AKHIRNYA KETEMU JUGA
Menul tertunduk, merasa tidak enak hati. Mengapa ia harus berada di posisi di antara dua saudara yang saling berseteru? Meski Menul yakin Andre tidak menganggap Reno saingan, namun Reno telah memosisikan Andre sedekian rupa, sehingga bagi terlihat sekali jika Reno membenci Andre.
Berbagai perasaan berkecamuk dalam pikiran Menul. Antara bingung, khawatir, takut menjadi satu. Sepeninggal Reno, Andre kembali menyambangi Menul. Setelah yakin Reno sudah benar-benar menghilang dari pandangannya, Andre pun kembali membuka percakapannya.
“Sudah, jangan terlalu dipikirkan soal Reno!. Dia kan memang begitu.”
“Tapi saya merasa tidak enak Pak.”
“Santai saja. Lagian, ini kan ruanganku. Jadi aku berhak mengusirnya.”
“Sekali lagi, saya mohon maaf Pak.”
“Kita kembali ke perbincangan tadi. Sampai mana tadi ya?”
“Omelet Pak,” jawab Me
TAWARAN MENGGIURKANMenul sudah mulai bisa menguasai dirinya. Rupanya Andre tidak semengerikan yang ia bayangkan. Orangnya asik. Terlihat jelas dari cara ia berkomunikasi dengan orang lain. Bisa jadi selama ini karena ia belum tahu saja, jadi sering berpikiran yang tidak-tidak terhadap Andre.Kehangatan Andre mampu membuat Menul tidak kikuk lagi. Terlebih pandangan Andre tidak terlihat sinis, seperti yang ditampakkan Reno. Bahkan sebelum Andre mengetahui jika dirinya Menul, Andre sudah membuktikannya. Memang waktu itu hanya sepintas lalu bertemu. Tidak banyak yang terucap. Namun dari cara Andre memandang Menul, ia rasakan biasa. Tidak terkesan merendahkan.“Ngomong-ngomong, kamu lulusan mana Nul?”“Maksud Bapak?”“Kamu lulusan universitas mana?”“Ya Allah, Bapak ini becanda,” ujar Menul. “Jika saya lulusan sebuah universitas, barangkali saya tidak akan terdampa
KEGELISAHAN MENULMenul masih belum yakin akan kesungguhan Andre menawarinya menjadi seorang asisten. Bahkan ia merasa itu semua hanya mimpi. Menul merasa dia bukan apa-apa. Pengalamannya minin. Pengetahuannya tentang dunia media atau segala hal yang selama ini dijalani Andre, sama sekali nol. Jangankan menjadi asisten Andre, untuk bisa kerja di luar pantri saja Menul merasa tidak pantas. Apalah dia, gadis dari kampung pinggir hutan, tidak pernah menempuh dunia pendidikan. Sudah begitu, pakai sumbing lagi bibirnya. Apa yang bisa diharapkan?Menul masih beranggapan kalau Andre hanya merasa tidak enak karena rubrik itu. Iya, Andre khawatir jika Menul akan berulah dengan membeberkan apa yang telah Andre lalukan dengan omelet itu. Jadi sebagai ganti tutup mulut, Andre memintanya untuk jadi asistennya, karena dilihat dari sisi manapun tidak akan mungkin Menul menjadi seorang asisten calon CEO.Ketidakpercayaan Menul tentu beralasan, karena di luar sana
DUKUNGAN DODODodo mengambil nafas panjang. Ia masih belum bisa mencerna apa yang Menul kabarkan. Ada apa? Kenapa tetiba Andre menawarkan sesuatu yang di luar kewajaran? Apakah ada rencana besar untuk mengorbankan Menul? Tapi untuk apa? Apa nilai Menul, jika memang harus dikorbankan?.Jiwa satpam Dodo terusik. Jika saja ia tidak dekat dengan Menul, atau orang tua Menul tidak menitipkan Menul padanya, Dodo akan memasabodokan semua. Tapi saat ini Menul ada di bawah tanggung jawabnya.“Tolong buatkan kopi kentel, Nul. Pikiranku tetiba jadi berat.”“Mas Dodo juga tidak percaya kan?” tanya Menul sambil membuatkan kopi. Wajar jika Dodo tidak percaya. Tidak hanya Dodo, siapa pun yang mengenal Menul pasti juga bakalan tidak percaya jika mendengar kabar itu. Bahkan mereka pasti akan mencemooh dan mengoloknya.“Lha memang ceritanya gimana, kok tetiba kamu ditawari jadi asistern Pak Andre?”“Saya
PENASARANAndre sumringah. Kebahagiaan jelas sekali tergambar di wajahnya. Sejak dia balik dari kantor, bibirnya tidak berhenti menyenandungkan lagu. Andre merasa benar-benar plong. Rasa penasaran yang selama lebih tiga minggu menyiksanya, terjawab sudah. Kekhawatiran kalau dia bakal mendapat masalah dari kenekadannya mengangkat tulisan yang sebenarnya bukan hasil karyanya, sudah tidak lagi ada di pikirannya. Menul bukan orang yang banyak tingkah. Begitu pikir Andre.Sampai Andre tiba di rumah pun, ia masih tidak habis pikir, rupanya di zaman yang semuanya serba uang, masih terselip orang aneh yang tidak mendasari segala sesuatu dengan uang. Bisa saja Menul menuntutnya lebih, saat Andre menawarkan dua puluh juta, karena toh Andre berada di posisi yang susah untuk melakukan tawar menawar. Tapi ini aneh, Menul justru susah untuk menerimanya. Kalau saja Andre tidak menghiba dan memaksa Menul untuk menerimanya, bisa jadi uang itu pun tidak akan
PERDEBATAAN KECILAndre masih menyenandungkan lagu yang sempat terpenggal karena kedatangan Pak Handoko. Sumringah itu masih ada. Bahkan keceriaan itu makin bertambah ketika dia tiba di kamarnya, ada nada panggil di smartphone-nya. Andre tersenyum saat mendapati nama yang tertera pada layar. Sosok yang sudah sejak siang dia tunggu-tunggu kabarnya, menelponnya.Andre ingin segera mengabari tentang kebahagiaannya. Namun, sejak siang tadi ia tidak bisa menghubungi gadis yang sedang bersemayam di hatinya. Andre pun meninggalkan pesan agar pujaan hatinya bisa menghubunginya.“Hallo sayang. Gimana kabarmu?”“Ada apa Ndre?” jawab Arra ketus.Arra memang tidak bisa romantis dengan Andre. Andre bisa merasakan itu. Bahkan akhir-akhir ini ia menjalani hubungan dengan Andre, seperti terpaksa. Namun Andre mencoba bertahan. Andre bukan tipikal cowok yang mudah berpaling ke gadis lain. Ia juga terbilang cowok yang tidak mudah
ASISTENAndre membanting tubuhnya ke kasur. Dia ingin meluruhkan jengkelnya. Hanya itu yang bisa dia lakukan. Ia juga tidak habis pikir, kenapa ia bisa begitu cinta pada Arra. Bahkan meski berkali Arra membuatnya jengkel dengan sikap dan kata-katanya. Ia juga tidak lagi mengetahui perkembangan Arra sekarang. Sedang mengerjakan apa, selain kuliah, karena Arra tidak pernah bercerita.Padahal, Andre ingin sekali Arra mau bercerita tentang banyak hal. Bahkan meski hal kecil, seperti baru saja memberi pizza. Iya, yang penting Arra mau mengontaknya dan bercerita. Ia siap meladeni jika Arra berkenan mengontaknya tiap hari. Tapi itu tidak pernah terjadi. Bahkan, seminggu sekali pun jarang. Kalau bukan Andre yang duluan menghubunginya, Arra tidak pernah. Andre jadi serba salah, karena ketika ia yang menghubungi, Arra lebih banyak juteknya.Baru saja tubuh Andre mendarat di kasur, nada sambung berbunyi di phonesellnya.“Tidak ada n
SURPRISEMenul menapaki trotoar dengan perasaan berbeda. Hari ini adalah hari pertama dia bakal menjalani pekerjaan baru. Menul tidak pernah menyangka kalau perjalanan hidupnya akan menapaki sebuah prestasi yang luar biasa. Bagaimana tidak. Menul tidak mempunyai ijazah. Dia hanya jebolan sekolah dasar, itupun hanya sampai kelas dua. Dia tidak mempunyai keterampilan khusus. Dia juga tidak cantik. Bahkan dia mempunyai cacat yang sempat membuatnya tidak percaya diri. Tapi kini, dia dihadapkan pada kenyataan bahwa dia terangkat sedemikian tinggi. Menul yakin, kalau saja Andre mau membuka lowongan untuk menjadi asistennya, tentu akan banyak wanita-wanita cantik dengan segudang prestasi akan antri. Bahkan mungkin di kantornya banyak yang sedang mengincar posisi itu.Ini mukjizat bagi Menul. Betul apa yang dikatakan Dodo, bahwa kalau Menul mau menerima tawaran Andre, maka dia akan menginspirasi banyak perempuan lain yang masih diliputi rasa minder. Menul merasa
AMARAH DELVIPantri makin gaduh dengan kabar Menul yang semobil dengan Andre. Kabar itu pun menyebar ke ruangan lain. Tapi Menul tidak bisa memberi jawaban setiap ia ditanya, selain jawaban “hanya sebuah kebetulan”. Namun jawaban Menul tetap belum membuat orang-orang tenang. Menul pun hanya bisa diam kalau sudah terdesak.Kehebohan itu tentu bukan tanpa alasan. Seorang Menul, yang selama ini hanya dipandang sebelah mata, bahkan oleh orang-orang pantri, bisa satu mobil dengan Andre. Apalagi Andre terkesan respek pada Menul. Malah sempat melambaikan tangan pada Menul saat mobilnya meninggalkan kantor. Kalau tidak melihat sendiri, tentu Sumirah juga tidak akan percaya, Menul mendapat perlakuan istimewa dari Andre.Namun, Menul tidak memiliki keberanian untuk mengatakan yang sesungguhnya. Tentu dia akan mendapat cemooh. Ia akan ditertawakan jika mengatakan kalau ia sudah diangkat menjadi asisten Andre. makanya, Menul harus kuat menahan diri
JEBAKANKebahagiaan masih menyelimuti Andre. Baru kali ini ia merasakan bahagia selama menjalin hubungan dengan Arra. Ia merasa sedang dibutuhkan oleh Arra. Perubahan sikap Arra yang tetiba sangat perhatian, adalah anugerah baginya. Meski ia merasa sedikit heran, namun ia tidak begitu memikirkannya. Baginya, apa yang diraaskannya sekarang, melengkapi kebahagiannya dalam kesuksesan karirnya.Kedatangan Arra ke Jakarta yang ternyata tidak hanya sehari dua hari, seperti memanjakannya. Terang saja Andre sangat senang, karena untuk bisa membujuk Arra agar pulang ke Indonesia saja tidaklah gampang. Sering kali Andre mengemis demi bisa bertemu dengan Arra, namun sering pula dia harus kecewa.Tidak jarang Andre harus menelan patah hati ketika ia menyatakan kerinduannya pada Arra, harus bertepuk sebelah tangan. Bahkan, tidak jarang Arra melontarkan ancaman akan menyudahi hubungan, jika Andre masih saja menghubunginya tanpa alasan.Terkada
KONSIPIRASIReno makin tidak tenang setelah mendapati kabar kalau Andre memukau dalam acara di depan dewan direksi dan petinggi perusahaan. Menurut kabar yang dia dengar, kecemerlangan Andre juga karena didukung oleh keberadaan asistennya. Reno pantas tidak tenang, karena meski kemampuan dia masih di atas Andre, tapi dia tidak yakin kalau Andre tidak bakal mendapat suara yang signifikan. Bahkan, Reno semakin tidak yakin kalau dia bakal bisa mengalahkan Andre dengan kemenangan telak.Tadinya, harapan Reno sangat besar. Terlebih ia tahu jika Andre hanya jadi boneka pada proses pemilihan CEO tersebut. Semua orang juga sudah tahu seperti apa Andre. Makanya, Reno terlalu merisaukannya. Namun setelah Andre mendapatkan rubrik di majalah, kemudian dipercaya oleh beberapa dewan direksi, Reno mulai berubah pikiran.Belakangan ini pamor Andre sedang naik. Bisa jadi di kalangan pegawai, keberadaan Andre b
JENGAHMenul tergagap saat mendapati Arra melenggang masuk ke ruangan Andre. Dia mengurungkan niatnya untuk memberikan hasil pekerjaannya pada Andre. Sebelum kejadian di mana Menul mendapati Arra telah bermain belakang dengan Reno saja, Menul sudah tidak respek dengan Arra, apalagi setelah kejadian itu. Menul jadi makin tidak respek.Entah kenapa Menul tidak rela Arra menyakiti Andre. Bagi Menul, Andre itu tipikal laki-laki tidak banyak tingkah. Ia tidak banyak tuntutan. Setiap pekerjaan yang diberikan Andre pada Menul, tidak banyak yang diprotes. Meski ada kesalahan di sana sini, Andre menyampaikan itu, dengan kata “bagaiman kalau”. Bukan sementang-mentang marah, karena ia merasa menjadi atasan.Makanya, Menul ikut merasa sakit hati saat mendapati atasannya itu telah dikhianati cintanya oleh orang yang sangat disayanginya. Kalau saja punya kuasa, tentu ia akan segera memberi tahu Andre, sebelum berakibat pada karir Andre.Tapi sayang, Menul b
SECERCAH HARAP“Gimana dengan Menul, Ra?”Delvi tergopoh menghampiri Arra, begitu dia melihat Arra muncul di kantor. Perasaannya sudah tidak karuan sejak Menul menjadi asisten Andre. Ia tentu tidak terima karena Menul, perempuan yang telah ia damprat habis-habisan harus naik kasta. Semenjak Menul jadi asisten Andre, kinerja Delvi sangat menurun. Ia jadi tidak bisa fokus. Pikirannya selalu tertuju pada perempuan itu.Membayangkan Menul menemani Andre menemui kolega, membuatnya uring-uringan. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Dulu, saat ia mendapat kabar jika Menul berada satu mobil dengan Andre saja darahnya sudah mendidih. Kini ia harus mendapati kenyataan yang membuatnya muak.Kalau saja tidak ada Arra, tentu ia sudah keluar dari kantor itu. Keberadaan Arra adalah harapan baginya. Ia ingin sekali bisa menyingkirkan Menul, perempuan tak tahu diuntung itu seperti mencabik-cabiknya.Delvi merasa harus kucing-kucinga
SEMANGATMenul diam terpaku dengan apa yang baru saja dilihatnya. Nafasnya berpacu, menandakan sesuatu sedang tidak baik-baik saja. Tentu saja ia tidak baik-baik saja, mendapati dua orang yang ia pernah sedikit kenal, berduaan. Bermain di belakang orang baik. Bahkan ia yakin keduanya memang sudah sering melakukannya.Kalau saja tidak ada hubungan dengan atasannya itu mungkin Menul tidak terlalu memusingkan. Namun dua orang itu ada kaitannya dengan Andre. Yang Menul tahu, Arra adalah orang yang tentu saja mendukung sepenuhnya pecalonan Andre sebagai CEO. Sedang Reno adalah orang yang menjadi rival Andre. Kebetulan keduanya tidak menyukai Menul, yang Menul sendiri tidak tahu alasannya.Berbagai pertanyaan datang silih berganti di pikiran Menul. Meski dia belum begitu pengalaman dengan urusan asmara, tapi Menul bisa melihat ketidakberesan yang diperlihatkan Arra dan Reno. Gandengan tangan itu. Pandangan mesra itu. Apalagi keduanya masuk dalam sa
SELINGKUHSudah hampir setengah jam Menul menunggu Pak Prasetyo di lobi hotel. Namun Menul tidak merasa terbebani, karena dia sudah mendapat kepastian kalau Pak Prasetyo masih ada acara. Lagian, Menul bukan tipikal gadis penggerutu, yang baru menunggu beberapa menit saja sudah uring-uringan. Menul sudah terbiasa menunggu. Apalagi setelah akrab dengan phonesell yang lebih canggih, maka menunggu menjadi keasikan tersendiri. Menul bisa mencoba banyak fitur yang belum sempat dia pelajari.Namun meski asik dengan phonesellnya, sesekali Menul menebar pandang. Bahkan ornamen hotel tidak lepas dari pandangannya karena Menul merasa harus merekam banyak hal yang dia jumpai. Menul ingat kata-kata seorang penulis fiksi ternama bahwa penggambaran sebuah tempat akan makin detail jika seseorang pernah berada di tempat yang sama. Deskripsinya akan lebih terasa sehingga penonton merasa terbawa dalam setingnya. Bakan seolah-olah
MISI ARRA“Beneran, itu asistenmu?”Arra langsung memberondong Andre dengan pertanyaan. Kalau saja dia tidak sedang ingin membangun Arra dirinya agar Andre makin sayang padanya, tentunya dia sudah mendamprat Menul saat dia menjumpainya di ruangan yang menurut Arra sangat tidak layak bagi Menul.Arra memandang tajam ke arah Andre. Sebenarnya ia bukan penasaran mengapa Andre memilih Menul, perempuan yang dari segi fisiknya jelas tidak masuk dalam kriteria sebagai asisten. Ia penasaran karena mendapat kabar dari Reno bahwa asisten Andre tidak bisa dipandang remeh.“Iya Beib. Kan aku sudah pernah bilang padamu kalau aku akan angkat seorang asisten?”“Tapi dengan tampang seperti itu?” ujar Arra bernada mencibir. Kalau saja ia tidak mendapat kabar jika asisten Andre itu telah berhasil membungkam dewan direksi. Bahkan telah mampu membuat Reno tidak berkutik, tentu ia tidak akan peduli. Bahkan A
KEPURA-PURAANPengalaman Menul makin berwarna. Mulai dari restoran mewah, perkantoran megah, hotel berbintang lima, dan banyak lagi. Meski tidak di setiap tempat Menul mendampingi Andre, tapi berada di antara orang-orang besar adalah anugerah tersendiri bagi Menul. Menjadi asisten dari orang yang sedang dipromosikan sebagai calon CEO, membuat dunia Menul menjadi begitu indah. Banyak sekali pengalaman berharga ia dapatkan.Menul tidak pernah membayangkan, jika dalam hidupnya ia akan mengalami hal yang bagi orang sepertinya seperti mustahil. Berada di tempat yang untuk orang sepertinya hanya sebuah mimpi. Bertemu dengan banyak orang dengan banyak karakter, membuatnya bisa mendapatkan banyak ide sehingga tulisan Menul pun bisa lebih berkembang. Cita rasanya juga makin bervariasi.Menul juga mulai mencoba menggeluti dunia fiksi. Imaginasi dan pengalaman hidupnya yang penuh warna, membuat Menul seperti menemukan media untuk menuangkannya. Lebih dari itu
KEKAGUMAN DIREKTURAndre segera mengajak Menul untuk makan siang di restoran langganannya, sebagai bentuk sukur sekaligus terima kasih pada Menul. Andre makin respek pada Menul. Sosok yang semula dia pilih menjadi asisten karena sebuah ketidaksengajaan, kini sosok itu telah menjawab kepercayaannya melebihi ekspektasinya. Andre merasa Menul adalah takdirnya untuk mencapai sesuatu yang semula tidak ia pandang penting dalam hidupnya. Tuhan telah menggerakkanya untuk menemukan notes itu, yang kemudian mengubah kehidupan Andre.Setelah apa yang terjadi baru saja, semangat Andre makin besar. Ia juga makin percaya diri, karena Menul telah mengajarkan padanya bahwa orang yang selama ini menduduki jabatan penting, bisa jadi bukan karena ia hebat, tetapi karena ia mendapatkan kesempatan. Siapa pun bisa menjadi hebat, ketika ia mendapatkan kesempatan dengan bakat dan minat yang ia miliki.Andre merasa sangat beruntung. Baru kali ini dia mendapati orang yang m