaimana bisa aku memaafkan, Ma? Dia ambil Kenzo dariku! Sekarang bahkan pekerjaanku pun dia halangi. Apa Evan pikir dia Tuhan yang bisa mengatur segalanya?” Suara Anya meninggi. Napasnya memburu. Wajahnya merah karena amarah yang meluap. Sarah menarik napas panjang. Ia tahu ini bukan saatnya menasihati panjang lebar. Tapi ia juga tahu, membiarkan Anya terbakar dalam dendam hanya akan menghancurkannya lebih dalam. “Evan memang salah... sangat salah. Tapi kamu j

    Last Updated : 2025-04-06
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 97 - Jejak Luka yang Menganga

    Bab 97 - Jejak Luka yang MengangaEvan masih duduk di balik kemudi mobilnya, memandangi klinik yang kini seolah menelannya bulat-bulat. Detik demi detik berlalu seperti tetes air yang menghantam kesabarannya. Jantungnya berdetak cepat, pikirannya liar menebak-nebak apa yang sedang terjadi di dalam ruangan berwarna putih itu.“Kenapa selama ini aku tidak cukup untuknya?” gumamnya lirih, setengah bertanya pada takdir yang ia sendiri tak mampu pahami.Tiba-tiba pintu klinik terbuka. Langkah kaki yang dinanti itu akhirnya terdengar. Evan segera menunduk, bersembunyi di balik kemudi sambil melirik melalui kaca spion. Napasnya tertahan ketika melihat Anya berjalan berdampingan dengan Nathan, menggenggam selembar kertas hasil pemeriksaan.Evan mengepalkan tangan. “Apa itu... hasil USG?” pikirnya, mencoba membaca ekspresi mereka. Nathan terlihat tenang, sementara Anya... senyum tipis itu membuat Evan serasa ditikam berkali-kali."Apa benar... dia sedang hamil? Dan Nathan yang menjadi ayah dar

    Last Updated : 2025-04-07

Latest chapter

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 115. Nenek sihir

    Bab 115Pagi itu, suasana di rumah Nathan masih terasa panas setelah keributan dengan mama Nathan. Anya memilih diam, menahan semua rasa sakit dan kehinaan yang terus dilemparkan padanya. Ia tahu, tidak ada gunanya berdebat dengan wanita yang dari awal tak pernah menerimanya dan Kenzo.Nathan sudah bersiap-siap untuk berangkat kerja. Ia mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam, wajahnya masih terlihat lelah dan kusut setelah pertengkaran tadi. Namun begitu menatap Anya yang duduk memeluk Kenzo di sofa ruang tamu, Nathan menghampirinya.“Sayang…” Nathan memanggil lembut.Anya menoleh, memaksakan senyum tipis. "Iya?"Nathan jongkok di hadapan Anya, meraih tangannya. “Aku harus pergi kerja sekarang. Aku tinggal kamu dengan Kenzo di sini, apa tidak apa, sayang? Dan tolong... jangan tanggapi apapun yang Mama katakan. Aku nggak mau kamu makin terluka.”Anya mengangguk pelan. "Aku ngerti, Nathan..."Namun sebelum Nathan benar-benar berdiri, Anya mengeratkan genggaman tangannya. "Na

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 114

    Bab 114Malam mulai larut. Di kamar yang cukup luas namun terasa asing, Anya duduk di sisi ranjang dengan tubuh kaku. Kenzo sudah tertidur di kamar sebelah setelah Nathan menidurkannya dengan penuh kasih sayang. Nathan kembali ke kamar dan menutup pintu perlahan. Lampu kamar redup. Anya tahu, malam ini mereka resmi menjadi suami istri — setidaknya di mata hukum dan masyarakat. Tapi hatinya belum bisa sepenuhnya menerima kenyataan itu.Nathan duduk di sebelah Anya, lalu memegang tangan istrinya yang dingin. “Kamu kelihatan tegang, Anya.”Anya menoleh pelan dan tersenyum tipis. “Maaf, aku cuma... belum terbiasa.”Nathan mengangguk mengerti. “Aku ngerti kok. Kamu nggak perlu memaksakan diri.”Anya menghela napas. “Aku tahu kamu suamiku sekarang, dan aku juga tahu aku harus jadi istri yang baik. Tapi... untuk yang satu itu, aku belum siap, Nathan. Bukan karena aku nggak percaya kamu, tapi... hatiku belum sepenuhnya pulih.”Nathan memandang wajah Anya dengan tenang. Ia mengusap pipi wanita

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 113

    Bab 113Evan pulang sebagai sosok yang kalah perang, sampai ia lesu dan tidak begitu bersemangat. sampai Chintya yang sedang bermain dengan ponselnya berdiri dan menghampiri Evan yang sedang membuka jas kerjanya. "Kamu kenapa, Evan? Apa terjadi sesuatu lagi pada mama?"Mata Evan langsung tidak suka dengan ucapan Chintya, yang seperti ingin terjadi sesuatu pada Saraswati, mamanya Evan. "Lah, kamu kok natap aku kayak gitu, Evan? Aku kan hanya sedang bertanya. Apa terjadi sesuatu lagi dengan mamamu, Evan?" Chintya mengulangi ucapannya, membuat Evan menepis badan Chintya dari hadapannya. Evan seperti malas melakukan perdebatan dengan Chintya, karena itu hanya akan menambah masalahnya saja. Alhasil Evan memutuskan untuk mengacuhkan Chintya. Sekalipun Evan tidak suka dengan ucapan Chintya. "Evan, Evan. Kamu kenapa sih?"Chintya mengejar Evan sampai ke dalam kamar. "Van, kamu kenapa?"Dengan bola mata melotot Evan berkata, "Bukan urusanmu!"Chintya jadi kesal, sebab Evan tidak menghargai

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 112.

    Bab 112Pagi itu, matahari seakan enggan bersinar. Langit mendung, seolah ikut merasakan beban di hati Evan. Dengan langkah berat, ia turun dari mobil yang diparkir di depan sebuah gedung megah — tempat pernikahan Anya dan Nathan digelar. Suasana di luar tampak meriah, karangan bunga berjejer, para tamu berdatangan dengan wajah bahagia. Tapi semua itu seperti kabut abu-abu bagi Evan.Roy yang berdiri di sampingnya melirik cemas. “Lo yakin mau masuk, Van?”Evan mengangguk pelan. “Gue harus lihat sendiri… harus pastiin kalau ini bukan kemauan dia.”Mereka melangkah masuk ke dalam gedung. Iringan musik pelaminan terdengar sendu di telinga Evan, seperti menertawakan luka di hatinya. Pandangannya menyapu ruangan, mencari sosok yang selama ini memenuhi pikirannya.Dan di sanalah Anya.Berdiri di pelaminan, mengenakan kebaya putih yang indah… tapi wajahnya pucat, tatapannya kosong. Senyum yang seharusnya merekah di hari bahagia itu justru dipaksakan. Di sampingnya, Nathan tampak begitu perca

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab 111. Kemarahan Evan

    Bab 111 Angin malam yang berembus dari celah jendela rumah sakit membawa aroma antiseptik yang menyengat. Lampu-lampu redup di koridor membuat suasana semakin mencekam. Evan berdiri di depan ruangan ICU, menatap kosong ke arah ibunya yang terbaring lemah di balik kaca bening. Tubuh Saraswati dikelilingi alat medis, suara detak monitor jantung terdengar stabil, tapi wajah wanita itu tampak pucat, jauh dari sosok kuat dan angkuh yang selama ini ia kenal. Evan menghela napas berat. Setiap embusan napasnya terasa seperti beban, seolah ada batu besar yang menindih dadanya. Pikirannya kusut. Anya. Mamanya. Chintya. Reza. Nama-nama itu berputar dalam kepalanya bagai badai, memporak-porandakan ketenangannya yang tinggal serpihan. Roy duduk di kursi tunggu, memperhatikan Evan yang seperti kehilangan arah. "Van," panggilnya pelan, "kamu harus kuat, bro. Kita belum selesai di sini." Evan menoleh, mata merahnya menyiratkan kemarahan yang ditahan. "Gue gak habis pikir, Roy. Kenapa hidup gue kay

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 110

    Bab 110"Saat-saat seperti ini kamu masih memikirkan wanita itu, Evan?'Saraswati yang mengalami stroke ringan menatap kasar ke Evan, dengan ucapannya yang juga terbata-bata dan tidak sejelas kemarin. "Ma, apa salah Anya? Kenapa kamu begitu membencinya, Ma."Saraswati ingin mengatakan kalau Anya tidak sepadan dengan keluarga mereka, tapi entah kenapa rasa sakit yang ia rasa semakin parah. Sampai ia merintih kesakitan, dan melihat hal itu Evan segera berlari untuk memanggil dokter. "Ma, Mama kenapa, Ma?" tanya Evan yang merasa kuatir, dilanjutkan dengan Evan yang berteriak memanggil sang dokter. "Dokter, tolong mama ku, Dok!"Seorang dokter berlari, disusul dengan kedatangan Roy yang tadi permisi keluar. "Ada apa ini, Evan? Apa yang terjadi pada Tante?""Aku dan mama tadi sempat selisih paham, Roy. Dan sekarang Mama kejang-kejang. Aku takut mama kenapa-kenapa, Roy.""Kenapa kamu lakukan itu, Evan? Kamu tahu kalau mamamu dalam keadaan kritis. Kamu malah membebani nya dengan pikiran E

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 109. Darah yang Sama, Luka yang Sama

    Bab 109. Darah yang Sama, Luka yang SamaSaraswati masih terisak, air matanya mengalir deras. Evan memegang tangan ibunya erat-erat, dadanya sesak menunggu jawaban. Ruangan rumah sakit itu terasa lebih pengap dari biasanya. Hujan di luar belum juga reda, seolah ikut menangisi semua luka yang terbongkar malam itu.“Ma… katakan… apa benar?” suara Evan bergetar, matanya merah.Saraswati mencoba berbicara, namun suaranya masih lemah. “Maafkan Mama… Nak…”Roy berdiri di sisi Evan, ikut menahan emosi. “Bu Saraswati… kami butuh kejelasan.”Saraswati menarik napas panjang, berusaha mengumpulkan tenaga. “Iya, Evan… Reza… dia ayah kandungmu.”Deg.Kalimat itu seakan menjatuhkan bom di hati Evan. Tangannya gemetar, seolah tidak mampu menopang beban rahasia itu.“Kenapa… Ma? Kenapa selama ini Mama bohong sama aku?”Saraswati menatap Evan dengan tatapan sayu. “Mama… terpaksa, Nak… saat itu Mama nggak punya pilihan. Mama hamil kamu… tapi Rendra… suami Mama, nggak tahu. Waktu itu Reza… dia kasar, di

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab. 108. Kamu anakku, Evan

    Bab 108. Kamu anakku, Evan Beberapa hari berlalu, Saraswati masih belum sadarkan diri. Evan hampir tak pernah beranjak dari samping ranjang ibunya. Wajahnya kusut, matanya merah karena kurang tidur. Roy masih setia menemani, meski suasana di antara mereka sering diwarnai diam. Suatu malam, saat hujan deras mengguyur kota, seorang perawat datang menghampiri Evan. “Maaf, Pak Evan… ada seorang pria yang ingin bertemu. Katanya penting.” Evan mengernyit. “Siapa?” “Beliau menolak menyebutkan nama… tapi memaksa, katanya ini soal masa lalu Ibu Saraswati.” Evan saling pandang dengan Roy. “Suruh masuk.” Tak lama, seorang pria berusia sekitar 50-an dengan wajah asing, mata tajam, dan senyum licik masuk ke ruangan. Tubuhnya tegap, meski keriput sudah mulai terlihat di wajahnya. “Evan… akhirnya kita ketemu juga.” “Siapa lo?” bentak Evan, langsung berdiri. Pria itu menoleh sebentar ke Saraswati yang terbaring lemah. “Aku... orang yang pernah sangat dekat sama ibumu. Bahkan… lebih dari yan

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab

    Bab 107 Di rumah Evan, suasana begitu mencekam. Saraswati baru saja tiba dari perjalanan singkatnya, wajahnya masih penuh amarah dan kecewa. Evan yang sejak tadi duduk di ruang tamu langsung berdiri saat melihat ibunya datang. "Mama... kenapa nggak langsung ke bandara? Kan besok malam Mama harus berangkat!" ujar Evan, berusaha menahan nada suaranya. Saraswati menatap Evan dengan sorot tajam. "Kamu pikir Mama ini pengecut kayak yang kamu kira? Mama nggak akan pergi dari sini cuma karena kamu takut sama Nathan atau Anya itu!" Evan mengepalkan tangannya. "Mama, ini demi keselamatan Mama! Situasi sekarang kacau! Dan Mama harus tahu diri, selama ini Mama sudah hancurin hidup orang, bahkan nyakitin Anya!" "Anya! Anya! Anya! Dari dulu yang kamu bela cuma perempuan itu! Kamu lupa siapa yang besarin kamu, Evan?! Kamu tega ngomong kayak gitu ke Mama kamu sendiri?!" bentak Saraswati, suaranya meninggi. "Karena Mama keterlaluan! Mama maksa Nathan buat jauhin Anya, bikin dia tersiksa… M

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status