Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas) LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa) ----- Gemercing suara lonceng terdengar begitu pintu dibuka. Sebuah bayangan seseorang terlihat, derap langkah sepatu bergerak pelan menyusuri sebuah lantai ubin usang yang kini di hiasi darah segar. Langkah itu terhenti di antara darah yang bercucuran. Pemilik bayangan itu adalah Joe, pria tua yang telah Lucas bunuh di restaurantnya sendiri. Joe berdiri dengan wajah pucat terhiasi geratan hitam dengan lubang di dada yang masih menganga, menjatuhkan darah segar yang terus mengotori lantai. Joe tidak berkedip, matanya hitam pekat tanpa berkedip. Di hadapan Joe ada Lucas yang kini berdiri dengan belati di tangannya. Pria itu diam, mulut dan tubuhnya diam terkunci tidak bisa bergerak sedikitpun. Sekuat tenaga Lucas ingin mengangkat bibirnya dan bersuara, tapi ada sesuatu yang menahannya dengan kuat. Keheningan singkat yang tercipta di antara mereka mulai berubah. Gemercing suara lonceng di pintu kembal
Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas) LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa) ----- “Sudah,” ucap Alecas dengan ketus. Gadis menarik celananya ke atas dengan cepat, lalu mencuci tangan. “Lucas, kau tidak boleh menyentuh milikku, mengerti?” “Aku sudah melakukan banyak hal dengan tubuhmu Alexa. Jadi berhenti bersikap seperti orang suci.” “A-apa makudmu? Kau melakukan apa?” Alecas tergagap. LuXa tersenyum sinis, tanpa ragu dia menurunkan gaun tidur bagian atasnya. “Seperti ini” LuXa meremas payudara Alexa yang terbuka. Alecas berteriak menjerit. “Dasar cabul! Brengsek! Berhenti Lucas!” Alecas langsung memeluk tubuh LuXa, dia menarik tangan LuXa agar menjauh dari payudaranya. “Ouwwhh” suara Caroline dan William terdengar, mereka berdiri di ambang pintu toilet yang sejak tadi terbuka lebar. Kedua orang tua Lucas menganga, mereka tampak begitu kaget karena melihat Lucas memegang payudara Alexa dengan gaun acak-acakan. Alecas segera memeluk tubuh LuXa dengan erat, gadis itu berkaca-kac
Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas) LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa) ----- Shwan menutup pintu dengan hati-hati, pria itu segera berbalik dan melihat Alexa dengan Lucas bergantian. Ketenangan Shwan berubah menjadi sebuah kewaspadaan begitu melihat Alexa duduk di kursi kerja tuannya. Sementara Lucas memilih duduk di sofa merlihat merenung dalam kegelisahan. “Shwan,” kata LuXa dengan tenang. “Ya, Nona.” “Aku bossmu,” kata LuXa. Shwan terdiam beberapa saat, mencoba mencerna apa yang telah di katakan Alexa. Shwan segera melihat ke arah Lucas dan Alexa bergantian, “Maksud Anda? Saya tidak mengerti,” jawab Shwan kebingungan. “Aku bossmu Shwan. Apa kau masih tidak mengerti juga?” tanya LuXa dengan tegas. Shwan mengerjap bingung, bagaimana bisa Alexa mengaku sebagai bossnya? Boss Shwan adalah Lucas. Kebingungan di wajah Shwan seketika menghilang, tatkala pria itu melihat sorot tajam di mata LuXa dengan sebuah menyerigai jahat yang begitu khas milik Lucas. Shwan tercengang ka
Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas) LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa) -- Wajah Lee Yeung Kin terlihat memerah, suara napasnya terdengar kasar dan ngos-ngosan, menghabiskan waktu beberapa menit berjalan sudah merontokan banyak tenaganya. Beruntungnya kini mereka sudah sampai, jika Lee Yeung Kin harus berjalan lebih jauh dan kehilangan semua tenaganya, bisa-bisa dia kehilangan muka di hadapan Lucas. “Tuan Lucas, Anda mau ke mana? Kita bicara di sini,” kata Lee Yeung Kin menunjuk sebuah restaurant sushi di depannya. Alecas yang sudah memegang gagang pintu kaca toko Ice cream segera menengok. “Kita bicara di sini.” Lee Yeung Kin terdiam kaget dan bertanya-tanya di dalam hatinya, mengapa anak keturunan yakuza kotor itu memilih toko Ice cream yang hanya di penuhi anak-anak? Apa dia sedang ingin mengolok-olok Lee Yeung Kin seperti seorang anak kecil? “Tuan Lucas, Anda tidak salah kan?” tanya Lee Yeung Kin. Alecas menggeleng menatap polos. “Apa gigi Anda sudah tidak kuat lagi mema
Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas) LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa) --- Kepergian Lee Yeung Kin yang kabur membuat Alecas khawatir, Alecas masih belum tahu apakah Lee Yeung Kin adalah orang baik atau sebaliknya. Dari cara Lee Yeung Kin berbicara, nampaknya dia tidak memiliki hubungan yang baik dengan Lucas William. Alecas kembali ke dalam mobilnya, namun belum sempat Alecas masuk ke dalam mobilnya, sebuah kendaraan lain datang menghampirinya. Rupanya LuXa datang menyusul karena hari ini mereka memiliki janji pertemuan dengan Armin. Ada sebuah tempat yang harus mereka kunjungi. Alecas yang sempat marah dan bertengkar, tanpa keraguan kini gadis itu berlari menghampiri LuXa. “Lucas, tadi aku bertemu dengan kakek tua rekaan kerjamu, dia membicarakan saham, aku meneraktirnya Ice cream, tapi gigi palsunya lepas dan dia kepedasan, sepertinya aku membuat kesalahan,” cerita Alecas terdengar panik. Alih-alih marah, LuXa menyeringai jahat, kilatan di matanya menunjukan banyak kebang
Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas)LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa)--Berada di dalam tempat sauna membuat Alecas sempat kebingungan karena dia lupa bahwa kini jiwanya masih terjebak dalam tubuh Lucas.Secara tidak langsung Alecas tidak boleh pergi bergabung dengan sauna perempun dan mandi di sana.Dengan terpaksa akhirnya Alecas pergi masuk ke ruangan khusus pria dengan bantuan Shwan.Hari ini suasana tempat pemandian terlihat tidak begitu ramai, pandangan Alecas mengedar melihat beberapa orang pria muda yang bertubuh professional dan berwajah tampan dengan tinggi yang sama bergerak disekitarnya.Wajah mereka cukup familiar untuk jiwa Alexa, tidak berapa lama gadis itu tersadar jika kemungkinan sekarang ada sebuah pemotretan para model begitu Alecas melihat ada kru pekerja dan kameramen yang pergi membawa barang-barang mereka menuju ruangan khusus.“Apa Dev ada di sini juga?” bisik Alecas bertanya-tanya.Tanpa menunggu waktu lama Alecas segera pergi ke ruangan ganti untuk mele
Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas) LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa) ---“Apa yang kau lihat?” Devon menggertak kesal. “T-ti-tidak,” jawab Alecas terbata-bata, namun jantungnya mulai berdegup kencang dan perutnya terasa bergejolak panas. Tanpa sadar gadis itu menggerakan kakinya tidak nyaman, “Ya ampun.” Alecas berlari melesat sambil menutupi milik Lucas yang menegang di balik handuk yang dikenakan. Kaki Alecas terseok-seok melangkah selebar mungkin mencari keberadaan Lucas. Alecas merasa tidak nyaman dan terganggu dengan sesuatu yang ada di bawah telapak tangannya. Alecas membuka pintu ruangan wanita dengan kasar, mengedarkan pandangannya mencari keberadaan LuXa, Alecas menghiraukan jeritan wanita yang terkejut melihat kedatangannya ke ruangan khusus wanita. Alecas berlarian masuk tidak menghiraukan makian beberapa orang wanita yang marah. “Lucas!” Alecas berteriak mencari-cari. Sementara itu, Lucas yang terjebak dalam tubuh Alexa itu kini tengah berendam dalam air hanga
Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas)LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa)---Kelompok gangster yang melindungi Rafael tampaknya sudah cukup bersiap diri untuk menyambut kedatangan kelompok Lucas William yang sejak dulu tidak pernah memiliki hubungan baik dengan mereka.Rafael bisa berdiri dengan tegak karena dia dilindungi, di sisi lain Rafael juga merasa tidak sabar untuk bisa berhadapan dengan Lucas William kembali setelah sekian lama tidak bertemu.Rafael sungguh tidak sabar ingin menghabisi orang yang sudah membunuh ayahnya.Orang-orang kelompok gangster itu sudah berkumpul, mereka melihat kedatangan Lucas William dan segelintir anak buahnya yang tidak sebanding dengan jumlah kelompok mereka.Shwan memegang sebuah tongkat baseball di tangannya, dia berjalan lebih dulu untuk memimpin karena situasi yang tidak memungkinkan.Sebagian anak buah Shwan sudah siaga di luar, mereka berjaga-jaga bila nanti Ted diam-diam memanggil anak buahnya lebih banyak.Jiwa Alexa yang kini tengah ter
Suara roda ranjang yang dorong berderak melewati setiap lorong rumah sakit, genggaman tangan Lucas mengerat memandangan Alexa yang terbaring kesakitan.Seorang dokter menahan langkah Lucas yang akan ikut memasuki ruangan bersalin, "Maaf Tuan, silahkan tunggu."“Aku ingin menemani isteriku, dia membutuhkan aku!” Geram Lucas tidak suka dengan siapapun yang mengahalangi keinginannya.“Anda ikuti prosedurnya, dengan begitu semuanya akan berjalan lebih cepat,” ucap dokter tersebut masih dengan ketanangan.“Tuan, sebaiknya ikuti apa yang di katakan Dokter. Biar Nyonya Alexa lebih cepat di tangani,” usul Shwan mengusap bahu Lucas agar tuannya bisa lebih tenang.Kemarahan Lucas sedikit berkurang, dengan terpaksa dia mundur dan memberi jalan dokter tersebut. Ketegangan dibahu Lucs mengedur, perlahan Lucas terduduk di kursi, memandang daun pintu yang masih tertutup rapat. Ledua tangannya saling bertautan memanjatkan do'a dan berusaha meredakan kecemasan juga rasa takutnya. “Nyonya Alexa akan
Kemurungan hati Lucas tampak jelas di raut wajahnya, Julian adalah sahabat satu-satunya yang dia miliki di muka bumi ini.Lucas mengerti, Julian telah jatuh cinta kepada kekasih Armin. Pria itu benci di usik karena kedatangan Armin dalam kebahagiannya.Kebingungan Lucas bertambah, dia tidak dapat menjauhkan Armin sedikit pun. Pria itu sama kuatnya dengan Julian.Suara deringan telepon masuk menjeda Lucas yang sempat akan membuka pintu mobil. “Shwan.”“Tuan,” suara napas Shwan memburu dan kasar, “nyonay Alexa kabur.”“Sialan!” maki Lucas murka. “Dapatkan dia sebelum membuat ulah!”“Iya, Tuan.”Decitan kasar suara mobil yang meninggalkan tempat sangat terdengar keras. Hati Lucas bergemuruh kesal dengan sikap manja Alexa yang tidak pernah berubah, bahkan dengan perut besarnya yang sekarang pun Alexa masih gemar membuat ulah.***Sorak suara penonton baseball bergemuruh penuh semangat, mereka menyanyikan lagu kebagsaan Neydish setelah pertarungan usai.Alexa berteriak merasakan euforia pe
Peluh keringat membasahi wajah Alexa, sesekali gadis itu menyekanya dengan punggung tangan dan melanjutkan untuk mendekor kamar untuk calon buah hatinya.Shwan dan para pengawal mengangkut beberapa barang, meletakannya sesuai dengan apa yang Alexa inginkan.Nuansa warna hijau sangat mencolok dengan banyaknya hiasan dinding, beberapa mainan sudah tersedia di dalam kurungan pagar. Sebuah teleskop berdiri kokoh di depan jendela, boneka-boneka pesawat kecil menggantung dan berputar di atas ranjang kecil bayi.Alexa menjatuhkan dirinya ke sofa, menyangga bawah perutnya yang semakin membesar dan membuatnya merasakan beban berat.“Nyonya” Shwan berdiri di hadapan Alexa. “Ada yang bisa saya kerjakan lagi?”Tubuh Alexa meringkuk di sofa, gerakan matanya melambat, ia menguap merasakan kantuk yang menyerang. “Apa aku boleh jalan-jalan?”Shwan tersenyum kaku. “Maaf Nyonya, sebaiknya Anda meminta izin pada Tuan Lucas terlebih dahulu,” jawabnya sebijak mungkin. Semakin bertambahnya usia kandunga
Enam bulan kemudian..Suara angin berhembus lembut menerpa dadaunan dan mejatuhkan ranting keringnya ke permukaan air.Hamparan rumput hijau membentang luas mengelilingi rumah baru Lucas dan Alexa. Rumah itu jauh dari kesan mewah seperti mansionnya di Hong Kong, namun deburan ombak di bawah tebing menjadi menjadi pesona tersendiri.Pemandangan di setiap sudut rumah mengarah pada kekuatan hedonisme, gedung-gedung menjulang kokoh di depan taman hiburan yang langsung mengarah ke laut.Club malam, hotel, dan sebuah kasino yang berkilauan di puncak tertinggi gedung, layaknya sebuah berlian raksasa yang menggambarkan kekayaan.Hekataran kincir berdiri kokoh telah menjadi penerang sebagian pulau itu.Jauh dari keramaian, jalanan yang luas membentang indah menembus, hutan dan kebun lavender yang menghidupi ratusan petani yang hidup di pinggiran sungai.Lucas berdiri di pinggiran tebing, berpegangan pada pagar sambil menikmati segelas anggur.Rambutnya bergerak mengikuti ke mana arah angin men
Dalam remang cahaya, Alexa duduk menikmati popcornnya sambil melihat layar depannya yang menampilkan film THE LEGO MOVIE 2: THE SECONDPART.Tanpa Alexa sadari, jika Lucas telah menyusul masuk dan duduk di sampingnya. Setelah perkataan Armin mengenai keadaan Alexa yang kemungkinan hamil berhasil membuat Lucas tidak bisa tidur sepanjang malam. Pria itu gelisah, tenggelam dalam renungan dan banyak kekhawatiran.Lucas masih trauma dengan kehamilan yang menimpa Lucy, dan Lucas belum siap menjadi seorang ayah.Lucas bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apa yang kini harus dia lakukan?Lucas masih belum bisa menjadi suami yang baik untuk Alexa, dan kini Lucas harus memikirkan kemungkinan jika Alexa tengah mengandung anaknya.Tanggung jawab di tangan Lucas kian membesar.Sempat Lucas berpikir untuk meminta Alexa menggugurkan kandungannya, mungkin itu keputusan yang terbaik.Tapi, jauh di dalam lubuk hati Lucas, dia akan menjadi bajingan paling kotor dan menjijikan di dunia ini bila menolak k
Langkah Lucas langsung terhenti, dalam satu gerakan dia berbalik. Alexa langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai sambil memijat kepalanya.Dengan cepat Lucas berlari ke arah Alexa dan memeluknya. “Apa kau terluka?” Tanya Lucas khawatir. Alexa menggelengkan kepalanya membiarkan Lucas menggendongnya.“Di mana kamarmu?” Tanya Lucas dengan langkah lebarnya, Alexa menunjuk ke arah tangga menunjuk kamar pertama yang dulu sering dia gunakan ketika menginap di rumah Armin.Tubuh Alexa di baringkan di atas ranjang, Lucas menaikan selimut sampai dadanya. “Aku Akan memanggil Doker.”“Jangan!” jawab cepat Alexa,. “Armin juga Dokter. Dia bisa mengurusku,” cegah alexa mulai panik, setetes keringat dingin langsung membasahi pelipisnya.Lucas mengangguk sedih, mengusap helain rambut yang menempel di wajah Alexa. “Aku akan pesan makanan. Kamu mau apa?”Alexa menggeleng lemah, perutnya sudah sangat keras dan penuh tidak dapat menampung apapun lagi. “Aku tidak nafsu makan.”“Aku mohon Alexa, makanlah.
Armin bersedekap dan duduk santai melihat Alexa yang tengah duduk di depannya memakan sup dengan lahap, sepertinya belum cukup bagi Alexa makan dua loyang pizza.Namun, sepertinya dengan banyak makan cukup efektif bagi Alexa agar tidak menangis terus menerus, memikirkan perkataan Lucas yang berhasil mematahkan hatinya. Jika diteliti, Alexa memiliki nafsu makan yang lebih banyak dari biasanya. Alexa seorang model, biasanya dia akan pilih-pilih makanan, tapi sekarang ada sesuatu yang berbeda.“Kau memiliki pola makan yang berbeda dari biasanya,” komentar Armin.“Aku juga tidak tahu, satu minggu terakhir ini aku terus-terus suka makan dan ingin dekat-dekat dengan Lucas”“Benarkah?”Alexa termenung sedih dengan mulut yang mengunyah. “Awalnya aku sangat membencinya karena dia kasar dan bertempramen buruk, terkadang aku suka takut dengannya. Namun, setelah aku lebih dekat mengenal Lucas, aku merasa nyaman meski dia tidak selembut Dev. Meski Lucas sering membentakku dan memaksaku untuk berc
Dengan tangan terkepal Lucas berkata. “Jadi, kau lebih memilih temanmu dibandingkan aku? Apa itu artinya, kita harus bercerai Alexa?”Alexa tertunduk menatap dedaunan di tanah, air matanya berjatuhan membasahi tangangannya. Alexa tidak dapat berbicara lagi.“Lepaskan cincin pernikahan itu!” pinta Lucas.Alexa tersenyum getir melihat cincin pernikahannya yang masih tersemat di jari manisnya, dengan gemetar dan beruraian air mata Alexa melepaskannya.Hati Alexa semakin hancur dan sakit, perkataan Lucas sangat mengguncangnya. Alexa tahu letak kesalahannya, namun keputusan Lucas yang secepat ini tanpa beban sudah membuat Alexa menerka-nerka jika hubungan pernikahan mereka tidaklah sekuat yang Alexa pikirkan.Dengan kasar Armin mengambil cincinnya dari tangan Alexa. “Biar aku yang memberikannya Alexa, sekarang kau masuklah ke rumahku, ada yang harus aku katakan pada Lucas.”Tangis Alexa yang kuat terdengar lebih jelas, gadis itu merintih merasakan hatinya yang sangat sakit.Alexa berbalik
Dalam diam Alexa duduk di kusen jendela, tangannya menggenggam sebuah remote yang tidak dia ketahui seutuhnya.Tanpa rasa curiga apapun Lucas meninggalkannya pergi menyelesaikan semua keributan yang ada.Sudah kesekian kalinya Alexa memeriksa arah jam dinding karena sudah cukup lama dia menunggu.Sementara di tempat lain Lucas menggelar pertemuan penting. Kerusuhan yang baru terjadi satu hari itu telah mempengaruhi saham perusahaanya. Berkali-kali Alexa menguap dan menahan pegal di punggungnya, namun pandangannya masih fokus ke jalanan.Mobil yang di tunggunya datang..Alexa turun dari kusen jendela dan menutup gordengnya. Perlu waktu beberapa detik agar bagi Alexa menunggu mobil itu sampai di depan gerbang dan mendekat sebuah belokan halaman.Geggaman tangan Alexa menguat, ibu jarinya menekan tombol merah di remote.Sebuah ledakan dahsyat di bawah tanah berhasil melemparkan mobil box itu dengan mudah. Para pengawal Lucas berlari berhamburan mengeluarkan senjata mereka. “Tidak!” Tubuh