Home / Romansa / Betty da Jogja / Bab 20 : Bagaikan Mimpi

Share

Bab 20 : Bagaikan Mimpi

Author: sikutubuku
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

                                                      BAGAIKAN MIMPI

           

Menul masih termenung di pantri. Sejak pagi hari dia tiba di kantor, kegelisahannya belum bisa dia hilangkan. Menul masih kepikiran dengan notesnya. Bukan masalah bukunya, tapi tulisan di dalamnya. Menul sudah menganggap setiap tulisan yang dia torehkan di notesnya adalah bagian dari hidupnya. Makanya, dia merasa sebagian dari dirinya hilang, seperti seorang ibu yang kehilangan anaknya. Menul harus menunggu sampai siang untuk memastikan kabar dari Dodo. Sebenarnya Menul tinggal telepon Dodo, tapi dia tidak enak hanya untuk urusan notes harus menyela waktu Dodo.

“Siang-siang ngelamun,” Harun menepuk punggung Menul. Menul gelagapan. Spontan dia berusaha menyembunyikan k

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Betty da Jogja   Bab 21 : Kencan Yang Tidak Romantis

    KENCAN YANG TIDAK ROMANTISAndre sedang berbunga-bunga. Bukan hanya karena rubrik barunya di majalah, yang sudah dilaunching, tapi kini ia bisa bertemu Arra, gadis yang sudah beberapa lama mengisi relung hatinya. Andre yakin sekali jika Arra-lah yang bakal menjadi istrinya, mengingat Arra juga memberikan perhatian yang sama. Meski untuk digiring ke arah pernikahan, sepertinya Arra masih belum siap, namun Andre sudah memantapkan pilihan hatinya.Andre bahagia, karena akhirnya bisa menikmati makan siang romantis bersama Arra. Sudah lama dia merindukan suasana itu bersama tunangannya. Sejak Arra kuliah lagi di luar negeri, Andre tidak bisa setiap hari bertemu dengannya. Bahkan saat dia sangat ingin bertemu, hanya by phone dia meluruhkan kangennya. Atau kalau memungkinkan, lewat webcam. Makanya, Andre tidak mau melewatkan moment berharga itu dengan mengajak Arra makan di restoran mahal. Harapan Andre, suasana yang terbangun akan mak

  • Betty da Jogja   Bab 22 : Binar yang Tak Mau Pudar

    BINAR YANG TAK MAU PUDARSenyum mengembang di bibir Menul. Hari ini ia begitu terlihat sumringah. Tiba-tiba ada kekuatan yang merasuk di dirinya, bahwa ia bisa menulis. Terbukti tulisannya mendapat apresiasi. Ia tidak peduli, meski tidak ada satupun orang yang mengetahui bahwa tulisan yang di rubrik itu adalah buah karyanya. Bagi Menul, saat tulisan itu mendapat apresiasi, itu sudah lebih dari cukup sebagai bukti bahwa tulisannya layak dibaca orang lain.Menul merasa tidak harus menemui Andre, lalu memberi tahu bahwa tulisan yang di rubrik itu adalah coretan tangannya. Apalagi sampai membuat hitung-hitungan dengan Andre, karena Andre telah mengaku tulisan orang lain sebagai karyanya. Menul tidak akan pernah melakukan itu. Bahkan ia merasa ia yang seharusnya berterima kasih, karena Andre mau mengangkat tulisannya.Senyum makin mengembang di bibir Menul. Bayangan “omelet” ada di rubrik majalah ternama membuat Menul seperti berada di awang

  • Betty da Jogja   Bab 23: Follower yang Mengasyikkan

    FOLLOWER YANG MENGASIKKANAndre sedang merasa tidak baik-baik saja. Hatinya sedang diliputi ketidakpastian. Makanya, ia tidak balik lagi ke kantor setelah makan siang yang gagal. Andre ingin merebahkan diri di kamarnya. Ia tidak mau orang-orang kantor terbawa badmoodnya. Apalagi sampai kena imbas dari hatinya yang sedang gulana. Perasaan Andre masih tidak menentu. Arra masih belum mau menjawab teleponnya. Pesannya pun belum dibalas. Untuk mendatangi apartemen Arra, lebih tidak mungkin. Arra masih marah. Kalau dipaksakan keadaan bisa lebih buruk. Tapi Andre butuh kejelasan apakah Arra masih di Jakarta atau sudah terbang ke Amerika.Meski tidak hanya sekali ini Andre terlibat pertengkaran dengan Arra, namun kali ini Andre merasakan lebih berat. Andre baru butuh support Arra, karena ia sedang menata diri. Andre mau pasang kuda-kuda pada persaingan itu. Kalau sebelumnya Andre hanya menjalani seperti air mengalir, tak peduli akan sampai ke mana air itu m

  • Betty da Jogja   Bab 24 : Tantangan Baru

    TANTANGAN BARUWaktu berjalan masih seperti biasa. Ada yang merasakan teramat lambat. Ada juga yang merasa terlalu cepat. Tidak ada yang spesial kali ini, di kantor di mana Andre melakukan aktifitas. Para pegawai masih disibukkan dengan rutinitasnya seperti sebelumnya. Andre juga sudah bisa meluruhkan gelisahnya, setelah mendapat kabar dari Arra. Andre senang, karena Arra sudah tidak lagi marah padanya. Namun meski demikian, masih ada hal yang membuat Andre belum sepenuhnya merasa lega. Apalagi kalau bukan tentang pemilik notes merah jambu itu.Sudah hampir seminggu edisi perdana, majalah yang memuat rubrik yang dipresentasikan Andre diluncurkan, tetapi sosok misterius itu belum juga muncul ke permukaan. Andre semakin penasaran dengan ghost writer-nya itu. Benar-benar seperti hantu. Andre yakin kalau pemilik notes itu adalah orang di perusahaannya. Seyakin kalau sosok misterius itu

  • Betty da Jogja   Bab 25 : Bertemu Lagi

    BERTEMU LAGIMenul masih berkubang dalam suka cita. Perasaannya masih berenang kian kemari, menyelami setiap relung hatinya. Ia benar-benar bahagia. Makanya, hari-harinya terasa diliputi awan cerah. Rona sumringahnya tergambar jelas dari aura positif yang terpancar dari wajah polosnya. Sampling majalah yang memuat tulisannya masih saja dia baca. Baca. Dan baca. Entah sudah berapa kali Menul membacanya. Majalah itu selalu menarik untuk dibuka, di waktu senggangnya.“Perasaan majalah itu sudah kamu baca berkali-kali, Nul. Apa tidak bosan?”Pertanyaan Harun mengusik perhatian Menul pada deret kalimat yang tersaji dalam rubrik omelet. Sepertinya Harun memang berhak terusik dengan apa yang Menul lakukan, karena sejak Menul mendapat majalah itu darinya, majalah itu tidak pernah lepas dari tangan Menul. Selalu lengket, seperti tidak mau lepas.“Hehehe, iya Mas. Saya sendiri sudah lupa berapa kali membacanya. Habis

  • Betty da Jogja   Bab 26 : Titik Terang

    TITIK TERANGAndre masih kepikiran dengan apa yang dikatakan papinya tentang menjadi pembicara di acara pertemuan dewan direksi dan segenap jajarannya. Meski hanya setengah jam, tetapi cukup membuat Andre gelisah. Dia sama sekali belum mempunyai gambaran tentang apa yang bakal dia obrolkan. Bahkan dia masih belum yakin akan kemampuannya menjadi pembicara di acara tersebut.Andre merasa tidak berbakat dengan sesuatu yang berhubungan keterampilan berbicara. Jika ada yang bisa dengan mudah membuat orang kagum dengan kemampuan menyampaikan kata, maka Andre kesulitan untuk urusan itu. Ia lebih memilih mengangkat pasir daripada harus menjadi pembicara.Saat mempresentasikan konsep itu, Andre merasa tertolong dengan materi yang sudah ia persiapkan. Dewan direksi sudah terlebih dulu tersihir dengan omelet, jadi Andre merasa tidak harus banyak berbicara untuk menjelaskannya. Meski sejatinya, Andre sudah bisa dikatakan mampu menyampaikan sesuatu ke orang lai

  • Betty da Jogja   Bab 27 : Sebuah Petunjuk

    SEBUAH PETUNJUKAndre semakin dongkol dengan Reno. Ia merasa Reno sudah di luar batas kewajaran dalam persaingan ini. Sampai-sampai memakai cara tidak benar. Menuduh, menghasut, menfitnah. Jangan-jangan, Reno juga sudah merencanakan sesuatu, demi memenuhi ambisinya. Begitu yang bermain di pikiran Andre. Namun ia bergegas menepis pikiran itu. Apa yang Reno lakukan bukan urusannya.Begitu Reno berlalu, Andre segera mengontak Anto untuk datang ke ruang kerjanya. Penasaran Andre sudah di ubun-ubun. Ia ingin segera mengetahui siapa pemilik notes itu. Makanya, begitu Anto mengetuk pintu, Andre segera mempersilakan masuk. Bahkan Andre sudah menunggu di sofa ruang kerjanya.“Maaf, Pak,” sapa Anto sewaktu melihat raut wajah Andre yang terlihat gelisah. Anto pun mengangguk, sebagai tanda penghormatan. Terang saja Anto menjadi ciut nyali mendapati perubahan raut muka Andre.“Silahkan duduk!”A

  • Betty da Jogja   Bab 28 : Satu Petunjuk Lagi

    SATU PETUNJUK LAGI Andre merebahkan tubuhnya di sofa ruang kerjanya. Dia sedang ingin istirahat sebentar. Penat di dalam pikirannya seperti menguras seluruh energinya. Rasa penasaran pada sosok pemilik notes merah jambu itu telah mengaduk pikirannya lebih dari dua minggu. Kalau saja dia tidak terlanjur menjiplak isi notes itu, tentu dia tidak akan sepenasaran itu. Bayangan ada satu sosok yang mencibir habis-habisan pada rubrik yang bakal diasuhnya, di tengah banyak orang yang mengaguminya, seperti menyayat perasaannya. Seharusnya Andre bangga mendapat ucapan selamat. Seharusnya Andre bahagia, eksistensinya mulai diperhitungkan sejak adanya omelet. Tapi kebahagiaan Andre belum sepenuhnya bisa dirasakan. Bahkan, ketika dia bertemu dengan orang-orang kantor yang memandang sinis padanya, perasaan terhakimi akan langsung menghinggapi. Andre merasa tertekan. Apalagi demi membayangka

Latest chapter

  • Betty da Jogja   Bab 65 : Jebakan

    JEBAKANKebahagiaan masih menyelimuti Andre. Baru kali ini ia merasakan bahagia selama menjalin hubungan dengan Arra. Ia merasa sedang dibutuhkan oleh Arra. Perubahan sikap Arra yang tetiba sangat perhatian, adalah anugerah baginya. Meski ia merasa sedikit heran, namun ia tidak begitu memikirkannya. Baginya, apa yang diraaskannya sekarang, melengkapi kebahagiannya dalam kesuksesan karirnya.Kedatangan Arra ke Jakarta yang ternyata tidak hanya sehari dua hari, seperti memanjakannya. Terang saja Andre sangat senang, karena untuk bisa membujuk Arra agar pulang ke Indonesia saja tidaklah gampang. Sering kali Andre mengemis demi bisa bertemu dengan Arra, namun sering pula dia harus kecewa.Tidak jarang Andre harus menelan patah hati ketika ia menyatakan kerinduannya pada Arra, harus bertepuk sebelah tangan. Bahkan, tidak jarang Arra melontarkan ancaman akan menyudahi hubungan, jika Andre masih saja menghubunginya tanpa alasan.Terkada

  • Betty da Jogja   Bab 64 : Konspirasi

    KONSIPIRASIReno makin tidak tenang setelah mendapati kabar kalau Andre memukau dalam acara di depan dewan direksi dan petinggi perusahaan. Menurut kabar yang dia dengar, kecemerlangan Andre juga karena didukung oleh keberadaan asistennya. Reno pantas tidak tenang, karena meski kemampuan dia masih di atas Andre, tapi dia tidak yakin kalau Andre tidak bakal mendapat suara yang signifikan. Bahkan, Reno semakin tidak yakin kalau dia bakal bisa mengalahkan Andre dengan kemenangan telak.Tadinya, harapan Reno sangat besar. Terlebih ia tahu jika Andre hanya jadi boneka pada proses pemilihan CEO tersebut. Semua orang juga sudah tahu seperti apa Andre. Makanya, Reno terlalu merisaukannya. Namun setelah Andre mendapatkan rubrik di majalah, kemudian dipercaya oleh beberapa dewan direksi, Reno mulai berubah pikiran.Belakangan ini pamor Andre sedang naik. Bisa jadi di kalangan pegawai, keberadaan Andre b

  • Betty da Jogja   Bab 63 : Jengah

    JENGAHMenul tergagap saat mendapati Arra melenggang masuk ke ruangan Andre. Dia mengurungkan niatnya untuk memberikan hasil pekerjaannya pada Andre. Sebelum kejadian di mana Menul mendapati Arra telah bermain belakang dengan Reno saja, Menul sudah tidak respek dengan Arra, apalagi setelah kejadian itu. Menul jadi makin tidak respek.Entah kenapa Menul tidak rela Arra menyakiti Andre. Bagi Menul, Andre itu tipikal laki-laki tidak banyak tingkah. Ia tidak banyak tuntutan. Setiap pekerjaan yang diberikan Andre pada Menul, tidak banyak yang diprotes. Meski ada kesalahan di sana sini, Andre menyampaikan itu, dengan kata “bagaiman kalau”. Bukan sementang-mentang marah, karena ia merasa menjadi atasan.Makanya, Menul ikut merasa sakit hati saat mendapati atasannya itu telah dikhianati cintanya oleh orang yang sangat disayanginya. Kalau saja punya kuasa, tentu ia akan segera memberi tahu Andre, sebelum berakibat pada karir Andre.Tapi sayang, Menul b

  • Betty da Jogja   Bab 62 : Secercah Harap

    SECERCAH HARAP“Gimana dengan Menul, Ra?”Delvi tergopoh menghampiri Arra, begitu dia melihat Arra muncul di kantor. Perasaannya sudah tidak karuan sejak Menul menjadi asisten Andre. Ia tentu tidak terima karena Menul, perempuan yang telah ia damprat habis-habisan harus naik kasta. Semenjak Menul jadi asisten Andre, kinerja Delvi sangat menurun. Ia jadi tidak bisa fokus. Pikirannya selalu tertuju pada perempuan itu.Membayangkan Menul menemani Andre menemui kolega, membuatnya uring-uringan. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Dulu, saat ia mendapat kabar jika Menul berada satu mobil dengan Andre saja darahnya sudah mendidih. Kini ia harus mendapati kenyataan yang membuatnya muak.Kalau saja tidak ada Arra, tentu ia sudah keluar dari kantor itu. Keberadaan Arra adalah harapan baginya. Ia ingin sekali bisa menyingkirkan Menul, perempuan tak tahu diuntung itu seperti mencabik-cabiknya.Delvi merasa harus kucing-kucinga

  • Betty da Jogja   Bab 61 : Semangat

    SEMANGATMenul diam terpaku dengan apa yang baru saja dilihatnya. Nafasnya berpacu, menandakan sesuatu sedang tidak baik-baik saja. Tentu saja ia tidak baik-baik saja, mendapati dua orang yang ia pernah sedikit kenal, berduaan. Bermain di belakang orang baik. Bahkan ia yakin keduanya memang sudah sering melakukannya.Kalau saja tidak ada hubungan dengan atasannya itu mungkin Menul tidak terlalu memusingkan. Namun dua orang itu ada kaitannya dengan Andre. Yang Menul tahu, Arra adalah orang yang tentu saja mendukung sepenuhnya pecalonan Andre sebagai CEO. Sedang Reno adalah orang yang menjadi rival Andre. Kebetulan keduanya tidak menyukai Menul, yang Menul sendiri tidak tahu alasannya.Berbagai pertanyaan datang silih berganti di pikiran Menul. Meski dia belum begitu pengalaman dengan urusan asmara, tapi Menul bisa melihat ketidakberesan yang diperlihatkan Arra dan Reno. Gandengan tangan itu. Pandangan mesra itu. Apalagi keduanya masuk dalam sa

  • Betty da Jogja   Bab 60 : Selingkuh

    SELINGKUHSudah hampir setengah jam Menul menunggu Pak Prasetyo di lobi hotel. Namun Menul tidak merasa terbebani, karena dia sudah mendapat kepastian kalau Pak Prasetyo masih ada acara. Lagian, Menul bukan tipikal gadis penggerutu, yang baru menunggu beberapa menit saja sudah uring-uringan. Menul sudah terbiasa menunggu. Apalagi setelah akrab dengan phonesell yang lebih canggih, maka menunggu menjadi keasikan tersendiri. Menul bisa mencoba banyak fitur yang belum sempat dia pelajari.Namun meski asik dengan phonesellnya, sesekali Menul menebar pandang. Bahkan ornamen hotel tidak lepas dari pandangannya karena Menul merasa harus merekam banyak hal yang dia jumpai. Menul ingat kata-kata seorang penulis fiksi ternama bahwa penggambaran sebuah tempat akan makin detail jika seseorang pernah berada di tempat yang sama. Deskripsinya akan lebih terasa sehingga penonton merasa terbawa dalam setingnya. Bakan seolah-olah

  • Betty da Jogja   Bab 59 : Misi Arra

    MISI ARRA“Beneran, itu asistenmu?”Arra langsung memberondong Andre dengan pertanyaan. Kalau saja dia tidak sedang ingin membangun Arra dirinya agar Andre makin sayang padanya, tentunya dia sudah mendamprat Menul saat dia menjumpainya di ruangan yang menurut Arra sangat tidak layak bagi Menul.Arra memandang tajam ke arah Andre. Sebenarnya ia bukan penasaran mengapa Andre memilih Menul, perempuan yang dari segi fisiknya jelas tidak masuk dalam kriteria sebagai asisten. Ia penasaran karena mendapat kabar dari Reno bahwa asisten Andre tidak bisa dipandang remeh.“Iya Beib. Kan aku sudah pernah bilang padamu kalau aku akan angkat seorang asisten?”“Tapi dengan tampang seperti itu?” ujar Arra bernada mencibir. Kalau saja ia tidak mendapat kabar jika asisten Andre itu telah berhasil membungkam dewan direksi. Bahkan telah mampu membuat Reno tidak berkutik, tentu ia tidak akan peduli. Bahkan A

  • Betty da Jogja   Bab 58 : Kepura-puraan

    KEPURA-PURAANPengalaman Menul makin berwarna. Mulai dari restoran mewah, perkantoran megah, hotel berbintang lima, dan banyak lagi. Meski tidak di setiap tempat Menul mendampingi Andre, tapi berada di antara orang-orang besar adalah anugerah tersendiri bagi Menul. Menjadi asisten dari orang yang sedang dipromosikan sebagai calon CEO, membuat dunia Menul menjadi begitu indah. Banyak sekali pengalaman berharga ia dapatkan.Menul tidak pernah membayangkan, jika dalam hidupnya ia akan mengalami hal yang bagi orang sepertinya seperti mustahil. Berada di tempat yang untuk orang sepertinya hanya sebuah mimpi. Bertemu dengan banyak orang dengan banyak karakter, membuatnya bisa mendapatkan banyak ide sehingga tulisan Menul pun bisa lebih berkembang. Cita rasanya juga makin bervariasi.Menul juga mulai mencoba menggeluti dunia fiksi. Imaginasi dan pengalaman hidupnya yang penuh warna, membuat Menul seperti menemukan media untuk menuangkannya. Lebih dari itu

  • Betty da Jogja   Bab 57 : Kekaguman Direktur

    KEKAGUMAN DIREKTURAndre segera mengajak Menul untuk makan siang di restoran langganannya, sebagai bentuk sukur sekaligus terima kasih pada Menul. Andre makin respek pada Menul. Sosok yang semula dia pilih menjadi asisten karena sebuah ketidaksengajaan, kini sosok itu telah menjawab kepercayaannya melebihi ekspektasinya. Andre merasa Menul adalah takdirnya untuk mencapai sesuatu yang semula tidak ia pandang penting dalam hidupnya. Tuhan telah menggerakkanya untuk menemukan notes itu, yang kemudian mengubah kehidupan Andre.Setelah apa yang terjadi baru saja, semangat Andre makin besar. Ia juga makin percaya diri, karena Menul telah mengajarkan padanya bahwa orang yang selama ini menduduki jabatan penting, bisa jadi bukan karena ia hebat, tetapi karena ia mendapatkan kesempatan. Siapa pun bisa menjadi hebat, ketika ia mendapatkan kesempatan dengan bakat dan minat yang ia miliki.Andre merasa sangat beruntung. Baru kali ini dia mendapati orang yang m

DMCA.com Protection Status