"Tuan Briant?" Terra berjalan cepat dengan kaki pincangnya untuk memeluk Briant dan menangis cukup kuat. Briant terdiam sebentar, dia menggerakkan tangannya bersiap untuk mengusap kepala Terra. Tapi, belum sempat dia lakukan matanya sudah melihat sosok yang tidak asing untuknya. Deferla? Deferla
Deferla membuka pintu apartemen, dan begitu dia masuk kedalam, Briant langsung memeluknya erat-erat. "Kau dari mana saja? Aku mencarimu sejak tadi, Kenapa kau juga tidak mengangkat teleponku?" Briant mengendurkan pelukannya, memegang kedua bahu Deferla dan menatap untuk mencari tahu adakah luka lai
"Tuan Briant?" Sapa Terra saat mereka tak sengaja bertemu di restauran tempat Briant dan Deferla menikmati makan malamnya. Briant memaksakan senyumnya, disana juga ada Ibunya Terra yang kini tersenyum ramah kepada Briant, tapi sengaja tidak melihat kearah Deferla sama sekali. "Ah, Bibi?" Briant ba
Deferla melepaskan tangannya yang sejak tadi memeluk lengan Briant begitu dia keluar dari restauran. Deferla sudah tidak ingin berpura-pura mesra lagi dengan Briant, toh Terra juga tidak akan bisa melihatnya lagi kan?Briant tersentak, dia menatap istrinya yang justru tersenyum seolah apa yang di la
Tiga hari kemudian. Deferla menghela nafasnya setelah keluar dari rumah mertuanya. Ibunya Briant sudah menjalani operasi usus buntu dua hari yang lalu, dan sore ini dia di antar untuk pulang ke rumah karena bosan berada di rumah sakit. Perawat akan datang setiap harinya untuk memeriksa, jadi dia be
Deferla menghela nafasnya setelah melihat notifikasi pesan dan panggilan terlewatkan di ponselnya. Sejak tadi, Briant terus menghubunginya, dan mengirimkan banyak sekali pesan kepada Deferla. Sekarang sudah pukul 11 malam, tapi Deferla masih belum ingin pulang. Sekarang, dia sedang duduk di taman
"Terra, maafkan aku karena aku tidak bisa mengantarmu pulang. Aku tidak ingin menimbulkan kesalahpahaman lagi," Ucap Briant lalu meninggalkan Terra disana. Terra tersenyum tipis, perginya Ibu Silvia sudah cukup melegakan untuknya. Sekarang, tidak masalah kalau Briant tidak bisa mengantar pulang kar
Deferla terbangun dari tidurnya, perlahan bangkit dari posisinya sembari menahan rasa nyeri pada seluruh tubuhnya. Briant benar-benar seperti kesetanan semalam, dia hampir tidak berhenti dan terus melakukannya beberapa kali. Sebenarnya, Deferla benar-benar ingin menangis, bereteriak sekuat tenaga s
Wendy benar-benar terkejut. Panti asuhan? walaupun tempat itu adalah sebuah tempat yang tidak dia ketahui, tetapi jika dia harus tinggal jauh dari ibunya, Tentu saja itu bukanlah tempat yang nyaman bukan? Wendy menatap kedua bola mata ibunya dengan tatapan memohon sembari menggelengkan kepalanya lal
"Ahhhh!" Pekik Wendy yang ketakutan karena melihat Felli dan juga Wiliam saling mencoba untuk menyakiti satu sama lain. Felli sudah berhasil melukai Wiliam karena Wiliam tak memiliki kesiapan saat Wendy tiba-tiba saja menyerang dengan pisau dan menikam dadanya. plak! Wiliam menampar wajah Felli k
Wiliam, pria itu sengaja mendekati Felli saat dia menjadi istrinya Jordan. Dengan segala upaya dan juga rayuan-rayuan mautnya, pada akhirnya William dapat meluluhkan hati Felli dan perlahan-lahan membuat wanita itu tak dapat mengendalikan perasaannya hingga akal sehatnya menjadi seakan mati. Felli t
Jordan mengeraskan rahangnya Setelah dia mengetahui sebuah kebenaran yang sangat membuatnya terkejut sekali. Photo Felli, bersama dengan sepupu Jordan, anak tunggal dari adik Ibunya Jordan. Wajahnya agak mirip dengan Jordan, dan itu membuat kemungkinan besar yang menyatakan bahwa Wendy sebenarnya ad
Felli tersenyum, mencoba untuk memasang mimik wajah yang terlihat ramah dan juga hangat. Saat itu, Felli bersama dengan Wendy tengah mendatangi rumah Ibunya Jordan dengan alasan bahwa, Wendy ingin mengunjungi neneknya karena sudah beberapa Minggu tidak bertemu. "Maafkan kedatangan kami yang benar-b
Jordan meminta bantuan dari orang yang dia kenal sebagai detektif yang terkenal. Memang benar bayarannya cukup mahal, tapi hanya dengan cara itulah Jordan bisa mencari tahu lebih banyak tentang Felli. Juga, bagaimana tentang DNA tes mereka dan memastikan benar hasil tes itu benar-benar asli atau ada
Seperti yang sudah diperintahkan oleh Jordan, pada akhirnya, Wendy bergabung di setiap sarapan, makan siang, juga makan malam. Felli juga mau tidak mau hanya bisa mengikuti Wendy untuk ikut makan disana. Selama berada di meja makan, Felli beberapa kali melihat ke arah Wendy dengan tatapan matanya y
"Sebenarnya, Apa yang kau lakukan sampai anakku keluar dari kamar dan dia pingsan, tapi kau tidak tahu sama sekali dan asik tidur dengan nyenyak?!" Tanya Jordan kesal kepada Felli. Saat Jordan bereteriak meminta Jeceline untuk menghubungi ambulans, di saat itulah Felli baru saja terbangun dengan se
Felli kembali ke rumah dengan rasa lelah yang begitu dirasa oleh tubuhnya. Yah, seharian dia pergi meninggalkan Wendy untuk memuaskan hasratnya dalam mengejar kenikmatan dan akhirnya mendapatkan kepuasan meski lelah begitu terasa. Akhirnya, setelah satu Minggu lebih dia menahan diri, akhirnya dia b