Jarak bukanlah suatu penghalang untuk menjalin persahabatan, dan persahabatan yang dipisahkan oleh jarak, bukanlah tidak mungkin untuk saling bertemu.
****
Chrystal segera bersiap-siap. Ia membuka lemari pakaiannya, dan mulai mencari map berwarna cokelat yang berisi dokumen-dokumen pentingnya.
Chrystal pun menemukan paspornya, ia ingat terakhir ia menggunakan paspor itu saat liburan akhir tahun yang lalu ketika dia diajak tantenya pergi berlibur ke Guangzhou, China. Mereka jalan-jalan mengunjungi Canton Tower, yang sebagian orang bilang Cantik Tower sebagai Menara Eiffelnya Guangzhou. Sangat senang menikmati musim dingin di Guangzhou dan bisa pergi ke Canton Tower yang megah menjulang tinggi yang merupakan landmarknya Kota Guangzhou.
Menjelajahi keindahan Pearl River dengan kapal wisata untuk melihat indahnya perpaduan keindahan alam pedesaan dan perkotaan Guangzhou yang modern, tapi semua itu tetap tidak bisa menghapus impiannya untuk suatu hari nanti bisa pergi ke Paris mengunjungi Menara Eiffel, dan menyusuri Sungai Seine yang membelah Kota Paris, menikmati wisata Cruise mengelilingi Kota Paris melihat pemandangan romantis Kota Paris di malam hari.
Chrystal membolak-balikkan lembaran paspornya dan ia sangat senang saat tahu paspornya masih berlaku dan belum kedaluwarsa, jadi aman. Tinggal memesan tiket dan mengurus visa. Chrystal akan minta bantuan jasa tour and travel untuk mengurus semuanya.
Chrystal mulai mengingat dan menghitung jumlah uang yang ada dalam tabungannya, untung saja jumlah tabungannya masih lumayan, dan rasanya cukuplah untuk bisa berlibur ke Prancis, walaupun hanya untuk beberapa hari saja.
Lalu Chrystal mengambil koper dari atas lemari, pilihannya jatuh pada koper berukuran sedang berwarna putih bergambar Menara Eiffel di depannya.
Yang ini cukup, tidak perlu membawa koper yang besar, kan hanya pergi beberapa hari saja. Ya, koper ini pasti cukup, gumam Chrystal.
Lalu ia membuka lemari pakaiannya dan mulai memilih baju yang akan dibawanya.
Bawa baju yang mana ya? Yang ini atau yang itu ya?
Chrystal mulai berpikir-pikir dan memilih- milih baju yang tergantung dan tersusun rapi di dalam lemari bajunya.
Nanti di sana ia akan bertemu dengan Ares, dan ini adalah pertemuan pertamanya dengan Ares. Chrystal sebenarnya sangat grogi, tapi dia harus bisa menghilangkan rasa grogi ini terutama saat bertemu Ares nanti.
Ia sangat bingung baju mana yang akan dibawanya, baju yang dapat membuatnya terlihat lebih cantik dan menarik. Chrystal ingin pada saat bertemu Ares nanti, ia akan terlihat cantik di hadapan Ares.
Chrystal pun mulai membayangkan lembut nya butiran-butiran salju yang akan menyentuh kulitnya nanti. Butiran-butiran salju yang halus lembut berwarna putih bagaikan kapas itu, bahkan lebih lembut daripada kapas itu akan dapat disentuhnya kembali. Seberkas senyuman indah terukir di bibirnya.
Chrystal juga membayangkan, nanti dia akan melangkahkan kakinya berdua bersama Ares melewati jalanan yang penuh dengan hamparan salju yang lembut itu atau mungkin mereka berdua akan bersama-sama membuat patung boneka salju seperti yang pernah dilakukannya dulu bersama tantenya waktu musim salju tahun lalu di Guangzhou, China atau mungkin mereka juga akan bermain bola salju bersama. Mungkin Ares akan melemparnya dengan bola-bola salju itu, dan Chrystal pasti akan membalas melempar Ares dengan bola-bola salju yang lebih besar lagi. Tanpa disadarinya seketika senyum bahagia pun mengembang di bibirnya.
Akhirnya Chrystal memasukkan beberapa celana panjang, kaos, sweater juga coat dan scarf. Tak lupa pula ia memasukkan longjohn, topi musim dingin dan sarung tangan yang akan dipakainya nanti saat musim dingin di sana.
Saat ini di sana sedang musim dingin, dan suhu di sana saat ini sudah 4 derajat celsius. Di sana pasti sangat dingin, apalagi saat turun salju nanti suhu di sana bisa saja turun menjadi 0 derajat atau bahkan minus 5 derajat atau mungkin bisa juga menjadi lebih dingin lagi.
Untung Chrystal masih menyimpan longjohn hitam yang dulu pernah dibelikan mama untuknya saat dia akan berlibur ke Guangzhou, China bersama tantenya. Chrystal juga memasukkan sebuah gaun ke dalam kopernya, gaun terbaik yang ia miliki. Mungkin nanti dia membutuhkan gaun itu saat akan pergi ke gereja bersama Ares, sebaiknya ke gereja memakai gaun saja supaya terlihat anggun.
Debar-debar di dadanya muncul kembali, membayangkan dirinya akan pergi beribadah di Katedral Notre Dame de Fourviere bersama Ares. Bunga-bunga indah pun bermekaran bahagia di dalam lubuk hatinya.
Lalu Chrystal memasukkan beberapa peralatan mandi dan beberapa kosmetik, scrub pencuci muka, hand body lotion, bedak, lip gloss dan lipstik. Tak lupa juga ia membawa lip balm untuk melembabkan bibirnya agar tidak kering dan pecah-pecah akibat suhu yang dingin nanti saat winter di sana. Ia juga memasukkan body lotion untuk menjaga kulitnya agar tetap lembab.
Chrystal terus asyik packing perlengkapan yang akan dibawanya nanti saat berangkat ke Prancis. Sayup-sayup terdengar alunan lagu 'A noite' dari hpnya. Lagu yang dikirimkan Ares khusus untuk dirinya. Chrystal sangat menyukai lagu itu, lagu berbahasa Portugis pertama yang pernah dipelajarinya dan lagu berbahasa Portugis pertama yang dapat dinyanyikannya, tanpa kesalahan dalam pengucapan bahasanya. Menurut pendapat Ares waktu itu.
Tak sadar Chrystal pun bersenandung mengikuti suara merdu Tie penyanyi asal Brazil tersebut yang menyanyikan lagu 'A Noite' yang sangat indah itu.
Palavras não bastam, não dá pra entender
E esse medo que cresce e não paraÉ uma história que se complicou, eu sei bem o porquêQual é o peso da culpa que eu carrego nos braços?
Me entorta as costas e dá um cansaçoA maldade do tempo fez eu me afastar de vocêE quando chega a noite eu não consigo dormir
Meu coração acelera e eu sozinha aquiEu mudo o lado da cama, eu ligo a televisãoOlhos nos olhos no espelho e o telefone na mãoPro tanto que eu te queria, o perto nunca bastava
E essa proximidade não davaMe perdi no que era real e no que eu inventeiReescrevi as memórias, deixei o cabelo crescer
E te dedico uma linda estória confessaNem a maldade do tempo consegue me afastar de vocêTe contei tantos segredos que já não eram só meus
Rimas de um velho diário que nunca me pertenceuEntre palavras não ditas, tantas palavras de amorEssa paixão é antiga e o tempo nunca passouE quando chega a noite e eu não consigo dormir
Meu coração acelera e eu sozinha aquiEu mudo o lado da cama, eu ligo a televisãoOlhos nos olhos no espelho e o telefone na mãoE quando chega a noite e eu não consigo dormir
Meu coração acelera e eu sozinha aquiEu mudo o lado da cama, eu ligo a televisãoOlhos nos olhos no espelho e o telefone na mãoNa minha mão
Lagu 'A Noite' dari Tie masih terus mengalun merdu, sayup-sayup dalam keheningan malam. Chrystal pun terus bersenandung menyanyikan lagu itu yang terdengar begitu merdu mengalun memenuhi seisi ruangan kamarnya berpadu dengan suara tetes-tetes air hujan yang jatuh di teras depan kamarnya.
Palavras não bastam, não dá pra entender
E esse medo que cresce e não paraÉ uma história que se complicou, eu sei bem o porquêHari yang ditunggu-tunggu Chrystal pun tiba, Chrystal sudah bersiap-siap. Ia mengenakan celana jeans dan kaos berwarna putih dipadukan dengan cardigan merah, sepatu sneakers berwarna putih dan kaos kaki tebal berwarna merah.
Setelah memoles pipinya dengan bedak tipis dan memakai lip gloss, ia pun tak lupa memakai sedikit parfum, lalu melihat penampilannya sekali lagi di depan cermin untuk memastikan apakah ia sekarang sudah terlihat cantik atau belum.
Ia pun segera bergegas berangkat. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Perjalanan dari rumahnya menuju ke Bandara Soekarno-Hatta Jakarta bisa membutuhkan waktu sekitar dua jam, belum lagi kalau jalanan Jakarta yang biasanya macet, apalagi saat sore hari seperti ini dimana waktu jam kantor berakhir, mungkin bisa menjadi lebih lama untuk bisa tiba di Bandara Soetta.
Ia harus tiba di Bandara Soekarno-Hatta sebelum jam delapan malam untuk check in, dan jam pada jam satu malam tepat pesawat Air France akan membawanya terbang melintasi angkasa menuju Bandara Charles de Gaulle di Kota Paris, Prancis, setelah transit sesaat di Kota Singapura.
Chrystal merasa sangat beruntung bisa mendapatkan tiket penerbangan dari maskapai Air France karena maskapai ini biasanya hanya transit satu kali saja di Singapura. Chrystal tidak ingin berlama-lama menghabiskan waktunya hanya untuk duduk-duduk di dalam pesawat, ia ingin bisa segera tiba di Paris kota impiannya. Maskapai penerbangan lain biasanya bisa transit beberapa kali, seperti di Kuala lumpur, di China hingga di Jerman sebelum bisa sampai di bandara Charles de Gaulle. Jadi, bisa menghabiskan waktu sangat lama untuk bisa tiba di Bandara Internasional Charles de Gaulle, Paris.
Chrystal membayangkan besok malam jam delapan lewat dua puluh menit, ia akan tiba di Bandara Internasional Charles de Gaulle di Kota Paris, berarti ia akan tiba pada malam hari. Jantung Chrystal seketika berdegup kencang lagi membayangkan hal itu. Ia akan melihat Kota Paris dari ketinggian di dalam pesawat, memandang kota yang gemerlapan bertabur berjuta cahaya lampu yang berwarna-warni. Chrystal tak bisa membayangkan betapa indahnya semuanya itu nanti.
Pemandangan Kota Paris dengan Menara Eiffel yang akan dilihatnya besok dari atas saat berada di dalam pesawat sebelum landing di Bandara Charles de Gaulle Paris. Jantung Chrystal kembali berdegup kencang namun degup-degup di jantung nya itu mengalunkan nada-nada yang membuatnya merasa begitu bahagia, sangat bahagia. Tak sabar ia menunggu detik-detik saat penerbangan Air France nanti tiba di sana, penerbangan yang akan membawanya terbang menuju Bandara Charles de Gaulle, pintu gerbang menuju kota impian nya Paris di Prancis.
Chrystal bergegas turun dari TGV, yaitu Train à Grande Vitesse yang berarti kereta berkecepatan tinggi, train berwarna biru muda dengangaris putih di bagian atasnya itu yang telah membawanya dari Paris menuju ke Kota Avignon. Selama dua jam lebih ia duduk di TGV yang bergerak dengan kecepatan 300 km per jam. Chrystal memilih tempat duduk di tingkat atas, kereta cepat ini adalah kereta dua tingkat. Jadi, Chrystal dapat menikmati dengan jelas indahnya pemandangan alam dari dalam kereta TGV yang sungguh-sungguh indah menakjubkan, pemandangan alam pedesaan di Prancis. Hamparan rumput hijau, pepohonan musim gugurdan peternakan sapi dan domba, serta kebun anggur yang membentang luas di sepanjang perjalanan, semuanya dapat dinikmati dari dalam TGV walaupun kereta api melaju dengan kecepatan tinggi. "Kamu sudah di mana, Chrys?" Ares mengirim chat. "Aku sudah sampai di Stasiun TGV Gare d'Avignon. Aku baru saja turun
Kota Paus Avignon di Province-Alpes-Cote d Azur. Ares mengajak Chrystal makan siang di Restoran Le Bercail. Restoran yang terletak persis di tepi Sungai Rhone. Aresmemilih tempat duduk yang berada di teras luar yang menghadap ke kompleks Istana Paus Palais des Papes. Cantik sekali pemandangan dari teras Restoran Le Bercail ini, apalagi saat ini sambil makan siang berdua dengan Ares. Budaya makan di Prancis ternyata sangat berbeda. Kata Ares orang-orang di negara ini bisa menghabiskan waktu yang cukup lama pada saat makan, dan makanan yang mereka makan pun biasanya jumlahnya banyak dan bervariasi terutama pada acara-acara
Deburan ombak yang lembut di tepian pantai .... Menyapa hangat putihnya pasir yang terhampar luas .... Mengukir indah nya rasa yang tercipta .... Menyimpan kenangan yang terpahat di hati, di kaki Pegunungan Pyrenees di Teluk Biscay ....****Akhirnya mereka pun sampai di Pantai Biarritz, setelah melewati hampir dua jam perjalanan. Kawasan Pantai Biarritz yang berbatasan dengan Spanyol ini termasuk salah satu wilayah yang lumayan mahal di Prancis, tapi semuanya tak ada artinya dan terbayar sudah dengan keindahan yang terbentang di hadapannya ini. Banyak orang lokal duduk-duduk di cafe di sepanjang garis Pantai Biarritz di Barat Prancis ini, ada juga beberapa turis asia di sana, menikmati musim dingin yang terasa han
"Chrys, halo. Halo Chrys.""Ya, halo. Kenapa Fio?""Kamu udah siap belum? Aku otw ke rumahmu sekarang ya.""Aku lagi ga di rumah Fi. Emang ada apa? Tumben kamu mau ke rumah?""Masa kamu lupa Chrys, hari ini kan kita geladi bersih buat lomba padus besok.""Ya ampun, aku lupa Fi. Aku sekarang lagi di Prancis.""What? di Prancis? Kamu ga lagi mimpi, Chrys? Gimana bisa kamu ada di Prancis?""Ceritanya panjang Fi, nanti aja deh aku ceritanya." jawab Chrystal"Nanti kalau aku sudah pulang ya," lanjut Chrystal."Kamu ke sana sama siapa, Chrys?""Kamu pasti ga percaya kalau tahu aku pergi sama siapa.""Emang sama siapa, Chrys?""Ada deh." jawab Chrystal bikin Fiola semakin penasaran."Udah dulu ya Fi, nanti aku telepon lagi. Aku mau lihat Fête des L
Palavras nao bastam, nao da pra entender E esse medo que cresce e nao para Kata-kata tidaklah cukup, kau tak kan pernah mengerti Dan ketakutan yang tumbuh ini, tidak kian berhenti Jantungku berdebar kencang, Dan aku sendirian di sini ....
"Chrystal, kenalkan ini Claire, dulu kami sekelas di .... " kata-kata Ares tiba-tiba terhenti seketika, dan betapa kagetnya Ares begitu menyadari bahwa Chrystal tidak ada di sana, tidak berada di bangku kayu di sisinya. Padahal barusan ia duduk berdua dengan Chrystal di bangku ini."Chrystal?"Ares pun mulai melayangkan pandang ke sekitarnya, mencoba untuk menemukan Chrystal. Ares bermaksud ingin mengenalkan Claire pada Chrystal, tapi ia tidak menemukan Chrystal.Ares tidak menyadari sudah sejak kapan Chrystal tidak ada di sana, bukankah tadi mereka sedang duduk bersama di bangku itu sebelum Claire datang dengan tiba-tiba.Tapi mengapa Chrystal tiba-tiba pergi meninggalkanku, ya? Mengapa ia diam-diam pergi beg
Cinta itu aneh..Datangnya tak tau arah dan tak kenal waktu Dan tak pernah izin tuk singgah.. Tapi cinta itu berjuta rasanya..seperti sepotong pizza dengan aneka toping dan rasa.. Ada rasa rindu di dalamnya, ada rasa ingin bertemu,ada rasa cemburu, ada rasa takut kehilangan, ada rasa ingin memiliki dan ada rasa selalu ingin bersama...Lima menit lagi bus akan tiba dan Chrystal pun segera bersiap-siap dan berdiri di depan halte menunggu bus terakhir itu tiba."Chrystal, kamu ada di sini? Mengapa kamu pergi dengan tiba-tiba? Chrystal terkejut karena Ares tiba-tiba sudah berada di sampingnya."Kamukenapa Chr
Rintik-rintik hujan itu dingin ...Tapi tak selamanya hujan itu terasa dingin ...kadang dalam dingin nya hujan ada setitik rasa hangat."Chrys, mari kita duduk di halte itu, hujan turun lebih deras."Chrystal menatap langit sesaat, rintik hujan memang terasa lebih deras, butir-butir air hujan itu terasa perih menyentuh wajahnya, Chrystal pun perlahan mengikuti langkah Ares menuju halte bus."Chrys, mana tanganmu?""Untuk apa, Ares?""Kesinikan saja tanganmu."Seketika Ares menarik tangannya, membuat Chrystal bertambah bingung dan tib
"Ya ampuun, Chrystal!"Seketika Chrystal kaget, itu kan suara Fio, mengapa tiba-tiba Fiola ada di sini? Sejak kapan dia ada di sini ya dan ngapain juga dia nyusul aku ke sini?Chrystal memandang ke sekelilingnya, semuanya terlihat gelap. Masih sama gelap seperti tadi, bahkan sekarang benar-benar sangat gelap. Tidak ada lagi lampu-lampu yang indah tadi. Lampu-lampu indah bentuk hati yang mengelilingi dirinya dan Ares, semuanya tiba-tiba hilang entah ke mana, yang ada hanya gelap. Chrystal melihat ke atas, di sana di atas atap juga gelap. Tidak ada lagi lampu-lampu yang tergantung indah berbentuk hati yang mengelilingi dirinya dan Ares, semuanya tiba-tiba menghilang begitu saja. Semuanya berubah menjadi gelap, benar-benar gelap. Tak ada setitik cahaya pun yang tampak.Chrystal kembali mencoba melihat ke langit di atas atap transparan itu, tapi Chrystal tidak melihat bintang-bintang yang tadi gemerlap bertaburan di langit malam di atas Kota Paris itu. Chrystal melihat ke luar jendela kac
Cinta itu aneh .... Datangnya tak tau arah, dan tak kenal waktu,tak tau tempat berlabuh .... Tapi cinta itu berjuta rasanya .... ***Setelah menunggu cukup lama dalam antrean di depan lift, akhirnya Chrystal dan Ares pun berada di dalam lift yang akan membawa mereka menuju lantai dua La Tour Eiffel. Angin bertiup dingin saat Chrystal melangkahkan kaki keluar dari lift, tapi angin dingin itu terlupakan seketika. Kota Paris yang indah memukau tampak membentang di hadapannya. Kota Paris di malam hari yang bertabur cahaya lampu yang berwarna-warni, benar-benar telah menghipnotisnya dengan keindahan yang luar biasa, yang belum pernah dilihatnya. Chrystal sesaat terdiam, terpana dengan hati berbunga-bunga. Chrystal sangat bahagia. Ya, saat ini Chrystal sedang berada di atas kota cahaya ini. Dari balkon lantai dua monumen ini terlihat seluruh Kota Paris yang gemerlapan. Tampak di kejauhan Sungai Seine di bawah sana, airnya mengalir berkilauan dalam pantulan cahaya aneka warna lampu-la
Chrystal menutup pintu kamar apartemen auntynya. Hari ini adalah hari terakhir Chrystal di Kota Paris ini, dan hari ini ia merasa sangat bahagia. Pagi hari ini ia disambut dengan sunrise yang indah di ufuk Timur Kota Paris ini. Lalu berjalan menyusuri Kota Paris di pagi hari bersama aunty yang sangat disayanginya. Petit dejeuner yang istimewa bersama aunty Vee yang sudah sekian lama dirindukan nya. Ya, aunty Vee memang selalu memanjakan nya sejak ia masih kecil dulu, aunty Vee sangat menyayangi nya. Menghabiskan waktu seharian bersama aunty Vee membuatnya benar-benar merasa sangat bahagia. Hari ini adalah hari pertama nya menyusuri jalan-jalan setapak di Kota Paris, tapi hari ini juga adalah hari terakhir nya berada di kota ini, bahkan hari terakhir nya di Prancis, karena besok pagi ia harus kembali pulang ke Jakarta. Besok pagi saat hari berganti, saat mentari pagi belum muncul, berarti aku sudah berada di dalam pesawat yang akan membawaku kembali pulang ke rumah. Besok aku akan k
Chrystal dan auntynya berjalan perlahan menyusuri jalan Rue des archives menuju kafe Le Ju.’ Aunty Vee sering menikmati sarapan paginya di tempat ini, selain Les Marronnies, yang letaknya tidak jauh dari kafe Le ju’ ini. Kafe Le ju’ adalah salah satu kafe favorit di Kota Paris untuk menikmati sarapan kesukaan aunty Vee. Menurut aunty Vee, makanannya super duper lezat, tempatnya nyaman dan harganya bersahabat dengan kantong alias tidak terlalu mahal dibandingkan tempat lainnya. Kafe Le ju’ terletak di 16 Rue des archives di Kota Paris. Tidak sulit untuk menemukan tempat ini, selain berada di pusat kota tempat ini juga cukup terkenal. Cocok buat turis atau orang yang ingin makan enak dengan budget yang lebih ringan. Cuaca pagi cukup cerah karena mentari menampakkan sinarnya di ufuk cakrawala, menebarkan sedikit kehangatan di musim dingin yang terasa sangat dingin. Chrystal dan aunty Vee memakai mantel panjang yang tebal berlapiskan bulu angsa di dalamnya dengan selendang wol menutupi
“Lama amat sih lu ngangkat telepon gue, Chrys.” Suara Fiola terdengar dari seberang sana begitu Chrystal menerima panggilan video call darinya.“Lagian siapa suruh lu telepon gue pas gue lagi mandi.”“Gue jadi ga bersih nih mandinya," balas Chrystal.“Gila lu Chrys, beneran lu udah nyampe Paris?“ tanya Fiola tak percaya.“Iya dong, gimana keren ga? Keren kan, Fi?"“Widiiih keren, keren Chrys! Keren abis.”“Keren banget sih lu, Chrys!” Fiola terus nyerocos seperti mercon yang sumbunya baru saja disulut korek api.“Btw gue juga pengen dong Chrys, pengen liat sunrise di Paris nya.”“Masih ada ga Chrys sunrisenya?“ Fiola bertanya dengan tidak sabar.“Duuh gila, keren bet sih lu Chrys.” “Hehe, satu-satu napa Fi nanyanya.""Beneran nih lu pengen liat?“ tanya Chrystal yang membuat Fiola jadi semakin penasaran.“Ya iyalah Chrys, masa lu doang yang liat, ajak-ajak gue napa, Chrys!““Kasih liat ga ya?“ Chrystal sengaja menggoda Fiola, membuat Fiola tambah semakin penasaran.“Jangan canda lu
Chrystal melihat jam yang terletak di atas meja di samping tempat tidurnya. Jarum jam itu menunjukkan pukul enam lewat sepuluh menit. Ia segera menyibakkan selimut tebal yang menutupi tubuhnya lalu bangun dari tempat tidurnya yang besar kemudian berjalan menuju jendela besar yang ada di kamarnya. Ia membuka kedua tirai putih yang menutupi kedua jendela kamarnya itu dan menariknya ke sisi pinggir jendela.Di hadapannya tampak sebagian Kota Paris yang terbentang jauh di bawah sana, dan terlihat mulai semakin ramai. Matahari pagi mulai muncul dari kejauhan di ufuk timur Kota Paris. Bangunan pencakar langit di sekitar apartemen auntynya ini tampak masih diterangi lampu-lampu, demikian juga lampu-lampu jalanan dan taman-taman kota masih terlihat menyala. Chrystal melayangkan pandangannya jauh ke bawah, di sana tampak Menara Eiffel dari kejauhan. Menara itu terlihat begitu anggun berdiri tegak menjulang paling tinggi di antara bangunan-bangunan pencakar langit lainnya. Bangun
Kereta api cepat TGV yang ditumpangi Chrystal mulai bergerak meninggalkan stasiun kereta api Gare de la Part-Dieu di Kota Lyon. Chrystal duduk di lantai atas memandang ke luar jendela, tampak Sungai Seine yang mulai bergerak menjauh di belakangnya. Ares duduk di sampingnya. Dua kursi di depan yang menghadap ke arah mereka berdua tampak kosong sementara empat kursi yang saling berhadapan di samping mereka hanya ditempati oleh seorang pria setengah baya yang sedang asyik membaca sebuah buku, sesekali pandangan matanya menatap keluar jendela kereta yang melaju semakin kencang. Hampir tak terdengar suara kereta itu bergerak, tapi Chrystal menyadari kalau kereta itu bergerak sangat cepat.Chrystal memandang ke sampingnya, Ares duduk di kursi di sampingnya. Ia melihat Ares memejamkan matanya menyandarkan kepalanya pada kursi kereta yang empuk itu. Ares tampak sangat lelah. Ia tidak tahu pasti apakah Ares benar-benar sedang tertidur ataukah Ares hanya lelah dan memejamkan mata
Chrystal berdiri di atas balkon menatap ke bawah. Kota Lyon tampak membentang di hadapannya di bawah sana. Hampir seluruh sudut Kota Lyon terlihat dari sini. Kota Lyon yang indah gemerlapan di malam hari. Lamunannya kembali melayang ke masa itu.“Kita akan pergi ke atas menara yang tinggi di Basilique Notre-Dame di puncak Bukit Fourviere di kota tua Lyon. Aku akan memperlihatkan padamu betapa indahnya Kota Lyon pada malam hari dari ketinggian.”“Seberapa tinggikah menara itu?““Sangat tinggi, sehingga kita dapat melihat seluruh Kota Lyon dari atas menara.”“Tapi aku sangat takut berada di ketinggian.”“Kamu pasti tidak akan takut, karena ada aku, aku akan selalu menjagamu.”“Bagaimana caranyakita bisa ke atas menara itu?"“Kita akan naik banyak tangga untuk menuju ke sana.”“Benarkah?““Ya, ada banyak tangga yang a
Sesaat mereka menghentikan langkah kaki mereka. Chrystal menatap ke depan, di hadapannya berdiri sebuah monumen yang benar-benar luar biasa megahnya, yang terdapat di puncak Bukit Fourviere ini. Bangunan yang dapat dilihat dari semua arah di Kota Lyon ini merupakan simbol Kota Lyon. Ternyata bangunan ini sangat besar dan luas berbentuk persegi yang memanjang ke belakang, dan diapit bukan hanya oleh dua pilar besar yang tinggi, tapi diapit oleh empat buah pilar besar bersegi delapan yang sangat tinggi. Kalau diperhatikan baik-baik benar apa yang dikatakan orang, bangunan ini seperti gajah yang sedang terbalik, badannya di bawah dan keempat kakinya mengarah ke atas. Chrystal mengangkat kepalanya memandang ke atas pilar-pilar tersebut, dan di puncak ke empat pilar tersebut terdapat masing-masing sebuah salib yang menjulang tinggi.Pada samping Katedral tersebut terdapat sebuah menara lonceng tinggi yang agak terpisah d