Home / All / Between Revenge and Love / ADIMAS BERGERAK

Share

ADIMAS BERGERAK

Author: Channa
last update Last Updated: 2022-01-24 18:58:19

Adimas memeriksa ponselnya berkali-kali dalam satu jam. Tak biasanya, Ali hilang dari pelaporan rutin yang biasa dilakukan. Ia melirik pergelangan tangannya, genap sudah sepuluh jam Ali tak mengirimkan kabar.

Ia berinisiatif untuk melakukan panggilan dan nomor Ali dinyatakan tidak aktif. Ia tak bisa dihubungi dan Adimas tak tahu keberadaannya saat ini.

Di bangku taman, Hendri sedang menghisap puntung rokoknya yang hampir habis. Dari ruangannya, Adimas melihat dan memerintahkan Sardi untuk membawa Hendri ke ruangannya.

“Apa kamu tahu keberadaan Ali?” tanya Adimas setibanya Hendri masuk.

“Sebentar, Pak Adimas,” Hendri meraih ponsel di sakunya dan berusaha melakukan panggilan. Namun, sambungan itu tak juga menunjukkan tanda. Nomor yang dituju dinyatakan tidak aktif. Dengan tangan yang masih memegang ponsel, Hendri menatap Adimas dengan penuh makna.

Keduanya menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Ali menghil
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Between Revenge and Love   EKSPRESI JAWABAN

    Pagi-pagi sekali, dengan menaiki ojek sewaan, Hendri berangkat menuju kampus di mana Andini berkuliah. Instingnya mengatakan kalau ia akan menemukan jawaban dengan membuntuti mereka.Ia meminta pengemudi ojek tersebut untuk menepi agak jauh dari gerbang utama universitas swasta terkenal itu. “Berhenti, Pak,” pintanya sambil menepuk pundak sang pengemudi ojek.Stang motor mengarah ke kiri dan ia turun tepat di depan kios fotokopi. Kios fotokopi itu adalah tempat langganan Ali memarkirkan motornya dan memperhatikan Andini serta Liam dari jauh.“Ini, Pak.” Hendri memberikan ongkos dua kali lebih banyak dari kesepakatan. Memberikan satu lembar uang berwarna merah bukanlah hal sulit baginya. Semenjak bekerja langsung untuk Adimas, apa pun bisa dibelinya. Bulan depan, ia berencana untuk membukakan tabungan pendidikan untuk kedua adiknya. Oleh karena itu, pantang pulang baginya jika belum menemukan Ali.Pengemudi ojek itu

    Last Updated : 2022-01-25
  • Between Revenge and Love   KALI PERTAMA

    Api cemburu yang dirasakan Andini belum juga reda. Meski hari telah berlalu, mulutnya tetap bungkam. Ia takut sekali kehilangan Liam. Ia tidak ingin lelaki yang dicintainya dimiliki oleh orang lain. Namun, ia malu untuk mengakuinya. Ia malu untuk menceritakan alasannya marah.Keadaan terjadi sebaliknya. Liam tidak mengetahui kenapa Andini marah kepadanya. Ia merasa tidak melakukan kesalahan. Ia tak tahu, kalau Andini melihat adegan dirinya dengan Michelle, bagaimana ia menangkap tubuh Michelle. Ia menganggapnya wajar karena menolong orang yang hampir celaka adalah perbuatan baik. Namun, itu sangat tidak wajar bagi Andini dan bagi semua wanita pada lelaki yang dicintainya.Suasana hening masih diterima Liam. Cukup pahit sebenarnya. Bagi Liam, kebungkaman Andini justru menjadi kecamuk dalam dadanya. Mobil yang dikemudikan Liam berseberangan arah dari arah pulang mereka. Andini yang menyadarinya hanya diam saja. Ia tak akan membuka mulutnya sebelum Lia

    Last Updated : 2022-01-28
  • Between Revenge and Love   DUGAAN YANG BENAR

    Liam menatap nanar Andini yang masuk ke dalam tanpa sekalipun berbalik dan melambaikan tangan. Biasanya, kedua hal tersebut selalu didapatinya. Mungkinkah ia salah kata?Andini menangis sejadi-jadinya. Ia merasa bahwa harapannya untuk menikah dengan Liam hanya angan belaka. Apa yang diimpikannya sulit untuk terwujud.“An Sayang, jangan lupa makan.” Liam mengirimkan pesan kepada kekasihnya setelah ia melihat lampu kamar Andini telah dinyalakan. Matahari mulai kembali ke peraduannya. Liam segera masuk ke dalam mobil CR-V miliknya dan bergegas menuju suatu tempat. Malam ini, ia telah berjanji untuk bertemu dengan Pak Leo.Satu jam mengemudi dengan kecepatan 60 km/jam, akhirnya ia sampai pada sebuah persimpangan. Mobilnya tetap berjalan lurus ke depan hingga jalanan itu mulai menyempit dan tidak bisa dilewati mobil. Di samping kiri dan kanannya berderet pohon sengon yang rapat. Hanya kendaraan roda dua yang bisa melewatinya.

    Last Updated : 2022-01-28
  • Between Revenge and Love   TIM

    Adimas menatap langit dari jendela ruangannya. Wajahnya begitu seksama. Setiap kalimat demi kalimat yang terdengar dari Hendri di seberang sana, didengarkannya baik-baik. Apa pun yang terjadi, dia harus menyelamatkan Ali. Ia masih ingat dengan kalimat permohonan Ali saat meminta pengampunan. Ali memiliki seorang putri dan itu mengingatkannya pada Andini. “Saya perlu beberapa orang, Pak,” ucap Hendri di seberang sana. Ia masih duduk di motor sewaannya di tengah gelap tanpa penerang.“Menurutmu, siapa saja yang layak untuk diajak?” tanya Adimas. Ia tak ingin misi penyelamatannya gagal. “Misi ini harus berhasil. Saya tidak ingin Ali kehilangan nyawanya.”Di ujung sambungan itu, Hendri tertegun. Sepatah kata pun tentang keterlibatan Liam terhadap penculikan Ali belum disampaikannya. Ia hanya menyampaikan kondisi nyata bagaimana medan yang harus ditempuh dan juga kebutuhannya terhadap orang-orang kuat.

    Last Updated : 2022-01-31
  • Between Revenge and Love   UPAYA PENYELAMATAN

    Pukul dua dini hari, Hendri bersama timnya bersiap untuk menyelamatkan Ali. Dengan peralatan yang lengkap, dua mobil menggilas aspal dini hari tadi. Secepat mungkin mereka harus bisa menyelamatkan Ali.Medan yang ditempuh cukup merepotkan. Kurangnya lampu penerang di daerah minim pengendara melintas, membuat mereka harus berhati-hati.Di kursi pengemudi, Sardi memasang wajah dingin di sebelah Hendri. Meski kejadian telah berlalu beberapa jam, muntab masih ia rasakan. Rasanya tak adil mengikuti ucapan yang menurutnya bocah kemarin sore.Dalam diamnya, Hendri tahu kalau Sardi masih memendam dan menahan amarah demi misi yang harus mereka lakukan bersama-sama.“Pak..,” kata Hendri berusaha memecah keheningan yang terjadi. Dia tahu batasan dan tak ingin menjatuhkan harga diri Pak Sardi sebagai kepala pengawal yang paling disegani. “Setelah misi ini berhasil, saya tidak akan menolak perintah Pak Sardi lagi. Tolong sekali ini sa

    Last Updated : 2022-02-01
  • Between Revenge and Love   PASRAH

    Tak ada bendera kuning yang menandakan hadirnya berita duka di salah satu rumah di permukiman padat penduduk itu. Keluarga kecil itu hanya tahu kalau Ali bekerja cukup keras untuk menghidupi anak dan putri kecilnya.Adimas beserta anak buahnya berjalan dan menghampiri mereka untuk memberitakan kematian itu. Berita duka tersebut harus segera disampaikan, tidak boleh ditunda karena cepat atau lambat, semua kebohongan pasti akan terbongkar.Berita kepergian Ali yang telah pergi untuk selama-lamanya akhirnya didengar sendiri oleh sang isteri.Adimas diam saja saat isteri Ali mengutukinya serta berupaya untuk memukulnya. Ia menyadari kalau kematian Ali memang kesalahannya. Tidak ada manusia yang senang mendapatkan sebuah ujian. Namun, sebagai manusia dewasa dan pemimpin Ali, ia sadar—kematian Ali adalah salahnya.Ia akan membalaskan kematian Ali. Pasti. Ia tak akan membiarkan mereka yang membunuh Ali hidup tenang. Sardi pun harus dilarikan ke

    Last Updated : 2022-02-02
  • Between Revenge and Love   UCAPAN TERIMA KASIH

    Sebagai bentuk ucapan terima kasih karena bersedia mengirimkan dua orang demi menyelamatkan orang kepercayaannya, setelah menyelesaikan urusannya dengan keluarga Ali, Adimas bertolak ke perusahaan A&B Guard. “Walaupun misi ini gagal, kita harus memberikan apresiasi kepada Hasan,” ucap Adimas.“Abang datang langsung?” Lukman memastikan. Perilaku Adimas yang hendak mendatangi Hasan langsung membuatnya sedikit terkejut. Selama ini, kalau tidak bertemu dengan kolega bisnis yang menghasilkan banyak uang seperti Demian, ia jarang sekali bertemu langsung dan mau menyempatkan waktunya untuk sekedar bertegur sapa.Adimas paham dengan warna suara orang kepercayaannya itu. Dirinya sendiri pun tak mengerti apa yang ia lakukan. Ia hanya ingin berterima kasih. Itu saja. Tak lebih. Sepuluh tahun Hasan membantunya untuk menemukan orang-orang yang tepat, mungkin inilah waktunya ia menghargai setiap usaha yang diberikan Hasan untuknya.

    Last Updated : 2022-02-03
  • Between Revenge and Love   PENJELASAN

    Pak Leo tidak bisa menyembunyikan raut terkejutnya saat melihat berita di televisi terkait meledaknya bom di sebuah rumah tua yang sangat ia kenal. Matanya terus menatap televisi itu seolah ia tak percaya dengan apa yang terjadi.Semalam, ia baru saja meninggalkan Ali sendirian di sana. Bersama dua anak buahnya, ia bergegas kembali karena mendapatkan tugas baru dari atasannya. Berkas-berkas yang berisi bukti permainan kotor Adimas telah siap di meja kerjanya untuk diproses. Melihat berita tersebut, ia memutuskan untuk menunda dan memastikan sesuatu.Adimas segera menuju parkiran mobil dan menginjak pedal gasnya dalam-dalam. Kenapa Ali bisa mati secara mendadak. Apakah Hasan bermain di belakang dan berbuat di luar sepengetahuannya?Kecepatan mobil yang dikendarainya makin tak bisa dikendalikan. Sejenak ingatan akan janji yang diucapkannya kepada Liam terngiang-ngiang di kepala. Gerak mobilnya meliuk ke kanan dan kiri untuk memotong m

    Last Updated : 2022-03-21

Latest chapter

  • Between Revenge and Love   PERSIMPANGAN

    Apa yang akan kau lakukan jika kejadian yang pernah menghancurkan persahabatan serta masa depan orang lain kembali terulang?Di perjalanan pulang, Michelle menyandarkan kepalanya pada kaca mobil taksi yang mengantarkannya ke rumah. Rasanya, saat ini, ia ingin memuntahkan makanan yang baru saja disantapnya tadi. Ia menyesal. Seharusnya ia mampu mengalahkan rasa penasaran itu dan membiarkan ketidaktahuannya akan perasaan Andini sebagai pecutan untuk meraih hati Liam.Pendar lampu kota tak mampu menyilaukan pandangan matanya. Matanya memang memandang ke luar jendela, namun ia tak mengamati apa pun. Pikirannya berhasil menguasai tubuh. Sepanjang perjalanan, lalu lalang kendaraan tidak mampu menghancurkan konsentrasinya.Ingatan lama itu tiba-tiba kembali berputar dengan runut.Di selasar lantai dua, Michelle remaja tersenyum senang mengamati Andini yang tengah duduk sendirian, termangu menatapi kesedihan mendalam. Kepala Andini menduduk hingga rambut lurusnya

  • Between Revenge and Love   TERULANG LAGI

    Trauma pasca penyerangan itu membuat Andini jadi takut untuk berkeliaran sendiri. Ingatannya tentang bagaimana Liam ditusuk dan disaksikan dirinya sendiri, mampu menciptakan mimpi buruk baginya.Sebelum mentari terbenam, Michelle tergopoh-gopoh mencapai ruangan di mana Liam dirawat. Pandangan kedua gadis itu bertemu. Dua gadis yang sama-sama mencintai Liam, yang saling tak mau mengalah.“Bagaimana keadaannya?” mata Michelle nanar menatap orang yang dikasihinya tak sadarkan diri. “Apa yang sebenarnya terjadi?”Andini menatap Michelle lekat-lekat. Jelas, tanpa diberi tahu, harusnya ia tahu tanpa perlu bertanya lebih jauh. Ia benci pertanyaan itu. Sangat membencinya. Manusia mana yang ingin dilahirkan sebagai penyebab celakanya orang lain?“Jelaskan padaku apa yang terjadi, An,” desak Michelle serius.“Perlukah aku menjelaskannya?” Andini menatap Michelle sejurus, sepasang matanya menyala tajam.“Itu kewajibanmu.”“Bagaimana jika aku tidak mau?”Keduanya bersitatap. Sama-sama meneguhkan

  • Between Revenge and Love   PECUTAN

    Iring-iringan mobil serba hitam milik Adimas menguasai jalan. Pak Ramlan begitu iba saat melihat Andini memeluk Adimas karena trauma atas apa yang terjadi. Isak tangis memenuhi seluruh ruang di mobil. Sementara Adimas, hanya bisa mengelus-elus pundak anak semata wayangnya itu. Dalam hati, dirinya begitu marah. Harga dirinya sebagai seorang ayah begitu disayat-sayat. Ia nyaris gagal melindungi anaknya.Sebetulnya, ia memang senang jika Andini menghampiri dan memeluknya. Akan tetapi, menurutnya—momen menakutkan seperti ini sangat tidak pas untuk diapresiasi. Lima menit saja ia terlambat, mungkin Hendri pun sudah merenggang nyawa. Pistol yang dipegang Hendri berhasil direbut oleh musuh entah bagaimana. Sementara Dave sudah kehabisan tenaga dan tidak kuat lagi untuk melawan.Tubuh keduanya dihiasi luka-luka saat bala bantuan tiba. Samuel, Tama, dan Liam segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Setelah mengetahui kalau Liam terlu

  • Between Revenge and Love   EGOISME YANG DIREDAM

    Sebuah peluru keluar dari selongsongnya tepat saat beberapa orang hendak memukuli Liam yang lemah terkena tusukan. Suara tembakan menggema di tengah kesunyian jalan itu. Hanya beberapa pengendara yang lewat serta melintas tanpa berani untuk turun tangan. Pengendara mana yang berani melawan para penjahat yang menyerang mereka berlima?Serentak, sepuluh manusia bertopeng yang masih tersisa urung melakukan niat mereka untuk menghabisi Liam. Hendri tidak main-main. Ia siap mengeluarkan seluruh peluru pada pistolnya jika memang itu diperlukan. Dengan terpaksa, sepuluh orang itu mundur perlahan.Dave dan Hendri yang masih sadar sepenuhnya, menghampiri Liam dan membantunya untuk berdiri. Tangan kanan Hendri masih menodongkan pistol ke arah para musuh.Nafas Liam tak beraturan, ia menahan perih dari punggung belakangnya yang terus mengeluarkan darah segar. Sekuat tenaga, dengan sisa tenaga yang ada pada dirinya, ia berupaya untuk berdiri, m

  • Between Revenge and Love   KIRIMAN

    “Apa-apaan ini! Siapa mereka?” Tama panik. Sebab, inilah kali pertama ia merasakan berada dalam situasi nyata tugasnya sebagai pengawal.Satu per satu, orang-orang berpakaian serba hitam yang lengkap dengan penutup wajah—mulai turun dari mobil sambil membawa benda tumpul dan beberapa senjata tajam. Tanpa melihat siapa di balik topeng hitam yang seragam itu, Liam jelas tahu, kalau mereka tidak hanya ingin melukai, tapi menghilangkan nyawa dengan bengisnya.“Jangan keluar dari mobil sampai saya memberikan perintah!” Liam memberikan instruksi pada Samuel. Tak lama, terlihat jelas di matanya—kepala Andini menoleh ke belakang.“An, aku pasti tidak akan membiarkanmu terluka.” Liam berjanji pada dirinya sendiri. Nyawanyalah yang akan menjadi ganti.“Apa yang harus kita lakukan?” tanya Hendri dengan tatapan penuh harap. “Kita harus menyelamatkan Nona Andini b

  • Between Revenge and Love   PATAH HATI TERHEBAT

    Mata Samuel tidak dapat beralih sedetik pun. Begitu anggunnya Andini ketika turun dari kamar. Tangannya dihimpit oleh Bu Laksmi, selaras langkah mereka saat menuruni anak tangga. Kondisi Samuel lebih-lebih daripada orang yang terkena hipnotis. Ya, penampilan Andini saat ini sangat menghipnotis dirinya.Khayalan nakal Samuel mulai bermain-main di kepala. Ia membayangkan kalau tadi pagi mereka resmi menikah dan malam ini adalah malam pertama yang panjang. Tubuh Andini mendarat mulus di ranjang, lalu sampai pagi Samuel memandangi wajah orang yang dikasihinya itu dan menjadi orang pertama yang berada di sisi Andini kala ia membuka mata. Ia sangat berharap khayalannya itu bisa menjadi kenyataan.Lain halnya dengan Liam. Kala melihat penampilan Andini yang begitu memesona, justru hatinya semakin sesak—tercabik-cabik hingga nyaris menangis. Ia menyesal. Sangat menyesal. Penampilan Andini dianggapnya sebagai karma tercepat dan tersakit yang pernah dir

  • Between Revenge and Love   RIVAL

    Tama, Dave, dan Hendri telah bersiap untuk menerima undangan makan malam yang secara tidak langsung diadakan oleh penyalur jasa mereka. Pak Hasan memang memberikan undangan itu bukan sebagai pimpinan, melainkan seorang ayah yang berterima kasih pada rekan-rekan anaknya.“Aku cukup tersanjung dengan undangan yang diberikan Pak Hasan. Ah,” Tama memandang langit yang begitu luas. “kiranya undangan itu lebih daripada sekedar undangan,” katanya lagi.“Maksudmu?” Dave tidak memahami.Tama menggaruk-garuk kepalanya sambil menyeringai. Ia memang berharap lebih seperti pembagian gaji yang lebih menguntungkan pihak pekerja. Bukan lebih besar penyedia jasa yang menyalurkan mereka. “Apa kau tidak merasa kalau kita ini spesial?”“Spesial kenapa?”“Kita adalah teman sekerja Samuel, anak pertama dan calon penerus perusahaan A&B Guard. Aku yakin, pasti Pak Hasan akan meminta bantuan kepada

  • Between Revenge and Love   SEBUAH TEKAD YANG TERHALANG KEADAAN

    Andini menyadari, berharap pada orang lain hanya akan berujung pada kekecewaan. Tidak ada manusia di dunia ini yang mampu menyelesaikan masalah pada dirinya selain dirinya sendiri.“Untuk apa aku berharap pada orang lain. Ujung-ujungnya, yang kudapatkan hanyalah kekecewaan yang teramat.”Andini berucap pada diri sendiri. Saat ini, ia sedang terduduk lemas di tepi kasur dan tak berniat melakukan apa pun. Ia melirik jam dinding di kamar. Satu setengah jam lagi, Samuel akan menjemput mereka. Satu setengah jam lagi, bagi Andini, dunia sesungguhnya akan terjadi. Dunia yang sebenarnya tak diinginkannya.Menjadi tua ternyata perkara menakutkan. Seandainya saja, usianya saat ini masih merujuk pada angka belasan, mungkin ia bisa menolak dan berdalih akan menemukan pasangan hidup sendiri. Kini, usianya telah berada di penghujung dua puluh lima tahun. Sebentar lagi, satu angka akan bertambah di belakang.Ia menyesal tidak pernah bek

  • Between Revenge and Love   MEMBISU

    Sepanjang perjalanan meninggalkan kampus, Andini tak bicara satu kata pun. Fokusnya hanya menyandarkan kepala di dada Liam dan khusyuk berdoa kepada Tuhan agar waktu berhenti sementara.Sebentar lagi, hidupnya akan kosong. Sangat kosong. Seluruh pengisi di relung hatinya akan menguap percuma. Apa yang diimpikannya selama hidup, tidak ada yang berjalan dengan lancar. Hidupnya bagai sangkar. Seharusnya ia tidak perlu dilahirkan jika Tuhan tak mengizinkannya untuk memilih jalan hidup yang diingininya.Liam sesekali mencuri pandang ke arah kekasihnya itu. Sebagai lelaki, ia tidak begitu mengerti dengan perasaan wanita. Lagi pula, di hari yang sama, ia baru saja melakukan dosa besar. Hal yang selama hidupnya diharapkan kedua orang tuanya untuk tidak dilakukan. Ia memohon ampun dengan sangat. Meminta maaf sebesar-besarnya kepada kedua almarhum.Ia mengendarai mobil dengan kecepatan yang bisa dibilang cukup lambat. Untuk mendukung su

DMCA.com Protection Status