Beranda / Horor / Bisikan Tengah Malam / 62: Bahaya Cinta Lama

Share

62: Bahaya Cinta Lama

Penulis: Cerita Diamond
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-11 09:24:32

Astari melangkah ragu, saat Prana menggandeng tangannya memasuki rumah itu. Entah mengapa dia merasa tidak nyaman. Namun sambutan Dena dan anak-anaknya siang itu, membuat Astari menyunggingkan senyumnya.

Aurora, memeluk Astari dengan manja. Dulu mereka sering bertemu, waktu belum terjadi kasus perceraian. Hendra sering membawa Aurora ke rumah Prana. Saat itu Axio masih kecil sekali, belum bisa lepas dari pelukan Dena. Seakan melepas rindu, Astari dan Aurora sibuk bermain dan bercanda.

Namun sudut mata Astari tetap fokus menangkap gerak-gerik Dena yang sedang ngobrol dengan suaminya. Hatinya sedih, melihat keakraban itu. Teringat dulu, betapa susahnya dirinya berusaha menaklukan hati Prana yang sempat penuh oleh cinta terhadap Dena.

"Dena itu cinta pertama dan sejatimu kan mas?" Tanya Astari suatu kali, jauh sebelum Prana akhirnya melamarnya.

Prana saat itu mengangguk lalu tersenyum. "Dena itu bidadari yang pernah membuatku hampir gila saat dia malah memilih Hendra."

"Mas sakit hati
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bisikan Tengah Malam   63: Pernikahan Ibarat Lotere

    Astari terus memegang tangan suaminya, meski mereka telah kembali ke rumah. Prana sampai harus memeluk erat tubuh Astari, agar istrinya merasa nyaman.Saat menyadari mereka berada di Kawasan Hitam atau Bakaran, perasaan Astari sudah kacau. Ini bukan karena rasa cemburunya saja, tetapi juga karena "sesuatu" yang lain. Yakni, misteri Gayatri.Cerita tentang sosok penari bernama Gayatri, bagi Astari mirip dengan dongeng 1001 malam. Penuh keajaiban yang nyaris sulit diterima akal. Apalagi, Astari tak pernah bertemu sosok itu. Hanya melalui sebuah cerita, dari Mbahnya yang sudah begitu sepuh sekian tahun lalu, sebelum beliau menutup mata. Kuntari masih sangat belia saat ikut mentas bareng Mbakyunya, Raden Ayu Sekar Gayatri Parwati, anak Pakde Raden Wongso Ngesti Pasopati. Bertujuan melestarikan budaya leluhur, para anak keturunan bangsawan ini semua pandai menari tradisional Jawa yang lembut namun magis. Tapi dibanding Kuntari, Gayatri lebih cemerlang bakatnya. Usia Kuntari baru 10 tahun

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Bisikan Tengah Malam   64: Iblis Betina Penggoda

    "Habis nyapu, Den Ayu. Maaf," jawab Tumini, yang tampak berusaha menutupi jejak cupang di leher dan dada.Jawaban Tumini tidak memuaskan Kuntari. Dia lalu mulai mengorek keterangan dari Muntarso, orang kepercayaan Romo Wongso yang kini bekerja pada Gayatri dan Moksa. Pria tua itu sedang berada di ruang tamu, sibuk mengelap keramik dan kaca."Tumini itu punya pacar, Pak Mun? Kok lehernya merah-merah dicupang begitu?"Muntarso mengangguk,"Setahu saya ada, Den Ayu. Dia sedang dekat dengan orang Pasar Muncang. Sering ke sana dia.""Oh, syukurlah. Saya takut dia coba menggoda Kang Mas Moksa...""Tidak, Den Ayu. Rumah tangga Ratu Neng Ayu dan Den Mas Moksa baik-baik saja..."Kuntari menghela nafas lega. Dia bersyukur, Gayatri akhirnya mendapatkan suami yang baik. "Kamu beruntung mendapatkan suami yang tulus menyayangimu, Mbakyu..." kata Kuntari, sambil memijat pundak Gayatri. Wanita itu tersenyum ganjil, matanya tetap memandangi anak-anak yang riang menari. "Ya, setidaknya dia masih berad

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Bisikan Tengah Malam   65: Bunga Jepun

    "Apaaaa?!!!"Dona dan Anya menjerit kompak. Mereka tak menyangka, bisa mendadak viral dengan cara sekotor itu. Terbangun di apartemen Dona jam 10 pagi, mereka sudah dikejutkan oleh berita heboh di sosial media. Video mesum mereka bersama Ki Anom, mendadak beredar dimana-mana. Ulah siapa?Dona dan Anya diketahui sebagai selebriti kurang terkenal. Cuma sesekali jadi figuran sinetron, namun rutin jadi model majalah pria dewasa. Dan yang bikin heboh, adalah Ki Anom, dukun yang mengawali karir perdukunan dari iklan menyesatkan di sebuah majalah supranatural, lalu makin top karena banyak bikin sukses cewek-cewek lacur menjadi simpanan pejabat dan bos-bos besar. Video mesum beredar dari sejumlah akun anonim diberbagai aplikasi sosmed, dengan taggar Video Mesum Para Model dengan Dukun, jelas membuat rekor trending hanya dengan hitungan jam."Mak gue bisa jantungan ini, mana bentar lagi mau umroh...." keluh Anya yang bernama asli Rohimah Nur Wati itu. Dia dulunya sempat nyantri, cuma putus di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Bisikan Tengah Malam   66: Marni dan Nung Layu

    "Ki, aku lapar. Boleh aku masak untuk makan?""Kita order makan saja lewat ojek online.""Tidak, aku sedang diet. Aku lagi makan yang sehat-sehat. Sayuran!""Di kulkas banyak sayur, Mbok Ginah pembantu itu, tiap pagi datang untuk memasak dan membereskan rumah. Dia juga bantu belanja. Lengkap di sana""Kacang dan gula merah?""Kau mau masak apa?""Karedok""Malam begini?""Ya!"Dan itulah yang terjadi. Isi sayuran dari kulkas mendadak diiris dan mengisi piring. Lolita bahkan luwes menguleg bumbu dengan senyuman. Sama luwesnya ketika dia lincah bergerak menuju pagar rumah Ki Anom, saat pria itu lagi di kamar mandi. "Sudah karedoknya?" Tanya Ki Anom."Sudah, sayang. Yuk, kita makan!" Sahut Lolita sambil mengaduk irisan halus Bunga Jepun dengan sayuran lain beserta bumbu di dalam piring, lalu menyerahkan kepada Ki Anom.Saat pria itu tersungkur sambil mual dan muntah, Lolita mulai mencari dan menghapus file video mesumnya dengan Ki Anom. Ada beberapa video menjijikkan yang menampilkan ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Bisikan Tengah Malam   67: Kenangan Buruk

    Samiran telah meyakini jika semua pintu rumahnya telah terkunci. Tetapi jejak-jejak kaki berlumuran darah di sepanjang rumahnya kini menjadi misteri selama satu minggu terakhir. Siapa yang melakukan itu?Dengan kesal, Samiran mengepel semua jejak kaki berdarah itu. Sebelum akhirnya dia duduk terdiam di ruang makan. Tak ada selera untuk menikmati sesuatu. Berhari-hari ini dia sudah cukup stres dengan hal ghoib.Dari merasa diikuti mahluk tak kasat mata, hingga kini melihat sendiri jejak kaki berlumuran darah. Terus terang, Samiran merasa lelah. Selama berpuluh tahun ini dia sudah cukup dibuat gila oleh janjinya kepada Bu Gayatri. Ditambah pula dengan masalah konyol diintai mahluk-mahluk halus yang tak berhenti membuat jantungnya berdegup kencang sekali. "Ini harus berakhir..." bisik Samiran lesu. Samiran tak pernah lupa. Peristiwa puluhan tahun lalu. Saat dia masih kecil.***Api besar itu seakan mencapai langit. Membakar begitu banyak rumah. Jeritan ketakutan tampak terdengar dimana

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Bisikan Tengah Malam   68: Paris Fashion Week

    Sesco tersenyum, dia merasa kondisi persiapan event Paris Fashion Week dapat berjalan lancar. Dengan ketat, dia memilih model-model yang bisa bekerja secara profesional meski sebagian belum begitu terkenal. Proses fitting atau pengepasan baju, menjadi salah satu agenda penting yang mendapat kode merah di catatan, saking urgent-nya. Tidak mudah menjadi seorang model, modal tidak hanya cuma harus tinggi dan menarik. Tubuh diwajibkan langsing sempurna. Dan berat badan mereka tidak boleh berubah sampai hari H, dan model dengan bajunya sudah harus sejiwa, apalagi untuk model yang harus berganti pakaian lebih dari satu kali dengan waktu hanya satu hingga tiga menit saja. Jika bajunya tidak membuat nyaman, maka dipastikan saat berjalan di catwalk bakal tidak sesuai harapan. Model harus memahami benar baju apa yang dia pakai, apa detil menonjolnya, apa aksesorinya, dan bagaimana dia bisa mengekspresikan busana tersebut dengan segala ornamennya di atas panggung yang penuh lampu serta iring

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Bisikan Tengah Malam   69: Rahasia Dibalik Gaun

    Selain itu, Sesco memang dikenal sangat mengutamakan kualitas pada setiap rancangannya. Tak ada benang yang tersembul, tak ada setrika yang tak rapi, bahkan butir payet yang layak nempel di gaunnya adalah manik dan batuan terpilih, serta terbaik di dunia."Baby, gaun kuno itu..." Sesco yang sedang minum air putih usai rapat menoleh,"Kenapa, Leon?""Kamu sudah yakin bisa mengkreasi ulang gaun-gaun itu?""Lebih tepatnya memodifikasi, kayak motor gitu. Soalnya ada beberapa bagian gaun yang agak sobek dan rapuh, butuh permata-permata luncak ya beib, juga tambahan kain dan sebagainya untuk membuat itu gundala nggak kayak abis kita beli dari barang second Pasar Senen...""Waktu kita tidak banyak, paling dua bulan lagi. Kamu yakin bisa dan berani?"Sesco mengangkat bahu,"Bisa ya pasti, eike bukan desainer kaleng-kaleng. Tapi kalo berani? You mesti temeni eike saat ngurusi itu gundala, biar setan-setannya kagak balik...."Leonard menyentuh lengan Sesco,"Baby, ada satu hal yang belum aku ceri

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Bisikan Tengah Malam   70: Curiga

    Lolita memandangi rumah Maria yang terlihat sepi. Jantungnya mendadak berdegup kencang, saat melihat dua bocah berlarian dengan mainannya keluar dari rumah tetangga Maria. Aurora dan Axio! Mana mungkin Lolita lupa dengan dua anak yang hampir membuat Hendra berat untuk menikahinya dulu? Tetapi berkat rayuannya, pria itu akhirnya pergi meninggalkan anak dan istrinya, dan kemudian mengajukan proses cerai.Kini, semudah itu pula Hendra kembali kepada keluarganya. Meninggalkan Lolita yang sedang hamil, seakan tak pernah terjadi apa-apa pada mereka sebelumnya. Rasa sakit di hati Lolita, mungkin berbanding lurus dengan kadar cintanya pada Hendra. Apalagi dia ingin anaknya tetap memiliki Ayah. Dia sadar sering menyelingkuhi Hendra, tapi bayi yang dikandungnya jelas anak pria itu. Lolita tidak pernah menginginkan anak awalnya, tetapi lupa minum pil KB, malah bikin subur benih yang ditebar Hendra.Segalanya dia lakukan untuk menyeret pria itu kembali ke ranjangnya. Termasuk minta bantuan Ki Ano

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15

Bab terbaru

  • Bisikan Tengah Malam   141: Tangisan Maria

    Karel sesaat memandangi Kiki dan kedua staf Humas itu dengan tajam. Dia butuh waktu untuk menjelaskan. "Secara kebetulan," lanjutnya. "Satu hari sebelum menghilangnya Mbak Centini, ada petugas polisi di Kapolsek yang dipimpin Pak Sangiran, masih mengingat wajah wanita dalam video ini, yang mereka katakan sebagai 'keluarga Kapolsek yang terganggu jiwa dan ngamuk di Polsek'. Lalu dibawa Si Kapolsek pergi dengan mobil dinasnya dalam kondisi tangan terborgol dan mulut dilakban...""Oh, Tuhan!" Kiki dan kedua stafnya kompak berteriak sambil menutup mulut mereka. Karel menghela nafas dan langsung bangkit dari duduknya. "Saya akan melaporkan kasus ini ke Polda, dan saya berharap pihak Rajawali Air dapat turut membantu saya untuk itu. Kapolsek Sangiran saya perkirakan juga sudah berusaha membunuh Ibu Inoy, klien saya, karena beliau memiliki video-video ini sebagai barang bukti..."***Julianna tertegun di hadapan wanita tua itu. Sejak pagi dia datang ke rumah besar tersebut, malah Maria di

  • Bisikan Tengah Malam   140: Korbannya seorang Dokter

    "Pinter, sih iya." Prana terkenang ucapan Triman. "Ayu sih ndak ya... udah perawan tua juga... tapi kok ya bisa nyangkut ke pasiennya yang kurang waras?"Prana mengangguk bingung,"Agak ganjil juga."Triman tertawa serak,"Itu mungkin karena nafsu toh? Wong Mas Ostin memang ganteng tenan iku! Saya juga kalo dadi wong wedhok, yo mesti ikut naksir. Anaknya memang masih kelihatan bocah, tapi tinggi tubuhnya. Sifatnya juga ramah, memang bikin jatuh hati kaum wanita. Cuma memang saya sering dapati, dia itu suka memamerkan kelaminnya ke pasien wanita ..."Prana mengendarai mobilnya menuju Kawasan Hitam. Dia telah berjanji kepada Syahreza dan Zulfan, untuk tiba di sana sebelum jam makan siang. Sementara Ustadz Hanif tidak bisa datang segera karena harus menjaga Samiran di rumah sakit, dia berjanjian datang saat Ashar setelah berganti tugas jaga dengan Pak Salam, salah satu pengurus masjid.Sebentar lagi, ritual permainan Hoom Pim Pah akan digelar Sukemi. Julianna memastikan datang, meski belu

  • Bisikan Tengah Malam   139: Psikopat Ganteng

    Prana menghela nafas, dan lebih menghela nafas lagi saat bertemu Dokter Ginaryo Sp.KJ. Dokter itu dengan ramah mempersilahkannya untuk berbincang di ruang kerjanya. Mereka bercakap cukup panjang, hingga terbongkar banyak hal."Saya menangani pasien Austin itu, justru setelah sekitar 5 tahunan dia telah menghuni rumah sakit ini. Dokter pertama yang menanganinya adalah Dokter Emilia, yang meninggal waktu itu, jadi saya yang lanjut menangani Austin. Anak muda itu memang sulit dilupakan. Terutama karena fisiknya yang berbeda dari yang lain. Dia sangat tampan, bule. Bahkan sering jadi rebutan pasien-pasien wanita di RSJ ini. Jangankan dia, ada saja petugas wanita yang juga sempat naksir...""Seperti apa kondisi Austin waktu dokter tangani?""Saya menangani Austin sekitar tahun 2005, ya... saya melihat kondisinya saat itu masih tidak begitu baik. Sering kabur dari rumah sakit, dan ditemukan petugas selalu senang berjalan-jalan sendirian tengah malam, tanpa alas kaki. Pokoknya kalau ditemuka

  • Bisikan Tengah Malam   138: Rumah Sakit Jiwa

    Aku menikahi Gayatri, tapi perjalanan "rumah tanggaku" yang sebenarnya, justru bersama Marce Si Tetangga Sebelah. Hal inilah yang membuat Austin memohon permintaan kepada Shumb Si Raja Iblis. Dia ingin agar kami bertiga bersatu menjadi keluarga utuh. "Bapak berhak hidup bahagia tanpa harus terus berpura-pura dalam pernikahan hampa. Austin ingin Bapak dan Mami bersatu selamanya, dalam pernikahan yang sah. Mami sangat menyayangi Austin, Pak. Dan pernahkah Mami juga mengecewakan hidup Bapak? Pernahkah Mami membunuh wanita-wanita yang membuat Bapak lupa untuk mengunjungi Mami di rumah? Jika Gayatri adalah Mami Marce, mungkin saat itu, Ibu Austin... Lovina... tidak akan tersiksa sampai mati...."Kalimat panjang anak itu, seakan menyadarkan aku betapa pentingnya ketulusan cinta. Ketulusan itu ternyata tidak hanya tentang harus selalu bersama, tetapi hanya butuh saling mengerti. Marce pernah mengatakan, dia tak sanggup marah saat aku selalu menyelingkuhinya."Karena aku tahu, aku bukan siap

  • Bisikan Tengah Malam   137: Marce dan Moksa

    Austin tumbuh dengan fisik sempurna. Ya, semakin mirip aku. Jauh berbeda dari Kalungga dan Turangga, yang wujudnya mirip Gayatri. Itulah sebabnya, aku sangat menyayangi Austin. Dia bebas bermain di rumahku kapan saja, tanpa Gayatri berani mengusirnya. Aku berikan apa saja yang dia mau, yang dia suka. Semua!Dia anak yang baik, juga berprestasi di sekolah. Marce ternyata sangat pandai mengurus anak rupawan itu, sebab semua orang menyukai kepribadiannya. Austin juga pandai melukis dan memahat sepertiku, sebab itu, dia kuizinkan untuk memasuki Ruangan Rahasia di Bawah Tanah.Ini adalah tempat yang tidak sengaja ditemukan Romo, saat sedang membuat ruangan lantai dasar, serta membuat makam. Ruangan aneh itu begitu besar, dengan dua patung raksasa. Romo sering melakukan semedi di tempat itu, jika sedang merasa gundah. "Ini sebenarnya pernah jadi tempat pemujaan iblis, mungkin sekian abad silam" kata Romo, saat membawaku ke sana, waktu kami baru saja menguburkan Kadita."Siapa itu, Romo?" T

  • Bisikan Tengah Malam   136: Rumah Tangga Moksa

    Semula, aku mengira, berumahtangga itu sama seperti aku pernah melukis tubuh telanjang Kadita yang memesona. Asal kita suka melakukannya, meski itu sulit, pastinya bisa dapat diwujudkan juga. Tetapi nyatanya, pernikahan tidak seperti itu. Menikahi wanita bukan hanya untuk cuma bisa tersalurkan urusan kebutuhan biologis, punya anak, tidak cerai dan dianggap normal oleh masyarakat. Bukan itu!Aku menikahi Gayatri, yang tak pernah aku cintai. Aku bahkan tidak menerima segala kekurangannya. Bahkan aku tidak mengizinkan dia membuka topengnya, saat kami bersetubuh. Aku tak ingin gairahku memudar melihat wajahnya yang tak membangkitkan selera itu. Aku selalu membayangkan, jika dibalik topeng itu ada wanita berparas ayu rupawan, dan bukan pastinya itu bukan Gayatri!Dan ternyata, wanita itu juga tidak subur. Meski setiap malam kugagahi, dia tak kunjung bunting. Tapi sulit menuduhnya mandul, sebab dia pernah kawin dan punya anak sebelumnya. Aku juga, tidak ingin dituduh tidak subur! Inilah ya

  • Bisikan Tengah Malam   135: Tulisan Moksa

    Semua orang tahu, jika Mintje Molina hanyalah anak Jans Pietter dari seorang gundiknya, yang bernama Nyai Midah. Sebab itu, meski aku mendapat gelar bangsawan dari Bapak, beliau tidak merasa ada alasan bagiku untuk tidak mau jadi Belanda."Manson Jans Pietter, kamu itu Belanda. Darah Eropa menetes di tubuhmu. Persetan soal priyayi, itu juga pribumi. Derajat mereka itu, di bawah kita..." kata Mami suatu kali, saat aku menolak untuk dipanggil Manson Jans Pietter."Jika Mami merasa tidak sederajat, mengapa menikahi Romo?"Saat itu, aku hanya melihat Mientje Molina hanya membuang muka. Di kemudian hari aku tahu, ternyata memang tak ada satupun orang Belanda, ras Eropa lainnya, atau siapalah yang dianggap Mami derajatnya jauh lebih tinggi, bersedia menikahi seorang anak Nyai yang pernah sempat melacurkan diri demi sesuap nasi, setelah Bapak Belandanya mati. Romo mengangkat derajat wanita itu, tapi dia tidak pernah berterima kasih.Bahkan Mami mencoba meninggalkannya demi pria Cina kaya. Ya

  • Bisikan Tengah Malam   134: Cerita Samiran

    Prana menepuk halus pundak Samiran, dia khawatir pria itu akan tambah sakit jika bicara. Tapi Samiran tidak mau berhenti."Muntarso ingin mengusai harta rumah itu dengan menikahi Gayatri, sebab itu dia membunuh Pak Moksa dengan meracunnya. Bu Gayatri tidak tahu. Wanita itu juga tidak tahu, jika kecelakaan mobil yang dialami Kalungga dan Turangga juga karena sabotase Muntarso. Tapi mobil yang pernah dibawa Muntarso untuk meneror kedua orang itu sebelumnya, juga kelak malah kemudian terbalik dan terbakar...""Dia pernah membakar orang, bukan?"Samiran memandang sedih ke arah Prana,"Saya juga. Mungkinkah akan terjadi hal yang sama?"Prana menggeleng, lalu kembali menepuk halus pundak pria itu."Bapak orang yang sudah berusaha menjadi baik...""Saya tidak tahu apakah Tuhan akan memaafkan saya. Sebab saya terlalu bodoh dan patuh kepada sesama manusia. Sebelum mati, Bu Gayatri berpesan agar saya menjaga dan jiwanya dari gangguan jiwa lain yang juga terjebak di rumah itu. Sebab itu setiap 20

  • Bisikan Tengah Malam   133: Bunuh Diri

    Samiran masih tampak lemah, tapi dia tahu, kehadiran kedua pria di depannya memang telah ditunggunya. Prana, yang membawa Syahreza temannya, diyakini Samiran dapat segera menuntaskan segala masalah."Kami ingin bertanya tentang Austin, Pak. Sebentar saja," kata Prana.Perlahan, Samiran mulai memejamkan matanya. Dia bersyukur, kini nafasnya tidak lagi sesak sehingga bisa bicara."Ada yang sedikit rancu tentang Austin anak Lovina. Dia sebenarnya sudah ada sebelum saya dibawa Muntarso ke sana.""Austin sudah lahir?""Sudah besar malah. Saat saya masuk ke sana, Austin jelas lebih tua dari saya.""Kalau Lovina?""Usia Lovina saat hamil, juga jauh berbeda dengan Kalungga dan Turangga, 13 tahun. Kalau dua anak itu, sekitar usia 3 dan 1 tahun waktu Lovina mati. Dia itu diasuh Bu Gayatri dari bayi, sebagai anak pancingan biar cepat hamil. Saya tahu cerita itu juga dari Muntarso. Kasus kematian Lovina terjadi, itu jauh dari kasus Tumini mati. Sebelum itu, Lovina adalah korban Moksa pertama seb

DMCA.com Protection Status