Beranda / Urban / Best Friend With Benefits / Best Friend With Benefits Part 87

Share

Best Friend With Benefits Part 87

Penulis: Kristiana0909
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-28 09:25:35

Shara hanya bisa diam saat Adam menuntunnya untuk menuju ke sofa santai ruang tengah rumah mereka. Bahkan saat Adam memintanya duduk pun Shara hanya bisa mengikutinya. Ia benar-benar seperti kerbau yang dicolok hidungnya, apa yang Adam perintahkan akan ia lakukan tanpa protes apalagi menolak sedikitpun.

Cupp....

Shara bisa merasakan sapuan bibir Adam di atas bibirnya yang begitu lembut dan tanpa lidah bermain di mana-mana. Bahkan Shara bisa melihat Adam yang menutup kedua matanya. Pemandangan wajah Adam yang ada di hadapannya ini benar-benar membuat Shara semakin bersyukurlah memiliki Adam di hidupnya. Bahkan ia kini ia sering berdoa agar kelak anak mereka memiliki fisik yang lebih banyak diwariskan oleh gen Adam. Hidung Adam yang mancung, dua lesung pipi dan bulu matanya yang lentik begitu sempurna bagi Shara. Belum lagi di tambah alis Adam yang tebal dan rambut hitamnya yang lurus.

Shara menggeram ketika ia merasakan tangan Adam sudah naik untuk merem

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 88

    Adam bangun dari tidurnya sore ini dengan badan terasa kaku-kaku. Saat ia melirik ke sebelah kiri, tampak di sana Shara yang masih tertidur dengan pulasnya setelah percintaan maraton mereka sejak pagi hingga siang hari tadi.Aktivitas tak terencana mereka telah sukses membuat Shara maupun Adam melupakan pekerjaan mereka di kantor. Persetan dengan deadline pekerjaan yang menumpuk, yang pasti kini Adam tau bahwa ia tidak akan bisa berhenti menyentuh Shara setiap hari. Dirinya yang masih sangat amatir terasa hijau tatkala Shara sudah terbawa gairah. Bahkan Adam hanya bisa pasrah saat Shara sudah mengambil kendali atas dirinya. Setiap gerakan, bahkan goyangan Shara ketika mendominasi dirinya benar-benar membuatnya ketagihan dan kelimpungan di buatnya. Shara benar-benar pecinta sejati, bahkan mereka melakukannya di setiap sudut rumah ini mulai ruang keluarga, dapur, bahkan di kamar.Tidak ingin membangunkan Shara, Adam bangkit berdiri dari ranjang dan menuju ke kam

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-29
  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 89

    Untuk pertama kalinya di hidup Shara setelah ia menikah dengan Adam, ini adalah hal yang membuatnya merasa ketakutan tanpa sebab yang jelas. Bagaimana tidak, kini dirinya dan Adam sedang menunggu antrian untuk masuk ke ruang praktek Dokter Robert. Sebagai wanita, perasaan takut seperti ini mungkin akan dirasakan apalagi jika mereka mengunjungi klinik infertilitas seperti ini. Takut bahwa dirinya bermasalah sangat besar muncul di dalam diri Shara saat ini."Nyet?""Hmm.""Aku takut, Nyet.""Tenang aja, si Robert udah disuntik anti rabies. Jadi kalo gigit nggak akan berbahaya."Bugg...Shara menepuk paha Adam yang sukses membuat Adam mengaduh. Satu jam mereka berdua menunggu di ruang tunggu ini hingga akhirnya nama Shara dipanggil oleh seorang perawat untuk masuk ke ruang praktek dokter. "Ibu Akshara Blanca Tanarya, silahkan masuk ke ruangan dokter Robert."Adam dan Shara lalu bangkit berdiri dan s

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-30
  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 90

    Melihat Robert yang hanya diam saja, Adam memilih bangkit dari kursi yang ia duduki dan melangkahkan kakinya mendekati sisi ranjang di mana Shara sedang melakukan USG transvaginal. Robert yang melihat Adam sudah ada di dekat Shara hanya bisa menelan salivanya. Ia memperhatikan wajah Adam dan Shara satu per satu. Kini Robert hanya berharap Adam dan Shara akan cukup kuat saat mendengar informasi dari dirinya ini. "Dok, gimana kondisi istri saya?""Bapak dan ibu bisa melihat ke layar monitor. Ini bagian yang saya tunjuk adalah mioma uteri yang ukurannya cukup besar hampir 20 centimeter."Satu detik....Dua detik....Tiga detik....Baik Shara maupun Adam hanya bisa diam dan terpaku pada layar monitor besar yang terpajang di dinding ruangan ini. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir Adam maupun Shara. Yang ada justru setetes air mata yang keluar membasahi pipi Shara. Cepat-cepat Shara menghapusnya menggunakan jari jemari len

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 91

    Sejak tadi Adam memilih memperhatikan Shara yang duduk diam di dekat jendela sambil melihat rintik hujan di luar jendela rumah mereka. Adam masih memilih diam karena ia pun juga sedang mencoba menerima kenyataan yang kini menampar mereka dengan telak. Tak banyak kata yang keluar dari bibir Shara selain kata maaf dan maaf yang terus Shara ucapkan kepada Adam. Sejak Shara mengatakan permintaan maafnya di dalam mobil sepulang mereka dari rumah sakit, Adam memilih untuk tidak menjawab sama sekali awalnya namun Shara yang terus meminta maaf kepadanya membuat Adam cukup muak dan akhirnya Adam membuka mulutnya dan mengatakan jika Shara tak perlu meminta maaf karena ini bukan salahnya. Semua yang terjadi ini adalah salah satu cobaan yang harus mereka hadapi bersama. Adam sudah mencoba mengatakan ini semua kepada Shara namun Shara masih tetap menyalahkan dirinya. Kini Adam memilih untuk melangkahkan kakinya menuju ke arah Shara dan ia baru berhenti berjalan saat

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-01
  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 92

    Hakcin....Hakcin....Hakcin....Shara berkali kali mengusap hidungnya yang mulai mengeluarkan ingus. Ini semua karena tingkah absurd suaminya yang mengajaknya untuk berhujan-hujanan. Tubuhnya yang sedang tidak fit dan justru diajak Adam nyebur ke kolam renang membuatnya demam.Kini sambil duduk memandang langit di luar jendela kamarnya, Shara berpikir keras atas permintaan Adam kepadanya tadi. Tinggal di Jerman? Bukan sesuatu yang buruk sebenarnya untuk dicoba namun bagiamana jika usaha mereka tetap sia-sia belaka? Rasanya hal itu yang justru Shara takutkan. Ceklek....Adam membuka pintu kamar sambil membawa sebuah baki berisi camilan dan coklat hangat untuk dirinya dan Shara. Setelah masuk ke kamar, Adam segera melangkahkan kakinya mendekati Shara. Saat sudah berada di dekat istrinya, Adam menaruh baki kecil itu di meja lalu berdiri di belakang Shara. Ia angkat tangan kanannya dan ia taruh di atas kening Shara. Demam, itu yang Adam rasakan saat ini. Ia baru akan mengangkat tanganny

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 93

    Siang hari ini semua keluarga Raharja berkumpul di ruang perawatan Angi. Sesuai yang Shara bayangkan dan pikirkan sejak semalam akhirnya terjadi saat ini. Keluarga Adam mulai menanyakan tentang "kabar"dirinya dan Adam."Shar, gimana sudah dapat garis dua belum?" Tanya sang Mama mertua yang hanya bisa Shara balas dengan senyuman dan gelengan kepala."Coba program aja sama si Robert. Mumpung dia belum berangkat ke Afrika."Shara hanya bisa tersenyum dengan kikuk dan menganggukkan kepalanya. Ia tak memiliki kata-kata yang pantas untuk diucapkan. Andai keluarga Adam mengetahui kondisinya yang sebenarnya. Bisa-bisa mereka meminta Adam untuk menambah istri lagi atau mungkin menceraikan dirinya karena mungkin ia dianggap tidak akan mampu memberikan keturunan."Aku sama Shara mau pindah ke Jerman, Ma."Perkataan Adam sukses membuat mata semua orang tertuju kepadanya. Bahkan Shara langsung membelalakkan matanya. Ia hanya mampu menelan salivanya. Sepertinya tatapan galaknya tetap tidak membuat

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 94

    Adam melirik Shara yang sedang duduk disampingnya dengan sudut matanya. Sejak mereka meninggalkan parkiran rumah sakit sepuluh menit yang lalu, tidak sepatah katapun yang keluar dari bibir Shara. Karena sudah lama mengenal Shara di hidupnya, Adam tahu jika Shara sedang memiliki beban pikiran yang begitu berat. Wajah Shara tidak bisa berbohong dan Adam sangat tahu apa yang kemungkinan sedang Shara pikirkan serta rasakan kali ini. "Bi?" Panggil Adam pelan yang membuat Shara menoleh untuk menatap suaminya sekilas. "Ya?""Aku enggak akan maksa kamu untuk buru-buru pindah ke Jerman. Kamu pikirkan saja dulu baik-baik. Nanti setelah itu baru kamu kasih keputusan. Kamu setuju atau tidak kita pindah ke sana?"Shara tersenyum kecil dan ia menggelengkan kepalanya. "Enggak, Nyet. Aku setuju kita ke Jerman secepatnya."Mendengar perkataan Shara, Adam langsung meminggirkan mobilnya di tepi jalan. Setelah Adam berhasil menepikan mobilnya, ia menoleh untuk menghadap Shara. Ia tatap Shara lekat-lekat

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-19
  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 95

    Setelah menempuh perjalanan sekitar 40 menit menembus kemacetan jalan Laksda Adisucipto, hingga jalan Sudirman dan berakhir di kantornya yang ada di daerah jalan Magelang, Shara akhirnya bisa duduk dengan tenang. Setiap hari kerja seperti inilah hal yang terus membuat Shara lelah. Di sini tidak mungkin ia akan menggunakan transportasi publik, pol mentok mungkin Abang ojek online yang akan siap mengantar jemputnya jika malas berkendara sendiri. Kantornya dan kantor Adam berlawanan arah sehingga ia tidak mau membuat suaminya itu harus berkendara bolak balik hanya untuk mengantar jemput dirinya. Alasan-alasan ini juga yang membuatnya yakin untuk merasakan kehidupan di Jerman yang menurut Angi dan Joe memiliki sistem transportasi yang cukup bagus daripada di negara ini. Tidak ada subsidi BBM di sana, namun semua warga bisa menikmati fasilitas subsidi harga tiket kendaraan umum. Ini semua terbukti mengurangi angka kemacetan serta mengurangi polusi udara di Jerman. Seharusnya pemerintah ne

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-19

Bab terbaru

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 120

    Setelah mengatar Galen dan Edel ke sekolah mereka, pagi ini Juna dan Nada segera menuju ke rumah Adam yang berada di daerah Kalasan. Jangan tanya bagaimana padatnya lampu merah pagi ini karena tentu saja di jam-jam orang berangkat kerja seperti ini jalan Laksda Adisucipto cukup membuat banyak orang tiba-tiba cosplay menjadi Valentino Rossi."Kalo bukan karena kamu yang ngajakin aku, Nad, mending aku ke kantor dan kerja aja. Kerjaanku numpuk ini.""Kemarin kita sudah menuruti keinginan Adam buat enggak ditengok, karena itu kita ngikutin kemauan Tiara buat bikin acara penyambutan di rumahnya si Monyet.""Memang siapa yang punya kunci rumahnya?""Aku," kata Nada sambil memamerkan kunci rumah Adam di depan wajah suaminya yang kini sedang berada di balik kemudi mobil.Juna menggelengkan kepalanya melihat kunci rumah Adam yang memiliki gantungan boneka Pucca itu. Melihat reaksi Juna, Nada menarik kunci itu dan memasukkan kembali ke dalam tasnya. Obrolan khas suami istri terjadi di dalam mob

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 119

    Adam baru bisa bernapas dengan lega kala Mamanya pamit untuk ke kantor, namun sepertinya rasa lega yang ia rasakan terlalu cepat berakhir karena handphonenya sudah penuh dengan hujatan dari saudara-saudaranya.Nada : Nyet... sebenarnya lo anggap kita di group ini apa? Bisa-bisanya lo enggak kasih kabar kalo Mbak Shara opname di rumah sakit.Luna : Shara opname?Nada : Iya, Mbak. Gue dikasih tahu Mama soalnya Mama ijin berangkat siang hari ini karena mau jenguk Mbak Shara dulu.Ruben : Bagus.... si Monyet minta didepak dari dari group ini secara terang-terangan.Juna : Gimana bisa kita depak dia, Ben... dia kan admin group-nya :DCaramel : Oh... begitu ya mainnya sekarang, mas Adam? Kalo ada apa-apa enggak pernah kasih tahu keluarga. Awas aja kalo bininya sampai mikir keluarga lakinya cuek-cuek dan enggak ada yang perhatian.Adam yang membaca pesan di group whatsapp itu hanya bisa menghela napas panjang. Niat hati ingin merahasiakan semua ini agar Shara bisa beristirahat dengan nyaman

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 118

    Shara memilih memfokuskan pandangannya pada layar handphone miliknya sejak Sony dan Ayu masuk ke ruangan ini. Apalagi dokter Merry baru saja melakukan kunjungan dan menerangkan kondisinya secara detail saat ini kepada Adam berbonus kepada Sony serta Ayu. Tentu saja Sony dan Ayu menanyakan kondisi Shara saat ini secara detail kepada dokter Merry melebihi pertanyaan-pertanyaan yang Adam berikan. "Selalu saja begitu kamu itu, Shar. Apa sih susahnya menahan diri? Toh kalian ini sudah lama 'kan mengharapkan kehadiran momongan.""Mama kaya enggak pernah ditinggal lama sama Papa terus ketemu lagi. Bisa coba dibayangkan gimana 'kan rasanya."Jika tidak ingat ini di rumah sakit, Ayu pasti sudah mengomeli Shara tiada henti. Sayangnya Sony sudah meminta istrinya itu untuk diam dan tidak meneruskan perdebatan ini. Suara ketukan di pintu ruangan Shara dirawat ini membuat Adam segera berdiri dan berjalan untuk membukanya. Tidak mungkin perawat karena jika perawat pasti setelah mengetuk pintu akan

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 117

    "Sebagai tindakan preventifnya, saya sarankan ibu Shara untuk bedrest selama beberapa hari di rumah sakit."Mendengar ucapan dokter Merry ini, Adam tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Bagaimana bisa Shara merahasiakan semuanya ini dari dirinya sejak pagi sampai siang. Untung saja saat ini dirinya menemani Shara ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya jika tidak entah apa yang akan terjadi. Bisa-bisa Shara tetap akan menyembunyikan keadaannya dengan mengatakan akan menginap di rumah orangtuanya selama beberapa hari. "Baik, Dok."Ucapan Shara yang terdengar pasrah ini membuat Adam menoleh. Andai tidak ada dokter Merry di hadapannya, Adam mungkin akan memarahi Shara secara habis-habis. Sudah menjadi kesepakatan mereka untuk selalu terbuka dalam hal apapun namun Shara memilih menyembunyikannya. Kini saat dokter Merry meminta Adam dan Shara mengurus semua bekas yang diperlukan untuk melakukan rawat inap, segera saja mereka berdua keluar dari ruang praktek dokter Merry. Samb

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 116

    Terik sinar matahari yang menyapa kedua mata Adam membuatnya segera menggunakan kacamata hitamnya. Ia baru saja sampai di Yogyakarta Internasional Airports dan langsung menuju ke parkiran karena Nada sudah menjemputnya di sana. Sengaja Adam tidak memberitahukan kepada Shara tentang detail jadwal penerbangannya dari Berlin ke Jakarta. Ia bahkan sempat menginap selama semalam di Jakarta terlebih dahulu sebelum pulang ke Jogja.Begitu Adam sudah masuk ke sisi penumpang depan, Nada langsung tancap gas untuk keluar dari parkiran bandara."Gimana, Nyet kabar lo?""Seperti yang lo lihat.""Baguslah, sepertinya lo sehat.""Haruslah, Nad. Makanya gue nginep di Jakarta dulu semalam biar jetlag gue hilang. Biar waktu balik ke sini, gue bisa langsung lovey dovey-an sama Babi."Mendengar perkataan Adam ini, Nada menjadi teringat kejadian ketika ia berada di PGS kemarin. Meskipun ia sudah berjanji kepada Shara untuk tidak membocorkan masalah ini kepada Adam, namun entah kenapa ia merasa resah. Peng

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 115

    Malam ini Adam duduk di kursi dapur yang ada di rumah Angi. Sengaja malam ini dirinya datang ke sini setelah mendapatkan kabar jika keluarga Joe sudah kembali ke Berlin setelah liburan keluarga yang mereka lalui."Tumben lo diam, Nyet?" Tanya Angi sambil membawakan minuman untuk Adam yang sudah datang sejak tadi ke rumahnya untuk bertemu Joe. Baru setelah urusan Adam dan Joe selesai di ruang kerja, Adam menuju ke dapur dan menunggu Angi selesai menidurkan Bathara di sana."Lo maunya gue tanyain apa?""Biasanya lo paling enggak bisa lihat orang pulang liburan tapi enggak bawa oleh-oleh.""Itu dulu. Sekarang sejak Shara hamil, gue akan pelan-pelan merubah sifat sampah gue. Ya meskipun enggak bisa seratus persen karena itu bawaan orok, tapi seenggaknya gue kurangin."Angi yang kini duduk di samping Adam hanya bisa menatap sepupunya itu dengan tatapan sedih. Ia belum siap kehilangan sosok gila Adam yang sudah menemaninya sejak kecil dengan segala tingkah nyentriknya. Mungkin saja tanpa ke

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 114

    Seminggu setelah kepulangannya ke Indonesia, Shara akhirnya diselimuti rasa bosan. Aktivitasnya hanya berenang, yoga dan nonton TV seharian. Rasanya ia benar-benar membutuhkan pekerjaan untuk membuat otaknya tidak tumpul. Meksipun Adam tidak melarangnya utnuk bekerja, namun Adam tidak mengizinkannya untuk bekerja di kantor lagi yang mengharuskan ia naik turun tangga apalagi menyetir cukup jauh. Sejak tiga hari yang lalu bahkan Shara harus pindah kamar ke kamar tamu yang ada di lantai satu daripada setiap ia bertelepon ria dengan Adam, Adam terus menerus membahas hal ini.Selama seminggu ini juga Askara selalu menemaninya setiap malam di rumah. Kedua orangtuanya juga sudah dua kali datang menjenguknya, begitupula dengan mertuanya.Suara bel pintu rumah yang berbunyi membuat Shara segera berdiri dan berjalan ke arah depan. Sebelum membukanya, Shara mengintip dari jendela. Shara terkejut melihat Galen dan Edel ada di teras rumahnya bersama kedua orangtuanya.Apa Nada sama Juna enggak ker

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 113

    Sejak Shara memberitahukan tentang kabar kehamilannya kemarin melalui sambungan telepon dan rencananya untuk pulang ke Indonesia bersama mertuanya, Ayu dan Sonny semakin tidak sabar menanti kepulangan anak perempuannya itu. Mereka tidak menyangka jika Tuhan sebaik ini kepada keluarga mereka. Shara akhirnya hamil secara alami. Ini benar-bensr mukjizat bagi keluarga mereka. Apalagi mengingat masalah rahim yang dialami Shara kemarin hingga ia harus berobat ke Jerman. "Pa, kita jemput Shara ke Bandara, yuk?" "Papa maunya gitu, tapi enggak bisa, Ma. Soalnya jadwalnya bentrok sama waktu operasi.""Hmm.... Ya sudah, Pa. Tapi kalo Mama ajak Shara tinggal di sini aja selama Adam belum balik ke Indonesia, Papa setuju enggak?""Setuju aja, Ma tapi apa Gendhis sama Suryawan enggak akan iri kalo Shara ikut kita?""Ya harusnya enggak, Pa. Bagaimanapun juga lebih enak ikut orangtua sendiri daripada ikut mertua. Di sisi lain kita ini 'kan dokter, jadi kalo Shara ada keluhan tentang kesehatannya, ki

  • Best Friend With Benefits    Best Friend with Benefits Part 112

    Sepi. Itulah hal pertama yang Adam temui ketika ia masuk ke rumah yang ia tinggali bersama Shara selama ini. Tidak ia sangka jika kehadiran Shara lebih dari setahun belakangan ini membuat hidupnya lebih berwarna. Tanpa Shara di rumah ini, suasananya menjadi seperti kuburan. Mengingat ia baru saja datang dari bandara, Adam segera menuju ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Selesai melakukan semua itu, ia memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas ranjang tempat tidur. Sebelum ia lupa, Adam segera mengambil handphonenya yang ada di atas meja dekat ranjang lalu mengirimkan pesan kepada istrinya. Adam : Bi, aku sudah sampai di rumah. Sekarang aku mau tidur dulu. Nanti kalo sudah bangun, aku telepon ya? Selesai mengetikkan semua itu, Adam menyenggol tombol send di handphone miliknya. Memgingat lelah setelah perjalanan, Adam langsung memejamkan matanya dan berharap esok hari dirinya sudah memiliki cukup kekuatan untuk menyelesaikan pekerjaannya. ***Shara yang baru saja membaca pesan dari

DMCA.com Protection Status