Tapi wanita yang kini dilihat Prana saat ini, jauh dari cantik. Dena tampak begitu kurus, kumal dan lusuh. Rambutnya juga acak-acakan, yang entah sejak kapan malah terpotong pendek. Seperti tak tersisa kemilau masa remaja dulu. Meski Dena tetap terlihat sedikit manis, tapi dia betul-betul berubah dari wujud yang dulu. Wajar, orangtuanya sudah meninggal semua. Tak ada yang mengurus. Sementara dia juga bercerai dengan suami yang selingkuh. Mana ekonomi sulit, malah tinggal di rumah berhantu. Andai orangtuanya masih ada, mungkin nasib Dena tak seburuk itu. "Apa arti nama Minna? Itu juga nama Belanda kan?" Tanya Prana, saat Dena meletakkan bungkusan amplop dari Astari di atas meja. "Mina, atau Minna...artinya orang yang suka melindungi.""Dia berusaha melindungi kalian!""Ya, aku tahu. Dia mengatakan Austin ada di sini. Austin anak Lovina dari Moksa yang dulu diasuh Bu Marce, dan yang juga menghamili Minna.""Austin kembali?""Ya, katanya dia membahayakan Aurora.""Aurora?"Dena mengan
Tak ada waktu, Prana segera membuat janji dengan dr. Laksmi Widuri, M.Biomed (AAM). Sepupunya yang memiliki Klinik Kecantikan, LWH Aesthetic & Antiaging Clinic di wilayah Pantai Indah Kapuk, Jakarta Barat. Laksmi Widuri dulu lahir dan besar di Bali, bahkan setelah meraih gelar dokter di Universitas Udayana, dia juga melanjutkan program di bidang Biomedik Anti Aging Medicine di kampus yang sama. Tetapi setelah menikahi Himawan, pengusaha keturunan Cina, dia pindah ke Jakarta dan mendirikan klinik. "Kupikir kau ingin cantik juga," canda Widuri, sambil tertawa, saat melihat Prana memasuki ruang kerjanya. "Aku cuma ingin konsultasi bagaimana cara menghambat ketuaan!" "Takut tua, ya?""Tapi lebih takut kalau tak punya duit."Keduanya lalu tertawa. Merasa nyaman, Prana mulai perlahan mengajukan pertanyaan pada Widuri. Dia merasa, Widuri adalah orang yang tepat untuk membahas kasus Austin. Ilmu Kedokteran Anti Aging merupakan suatu ilmu kedokteran yang memperlakukan proses penuaan sepert
Hendra tergeletak pasrah di bangsal Rumah Sakit Puri Agung, usai kemarin digotong-gotong warga. Sementara Atikah setelah diberi pakaian, langsung datang duluan ke Polsek, juga dengan giringan warga. Pasangan mesumnya Si Hendra masih dirawat dulu, karena penisnya bengkak hitam membiru usai dihajar Abdul.Reaksi peradangan akibat tendangan bertubi dari Sang Mertua, menyebabkan penis Hendra terasa nyeri, sakit, bengkak, berwarna hitam kebiruan. Sebisa mungkin, Hendra berusaha tidak terangsang atau ereksi oleh hal apapun, dia khawatir penisnya patah. Kesenggol sedikit saja sakit, apalagi batang penis mengeras akibat ereksi. Sebab itu, meski banyak perawat cantik yang melintas merawatnya, Hendra setengah mati menahan gejolak birahinya. Sempat dia melihat seorang perawat cantik yang begitu manis dengan payudara besar menggumpal semalam, tiba-tiba penisnya ganas berdiri tak terkendali. Akibatnya fatal, rasa nyeri yang begitu menyakitkan, membuat Hendra melolong seperti serigala. Suara parau
Adrian Sombes tidak dikirim Sesco untuk mengurusi kasus memalukan Hendra. Tapi Sesco meminta pengacaranya itu menjelaskan jenis pasal yang bisa menjerat Hendra. Adrian lalu menyerahkan lembaran penjelasan tentang Pasal 284 KUHP: "Pasal ini mengatur tentang perzinahan, atau yang biasa disebut mukah atau overspel. Karena Hendra sudah menikah, maka perbuatan dengan Atikah mertuanya, dapat dikualifisir sebagai perzinahan, dan karenanya polisi dan jaksa bisa menggunakan pasal 284 KUHP," kata Adrian. "Perzinahan di sindang makaroni, say? Soalnya eike ama Leonard kan jigong kewong yes? Zinah markonah jigong..." Adrian tersenyum,"Perzinahan di sini maksudnya adalah, persetubuhan yang dilakukan oleh laki-laki dengan perempuan dimana salah satu atau dua-duanya sudah menikah dengan orang lain. Tapi... tapi ya, Madam... agar bisa dijerat dengan pasal ini, perzinahan tersebut memang terbukti telah dilakukan dengan suka sama suka. Bukan merupakan paksaan dari salah satu pihak. Sama-sama keranj
Dena menyingkap tirai jendela, memperhatikan seorang satpam yang duduk berjaga di depan rumah. Sudah 2 hari ini, Yusuf tinggal di rumah, termasuk Nunung, pembantu di rumah Prana dan Astari yang ikut-ikutan menginap pula.Mereka pergi ke sekolah dikawal Yusuf, bahkan satpam itu terus memantau rumah hingga malam. Dia tidur di kursi panjang. Sementara Nunung tidur di kamar Aurora, dan Aurora tidur bareng Axio."Ada yang mau bertemu, tukang sayur!" Kata Yusuf, saat Dena dan Nunung sedang melipat pakaian di ruang tamu. Sementara Aurora dan Axio bermain di lantai."Oh, Pak Sanusi?"Dena tergesa keluar, sementara Nunung menahan anak-anak untuk menyusul. "Bermain saja di sini," kata Nunung, yang membuat Aurora dan Axio kembali duduk.Sanusi berdiri di pinggir jalan, sayurannya tak lagi banyak. Dena mengambil banyak singkong, cabai, tomat dan bawang. Saat melihat ada bungkusan sayur asem, tempe dan ikan asin, Dena juga memasukannya ke kantong belanjaan."Saya mau bicara, Bu. Ada sesuatu yang
Prana duduk di sebelah ranjang itu, memperhatikan Hendra yang selalu merintih. Ranjang itu terus bergoyang oleh kelakuan Hendra yang seperti orang habis dikebiri tanpa sempat disuntik bius."Keterlaluan Si Abdul itu!" Teriak Hendra, yang membuat seorang perawat lelaki menegurnya karena mengganggu pasien lain."Masih bagus aku tak ada kemarin itu. Kalau tidak, bisa ikut juga aku memukulimu," kata Hendra dingin, jijik sekali dia melihat muka Hendra tiba-tiba sudah semirip anjing."Mas!" Jerit Hendra tertahan."Kau minta aku membantu keluargamu, tapi kau malah sibuk membantu memenuhi gairah mertuamu. Otakmu di selangkangan, Hendra?"Hendra meringis, dia merasa sangat malu dan kesakitan."Mas, tolong aku. Madam Sesco cuma kirim pengacara yang baru lulus sekolah hukum kemarin sore, dan gajiku bulan kemarin. Kelewatan kan? Cuma Mas Prana yang jadi harapanku untuk lepas dari kasus ini. Tolong bujuk Lolita untuk mencabut gugatannya, Mas!""Lalu apa nanti kompensasinya untuk Lolita?"Hendra t
Alya Dildo merapat ke jeruji, dia mulai berbisik pada Doza Fahmi. "Kita harus bantu wanita itu!"Doza Fahmi mengalihkan pandangan pada wanita yang duduk melamun di sudut sel."Kau gila, ya? Urusanmu saja belum beres malah mau tolong orang...""Aduh, aku mah gampang. Muksin bisa bikin Kapolsek itu tak membuat aku jadi tersangka pengedar. Paling cuma direhabilitasi nanti.""Kapolsek itu tak mudah disogok!""Memang, tapi dia punya borok!""Apa?""Dia punya bini muda!""Hah?!"Alya Dildo tersenyum,"Dia belum tahu siapa Si Muksin laki gue. Sebelum mendadak diangkat jadi Menteri kan pegang buku catatan dosa seluruh umat manusia. Tak ada orang tanpa aib di republik ini, jadi sejauh kau pegang satu keburukannya, maka dosa apapun... dapat disamarkan!"Doza Fahmi bengong, lalu mengangguk. "Tapi itu... wanita itu! Sejak kapan kau berbuat baik menolong orang lain tanpa ada udang dibalik terigu?"Alya Dildo terkikik,"Kau lupa tujuan kita menyerang Sesco Si Gay yang busuk itu? Naaah... wanita itu
Samiran mendekati tempat itu, berniat menjelaskan."Kata Bu Gayatri itu ruangan senjata. Kami tak boleh masuk. Ini ada semacam pintu dan tangga juga menuju ke bawah. Tapi usai peristiwa kebakaran itu, Bu Gayatri minta tempat ini ditutup. Bapak saya.., eh.., Si Muntarso yang merapikan biar sejajar dengan ubin."Prana tak ingin menunggu lama, dia mencari alat-alat untuk menghantam dan membuka ubin-ubin itu. Samiran ikut membantu mencari balok besi di atas drum besar, dia juga mengeluarkan semacam linggis besar dan palu di balik drum-drum minyak tanah."Saya tahu! Alat-alat tukang di simpan Muntarso di belakang drum," ujarnya, yang kini sudah seakan tak sudi untuk menyebut Muntaso sebagai BAPAK. Dena mundur, dia membiarkan para lelaki bekerja. Suara denting dan dentuman beradu, berisik sekali, sehingga dengan takut dia cuma berusaha menutup telinga. Dia melihat Prana mengangkat ubin pecah, dan melemparkannya ke samping. Kemudian Samiran tampak berusaha membuka lempeng besi dengan linggi
Karel sesaat memandangi Kiki dan kedua staf Humas itu dengan tajam. Dia butuh waktu untuk menjelaskan. "Secara kebetulan," lanjutnya. "Satu hari sebelum menghilangnya Mbak Centini, ada petugas polisi di Kapolsek yang dipimpin Pak Sangiran, masih mengingat wajah wanita dalam video ini, yang mereka katakan sebagai 'keluarga Kapolsek yang terganggu jiwa dan ngamuk di Polsek'. Lalu dibawa Si Kapolsek pergi dengan mobil dinasnya dalam kondisi tangan terborgol dan mulut dilakban...""Oh, Tuhan!" Kiki dan kedua stafnya kompak berteriak sambil menutup mulut mereka. Karel menghela nafas dan langsung bangkit dari duduknya. "Saya akan melaporkan kasus ini ke Polda, dan saya berharap pihak Rajawali Air dapat turut membantu saya untuk itu. Kapolsek Sangiran saya perkirakan juga sudah berusaha membunuh Ibu Inoy, klien saya, karena beliau memiliki video-video ini sebagai barang bukti..."***Julianna tertegun di hadapan wanita tua itu. Sejak pagi dia datang ke rumah besar tersebut, malah Maria di
"Pinter, sih iya." Prana terkenang ucapan Triman. "Ayu sih ndak ya... udah perawan tua juga... tapi kok ya bisa nyangkut ke pasiennya yang kurang waras?"Prana mengangguk bingung,"Agak ganjil juga."Triman tertawa serak,"Itu mungkin karena nafsu toh? Wong Mas Ostin memang ganteng tenan iku! Saya juga kalo dadi wong wedhok, yo mesti ikut naksir. Anaknya memang masih kelihatan bocah, tapi tinggi tubuhnya. Sifatnya juga ramah, memang bikin jatuh hati kaum wanita. Cuma memang saya sering dapati, dia itu suka memamerkan kelaminnya ke pasien wanita ..."Prana mengendarai mobilnya menuju Kawasan Hitam. Dia telah berjanji kepada Syahreza dan Zulfan, untuk tiba di sana sebelum jam makan siang. Sementara Ustadz Hanif tidak bisa datang segera karena harus menjaga Samiran di rumah sakit, dia berjanjian datang saat Ashar setelah berganti tugas jaga dengan Pak Salam, salah satu pengurus masjid.Sebentar lagi, ritual permainan Hoom Pim Pah akan digelar Sukemi. Julianna memastikan datang, meski belu
Prana menghela nafas, dan lebih menghela nafas lagi saat bertemu Dokter Ginaryo Sp.KJ. Dokter itu dengan ramah mempersilahkannya untuk berbincang di ruang kerjanya. Mereka bercakap cukup panjang, hingga terbongkar banyak hal."Saya menangani pasien Austin itu, justru setelah sekitar 5 tahunan dia telah menghuni rumah sakit ini. Dokter pertama yang menanganinya adalah Dokter Emilia, yang meninggal waktu itu, jadi saya yang lanjut menangani Austin. Anak muda itu memang sulit dilupakan. Terutama karena fisiknya yang berbeda dari yang lain. Dia sangat tampan, bule. Bahkan sering jadi rebutan pasien-pasien wanita di RSJ ini. Jangankan dia, ada saja petugas wanita yang juga sempat naksir...""Seperti apa kondisi Austin waktu dokter tangani?""Saya menangani Austin sekitar tahun 2005, ya... saya melihat kondisinya saat itu masih tidak begitu baik. Sering kabur dari rumah sakit, dan ditemukan petugas selalu senang berjalan-jalan sendirian tengah malam, tanpa alas kaki. Pokoknya kalau ditemuka
Aku menikahi Gayatri, tapi perjalanan "rumah tanggaku" yang sebenarnya, justru bersama Marce Si Tetangga Sebelah. Hal inilah yang membuat Austin memohon permintaan kepada Shumb Si Raja Iblis. Dia ingin agar kami bertiga bersatu menjadi keluarga utuh. "Bapak berhak hidup bahagia tanpa harus terus berpura-pura dalam pernikahan hampa. Austin ingin Bapak dan Mami bersatu selamanya, dalam pernikahan yang sah. Mami sangat menyayangi Austin, Pak. Dan pernahkah Mami juga mengecewakan hidup Bapak? Pernahkah Mami membunuh wanita-wanita yang membuat Bapak lupa untuk mengunjungi Mami di rumah? Jika Gayatri adalah Mami Marce, mungkin saat itu, Ibu Austin... Lovina... tidak akan tersiksa sampai mati...."Kalimat panjang anak itu, seakan menyadarkan aku betapa pentingnya ketulusan cinta. Ketulusan itu ternyata tidak hanya tentang harus selalu bersama, tetapi hanya butuh saling mengerti. Marce pernah mengatakan, dia tak sanggup marah saat aku selalu menyelingkuhinya."Karena aku tahu, aku bukan siap
Austin tumbuh dengan fisik sempurna. Ya, semakin mirip aku. Jauh berbeda dari Kalungga dan Turangga, yang wujudnya mirip Gayatri. Itulah sebabnya, aku sangat menyayangi Austin. Dia bebas bermain di rumahku kapan saja, tanpa Gayatri berani mengusirnya. Aku berikan apa saja yang dia mau, yang dia suka. Semua!Dia anak yang baik, juga berprestasi di sekolah. Marce ternyata sangat pandai mengurus anak rupawan itu, sebab semua orang menyukai kepribadiannya. Austin juga pandai melukis dan memahat sepertiku, sebab itu, dia kuizinkan untuk memasuki Ruangan Rahasia di Bawah Tanah.Ini adalah tempat yang tidak sengaja ditemukan Romo, saat sedang membuat ruangan lantai dasar, serta membuat makam. Ruangan aneh itu begitu besar, dengan dua patung raksasa. Romo sering melakukan semedi di tempat itu, jika sedang merasa gundah. "Ini sebenarnya pernah jadi tempat pemujaan iblis, mungkin sekian abad silam" kata Romo, saat membawaku ke sana, waktu kami baru saja menguburkan Kadita."Siapa itu, Romo?" T
Semula, aku mengira, berumahtangga itu sama seperti aku pernah melukis tubuh telanjang Kadita yang memesona. Asal kita suka melakukannya, meski itu sulit, pastinya bisa dapat diwujudkan juga. Tetapi nyatanya, pernikahan tidak seperti itu. Menikahi wanita bukan hanya untuk cuma bisa tersalurkan urusan kebutuhan biologis, punya anak, tidak cerai dan dianggap normal oleh masyarakat. Bukan itu!Aku menikahi Gayatri, yang tak pernah aku cintai. Aku bahkan tidak menerima segala kekurangannya. Bahkan aku tidak mengizinkan dia membuka topengnya, saat kami bersetubuh. Aku tak ingin gairahku memudar melihat wajahnya yang tak membangkitkan selera itu. Aku selalu membayangkan, jika dibalik topeng itu ada wanita berparas ayu rupawan, dan bukan pastinya itu bukan Gayatri!Dan ternyata, wanita itu juga tidak subur. Meski setiap malam kugagahi, dia tak kunjung bunting. Tapi sulit menuduhnya mandul, sebab dia pernah kawin dan punya anak sebelumnya. Aku juga, tidak ingin dituduh tidak subur! Inilah ya
Semua orang tahu, jika Mintje Molina hanyalah anak Jans Pietter dari seorang gundiknya, yang bernama Nyai Midah. Sebab itu, meski aku mendapat gelar bangsawan dari Bapak, beliau tidak merasa ada alasan bagiku untuk tidak mau jadi Belanda."Manson Jans Pietter, kamu itu Belanda. Darah Eropa menetes di tubuhmu. Persetan soal priyayi, itu juga pribumi. Derajat mereka itu, di bawah kita..." kata Mami suatu kali, saat aku menolak untuk dipanggil Manson Jans Pietter."Jika Mami merasa tidak sederajat, mengapa menikahi Romo?"Saat itu, aku hanya melihat Mientje Molina hanya membuang muka. Di kemudian hari aku tahu, ternyata memang tak ada satupun orang Belanda, ras Eropa lainnya, atau siapalah yang dianggap Mami derajatnya jauh lebih tinggi, bersedia menikahi seorang anak Nyai yang pernah sempat melacurkan diri demi sesuap nasi, setelah Bapak Belandanya mati. Romo mengangkat derajat wanita itu, tapi dia tidak pernah berterima kasih.Bahkan Mami mencoba meninggalkannya demi pria Cina kaya. Ya
Prana menepuk halus pundak Samiran, dia khawatir pria itu akan tambah sakit jika bicara. Tapi Samiran tidak mau berhenti."Muntarso ingin mengusai harta rumah itu dengan menikahi Gayatri, sebab itu dia membunuh Pak Moksa dengan meracunnya. Bu Gayatri tidak tahu. Wanita itu juga tidak tahu, jika kecelakaan mobil yang dialami Kalungga dan Turangga juga karena sabotase Muntarso. Tapi mobil yang pernah dibawa Muntarso untuk meneror kedua orang itu sebelumnya, juga kelak malah kemudian terbalik dan terbakar...""Dia pernah membakar orang, bukan?"Samiran memandang sedih ke arah Prana,"Saya juga. Mungkinkah akan terjadi hal yang sama?"Prana menggeleng, lalu kembali menepuk halus pundak pria itu."Bapak orang yang sudah berusaha menjadi baik...""Saya tidak tahu apakah Tuhan akan memaafkan saya. Sebab saya terlalu bodoh dan patuh kepada sesama manusia. Sebelum mati, Bu Gayatri berpesan agar saya menjaga dan jiwanya dari gangguan jiwa lain yang juga terjebak di rumah itu. Sebab itu setiap 20
Samiran masih tampak lemah, tapi dia tahu, kehadiran kedua pria di depannya memang telah ditunggunya. Prana, yang membawa Syahreza temannya, diyakini Samiran dapat segera menuntaskan segala masalah."Kami ingin bertanya tentang Austin, Pak. Sebentar saja," kata Prana.Perlahan, Samiran mulai memejamkan matanya. Dia bersyukur, kini nafasnya tidak lagi sesak sehingga bisa bicara."Ada yang sedikit rancu tentang Austin anak Lovina. Dia sebenarnya sudah ada sebelum saya dibawa Muntarso ke sana.""Austin sudah lahir?""Sudah besar malah. Saat saya masuk ke sana, Austin jelas lebih tua dari saya.""Kalau Lovina?""Usia Lovina saat hamil, juga jauh berbeda dengan Kalungga dan Turangga, 13 tahun. Kalau dua anak itu, sekitar usia 3 dan 1 tahun waktu Lovina mati. Dia itu diasuh Bu Gayatri dari bayi, sebagai anak pancingan biar cepat hamil. Saya tahu cerita itu juga dari Muntarso. Kasus kematian Lovina terjadi, itu jauh dari kasus Tumini mati. Sebelum itu, Lovina adalah korban Moksa pertama seb