New York City, Lennar Corp."Natalie, tolong kau siapkan berkas-berkas investor proyek kita di Denver, Colorado dan segera kau bawa masuk ke ruanganku secepatnya!" sebuah perintah dari CEO Ethan Jones yang merupakan atasanku di sambungan teleponku siang itu."Baik, pak segera akan saya siapkan," jawabku saat itu juga. Ini adalah hari ke lima aku bekerja di Lennar Corporation. Setelah dua hari aku banyak melewati masa tes yang cukup selektif, akhirnya aku bisa lolos menjadi salah satu pelamar yang beruntung dapat bekerja di perusahaan besar ini sebagai sekretaris dari pemimpin perusahaan yang bernama Ethan Jones. Keberuntungan memang sedang berpihak padaku, dan aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan besar itu sekarang.Selang waktu beberapa menit aku pun membawa berkas yang diminta oleh beliau ke ruangannya. Tok.. tok.. tok"Permisi, Pak. Saya sudah membawa berkas yang anda minta tadi," ucapku dengan nafas sedikit tertahan, karena jujur ini untuk kedua kalinya aku akan bertatap muka
"Selamat pagi, Natalie," sapa sebuah suara dari belakang saat aku melangkahkan kakiku menuju meja kerjaku pagi itu."Hay, James selamat pagi," balasku menyapa saat kulihat James Woods rekan kerjaku menyapa dengan senyum secerah paginya."Kau cantik sekali pagi ini, Natalie. Apakah karena ini hari pertamamu presentasi jadi kau begitu mengagumkan seperti ini?" godanya padaku dengan senyum lebarnya melihat penampilanku dari atas hingga ke bawah dengan tatapan berbinar.Mendengarnya aku pun menjadi tertawa dengan canggung. "Apa terlihat seperti itu, James? Aku hanya ingin yang terbaik untuk hari ini saja," sahutku asal."Nice, Natalie! Aku mendukungmu. Semoga lancar dan sukses ya nanti! Karena kudengar klien bisnis Mr.Jones kali ini bukan pengusaha biasa namun dia adalah pengusaha besar yang hampir menguasai wilayah amerika hingga eropa di usianya yang masih muda. Bukankah itu menakjubkan!" James berkata dengan penuh semangat."Iya, kudengar juga begitu. Terima kasih ya, James. Kau membu
"Sekretaris Anda luar biasa Mr. Jones. Saya rasa Miss. Mckent bisa membuat para investor lain tertarik dengan proyek Denver ini," puji Mr. Adam Bruggs yang merupakan salah satu direksi Lennar Corp."Terima kasih, Mr. Bruggs itu di luar ekspetasinya saya. Miss. Mckent masih sekretaris baru, namun ke profesionalnya dalam presentasi ini perlu di apresiasi," sahut Mr. Jones bangga."Mr. Bruggs benar, Mr. Jones. Setelah melihat proposal dan presentasi sekretaris Anda saya semakin yakin untuk bisa bekerja sama dengan Lennar Corp," ucap Chris Raven tiba-tiba. "Suatu kehormatan bagi kami, Mr. Raven.Semoga ke depannya kita bisa terus bekerja sama dengan baik nanti," sahut Mr. Jones senang.Chris Raven menyunggingkan senyum penuh artinya. Sungguh pertemuan yang begitu tak terduga bagi Chris Raven kalau ia akan bertemu secepat ini dengan Natalie Mckent, kakak ipar sekaligus pujaan hatinya selama ini.Tujuannya datang ke New York memang adalah bisnis namun yang sebenarnya tidak hanya itu. Apala
"Hari ini aku akan mengajakmu berkencan." Ucap Chris percaya diri, di dalam mobil mewah miliknya setelah kami makan siang di restoran tadi."Tidak mau!" tolakku mentah-mentah."Kau tidak profesional, Natalie Mckent, aku adalah investor proyek besar perusahaanmu, sudah sepantasnya sebagai sekretaris memberikan pelayanan terbaik untuk klien bisnismu bukan?" kilah Chris."Bosku bukan kau, tapi Mr. Jones," jawabku cepat."Dan aku sudah mendapatkan izin dari bosmu itu, Mr. Jones." "A-pa?! Bagaimana bisa?!" protesku kesal."Tentu saja bisa, karena aku adalah Chris Raven," sahutnya bangga."Cck, aku tetap menolak." "Dan akan kulaporkan ketidak patuhanmu pada Mr. Jones nanti." "Chris!! Berhentilah menjadi menyebalkan!""Karena aku memang suka membuatmu kesal."Aku melotot saat itu juga seraya membuang nafas dengan kasar."Kau harus menemaniku berkeliling New York nanti malam, aku tunggu kau sepulang kerja nanti." "Sudah kubilang aku tidak bisa! Karena aku sibuk nanti malam," tolakku."Kal
Karena merasa tak enak hati menolak ajakan atasanku sendiri, maka akhirnya pun aku mau menerima ajakan Mr. Jones untuk mengantarkanku pulang malam itu sepulang dari kantor.Selama dalam perjalanan aku merasa sangat canggung karena harus satu mobil bersama atasanku yang terkenal dingin untuk pertama kalinya."Apa kau merasa tidak nyaman karena bersamaku, Natalie?" tanya Mr. Jones mengusik kesunyian, pandangannya tetap fokus ke depan."Ma-af Mr. Jones, karena ini untuk pertama kalinya bagi saya," jawabku jujur seraya sedikit menundukkan kepalaku."Aku rasa kau bukan tipe wanita pemalu, Natalie. Jangan terlalu sungkan padaku karena kita akan sering bertemu setiap harinya bukan?" Mr. Jones menyahut tenang."Jangan salah paham, aku bisa bicara begitu karena kulihat di presentasimu tadi kau adalah wanita berkepercayaan diri tinggi dan optimis, jujur aku suka kau yang seperti itu karena kau bisa menjadi sekretaris yang sesuai harapanku, Miss. Mckent," Mr. Jones menambahkan dengan wajah datar
"Apa?!! Kau sudah ada di bandara?!" seru Chris dengan wajah terkejutnya."Aku kan sudah bilang agar kau tidak perlu menyusulku ke New York, kenapa kau keras kepala sekali, Lindsay!?" protes Chris kesal kemudian dengan kasar ia menutup sambungan teleponnya dengan frustasi.Bagaimana tidak, ia sangat kesal karena tiba-tiba Lindsay yang tak lain istrinya sendiri menyusulnya ke New York.Padahal ia baru tiga hari meninggalkan istrinya itu di Chicago. Yang membuatnya kesal adalah Chris belum sempat melepas kerinduannya pada sang kakak ipar.Dan yang membuatnya semakin frustasi semua rencana yang sudah di buat matang olehnya agar ia bisa bersama dengan Natalie lagi, hancur seketika karena kehadiran Lindsay, istrinya. Lebih tepatnya lagi istri yang tak pernah ia cintai selama ini.Chris mempertahankan pernikahan ini karena adalah keinginan sang pujaan hati. Ia sudah berjanji pada Natalie untuk menjaga Lindsay dan tak akan menyakiti hati istrinya itu.Pengorbanan yang sangat besar bagi kedua
"Namaku Aaron," jawab anak kecil itu cukup lantang."Nama yang manis sekali, ayo tunjukkan pada bibi di mana Mommy mu, Aaron?" perintah Lindsay seraya menggandeng Aaron berjalan dan Chris pun mengikuti mereka dari belakang.Dalam hati ia penasaran bagaimana rupa sang ibu dari anak yang tersesat ini? Kenapa anak ini begitu mirip dengan dirinya saat masih kecil dulu, hampir tak bisa dibedakan. Sedangkan sang ayah, anak kecil itu mengatakan hanya punya seorang ibu. Sungguh malang."Aaron! Astaga sayang, uncle sejak tadi mencarimu!" Seorang pria berambut pirang berlari kecil menghampiri Aaron yang sedang digandeng Lindsay."Uncle Sam!" panggil Aaron senang."Aku tadi berlari karena mengejar bola ini! Lihatlah uncle aku sudah menangkapnya, hebat kan?!" seru Aaron girang."Terima kasih ya, karena berkat kalian Aaron tidak apa-apa," ucap Sam berterima kasih pada Lindsay dan Chris yang sejak tadi berdiri di belakang Aaron."Lain kali kau harus hati-hati, bisa bahaya anak kecil seperti ini ber
"Apa?!! jadi pasangan menawan yang tadi kami temui itu adalah adikmu dan adik iparmu?!!" Pamela berseru tak percaya dan aku hanya mengangguk lemah."Astaga, Natalie astaga!! Aku tiba-tiba merasa duniaku berputar-putar!" ucap Pamela seraya menyentuh kedua pelipisnya.Aku tahu sahabatku yang satu ini memang konyol dan sedikit kocak, namun aku bisa mengerti bagaimana syoknya dia setelah ia tahu bahwa pasangan yang menolong Aaron tadi adalah adik dan adik ipar sekaligus ayah kandung Aaron, putraku."Pantas saja, pria tampan tadi begitu mirip dengan Aaron.Haiiss, memang darah lebih kental daripada air. Bila aku jadi kau, entahlah aku sudah tidak bisa waras lagi," Pamela berkomentar, kini ia menaikkan kedua alisnya."Lalu kau akan bagaimana, Nat? Mereka berdua sudah mengetahui keberadaan Aaron, walaupun mereka belum tahu kau ibunya secara langsung tapi kau tidak bisa selamanya menghindar bukan?" tanya Pamela padaku."Aku tak tahu, Pam. Aku merasa benar-benar buntu," sahutku putus asa."Kur
1 minggu kemudian"Kau yakin dengan keputusan untuk menikah secepat ini Natalie?” Pamela bertanya padaku saat aku selesai berdandan dan mengenakan gaun pengantin. Kupandangi wajahku sendiri di dalam cermin, dan kutatap lekat-lekat bayanganku kali ini.“Ya, aku yakin, Pamela. Bagaimana pendapatmu tentang penampilanku hari ini? Apakah aku terlihat gugup?” tanyaku pada Pamela seraya memalingkan wajahku pada Pamela di sampingku yang menatapku penuh selidik.“Kau luar biasa cantik, Natalie Mckent. Aku yakin siapa pun yang melihatmu akan terpesona,” pujinya dengan tersenyum.Kutatap Pamela dengan tatapan sendu, dan aku pegang kedua tangannya sebagai ucapan rasa terima kasih.“Terima kasih, Pamela. Semoga pilihan ini yang terbaik untukku. Aku yakin Ethan adalah pria yang baik, aku percaya padanya,” ucapku meyakinkan diri.“Jika kau masih ragu, kau masih memiliki kesempatan untuk menolaknya, Natalie.”“Kenapa kau bicara seperti itu? Tentu saja aku akan tidak akan mundur, Pam. Bukankah kau s
Hari berganti hari, dengan bantuan perawat pribadi yang di rekomendasikan Ethan untuk merawatku selama masih dalam masa pemulihan. Kini aku tak lagi menggunakan kursi roda lagi. Aku pun sudah mampu melakukan segala sesuatunya seorang diri dan aku sangat bahagia untuk itu, karena aku kini bisa bermain dan menemani Aaron kembali seperti dulu lagi.Dan untuk pertama kalinya sejak kecelakaan, Ethan mengajakku dan Aaron ke pantai seperti waktu itu ketika untuk pertama kalinya kami pergi bersama. Aku duduk di tepi pantai dengan merasa damai, pandanganku menatap pantai yang membentang luas di depan mata. Berada di sini mengingatkanku saat aku masih terbaring koma. Masih seperti mimpi rasanya jika mengingat hal itu, hingga sampai aku di tempat ini bersama dengan Ethan Jones dan putraku, Aaron.Untuk Chris Raven, aku tak tahu kabarnya sekarang. Kami seperti hilang komunikasi sejak terakhir berada di rumah sakit. Mungkin memang lebih baik seperti ini. Kami berdua menjauh, ya mungkin itu lebih b
Berita sadarnya Natalie telah sampai ke telinga Ethan Jones dan keluarga Mckent. Mereka pun secara bergantian menjenguk Natalie, namun karena kondisi Natalie yang masih dalam tahap penyembuhan pasca koma mereka tak bisa berlama-lama datang menjenguk. Perkembangan Natalie juga hari demi hari semakin baik, ia sedikit demi sedikit sudah bisa merespons apa yang ada di sekitarnya. Seperti saat Ethan menjenguknya sekarang, Natalie sudah bisa tersenyum hal itu membuat Ethan merasa bahagia saat melihatnya. Natalie tersenyum padanya itu berarti menandakan bahwa Natalie tak melupakannya. Mengingat dokter mengatakan benturan keras di kepala Natalie karena kecelakaan itu dapat mengakibatkan berbagai kemungkinan buruk seperti amnesia ataupun gegar otak yang dapat mengakibatkan cacat pada diri pasien.“Cepatlah sembuh, Natalie. Aku begitu merindukanmu,” bisik Ethan Jones seraya menggenggam lembut jemari tangan Natalie.Wajah cantiknya pun tetap terlihat walaupun masih terlihat pucat. Natalie masih
“Mom..., Mom. Aaron rindu Mom. Kapan Mom akan bangun dan kembali lagi bermain dengan Aaron? Aaron rindu sekali dengan Mom.”“Aaron...?? Kaukah itu Sayang?” Aku melangkah menuju sumber suara yang terus kudengar. Suara Aaron, itu benar suara putraku Aaron.“Aaron sayang, tunggu Mom, Nak. Mom akan pulang. Kau di mana sayang?” panggilku terus mendekati suara Aaron yang selalu kudengar semakin dekat.Walaupun berat aku mencoba membuka kedua mata ini dan pemandangan pertama yang kulihat adalah sebuah ruangan yang terasa asing. “Aaron...?” Hanya nama itu yang terus kuingat selama ini. Namun, yang kulihat bukan putraku Aaron melainkan sebuah ruangan yang terasa dingin dan sunyi.“Aku ada di mana?” Aku ingin bangun tapi tubuhku terasa berat kaku dan lemah. Amat sangat lemah, dan entah kenapa aku merasa ada setitik air yang menetes dari pelupuk mataku. Saat aku melihat seseorang datang dengan berpakaian putih yang familier, sosok itu melihatku dengan tatapan terkejut. Ekspresi di wajahnya se
“Di mana aku?”Aku melihat padang rumput sejauh mata memandang di depanku. Indah, semua tampak indah, namun terasa sunyi karena hanya aku seorang diri di sini. Semua terasa asing, suasana ini. Aku ada di mana? Apakah aku sudah mati?Ya, mungkin aku memang sudah mati. Karena yang terakhir kuingat sebelum aku berada di sini adalah aku tertabrak mobil ketika hendak menyelamatkan nyawa adikku Lindsay, yang mencoba bunuh diri setelah tahu kenyataan aku memiliki seorang putra dari suaminya, Chris Raven.Mungkin ini memang yang terbaik, aku pergi dari kehidupan mereka untuk selamanya. Aku tersenyum merasa bahagia. Aku terus berjalan dalam diam, seorang diri, namun terasa damai di hati. Selamat tinggal Mom, Dad, selamat tinggal Pamela, Sam, selamat tinggal Lindsay, Ethan Jones dan selamat tinggal untukmu Chris Raven.Selamat tinggal putraku Aaron, maafkan Mom karena tak bisa menjadi ibu yang baik untukmu. Maafkan Mom, Aaron sayang. Tanpa kusadari aku menangis, air mata mengalir di pelupuk mat
Seperti biasa Chris selalu menghabiskan waktunya menjaga dan menemani Natalie di rumah sakit. Hari-hari Chris pun di lalui dengan tanpa gairah. Semakin hari ia semakin tak memperhatikan penampilannya, wajahnya sekarang terlihat kuyu dan pucat, dua minggu ia tak bercukur membuat bulu-bulu halus rambut di sekitar wajahnya terlihat lebat. Ia berkali-kali berkonsultasi pada dokter agar Natalie mendapatkan perawatan yang terbaik, dan ia berencana untuk mendatangkan dokter terbaik di bidangnya agar mempercepat proses kesembuhan Natalie.Hubungan Chris dengan Ethan Jones pun tidak lagi seperti ketika mereka masih bersitegang memperebutkan Natalie. Dua pria tampan itu mau tidak mau kini bersatu karena memiliki tujuan yang sama yaitu menginginkan wanita pujaan hati mereka sadar dan kembali sembuh seperti sediakala, walaupun kemungkinannya masih sangat kecil tapi mereka tak peduli. Chris dan Ethan yakin mukjizat akan selalu ada selama mereka tetap berusaha, berdoa jika mukjizat akan datang kepad
Hari ini Chris akan menemui Aaron untuk yang pertama kalinya setelah kecelakaan yang menimpa Natalie.Ia sudah menghubungi Pamela untuk niatnya itu, karena itu Chris saat ini menuju rumah Pamela. Aaron adalah putranya, dia yang seharusnya bertanggung jawab penuh pada Aaron karena itu ia telah bertekad akan merawat Aaron selama Natalie masih terbaring koma."Kau sudah datang? Aaron sedang bermain dengan Sam di taman belakang. Ayo kuantar kau ke sana," tutur Pamela saat ia baru saja membuka pintu rumahnya.Entah kenapa Chris melangkahkan kakinya kali ini dengan perasaan tak menentu. Sebenarnya hatinya saat ini belum sepenuhnya teguh untuk melihat keadaan sang putra. Apakah ia sanggup bertatap muka dengan putranya sendiri kali ini? Dan Chris susah payah mengumpulkan kekuatannya agar ia mampu bertemu dengan Aaron kembali, putra semata wayangnya bersama dengan Natalie.Setelah sampai di taman belakang rumah Pamela yang nyaman itu, kini Chris pun dapat melihat secara langsung Aaron yang ten
Hari-hari Chris dilalui dengan penuh kehampaan sejak tragedi yang menimpa kekasih hatinya. Ini sudah hari ke tujuh sejak Natalie dinyatakan koma sejak kecelakaan itu.Kini hidup Natalie sekarang hanya tergantung dengan alat-alat bantuan medis kedokteran sebagai penunjang hidupnya. Kunjungan pun hanya bisa dilakukan oleh orang dan waktu tertentu saja.Dan selama itu pun Chris setiap waktu selalu rutin menjaga Natalie. Begitu pun sama yang dilakukan Ethan Jones. Pria itu merasa sedih karena melihat calon istrinya terbaring koma tak berdaya. Impiannya menikah bersama dengan pujaan hatinya hancur berkeping-keping, ia merasa sesak jika melihat kondisi Natalie yang menyedihkan sekarang.Sama seperti saat ini, Chris bertemu kembali dengan sang rival di rumah sakit saat selesai menjenguk Natalie di ruangan ICUMata mereka bertemu satu sama lain dalam diam. Tak ada kata yang terucap di bibir dua pria tampan itu sekarang. Keduanya tampak sama-sama depresi karena kondisi Natalie saat ini."Kau j
BRAAKKK!!!!"Natalie!!!!" seru Pamela syok melihat tubuh sahabatnya terpental jauh setelah di tabrak sebuah mobil sedan yang melaju kencang dari arah barat.Dalam keadaan syok itu, ia menggendong Aaron yang berteriak menangis memanggil Mommy'nya yang kini tergeletak bersimbah darah beberapa meter dari tempat kejadian.Lindsay yang melihat itu semua hanya bisa menatap kosong bersimpuh di jalan raya, beberapa orang yang melihatnya langsung berlari menyelamatkan wanita yang tampak syok berat itu.Dalam waktu singkat jalan raya itupun kini ramai dipadati orang-orang yang berkerumun melihat kejadian memilukan itu dan beberapa dari mereka segera menolong tubuh Natalie yang kini tak sadarkan diri dengan kondisi yang menyedihkan.Lenox Hill Hospital, New York.Chris Raven berlari di sepanjang koridor rumah sakit unit gawat darurat. Wajahnya panik dan nafasnya memburu setelah ia mendapatkan kabar dari seorang wanita yang mengaku bernama Pamela, jika Natalie kecelakaan dan terluka parah."Di ma