"Apakah kau akan pergi kencan dengan Ethan Jones?! Katakan padaku!""Aku pergi dengan siapa itu bukan urusanmu, Chris Raven! Kau tak berhak bertanya!" "Tentu saja aku berhak!! Dengan siapa pun kau pergi berkencan, dia akan berurusan denganku!""Jangan merendahkan dirimu sendiri, Chris Raven. Sekarang, tolong lepaskan tanganmu dari tanganku ini!""Tidak akan!""Lepaskan!!" seruku berteriak hingga beberapa orang yang berjalan di trotoar mengalihkan pandangannya pada kami berdua, namun aku tak peduli.Saat Chris mengendurkan cengkeraman tangannya padaku, segera saja aku berbalik pergi dan meninggalkannya begitu saja yang masih berdiri terpaku. Sempat kulihat tadi tatapannya yang penuh arti, namun aku tetap berusaha tak peduli, dia adalah suami adikku. Pria yang seharusnya paling aku hindari, tetapi entah kenapa semakin aku menjauh darinya hatiku semakin sakit. Namun memang lebih baik seperti ini bukan? Walaupun sakit tapi ini lah yang terbaik untuk hubungan Lindsay dan Chris. Aku tak m
Patsy's Italian Restoran, New York."Apa yang ingin kau katakan? Jujur aku sangat terkejut saat kau tiba- tiba mengatakan ingin bertemu denganku, Natalie," tanya Mr. Jones dengan senyum cerahnya.Malam itu sepulang jam kantor, kami sengaja bertemu di sebuah restoran Itali di New York City. Aku sendiri yang berinisiatif untuk mengajaknya karena aku ingin mengutarakan apa yang akan menjadi niatku."Sebelumnya mohon maaf jika anda akan sangat terkejut jika sudah mendengar apa yang ingin saya katakan pada Anda, Pak. Tapi saat ini, saya hanya merasa hanya kepada Anda lah saya bisa meminta tolong," tuturku lirih dengan hati-hati, susah payah aku mengatur nafas ini agar bisa bernafas dengan normal kembali."Katakan saja, Natalie. Kau tak perlu sungkan. Bukankah aku sebelumnya sudah pernah mengatakan padamu waktu itu saat kau berada di rumah sakit? Aku akan membantumu selagi aku bisa melakukannya untukmu," Mr. Jones menjawab seraya tersenyum hangat."Ehmmm, begini Pak...Apakah bapak mau meni
"Apa kau bilang, tunangan?!!" Chris berseru tak percaya."Ya, Natalie adalah tunangan saya Mr. Raven. Jadi saya harap Anda bisa bersikap lebih sopan, terlebih dia adalah kakak ipar Anda bukan?" sahut Ethan percaya diri."Heh, sejak kapan kalian bertunangan? Jangan coba-coba menipuku!" seru Chris marah seraya tersenyum sinis."Cukup, hentikan Chris. Kumohon kau pulanglah. Jangan membuat keonaran di sini!" perintahku sebelum situasi ini semakin memanas."Tidak! Sebelum kau jelaskan apa yang dia ucapkan padaku tadi!" sahut Chris keras kepala, kali ini ekspresi wajahnya tampak serius dan geram seakan menahan emosi yang amat sangat."Ya, aku dan Ethan Jones telah bertunangan! Kami akan menikah dalam waktu dekat ini. Apa kau puas sekarang?!" jawabku dusta, aku terpaksa melakukannya karena mungkin hanya dengan cara ini Chris Raven menyerah dan tak menggangguku lagi.Dapat kulihat keterkejutan di wajah Chris sekarang, kedua mata birunya membulat sempurna dan gerakan rahangnya kaku seketika."
"Aaron...??!!"Sungguh Chris Raven tak menyangka dengan kenyataan ini. Ia merasa sekarang bagai ditampar keras-keras dan dihempaskan ke sebuah tempat yang jauh ke tempat yang ia sendiri tak mengerti."Ba- gai- mana bisa..., bagaimana??"Kedua tangannya menyentuh seluruh wajah dan rambut di kepalanya. Ia tak tahu harus harus bersikap bagaimana, apakah ia harus senang, bahagia, sedih atau kecewa? Setelah tahu kenyataan ini.Ia sangat yakin akan satu hal, ya Chris Raven sekarang tahu kenapa selama ini Natalie selalu berusaha mati-matian menolak ketika ia ingin berkunjung ke rumahnya ataupun sekedar meminta waktu untuk menghabiskan waktu berdua melepas rindu.Tak ingin bersikap seperti orang bodoh lagi, maka tanpa menunda waktu segera ia bergegas menuju ke suatu tempat, di mana ia akan mendapatkan jawaban atas semua kebenaran yang baru saja ia ketahui setelah selama ini.©️©️©️©️©️©️Aku baru saja selesai menidurkan Aaron dan beranjak bangkit dari ranjang hendak mengambil minum di dapur.
"Aku mohon maafkan aku, berikan aku kesempatan," ucap Chris lirih memohon.Entah kenapa aku hanya bisa diam, bibir ini rasanya tertutup dan terkunci sulit untuk mengucapkan kata. Hingga dapat kurasakan dengan jelas pelukan Chris semakin erat di tubuhku, seakan ia tak mau membiarkan aku pergi. Aku pejamkan kedua mata ini, menahan gejolak yang ada di dada. Entah aku harus bagaimana, aku tak tahu? Dalam sekejap aku merasa lemah dan tak berdaya dalam pelukan pria yang pernah mengisi hidupku dan ayah dari anakku ini. Karena jujur, aku masih mencintainya. Dulu dan sampai sekarang aku selalu mencintainya. Tapi semua perasaan itu sudah aku kubur dalam-dalam sejak tahu kenyataan kalau kita memang tak bisa bersama.Entah itu dulu ataupun sekarang, takdir tak pernah berpihak pada hubungan kami. Karena dia memang bukanlah milikku lagi, dan aku hanya bisa berpikir logis kalau aku dan dia memang harus berpisah dan berakhir dengan cara seperti ini.Dan saat aku membuka mata ini, aku terpaku sejenak
[ Lindsay sekarang berada di rumah sakit, dia pingsan saat aku berusaha mengejarnya ][ Kau tenang saja, dia sekarang baik-baik saja ][ Dokter sudah menanganinya dengan baik ]Aku lemas seketika saat membaca isi pesan dari Chris malam itu. Yang aku takutkan akhirnya terjadi juga. Ya, Lindsay adalah wanita rapuh karena kelainan jantung yang dimilikinya sejak lahir. Itulah sebabnya keluarga Mckent sejak dulu selalu memperlakukannya seperti layaknya seorang putri yang tanpa cela.Kami semua selalu berusaha membuat Lindsay hidup bahagia, terutama kedua orang tuaku, mereka memperlakukan Lindsay sangat istimewa hingga mereka lupa kalau mereka masih memiliki seorang putri lagi yaitu aku sendiri.Namun aku tak pernah mengeluhkan itu semua, karena aku tahu adikku itu istimewa dan aku selalu berusaha sebaik mungkin untuk menjadi kakak yang baik untuk dirinya.....Hingga saat aku pulang dari kantor, aku berniat menjenguk Lindsay di rumah sakit. Walaupun Chris melarangku untuk melakukannya, na
Aku berjalan keluar dari rumah sakit dengan hati yang amat pedih. Namun aku berusaha menahannya agar aku tak terlihat lemah dimata mereka. Aku tahu kedua orang tuaku memang tak pernah mencintaiku apalagi menyayangiku selama aku menjadi putri mereka namun tetap saja hati ini terasa sakit jika melihat mereka berdua selalu memperlakukan aku dengan tidak adil.Rasanya aku seperti sama sekali tak berarti dalam hidup mereka. Dari perjodohanku sepuluh tahun silam saat mereka memaksaku lebih tepatnya menjual putrinya sendiri kepada pria paruh baya yang kaya raya demi untuk meningkatkan kedudukan mereka sebagai keluarga terpandang. Sampai saat mereka menuduhku sebagai perusak rumah tangga adikku sendiri, itu sungguh menyakitkanku.Tuhan adilkah hidupku ini??Jika memilih, aku lebih baik menjadi wanita penyakitan atau mati jika selama hidupku selalu tak pernah merasakan keadilan. Namun aku bukan seorang pengecut, aku adalah wanita yang bebas dan mandiri. Selama ini aku bisa hidup tanpa mereka, t
"Katakan pada kami, Chris kalau kau urungkan niatmu untuk menceraikan Lindsay." Mr. Mckent menyudutkan Chris saat ia menghampiri menantunya itu."Aku tetap akan bercerai dengan Lindsay, Anda tidak berhak melarangku Mr. Mckent!" sahut Chris geram."Apa kau tega meninggalkan Lindsay yang tengah berjuang dengan nyawanya, Chris Raven?! Dan alasanmu untuk berpisah dengan Lindsay itu sungguh tidak masuk akal!" ucap Mr. Mckent tak terima."Dengan ataupun tanpa izin Anda Mr. Mckent, aku Christian Raven akan tetap bercerai dengan Lindsay. Pernikahan kami sudah tidak bisa dilanjutkan lagi, jadi jangan memaksakan sesuatu yang memang sudah tidak ada lagi diantara kami berdua," kilah Chris."Apa maksudmu Chris Raven?! Apa kau memang benar mencintai anak kurang ajar itu dan lebih memilih bersama dengannya yang lebih pantas disebut jal*ng daripada putriku sendiri?!"Mendengar wanita yang dicintainya dihina oleh ayah kandung sendiri membuat Chris benar-benar merasa murka. Seketika dia pun langsung me