Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas)LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa)***Alecas duduk di depan meja rias, meratakan foundation di wajah Lucas. Gadis itu sibuk merias diri menggunakan alat make up yang sudah diberikan LuXa padanya.Betapa senangnya Alecas merias diri meski kini jiwa Alexa berada di dalam tubuh Lucas William. Dia tidak peduli jika nantinya Lucas marah karena wajahnya di dandani.Sesekali Alecas juga ingin mengerjai Lucas William, jangan pikir karena dia memberinya hadiah, Alecas bisa langsung memaafkan tindakannya semalam.Lucas William memiliki wajah tampan, setiap lekukan wajahnya tegas dan keadaan kulit yang mulus bersih sehingga memudahkan Alecas untuk merias seluruh wajahnya.Sambil bersenandung riang Alecas mengukir alis, tidak lupa menggunakan bulu mata beberapa lapis dan bibir yang terpoles lipstick merah sensual.Alecas berdecak kagum gadis itu berdiri dengan centil melupakan setiap otot di tubuh Lucas William yang kekar.Sementara itu, LuXa mulai terbang
Kemarahan Lucas mendadak hilang..Tanpa sadar Lucas menelan salivanya dengan susah payah, melihat tubuh Alexa terlihat bersinar di antara cahaya matahari, bayangan tubuhnya yang indah dengan wajah polos ketakutannya membuat gairah Lucas terbakar.“Sial,” geram Lucas marah. Lucas kembali menarik pinggang Alexa dan mencium bibirnya dengan rakus.Alexa terkesiap, mendorong dada Lucas dengan lemah saat pria itu berhasil mendorong tubuhnya ke ranjang tanpa melepaskan ciumannya.“Lucas... lepas kan aku..” Alexa mengeliat tak berdaya, tangannya terpenjara di genggaman Lucas.Lucas tidak bergeming, justru dia mengoyak pakaian Alexa dan menurunkan ciumannya ke leher dan menggigit bahu Alexa, tangannya meremas dadanya dan mulutnya bermain di dada satunya lagi.Alexa terbelalak, seluruh permukaan kulitnya terkesiap merinding merespon sentuhan Lucas yang tidak seperti biasanya. Bibir Alexa sedikit terbuka, bernapas dengan kasar dan berat begitu merasakan Lucas menghisap keras puncak dadanya.Luc
“Selamat pagi Tuan” Shwan membungkuk memberi hormat. “Dua jam lagi, Anda ada pertemuan dengan Muhammed Husain. Setelah itu jadwal Anda kosong.”Lucas melirik Shwan dengan malas, dia menalikan tali sepatunya lebih kuat dan berdiri. “Siapkan berkasnya. Aku harus ke gym dulu,” ucapnya ketus.Shwan mengangguk samar, pria itu terlihat masih tidak nyaman usai keributan yang terjadi tadi pagi. Wajah Lucas yang berubah karena lapisan make up terus terbayang-bayang di kepala Shwan sampai membuat bulu kuduknya merinding.Keributan tadi siang berhasil mencuri perhatian semua orang dan Lee Yeung Kin bersama Agam mulai menyebarkan rumor jika Lucas berkepribadian ganda hingga mempertanyakan orientasi seksualnya.Lambat laun mungkin berita ini juga akan sampai ke telinga kakek Lucas, bisa-bisa Lucas akan di interogasi.“Anu, Tuan,” panggil Shwan ragu.“Ada apa?”“Saya tidak mau bermaksud menggurui Anda, saya hanya menyarankan, alangkah baiknya Anda sedikit lembut kepada nona Alexa. Nona Alexa terlih
Alexa memutar tubuhnya beberapa kali di depan cermin, memastikan penampilannya sudah sempurna, setelah puas dengan penampilannya, dia segera mengambil tas dan pergi keluar dari kamarnya. Alexa perlu membeli pakaian untuk hari besarnya besok menyambut acara wisudanya.“Nona,” Shwan tersenyum sopan begitu melihat Alexa yang keluar dari kamarnya. Shwan meletakan berkas yang sempat di bacanya di atas meja, dia mendekati Alexa yang tersenyum lebar. “Anda mau pergi?” tanyanya dengan sopan.Alexa mengangguk antusias “Aku mau memesan pakaian, besok aku wisuda.”“Selamat atas keberhasilan Anda, Nona,” Shwan mengulurkan tangannya memberi selamat, dengan senang hati Alexa menerimanya dengan malu.Alexa malu karena dibalik kesuksesannya yang bisa lulus ada bantuan Lucas yang cekatan dan cerdas, selama tubuh mereka tertukar, Lucas banyak membantu Alexa, bahkan ketika dihari dia sidang.Justru Alexa terkapar dalam tubuh Lucas dan panik setengah mati sampai melupakan segalanya. Sangat beruntung Luca
“Kenapa kau membiarkan Alexa pergi sendirian?” Tanya Caroline dengan tatapan tajam khasnya, Lucas hanya mendesah frustasi.Lucas memiliki pekerjaan lain, lagipula Alexa sudah dewasa dan Lucas sudah meminta pengawal untuk menjaganya agar Alexa tidak bertemu dengan mantan kekasihnya. Lucas tahu dia sudah tertarik kepada Alexa, namun itu bukan berarti dia harus mengekangnya seperti orang gila.Alexa membutuhkan kebebasan dan privasi sendiri, Lucas bisa merasakan seberapa menyebalkannya jika hidup tanpa memiliki privasi sendiri.“Selama kami tidak berkunjung, sudah banyak berita miring menyebar tentangmu yang terdengar. Jangan pernah mengulanginya, jika tidak kakekmu mengintrogasimu secara khusus,” nasihat William terdengar serius memperingatkan.“Sejak kapan aku membuat masalah?” tanya balik Lucas.“Tidak mungkin air keruh tanpa dinodai. Berita tentang kau kini menjadi gay menyebar luas, ada banyak orang yang melihatmu berdandan menjijikan, itu bukan sekali dua kali, namun banyak, orang
“Itu.. itu tidak mungkin Tuan,” Alexa menggaruk pipinya yang tidak gatal.“Kenapa sayang? Bukankah kalian sudah bersama cukup lama? Itu tidaklah sulit. Kalian sangatlah coco,” Caroline memelas sedih.Alexa mengerucutkan bibirnya seketika, dia melirik Lucas sejenak. “Anu, mmh... kejantanan Lucas sangat besar, saya pikir miliknya tidak cukup di dalam emmh... milik saya.”Uhuk uhukWilliam terbatuk-batuk menyemburkan minumnannya seketika, Caroline menjatuhkan sendoknya ke lantai, sementara Lucas mengangga dengan wajah merah semerah-merahnya. Alexa hanya tersenyum polos tanpa dosa.William berdiri terhuyung menepuk-nepuk dadanya dengan kencang karena tersedak.“Aku butuh udara segar,” ucap William sebelum pergi terburu-buru, menutupi wajahnya yang merah malu mendengarkan jawaban tidak terduga Alexa.Caroline segera mengambil tasnya juga, “Kami akan keluar sebentar. Nanti kita bicarakan lagi masalah ini bersama-sama,” Caroline ikut beranjak dan berlari pergi keluar dari ruangan makan, meni
Alexa menjauhkan wajahnya menghentikan ciuman singkatnya dengan Lucas, belum sempat Alexa menarik napasnya, Lucas sudah menarik pinggang Alexa dan menyeret tubuh gadis itu untuk berada di pangkuannya.Suara napas kasar yang bersahutan terdengar, pelukan Lucas menguat, menahan Alexa agar tidak pergi kemanapun dari pangkuannya.Dalam seperkian detik, wajah Alexa langsung merah merona, dia merasakan sesuatu yang keras menusuk miliknya di balik celana.“Lucas, kenapa kau sering tegang? Apa kau sakit?” Alexa menggerakan pinggulnya tidak nyaman, Lucas menyambutnya dengan erangan kasar.“Apa kau sepolos itu Alexa?” tanya Lucas dengan napas yang kasar.“Apa maksudmu?”“Aku begini karena kau Alexa, kau yang telah melakukannya,” tuduh Lucas yang membuat Alexa tidak mengerti.“Kupikir karena kau memang mesum,” jawab Alexa spontan.Lucas mendengus kesal, dia tidak menyangkal tuduhan kecil Alexa karena pada kenyataannya, Lucas sering kali dihinggapi oleh pikiran kotor yang tidak bermoral.Meskipun
“Tunggu!” Teriak Lucas menggema, dia terbangun dari semua mimpi buruknya. Dengan napas tersenggal dan wajah berpeluh keringat, pandangannya mengedar waspada, dan di lihatnya sosok Alexa yang masih tertidur di sampingnya.Lucas membuang napasnya dengan kasar, merasakan ketegangan yang sangat nyata.Alis Lucas mengerut heran, merasakan tangannya yang menggenggam sesuatu dibalik selimut. Begitu Lucas mengangat kedua tangannya, pupil mata Lucas melebar, wajahnya pucat pasi tidak dapat menutupi keterkejutannya melihat sebuah belati di tangan kanannya dan sebuah botol kecil berisi beberapa tetes darah terlihat bercahaya berada di tangan kirinya.“Tidak mungkin” lirihnya dalam ketidak percayaan.Lucas tidak percaya jika ternyata apa yang terjadi di dalam mimpinya memang bukan hanya sebatas bunga tidur semata. Dan kini mimpi itu mengancam dirinya untuk mengambil keputusan.Lucas terbangun dan bergerak ke tepi mencoba untuk menetralkan ketegangannya. Dia harus berpikir tenang, sekilas dia meli
Suara roda ranjang yang dorong berderak melewati setiap lorong rumah sakit, genggaman tangan Lucas mengerat memandangan Alexa yang terbaring kesakitan.Seorang dokter menahan langkah Lucas yang akan ikut memasuki ruangan bersalin, "Maaf Tuan, silahkan tunggu."“Aku ingin menemani isteriku, dia membutuhkan aku!” Geram Lucas tidak suka dengan siapapun yang mengahalangi keinginannya.“Anda ikuti prosedurnya, dengan begitu semuanya akan berjalan lebih cepat,” ucap dokter tersebut masih dengan ketanangan.“Tuan, sebaiknya ikuti apa yang di katakan Dokter. Biar Nyonya Alexa lebih cepat di tangani,” usul Shwan mengusap bahu Lucas agar tuannya bisa lebih tenang.Kemarahan Lucas sedikit berkurang, dengan terpaksa dia mundur dan memberi jalan dokter tersebut. Ketegangan dibahu Lucs mengedur, perlahan Lucas terduduk di kursi, memandang daun pintu yang masih tertutup rapat. Ledua tangannya saling bertautan memanjatkan do'a dan berusaha meredakan kecemasan juga rasa takutnya. “Nyonya Alexa akan
Kemurungan hati Lucas tampak jelas di raut wajahnya, Julian adalah sahabat satu-satunya yang dia miliki di muka bumi ini.Lucas mengerti, Julian telah jatuh cinta kepada kekasih Armin. Pria itu benci di usik karena kedatangan Armin dalam kebahagiannya.Kebingungan Lucas bertambah, dia tidak dapat menjauhkan Armin sedikit pun. Pria itu sama kuatnya dengan Julian.Suara deringan telepon masuk menjeda Lucas yang sempat akan membuka pintu mobil. “Shwan.”“Tuan,” suara napas Shwan memburu dan kasar, “nyonay Alexa kabur.”“Sialan!” maki Lucas murka. “Dapatkan dia sebelum membuat ulah!”“Iya, Tuan.”Decitan kasar suara mobil yang meninggalkan tempat sangat terdengar keras. Hati Lucas bergemuruh kesal dengan sikap manja Alexa yang tidak pernah berubah, bahkan dengan perut besarnya yang sekarang pun Alexa masih gemar membuat ulah.***Sorak suara penonton baseball bergemuruh penuh semangat, mereka menyanyikan lagu kebagsaan Neydish setelah pertarungan usai.Alexa berteriak merasakan euforia pe
Peluh keringat membasahi wajah Alexa, sesekali gadis itu menyekanya dengan punggung tangan dan melanjutkan untuk mendekor kamar untuk calon buah hatinya.Shwan dan para pengawal mengangkut beberapa barang, meletakannya sesuai dengan apa yang Alexa inginkan.Nuansa warna hijau sangat mencolok dengan banyaknya hiasan dinding, beberapa mainan sudah tersedia di dalam kurungan pagar. Sebuah teleskop berdiri kokoh di depan jendela, boneka-boneka pesawat kecil menggantung dan berputar di atas ranjang kecil bayi.Alexa menjatuhkan dirinya ke sofa, menyangga bawah perutnya yang semakin membesar dan membuatnya merasakan beban berat.“Nyonya” Shwan berdiri di hadapan Alexa. “Ada yang bisa saya kerjakan lagi?”Tubuh Alexa meringkuk di sofa, gerakan matanya melambat, ia menguap merasakan kantuk yang menyerang. “Apa aku boleh jalan-jalan?”Shwan tersenyum kaku. “Maaf Nyonya, sebaiknya Anda meminta izin pada Tuan Lucas terlebih dahulu,” jawabnya sebijak mungkin. Semakin bertambahnya usia kandunga
Enam bulan kemudian..Suara angin berhembus lembut menerpa dadaunan dan mejatuhkan ranting keringnya ke permukaan air.Hamparan rumput hijau membentang luas mengelilingi rumah baru Lucas dan Alexa. Rumah itu jauh dari kesan mewah seperti mansionnya di Hong Kong, namun deburan ombak di bawah tebing menjadi menjadi pesona tersendiri.Pemandangan di setiap sudut rumah mengarah pada kekuatan hedonisme, gedung-gedung menjulang kokoh di depan taman hiburan yang langsung mengarah ke laut.Club malam, hotel, dan sebuah kasino yang berkilauan di puncak tertinggi gedung, layaknya sebuah berlian raksasa yang menggambarkan kekayaan.Hekataran kincir berdiri kokoh telah menjadi penerang sebagian pulau itu.Jauh dari keramaian, jalanan yang luas membentang indah menembus, hutan dan kebun lavender yang menghidupi ratusan petani yang hidup di pinggiran sungai.Lucas berdiri di pinggiran tebing, berpegangan pada pagar sambil menikmati segelas anggur.Rambutnya bergerak mengikuti ke mana arah angin men
Dalam remang cahaya, Alexa duduk menikmati popcornnya sambil melihat layar depannya yang menampilkan film THE LEGO MOVIE 2: THE SECONDPART.Tanpa Alexa sadari, jika Lucas telah menyusul masuk dan duduk di sampingnya. Setelah perkataan Armin mengenai keadaan Alexa yang kemungkinan hamil berhasil membuat Lucas tidak bisa tidur sepanjang malam. Pria itu gelisah, tenggelam dalam renungan dan banyak kekhawatiran.Lucas masih trauma dengan kehamilan yang menimpa Lucy, dan Lucas belum siap menjadi seorang ayah.Lucas bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apa yang kini harus dia lakukan?Lucas masih belum bisa menjadi suami yang baik untuk Alexa, dan kini Lucas harus memikirkan kemungkinan jika Alexa tengah mengandung anaknya.Tanggung jawab di tangan Lucas kian membesar.Sempat Lucas berpikir untuk meminta Alexa menggugurkan kandungannya, mungkin itu keputusan yang terbaik.Tapi, jauh di dalam lubuk hati Lucas, dia akan menjadi bajingan paling kotor dan menjijikan di dunia ini bila menolak k
Langkah Lucas langsung terhenti, dalam satu gerakan dia berbalik. Alexa langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai sambil memijat kepalanya.Dengan cepat Lucas berlari ke arah Alexa dan memeluknya. “Apa kau terluka?” Tanya Lucas khawatir. Alexa menggelengkan kepalanya membiarkan Lucas menggendongnya.“Di mana kamarmu?” Tanya Lucas dengan langkah lebarnya, Alexa menunjuk ke arah tangga menunjuk kamar pertama yang dulu sering dia gunakan ketika menginap di rumah Armin.Tubuh Alexa di baringkan di atas ranjang, Lucas menaikan selimut sampai dadanya. “Aku Akan memanggil Doker.”“Jangan!” jawab cepat Alexa,. “Armin juga Dokter. Dia bisa mengurusku,” cegah alexa mulai panik, setetes keringat dingin langsung membasahi pelipisnya.Lucas mengangguk sedih, mengusap helain rambut yang menempel di wajah Alexa. “Aku akan pesan makanan. Kamu mau apa?”Alexa menggeleng lemah, perutnya sudah sangat keras dan penuh tidak dapat menampung apapun lagi. “Aku tidak nafsu makan.”“Aku mohon Alexa, makanlah.
Armin bersedekap dan duduk santai melihat Alexa yang tengah duduk di depannya memakan sup dengan lahap, sepertinya belum cukup bagi Alexa makan dua loyang pizza.Namun, sepertinya dengan banyak makan cukup efektif bagi Alexa agar tidak menangis terus menerus, memikirkan perkataan Lucas yang berhasil mematahkan hatinya. Jika diteliti, Alexa memiliki nafsu makan yang lebih banyak dari biasanya. Alexa seorang model, biasanya dia akan pilih-pilih makanan, tapi sekarang ada sesuatu yang berbeda.“Kau memiliki pola makan yang berbeda dari biasanya,” komentar Armin.“Aku juga tidak tahu, satu minggu terakhir ini aku terus-terus suka makan dan ingin dekat-dekat dengan Lucas”“Benarkah?”Alexa termenung sedih dengan mulut yang mengunyah. “Awalnya aku sangat membencinya karena dia kasar dan bertempramen buruk, terkadang aku suka takut dengannya. Namun, setelah aku lebih dekat mengenal Lucas, aku merasa nyaman meski dia tidak selembut Dev. Meski Lucas sering membentakku dan memaksaku untuk berc
Dengan tangan terkepal Lucas berkata. “Jadi, kau lebih memilih temanmu dibandingkan aku? Apa itu artinya, kita harus bercerai Alexa?”Alexa tertunduk menatap dedaunan di tanah, air matanya berjatuhan membasahi tangangannya. Alexa tidak dapat berbicara lagi.“Lepaskan cincin pernikahan itu!” pinta Lucas.Alexa tersenyum getir melihat cincin pernikahannya yang masih tersemat di jari manisnya, dengan gemetar dan beruraian air mata Alexa melepaskannya.Hati Alexa semakin hancur dan sakit, perkataan Lucas sangat mengguncangnya. Alexa tahu letak kesalahannya, namun keputusan Lucas yang secepat ini tanpa beban sudah membuat Alexa menerka-nerka jika hubungan pernikahan mereka tidaklah sekuat yang Alexa pikirkan.Dengan kasar Armin mengambil cincinnya dari tangan Alexa. “Biar aku yang memberikannya Alexa, sekarang kau masuklah ke rumahku, ada yang harus aku katakan pada Lucas.”Tangis Alexa yang kuat terdengar lebih jelas, gadis itu merintih merasakan hatinya yang sangat sakit.Alexa berbalik
Dalam diam Alexa duduk di kusen jendela, tangannya menggenggam sebuah remote yang tidak dia ketahui seutuhnya.Tanpa rasa curiga apapun Lucas meninggalkannya pergi menyelesaikan semua keributan yang ada.Sudah kesekian kalinya Alexa memeriksa arah jam dinding karena sudah cukup lama dia menunggu.Sementara di tempat lain Lucas menggelar pertemuan penting. Kerusuhan yang baru terjadi satu hari itu telah mempengaruhi saham perusahaanya. Berkali-kali Alexa menguap dan menahan pegal di punggungnya, namun pandangannya masih fokus ke jalanan.Mobil yang di tunggunya datang..Alexa turun dari kusen jendela dan menutup gordengnya. Perlu waktu beberapa detik agar bagi Alexa menunggu mobil itu sampai di depan gerbang dan mendekat sebuah belokan halaman.Geggaman tangan Alexa menguat, ibu jarinya menekan tombol merah di remote.Sebuah ledakan dahsyat di bawah tanah berhasil melemparkan mobil box itu dengan mudah. Para pengawal Lucas berlari berhamburan mengeluarkan senjata mereka. “Tidak!” Tubuh