Tidak bisa Airin bohongi, perasaanya terus berkembang pada Kairan Valo. Sifat asli Kairan yang perhatian dan sayang padanya semakin nampak. Hal itu lah yang membuat Airin merasakan adanya rasa sayang, bukan sekedar biasa aja saat bersama Kairan. “Pagi tante, Rin …,” sapa Tristan, pagi-pagi sudah rapi menggunakan pakaian kerja dan berkunjung ke rumah Airin. Airin bengong. Ini pertama kalinya setelah sekian lama Tristan tidak ke rumahnya di pagi hari. “Hai Tristan,” sapa balik Kim Hanna yang sudah pulang dari kerjanya. Tristan duduk di di sebelah Airin yang asik mencomot sarapan. Airin menawarkan Tristan, Tristan hanya meneguk teh hangat yang tersedia. “Tris, mama kamu masih di luar negri ya sama papa kamu?” tanya Kim Hanna lagi. “Iya te, kemungkinan pas tante mau nikah baru balik ke Indo.” Airin terdiam, mendengar kata menikah membuatnya cukup ingin menikah juga. Yah, tentunya sekarang ia ingin menikah dengan Kairan, laki-laki aneh itu. Meski perasaanya sedang ke sana-sini, ia
“Rin! Rin!” panggil Dhita dengan langkah terburu-buru ke arah Airin sambil membawa ponselnya. “Apaan?” tanya Airin penasaran karena tidak biasanya Andhita seperti ini. Tidak banyak berkata-kata, Andhita memperlihatkan layar ponselnya. Bola mata Airin membelalak seketika, ia langsung mengambil alih ponsel Andhita dan membaca artikel terbaru yang sedang ramai diperbincangkan oleh para netizen. “Gila nggak sih! Gue antara percaya dan nggak percaya.” Kim Ai Rin tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya bisa diam seribu bahasa dan membaca artikel-artikel lain serupa. Dalam artikel itu tertulis jika Luna Pamela tengah hamil di luar nikah. Luna Pamela juga tidak menyebutkan siapa ayah dari bayi yang sedang dikandungnya. Namun banyak para netizen yang berspekulasi bahwa anak yang dikandung oleh Luna adalah anak dari Kai Valo. Tidak hanya sekedar menerka, beberapa foto unggan netizen turut memperkuat dugaan itu karena isi foto itu tampak Luna dan Kairan yang sedang masuk ke area hotel berdua,
Sudah beberapa hari sejak berita itu terjadi, faktanya belum ada titik terang. Kairan dan Luna belum ada kabar lebih lanjut, bahkan tes DNA masih simpang siur. Meski begitu, pemberitaan tentang mereka terus bermunculan tanpa henti di setiap saluran. Akibat kejadian itu, fans Kairan turun drastis. Sosial medianya yang akhir-akhir ini mendapat ujaran kebencian sampai ditutup. Kim Airin benar-benar rindu dengan lelaki itu, tetapi hatinya jauh lebih sakit dibanding kerinduan. Rasanya benar-benar menyesal, ia sangat membenci Kairan dibalik rasa sayangnya walau belum tentu berita kehamilan anak yang Luna kandung adalah anak Kairan. Wajar, pasti siapapun jadi Airin akan cemburu dan marah.Entahlah, Airin terlalu menyesal karena terbuai dengan cinta. * “Airin!” suara kencang Dhita dari meja samping usai jam tutup layanan, membuat gadis itu terkejut bukan main. “RIN! GILA!” Airin langsung menoleh ke layar ponsel Dhita. Ia membelalak. “Luna, mencoba gugurin kandungannya dan bunuh diri du
Rasanya benar-benar seperti mimpi. Baru saja seorang Kairan Valo menyatakan bahwa sangat mencitainya, kini laki-laki itu terbaring tak berdaya di atas sebuah ranjang kamar rumah sakit. Oprasi-oprasi yang para dokter lakukan memang berhasil, hanya saja itu tidak menutup fakta bahwa laki-laki yang bernaung di hatinya dinyatakan mendapatkan mukjizat karena masih bisa bertahan hidup dari sebuah kecelakaan parah. Beberapa bagian tulang Kairan patah, termasuk bagian kakinya. Untungnya patahnya tidak seberapa parah. Yang lebih parah adalah bagian kepala, sampai-sampai dokter memberi tahu hal buruk yang akan terjadi bahwa laki-laki itu kemungkinan akan koma karena mengalami cedera otak. * Sambil duduk di sebuah sofa kamar, gadis itu menonton berita terbaru yang sedang sangat ramai diperbincangkan. Berita yang membawa nama Kairan, membuatnya emosi tingkat tinggi. Menurut fakta dan berita, kecelakaan yang Kairan alami murni karena kesengajaan. Salah satu fans fanatik Luna Pamela sengaja
Rindu? Jelas. Tetapi yang bisa mengatasinya hanya kenangan. Apalagi kini di depan mata terlihat Tristan dan Kinan yang saling bertukar cincin saat penrikahan mereka berlangsung. Tampak senyum kebahagian di antara mereka, seakan dunia milik berdua. Mereka berdansa bersama, diiringi oleh alunan musik orkestra yang menambah suasana meriah gedung itu. Tentunya Airin yang sudah bagai keluarga sendiri turut membantu pernikahan itu berlangsung. Kim Hanna membantu di bagian depan, sedangkan anaknya itu menjadi salah satu bridesmaid dengan begitu cantik dan anggun di antara bridesmaid yang lain. “Sekali lagi, selamat!” ucap Airin tulus pada pengantin baru itu. “Makasih sayang,” ujar Kinan sambil memeluk sebentar tubuh Airin. Meski dulu Kinan sempat cemburu, faktanya Tristan memang setia padanya. “Kamu juga, jangan kelamaan jomblo. Inget umur!” ledek Tristan. “Ya ampun, baru juga si Airin umur dua delapan udah disuruh nikah. Kebiasaan warga Konoha,” celetuk Kinan. “Dulu aku dilarang-lara
Sepanjang jalan di trotoar, gadis itu mengomel tanpa henti karena kelakuan Jacob. Seumur hidup baru kali ini Airin bertemu dengan lelaki seperti itu, benar-benar antagonis dan menyebalkan. “Andai ada Kairan, pasti udah ditonjok tuh cowok belagu! Ash, sial. Kenapa gue harus berurusan sama cowok kaya dia! Dosa apa coba gue!” Jalannya semakin cepat, melewati beberapa orang yang sedang nongkrong dipinggiran jalan raya. “Mana ponsel gue batrainya habis! Terus gue pulangnya gimana? Di mana ada taksi!!!” omelnya lagi sendiri. Hampir sepuluh menit berjalan cepat, langkah kaki Airin melambat saat ia melihat ada gerumbulan geng motor. Saat melewati gerumbulan, rasanya harap-harap cemas, masalahnya mereka semua terlihat seperti preman yang sedang mencari mangsa. Benar sesuai dugaan Airin, laki-laki bertampang preman itu menggodanya, menghalangi langkahnya, menatap nakal ke arahnya, membuatnya ketakutan. “Mau diantar, neng?” “Tujuan ke mana sayang? Cantik?” “Yuk bro anterin aja mbaknya, ma
Jacob menutup panggilan, ia memasukkan kembali ponselnya ke saku celana. Baru saja ia berdiri dari kasur, tiba-tiba tangannya di genggam oleh seorang Airin yang kini tersenyum cantik ke arahnya. “Siapa tadi?” tanya Airin, masih dalam keadaan mabuk. Jacob tak menjawabnya. “Siapa? Aku tanya siapa?” rengeknya manja, membuat Jacob tertawa kecil melihat tingkah lakunya. Hap. “Kairan, jangan pergi,” ucapnya kemudian. Mendengar nama Kairan, Jacob langsung menaikkan alisnya. Ia mendorong tubuh gadis itu hingga terbaring lagi di ranjang. Tampak Airin kini sedang meraung dan mengoceh tanpa henti, entah apa yang gadis itu bicarakan, yang jelas gadis itu terlihat sangat merindukan lelaki bernama Kairan. “Kairan!” panggil Airin. Jacob menggeleng-gelengkan kepalanya keheranan. “Huek,” ujar gadis itu tiba-tiba, ia langsung mendudukkan tubuhnya karena merasa mual. “Huek.” Jacob mulai panik, ia bukan khawatir Airin muntah, tetapi khawatir muntahan itu akan jatuh ke kasur kamar hotelnya yang
Laki-laki tampan itu membuka pintu kamar, melangkahkan kakinya masuk dalam beberapa langkah lalu berhenti. Matanya menjuru ke setiap sudut, seperti yang ia duga, gadis itu tidak menerima tawarannya. Jacob menghela napasnya, rasa kecewa tentu saja muncul di hati dan pikirannya apalagi ia rasa gadis itu sudah memikatnya. Kejadian tengah malam saat mereka berciuman, bahkan saat Jacob berhasil menyentuh beberapa titik intim bagian tubuh gadis itu, membuat Jacob semakin ingin memilikinya. Tapi ternyata gadis itu menolaknya. Jacob bukan tipikal lelaki yang suka memaksa, dia tidak akan mengejar jika tidak diberi ijin seberapa pun ia menyukai orang lain. *** “Kamu bisanya kaya gitu, Airin! Coba Tristan tahu, pasti udah ngomel banget adik kesayangannya mabuk-mabukan,” protes Kinan, saat berada di dalam mobil yang sama dengan Airin. Airin tertawa kecil. “Iya makanya jangan bilang.” “Untung ada Jack, coba nggak ada gimana nasib kamu coba.” Airin pun tiba-tiba mengingat Jack, meski mabuk
Keesokan harinya di saat Kim Hanna sudah pulang ke rumah dan sehat sepenuhnya, gadis itu mulai kelayapan. Ia melangkah pergi begitu saja usai memesan taksi online yang membawanya selamat sampai tujuan. Taksi itu berhenti di sebuah rumah tingkat yang sebenarnya kini adalah rumahnya namun belum hendak ia miliki. Langkahnya membawanya masuk ke rumah kosong terawat itu. Ia membuka rumah menggunakan kunci yang tersimpan di tempat rahasia sesuai keterangan si pembeli rumah beberapa minggu lalu. Klik. Rumah itu terbuka, sepi, tidak ada seorang pun. Dengan harap-harap cemas, ia mengirimkan sebuah pesan pada seseorang yang berhasil membuatnya yakin akan rasanya. Di luar sana, Jacob terkejut. Ia membaca cepat sebuah teks yang dikirimkan oleh Kim Ai Rin. From : Kim Ai Rin Aku di tunggu di rumah kemarin. Tanpa pikir panjang, Jacob langsung membatalkan semua pertemuannya hari ini lalu meluncur cepat ke kediamannya. Setibanya di sana, ia masuk dengan tidak sabaran sampai masih menggunakan se
Kim Ai Rin melangkahkan kakinya masuk, baru melangkah beberapa tapak ia tercengang. Ia hidup bagaikan di drama-drama Korea kali ini. Kejutan yang diberikan Jacob membuat rasa haru memenuhi hatinya. “Ini … apa? Rumah siapa?” “Rumah kamu,” jawab Jacob cepat. Rumah dua lantai dengan design minimalis itu menghinoptis Airin. Memang rumah itu tidak sebesar rumah Jacob, tapi suasana di rumah dua tingkat yang kini ia kunjungi sangat nyaman. Ada kolam renang di bagian belakang dan di bagian tengah ada mini taman yang tertutup kaca melingkar. “Ini rumah kamu,” jelas Jacob lagi, ia melangkahkan kakinya hingga berdiri di depan gadis itu. Airin tercengang tak menyangka, sampai-sampai ia tak bisa berkata-kata. “Di sini ada kolam renang, ada mini gym, ada spa, ada ruang baca, ada taman, dan yang jelas akan buat kamu betah.” “Jacob ….” “Saya mau kamu berhenti dari pekerjaan kamu kalau kita menikah, bisa kan?” tanya Jacob tiba-tiba. “Saya akan menjamin kamu nggak akan kekurangan dari segi ekono
Hujan deras mengguyur jalanan dari puncak hingga ke kota. Tentunya, Jacob mengendarai mobilnya dengan sangat hati-hati apalagi jalanan sedang ramai dan sedikit macet di jalanan menurun. Selama di dalam mobil, gadis itu diam tak bersuara. Ia canggung, ia grogi, dan rasa penasarannya semakin melonjak akan sosok yang duduk di sebelahnya. “Ini orang random banget, cuek iya, agresif iya, seenaknya iya,” pikirnya sesekali melirik ke arah Jacob. “Kalau mau lihat wajah tampan saya, lihat aja nggak usah ngintip-ngintip,” ucap Jacob tiba-tiba. “Dih, siapa juga lihat kamu! GR!” balas Airin cepat. Mendengar jawaban kekanakan itu, Jacob sedikit tersenyum. “Kenapa kamu pergi pagi itu?” Airin hening sebentar sebelum menjawab. “Nggak papa.” “Padahal saya bilang, saya bisa terima kamu walau kamu bekas cowok lain,” jelasanya terang-terangan. “Lagian kan banyak cewek yang mau sama kamu, kenapa harus aku? Tadi aja kamu asik bincang sama cewek seksi di vila.” “Kamu cemburu?” “Nggak lah, ngapain a
Laki-laki tampan itu membuka pintu kamar, melangkahkan kakinya masuk dalam beberapa langkah lalu berhenti. Matanya menjuru ke setiap sudut, seperti yang ia duga, gadis itu tidak menerima tawarannya. Jacob menghela napasnya, rasa kecewa tentu saja muncul di hati dan pikirannya apalagi ia rasa gadis itu sudah memikatnya. Kejadian tengah malam saat mereka berciuman, bahkan saat Jacob berhasil menyentuh beberapa titik intim bagian tubuh gadis itu, membuat Jacob semakin ingin memilikinya. Tapi ternyata gadis itu menolaknya. Jacob bukan tipikal lelaki yang suka memaksa, dia tidak akan mengejar jika tidak diberi ijin seberapa pun ia menyukai orang lain. *** “Kamu bisanya kaya gitu, Airin! Coba Tristan tahu, pasti udah ngomel banget adik kesayangannya mabuk-mabukan,” protes Kinan, saat berada di dalam mobil yang sama dengan Airin. Airin tertawa kecil. “Iya makanya jangan bilang.” “Untung ada Jack, coba nggak ada gimana nasib kamu coba.” Airin pun tiba-tiba mengingat Jack, meski mabuk
Jacob menutup panggilan, ia memasukkan kembali ponselnya ke saku celana. Baru saja ia berdiri dari kasur, tiba-tiba tangannya di genggam oleh seorang Airin yang kini tersenyum cantik ke arahnya. “Siapa tadi?” tanya Airin, masih dalam keadaan mabuk. Jacob tak menjawabnya. “Siapa? Aku tanya siapa?” rengeknya manja, membuat Jacob tertawa kecil melihat tingkah lakunya. Hap. “Kairan, jangan pergi,” ucapnya kemudian. Mendengar nama Kairan, Jacob langsung menaikkan alisnya. Ia mendorong tubuh gadis itu hingga terbaring lagi di ranjang. Tampak Airin kini sedang meraung dan mengoceh tanpa henti, entah apa yang gadis itu bicarakan, yang jelas gadis itu terlihat sangat merindukan lelaki bernama Kairan. “Kairan!” panggil Airin. Jacob menggeleng-gelengkan kepalanya keheranan. “Huek,” ujar gadis itu tiba-tiba, ia langsung mendudukkan tubuhnya karena merasa mual. “Huek.” Jacob mulai panik, ia bukan khawatir Airin muntah, tetapi khawatir muntahan itu akan jatuh ke kasur kamar hotelnya yang
Sepanjang jalan di trotoar, gadis itu mengomel tanpa henti karena kelakuan Jacob. Seumur hidup baru kali ini Airin bertemu dengan lelaki seperti itu, benar-benar antagonis dan menyebalkan. “Andai ada Kairan, pasti udah ditonjok tuh cowok belagu! Ash, sial. Kenapa gue harus berurusan sama cowok kaya dia! Dosa apa coba gue!” Jalannya semakin cepat, melewati beberapa orang yang sedang nongkrong dipinggiran jalan raya. “Mana ponsel gue batrainya habis! Terus gue pulangnya gimana? Di mana ada taksi!!!” omelnya lagi sendiri. Hampir sepuluh menit berjalan cepat, langkah kaki Airin melambat saat ia melihat ada gerumbulan geng motor. Saat melewati gerumbulan, rasanya harap-harap cemas, masalahnya mereka semua terlihat seperti preman yang sedang mencari mangsa. Benar sesuai dugaan Airin, laki-laki bertampang preman itu menggodanya, menghalangi langkahnya, menatap nakal ke arahnya, membuatnya ketakutan. “Mau diantar, neng?” “Tujuan ke mana sayang? Cantik?” “Yuk bro anterin aja mbaknya, ma
Rindu? Jelas. Tetapi yang bisa mengatasinya hanya kenangan. Apalagi kini di depan mata terlihat Tristan dan Kinan yang saling bertukar cincin saat penrikahan mereka berlangsung. Tampak senyum kebahagian di antara mereka, seakan dunia milik berdua. Mereka berdansa bersama, diiringi oleh alunan musik orkestra yang menambah suasana meriah gedung itu. Tentunya Airin yang sudah bagai keluarga sendiri turut membantu pernikahan itu berlangsung. Kim Hanna membantu di bagian depan, sedangkan anaknya itu menjadi salah satu bridesmaid dengan begitu cantik dan anggun di antara bridesmaid yang lain. “Sekali lagi, selamat!” ucap Airin tulus pada pengantin baru itu. “Makasih sayang,” ujar Kinan sambil memeluk sebentar tubuh Airin. Meski dulu Kinan sempat cemburu, faktanya Tristan memang setia padanya. “Kamu juga, jangan kelamaan jomblo. Inget umur!” ledek Tristan. “Ya ampun, baru juga si Airin umur dua delapan udah disuruh nikah. Kebiasaan warga Konoha,” celetuk Kinan. “Dulu aku dilarang-lara
Rasanya benar-benar seperti mimpi. Baru saja seorang Kairan Valo menyatakan bahwa sangat mencitainya, kini laki-laki itu terbaring tak berdaya di atas sebuah ranjang kamar rumah sakit. Oprasi-oprasi yang para dokter lakukan memang berhasil, hanya saja itu tidak menutup fakta bahwa laki-laki yang bernaung di hatinya dinyatakan mendapatkan mukjizat karena masih bisa bertahan hidup dari sebuah kecelakaan parah. Beberapa bagian tulang Kairan patah, termasuk bagian kakinya. Untungnya patahnya tidak seberapa parah. Yang lebih parah adalah bagian kepala, sampai-sampai dokter memberi tahu hal buruk yang akan terjadi bahwa laki-laki itu kemungkinan akan koma karena mengalami cedera otak. * Sambil duduk di sebuah sofa kamar, gadis itu menonton berita terbaru yang sedang sangat ramai diperbincangkan. Berita yang membawa nama Kairan, membuatnya emosi tingkat tinggi. Menurut fakta dan berita, kecelakaan yang Kairan alami murni karena kesengajaan. Salah satu fans fanatik Luna Pamela sengaja
Sudah beberapa hari sejak berita itu terjadi, faktanya belum ada titik terang. Kairan dan Luna belum ada kabar lebih lanjut, bahkan tes DNA masih simpang siur. Meski begitu, pemberitaan tentang mereka terus bermunculan tanpa henti di setiap saluran. Akibat kejadian itu, fans Kairan turun drastis. Sosial medianya yang akhir-akhir ini mendapat ujaran kebencian sampai ditutup. Kim Airin benar-benar rindu dengan lelaki itu, tetapi hatinya jauh lebih sakit dibanding kerinduan. Rasanya benar-benar menyesal, ia sangat membenci Kairan dibalik rasa sayangnya walau belum tentu berita kehamilan anak yang Luna kandung adalah anak Kairan. Wajar, pasti siapapun jadi Airin akan cemburu dan marah.Entahlah, Airin terlalu menyesal karena terbuai dengan cinta. * “Airin!” suara kencang Dhita dari meja samping usai jam tutup layanan, membuat gadis itu terkejut bukan main. “RIN! GILA!” Airin langsung menoleh ke layar ponsel Dhita. Ia membelalak. “Luna, mencoba gugurin kandungannya dan bunuh diri du