Hari ini Lindsay memintaku untuk menemaninya ke sebuah bridal butik yang cukup ternama di kota Chicago untuk fitting gaun pengantinnya dan juga gaun untukku sebagai pendamping pengantin wanita.
Kami berangkat bersama-sama dan Lindsay begitu bahagia sepanjang perjalanan.Senyum cantik tak lepas di wajahnya yang secerah pagi.Aku sebagai kakak tentu saja ikut bahagia melihat senyum di wajahnya yang secerah pagi itu. Sungguh beruntung Lindsay mendapatkan banyak cinta dalam hidupnya, sejak kecil memang hidup Lindsay tak pernah kekurangan cinta, terlepas dari kekurangan yang dimilikinya dengan kelainan jantung yang sejak lahir ia miliki.Berbeda denganku yang tak beruntung dalam urusan cinta dan kasih sayang, namun selama menjadi keluarga Mckent tak pernah sedikitpun aku mengeluh dengan keadaanku. Karena aku tahu dan mencoba mengerti kalau Lindsay, adikku adalah gadis yang spesial ia pantas mendapatkan kebahagiaan itu dalam hidupnya. Aku sebagai kakak hanya mendukung apa yang terbaik untuk dirinya."Kak, hari ini calon suamiku akan datang aku harap kakak bisa bertemu dan berkenalan dengannya nanti ya.Karena dia selalu mengatakan ingin mengenal dengan baik semua anggota keluargaku, terutama kau sebagai kakak kandungku satu-satunya," ucap Lindsay seraya tersenyum padaku."Oh, baiklah.Aku rasa dia memang calon suami yang baik dan pantas untukmu, Lindsay," jawabku dengan senyum tipisku."Ya, kak kau benar. Aku sangat beruntung dapat mengenalnya, karena dia adalah segalanya bagiku.Dia pria yang baik dan bertanggung jawab.Kakak tahu? kami hanya berkenalan dalam hitungan minggu dan kemudian dia datang berkunjung ke rumah untuk menemui Dad sengaja untuk melamarku! Bukankah itu sangat menakjubkan?!" Lindsay bercerita girang dengan senyumnya yang sumringah."Benarkah??Sungguh pria gentleman yang langka, aku jadi tak sabar ingin bertemu dengan calon adik iparku nanti," sahutku ikut senang.***Hampir setengah jam berlalu, Lindsay masih sibuk dengan fitting gaun pengantinnya, aku yang merasa agak bosan hanya menunggunya duduk dengan santai sembari membaca majalah di sofa."Selamat pagi, maaf aku terlambat datang hari ini," sapa seseorang tiba-tiba mengejutkanku sebuah suara yang familier kudengar, aku yang saat itu sibuk dengan majalah yang kubaca pun detik itu juga langsung mengalihkan tatapanku pada sumber suara itu dan langsung terkejut dengan apa yang kulihat di depan mataku sekarang ini."Chris?!Akhirnya kau datang juga!" Lindsay menyahut senang dengan wajah berseri-seri di tengah fitting gaun pengantinnya di depanku."Chris Raven...???" Tanpa kusadari aku mengucapkan nama itu dengan nafas tertahan dan tatapan masih tak percaya dengan apa yang kulihat kini."Kak, ini Chris Raven, yang aku ceritakan tadi," tutur Lindsay mencoba memperkenalkanku."Hay, apakah kau kakak dari Lindsay?Perkenalkan aku Chris Raven, calon suami Lindsay.Senang bisa berkenalan dan bertemu secara langsung denganmu, Lindsay banyak menceritakan tentangmu selama ini," pria bernama Chris Raven itu memperkenalkan diri dengan wajah tampannya yang memikat, ia mengulurkan telapak tangannya padaku untuk berjabat tangan.Aku yang sejak tadi masih melongo tak percaya dengan apa yang terjadi berusaha sebaik mungkin bersikap tenang dan baik-baik saja."Ohh, hay.Senang berjumpa denganmu juga, Chris." Susah payah aku mengucapkan kalimat itu di bibirku yang terasa kelu dan membalas jabatan tangannya padaku.Kemudian tanpa mengucapkan apa pun, Chris beralih menghampiri Lindsay yang tak jauh di depannya."Kau sangat cantik sayang, aku sungguh beruntung memiliki kau sebagai calon istriku" sanjung Chris seraya mengecup bibir Lindsay lembut dan Lindsay hanya tersenyum tersipu dengan wajah bahagia.Entah kenapa aku hanya menatap kemesraan pasangan di depanku ini seperti orang bodoh. Seribu tanya ada dalam pikiran dan otakku sekarang. Seolah masih tak percaya dengan apa yang kini kulihat di depan mataku.Bagaimana bisa Chris ada di sini dan menjadi calon suami dari adikku sendiri?Dan dia bersikap seolah tak mengenalku?Bagaimana dia bisa seperti itu??Oh, Tuhan apakah ini kebetulan atau bukan aku tak tahu, yang jelas aku belum bisa menguasai perasaanku sendiri saat ini.Setelah selesai mencoba gaun pengantin kini Lindsay menyuruhku masuk agar aku mau mencoba beberapa gaun untukku di pesta pernikahannya nanti.Aku yang merasa enggan karena suasana hatiku yang kini berubah terpaksa harus menyanggupi permintaan Lindsay yang memang tak bisa kutolak.Gaun panjang warna putih berenda bermodel simple, namun elegan dengan bahu yang terbuka kini melekat erat di tubuhku yang ramping, aku sedikit tak nyaman saat memakainya apalagi saat kulihat tatapan mata Chris saat menatapku kini dengan penuh arti, seakan aku ingin segera menghampirinya dan menampar wajah tampannya itu sekarang."Kau cantik sekali, kak!!Sepertinya orang-orang di pesta nanti akan menyangka kalau kau adalah mempelai wanitanya, hahaha...!!Bukankah itu benar Chris?" puji Lindsay ekspresif seraya bergelayut manja di lengan Chris yang kokoh.Aku susah payah berusaha menelan salivaku sendiri saat ini."Terima kasih, tapi aku rasa pujian itu terlalu berlebihan untukku, Lindsay," sahutku dengan nada enggan."Kau memang cantik, kak Natalie.Kurasa kau memang pantas menjadi mempelai wanita," ucapan Chris membuatku terkejut setengah mati.Sedetik kemudian, kulihat Chris dan Lindsay pun tertawa gembira seakan pujian itu benar-benar mereka ucapkan atau hanya bermaksud untuk menggodaku.***Setelah pertemuanku dengan Chris Raven yang masih meninggalkan beribu tanya di otakku, aku tak bisa berhenti berpikir tentangnya walau sedetikpun.Apa maksudnya semua ini? Sikapnya yang seolah tak mengenal aku sama sekali, dan ucapannya di bridal butik pagi tadi yang bagiku penuh dengan teka-teki.Dalam hati aku berpikir apakah ia sengaja melakukannya agar aku kesal karena mencampakkannya 6 tahun silam?Tapi jika begitu kenapa ia mau menjadi menantu dari keluarga Mckent? Bukankah dia dulu sangat membencinya?Entahlah, kepalaku sakit jika memikirkan hal itu hingga sebuah bunyi pesan di ponselku membuatku beralih melihat siapa sang pengirim pesan. Sebuah nomor yang tak dikenal dan isi dalam pesan itu pun semakin membuatku terkejut untuk kedua kalinya.[ Temui aku di Cerise Rooftop di pusat kota malam ini juga ][ Ku tunggu kau di sana ] [ Kau akan tahu jawaban dari semuanya ]Astaga ada apa ini?Apakah ini pesan dari Chris?Tak ada nama sama sekali, tapi aku yakin ini pesan darinya, be
"Apa tidak ada tempat lain selain di sini, Chris?Aku rasa di sini terlalu be-sar," ucapku tertahan saat mencoba melangkahkan kakiku dengan ragu ke dalam villa mewah yang kini ada di depanku."Ini adalah villa milikku sendiri, kenapa aku harus susah payah mencari tempat lain jika aku merasa nyaman di sini?" sahutnya enteng."Hah???" Maka detik itu pula aku melongo, cukup terkejut dengan pengakuannya sekarang. "Milikmu?? Apa aku tidak salah dengar?" tanyaku tak percaya."Kau meragukanku, Nat? Jika kau mengenal aku dengan baik, kau pasti akan tahu kapan aku pernah berbohong padamu selama ini," sahutnya percaya diri.Apa yang Chris katakan memanglah benar, selama empat tahun aku mengenalnya tak pernah sedikit pun ia berbohong padaku, bahkan sekecil apa pun.Chris membawaku di sebuah ruangan utama villa ini, tampak bar kecil di sudut ruangan. Dengan langkah yang mantap ia mengambil sebotol minuman whisky di rak kecil di atas bar kemudian menyiapkan dua gelas one shot di meja bar itu."Ap
"Mulai sekarang kau adalah budakku, Natalie Mckent. Apa pun yang aku minta, kapan pun itu kau harus siap melayaniku tanpa bantahan jika sedikit pun kau berusaha untuk kabur dariku aku akan memberikan hukuman pada seluruh keluargamu, terutama pada adikmu tercinta Lindsay," ucap Chris lantang dan penuh penekanan.Susah payah aku menelan salivaku sendiri saat ini karena setiap kalimat yang Chris ucapkan padaku bagai hukuman pancung yang seakan siap menebas leherku hingga putus kapanpun itu."Apa jaminannya kau bisa menepati janjimu itu, Chris? Kau bisa saja kan bermain curang di belakangku selama aku menjadi budakmu nanti," aku bertanya mencoba memastikan."Heh, kau meragukanku, honey? Kurasa kau tahu aku adalah pria yang berprinsip, kau bisa pegang kata-kataku ini. Jika tidak, kau akan bebas menjadi budakku," sahutnya percaya diri.Cukup lama kami bertatapan seakan hanyut dalam pikiran masing-masing. Entahlah, aku rasa karena suasana ini dan kebersamaan ini yang mengingatkan kami saat m
Aku membuka mata ini perlahan, saat kudengar suara air mengalir di telingaku. Rasanya tubuh ini terasa berat dan kaku, sedikit nyeri kurasakan di bagian tubuhku yang sensitif.Saat sepenuhnya aku sadar, aku mulai membuka mata ini dengan sempurna dan aku menyadari kini aku terbaring di sebuah kamar mewah yang terasa asing dengan balutan selimut tebal yang menutupi polos tubuhku.Kepingan ingatan berhasil kukumpulkan satu persatu, namun sebelum aku menyadari sepenuhnya sebuah suara pintu kamar mandi di buka membuyarkan lamunanku."Chris!?" "Kau sudah bangun?" tanyanya dengan mengangkat sedikit sudut bibirnya, kulihat ia hanya mengenakan handuk sebatas pinggang dengan rambut hitamnya yang masih basah kena air."Kau bajing*n sialan!!" seruku memaki."Apa yang kau lakukan padaku semalam hah?!!" Tanyaku marah dengan tatapan berapi-api.Dengan cuek, Chris hanya menyunggingkan senyum dinginnya padaku."Lihatlah dirimu sendiri sekarang, kau akan tahu apa yang kulakukan padamu semalam," sahutn
Seperti yang hari di tunggu Lindsay akhirnya pun tiba. Semua persiapan sudah dilakukan dengan baik dan sempurna. Keluarga besar Mckent dan keluarga besar sang mempelai laki-laki hadir dan sibuk dengan tugas masing-masing.Gedung besar sudah di dekorasi semewah mungkin, dengan mengusung wedding organizer yang bukan main-main.Karena status sosial dari keluarga Mckent bukan dari golongan yang biasa saja. Begitupula dengan status sosial dengan dari keluarga sang mempelai pria. Chris Raven adalah seorang CEO di sebuah perusahaan besar raksasa yang terkenal di Chicago IIIinois.6 Tahun sejak kepergianku telah membuat banyak perubahan dalam diri Chris Raven. Karena kegigihan dan keberuntungannya ia sekarang menjadi salah satu pengusaha besar di wilayah bagian Amerika serikat itu. Dulu ia memanglah bukanlah siapa-siapa, status sosialnya jauh lebih rendah dari keluarga Mckent itulah sebabnya kami dulu berhubungan dengan diam-diam selama 4 tahun lamanya saat kami berada dalam satu sekolah yan
Malam setelah pesta membuatku sangat lelah, sejak kedatanganku di Chicago dan menginjakkan lagi di rumah ini rasanya emosiku banyak terkuras habis.Penolakan orang tuaku hingga kedatangan Chris yang sama sekali tak aku duga sama sekali membuatku harus lelah menghadapi mereka dan kini aku harus menghadapi kenyataan kalau aku akan sering bertemu dengan Chris yang kini berstatus sebagai adik iparku dan dia kini menjerat hidupku dengan bayang-bayang masa lalu.Hingga sebuah ketukan suara di pintu kamarku terdengar malam itu."Natalie, apakah kau sudah tidur? Mom ingin bicara padamu." Suara Mom terdengar dari balik pintu.Maka setelah aku menghela nafas dalam-dalam, aku pun berjalan dan membuka pintu kamar yang kukunci itu."Ya, ada apa Mom?" Tanyaku menatap penuh tanya wanita paruh baya yang masih kelihatan cantik dan anggun diusianya itu."Kita harus bicara, Natalie," ucapnya serius padaku. Aku yang cukup terkejut dengan keadaan sempat terdiam beberapa saat, karena ini untuk pertama ka
Malam itu juga aku pergi dengan diam-diam dari rumah keluarga Mckent. Saat semuanya aman dan mereka semua terlelap tidur aku pergi dengan membawa koper penuh berisi pakaianku yang kubawa dari New York.Ya, besok aku akan pergi dari Chicago dan kembali ke flatku di New York City.Tak ada yang tersisa yang harus kupertahankan di kota kelahiranku sendiri, karena semua ini telah membuatku terluka untuk kedua kali.Aku memesan taxi dan pergi ke sebuah bar 24 jam yang tak pernah kukunjungi selama ini.Memesan minuman dan ingin melepas segala penat dan rasa sakit di hatiku, atau mungkin berkencan dengan seorang pria untuk semalam aku tak peduli."Kita kemana, Miss?" tanya sang sopir taxi."Antar aku ke Late Bar," sahutku tanpa ekspresi."Siap Miss," supir itu mengangguk mengerti.Aku tersenyum kecut dan bersandar di tempat duduk mobil, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Malam ini aku akan menggila, hanya itu yang ingin kulakukan.Late Bar adalah salah satu Bar dan k
Malam itu juga Chris membawa Natalie ke villa miliknya. Ia harus bertindak tegas agar Natalie tak kabur darinya lagi.Karena sejatinya semua yang ia lakukan selama ini adalah untuk bisa bersama dengan Natalie kembali.Menjadi sosok Chris yang sekarang, kaya dan sukses, hingga menikahi putri kedua dari keluarga Mckent hanya agar bisa membuat Natalie kembali padanya lagi.Sejauh ini rencananya telah berhasil namun melihat kenyataan kini wanita yang dicintainya itu pergi dan berbuat konyol dengan mencelakai dirinya sendiri membuat hati Chris hancur.Ia mencintai Natalie, namun ia juga membencinya karena luka di masa lalunya membuat ia menjadi sosok Chris yang sekarang.Ia baringkan tubuh itu di ranjang besar king size miliknya. Mengganti pakaian yang Natalie kenakan dengan lingerie yang sudah ia siapkan di dalam lemari kamar itu.Bau alkohol yang tajam begitu menusuk hidungnya sekarang."Kau berani-beraninya berusaha kabur dariku dan bahkan mabuk hingga sampai seperti ini!Lihat saja, ak
1 minggu kemudian"Kau yakin dengan keputusan untuk menikah secepat ini Natalie?” Pamela bertanya padaku saat aku selesai berdandan dan mengenakan gaun pengantin. Kupandangi wajahku sendiri di dalam cermin, dan kutatap lekat-lekat bayanganku kali ini.“Ya, aku yakin, Pamela. Bagaimana pendapatmu tentang penampilanku hari ini? Apakah aku terlihat gugup?” tanyaku pada Pamela seraya memalingkan wajahku pada Pamela di sampingku yang menatapku penuh selidik.“Kau luar biasa cantik, Natalie Mckent. Aku yakin siapa pun yang melihatmu akan terpesona,” pujinya dengan tersenyum.Kutatap Pamela dengan tatapan sendu, dan aku pegang kedua tangannya sebagai ucapan rasa terima kasih.“Terima kasih, Pamela. Semoga pilihan ini yang terbaik untukku. Aku yakin Ethan adalah pria yang baik, aku percaya padanya,” ucapku meyakinkan diri.“Jika kau masih ragu, kau masih memiliki kesempatan untuk menolaknya, Natalie.”“Kenapa kau bicara seperti itu? Tentu saja aku akan tidak akan mundur, Pam. Bukankah kau s
Hari berganti hari, dengan bantuan perawat pribadi yang di rekomendasikan Ethan untuk merawatku selama masih dalam masa pemulihan. Kini aku tak lagi menggunakan kursi roda lagi. Aku pun sudah mampu melakukan segala sesuatunya seorang diri dan aku sangat bahagia untuk itu, karena aku kini bisa bermain dan menemani Aaron kembali seperti dulu lagi.Dan untuk pertama kalinya sejak kecelakaan, Ethan mengajakku dan Aaron ke pantai seperti waktu itu ketika untuk pertama kalinya kami pergi bersama. Aku duduk di tepi pantai dengan merasa damai, pandanganku menatap pantai yang membentang luas di depan mata. Berada di sini mengingatkanku saat aku masih terbaring koma. Masih seperti mimpi rasanya jika mengingat hal itu, hingga sampai aku di tempat ini bersama dengan Ethan Jones dan putraku, Aaron.Untuk Chris Raven, aku tak tahu kabarnya sekarang. Kami seperti hilang komunikasi sejak terakhir berada di rumah sakit. Mungkin memang lebih baik seperti ini. Kami berdua menjauh, ya mungkin itu lebih b
Berita sadarnya Natalie telah sampai ke telinga Ethan Jones dan keluarga Mckent. Mereka pun secara bergantian menjenguk Natalie, namun karena kondisi Natalie yang masih dalam tahap penyembuhan pasca koma mereka tak bisa berlama-lama datang menjenguk. Perkembangan Natalie juga hari demi hari semakin baik, ia sedikit demi sedikit sudah bisa merespons apa yang ada di sekitarnya. Seperti saat Ethan menjenguknya sekarang, Natalie sudah bisa tersenyum hal itu membuat Ethan merasa bahagia saat melihatnya. Natalie tersenyum padanya itu berarti menandakan bahwa Natalie tak melupakannya. Mengingat dokter mengatakan benturan keras di kepala Natalie karena kecelakaan itu dapat mengakibatkan berbagai kemungkinan buruk seperti amnesia ataupun gegar otak yang dapat mengakibatkan cacat pada diri pasien.“Cepatlah sembuh, Natalie. Aku begitu merindukanmu,” bisik Ethan Jones seraya menggenggam lembut jemari tangan Natalie.Wajah cantiknya pun tetap terlihat walaupun masih terlihat pucat. Natalie masih
“Mom..., Mom. Aaron rindu Mom. Kapan Mom akan bangun dan kembali lagi bermain dengan Aaron? Aaron rindu sekali dengan Mom.”“Aaron...?? Kaukah itu Sayang?” Aku melangkah menuju sumber suara yang terus kudengar. Suara Aaron, itu benar suara putraku Aaron.“Aaron sayang, tunggu Mom, Nak. Mom akan pulang. Kau di mana sayang?” panggilku terus mendekati suara Aaron yang selalu kudengar semakin dekat.Walaupun berat aku mencoba membuka kedua mata ini dan pemandangan pertama yang kulihat adalah sebuah ruangan yang terasa asing. “Aaron...?” Hanya nama itu yang terus kuingat selama ini. Namun, yang kulihat bukan putraku Aaron melainkan sebuah ruangan yang terasa dingin dan sunyi.“Aku ada di mana?” Aku ingin bangun tapi tubuhku terasa berat kaku dan lemah. Amat sangat lemah, dan entah kenapa aku merasa ada setitik air yang menetes dari pelupuk mataku. Saat aku melihat seseorang datang dengan berpakaian putih yang familier, sosok itu melihatku dengan tatapan terkejut. Ekspresi di wajahnya se
“Di mana aku?”Aku melihat padang rumput sejauh mata memandang di depanku. Indah, semua tampak indah, namun terasa sunyi karena hanya aku seorang diri di sini. Semua terasa asing, suasana ini. Aku ada di mana? Apakah aku sudah mati?Ya, mungkin aku memang sudah mati. Karena yang terakhir kuingat sebelum aku berada di sini adalah aku tertabrak mobil ketika hendak menyelamatkan nyawa adikku Lindsay, yang mencoba bunuh diri setelah tahu kenyataan aku memiliki seorang putra dari suaminya, Chris Raven.Mungkin ini memang yang terbaik, aku pergi dari kehidupan mereka untuk selamanya. Aku tersenyum merasa bahagia. Aku terus berjalan dalam diam, seorang diri, namun terasa damai di hati. Selamat tinggal Mom, Dad, selamat tinggal Pamela, Sam, selamat tinggal Lindsay, Ethan Jones dan selamat tinggal untukmu Chris Raven.Selamat tinggal putraku Aaron, maafkan Mom karena tak bisa menjadi ibu yang baik untukmu. Maafkan Mom, Aaron sayang. Tanpa kusadari aku menangis, air mata mengalir di pelupuk mat
Seperti biasa Chris selalu menghabiskan waktunya menjaga dan menemani Natalie di rumah sakit. Hari-hari Chris pun di lalui dengan tanpa gairah. Semakin hari ia semakin tak memperhatikan penampilannya, wajahnya sekarang terlihat kuyu dan pucat, dua minggu ia tak bercukur membuat bulu-bulu halus rambut di sekitar wajahnya terlihat lebat. Ia berkali-kali berkonsultasi pada dokter agar Natalie mendapatkan perawatan yang terbaik, dan ia berencana untuk mendatangkan dokter terbaik di bidangnya agar mempercepat proses kesembuhan Natalie.Hubungan Chris dengan Ethan Jones pun tidak lagi seperti ketika mereka masih bersitegang memperebutkan Natalie. Dua pria tampan itu mau tidak mau kini bersatu karena memiliki tujuan yang sama yaitu menginginkan wanita pujaan hati mereka sadar dan kembali sembuh seperti sediakala, walaupun kemungkinannya masih sangat kecil tapi mereka tak peduli. Chris dan Ethan yakin mukjizat akan selalu ada selama mereka tetap berusaha, berdoa jika mukjizat akan datang kepad
Hari ini Chris akan menemui Aaron untuk yang pertama kalinya setelah kecelakaan yang menimpa Natalie.Ia sudah menghubungi Pamela untuk niatnya itu, karena itu Chris saat ini menuju rumah Pamela. Aaron adalah putranya, dia yang seharusnya bertanggung jawab penuh pada Aaron karena itu ia telah bertekad akan merawat Aaron selama Natalie masih terbaring koma."Kau sudah datang? Aaron sedang bermain dengan Sam di taman belakang. Ayo kuantar kau ke sana," tutur Pamela saat ia baru saja membuka pintu rumahnya.Entah kenapa Chris melangkahkan kakinya kali ini dengan perasaan tak menentu. Sebenarnya hatinya saat ini belum sepenuhnya teguh untuk melihat keadaan sang putra. Apakah ia sanggup bertatap muka dengan putranya sendiri kali ini? Dan Chris susah payah mengumpulkan kekuatannya agar ia mampu bertemu dengan Aaron kembali, putra semata wayangnya bersama dengan Natalie.Setelah sampai di taman belakang rumah Pamela yang nyaman itu, kini Chris pun dapat melihat secara langsung Aaron yang ten
Hari-hari Chris dilalui dengan penuh kehampaan sejak tragedi yang menimpa kekasih hatinya. Ini sudah hari ke tujuh sejak Natalie dinyatakan koma sejak kecelakaan itu.Kini hidup Natalie sekarang hanya tergantung dengan alat-alat bantuan medis kedokteran sebagai penunjang hidupnya. Kunjungan pun hanya bisa dilakukan oleh orang dan waktu tertentu saja.Dan selama itu pun Chris setiap waktu selalu rutin menjaga Natalie. Begitu pun sama yang dilakukan Ethan Jones. Pria itu merasa sedih karena melihat calon istrinya terbaring koma tak berdaya. Impiannya menikah bersama dengan pujaan hatinya hancur berkeping-keping, ia merasa sesak jika melihat kondisi Natalie yang menyedihkan sekarang.Sama seperti saat ini, Chris bertemu kembali dengan sang rival di rumah sakit saat selesai menjenguk Natalie di ruangan ICUMata mereka bertemu satu sama lain dalam diam. Tak ada kata yang terucap di bibir dua pria tampan itu sekarang. Keduanya tampak sama-sama depresi karena kondisi Natalie saat ini."Kau j
BRAAKKK!!!!"Natalie!!!!" seru Pamela syok melihat tubuh sahabatnya terpental jauh setelah di tabrak sebuah mobil sedan yang melaju kencang dari arah barat.Dalam keadaan syok itu, ia menggendong Aaron yang berteriak menangis memanggil Mommy'nya yang kini tergeletak bersimbah darah beberapa meter dari tempat kejadian.Lindsay yang melihat itu semua hanya bisa menatap kosong bersimpuh di jalan raya, beberapa orang yang melihatnya langsung berlari menyelamatkan wanita yang tampak syok berat itu.Dalam waktu singkat jalan raya itupun kini ramai dipadati orang-orang yang berkerumun melihat kejadian memilukan itu dan beberapa dari mereka segera menolong tubuh Natalie yang kini tak sadarkan diri dengan kondisi yang menyedihkan.Lenox Hill Hospital, New York.Chris Raven berlari di sepanjang koridor rumah sakit unit gawat darurat. Wajahnya panik dan nafasnya memburu setelah ia mendapatkan kabar dari seorang wanita yang mengaku bernama Pamela, jika Natalie kecelakaan dan terluka parah."Di ma