Share

Bab 83

Author: Alita novel
last update Huling Na-update: 2025-03-12 05:02:46

Ibu Tiara menceritakan kalau guna-guna itu ada banyak macamnya. Menurut wanita paruh baya itu, guna-guna yang menimpa Rian sama dengan guna-guna yang menimpa kakung. Dulu uti bertahan karena memang perceraian dianggap tabu. Namun uti juga tidak mau diam saja saat sadar kakung berubah karena pelakor.

Setelah dicari tahu, ternyata kakung terkena guna-guna. Jiwa detektif uti benar-benar bangkit. Segala cara dilakukan. Mulai dari diam-diam meruqyah kakung yang kemudian gagal hingga meminta air doa. Hasilnya guna-guna itu gagal saat itu ibunya Tiara dan Uti tidak sengaja masuk ke kamar selingkuhan kakung dan melihatnya tengah melakukan ritual.

Hasilnya seperti yang terjadi pada keluarga Dina sekarang. Pelaku guna-guna hilang ingatan dan tidak bisa melakukan apapun. Secara ilmiah kelumpuhan pelaku guna-guna tidak bisa dijelaskan secara medis.

“Jadi begitu. Lalu sikap Kakung berubah seperti sedia kala?” tanya Tiara penasaran. Makanan di piringnya sudah habis.

Ibunya mengangguk. “Iya. Kakung
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 84

    Walaupun tidak bicara lebih banyak, tapi kehadiran Rian bersama kedua putrinya sudah merupakan suatu kemajuan besar. Karena Lily dan Nana tidak nampak terganggu dengan kehadirannya. Pria itu lalu mengeluarkan satu per satu buku yang dibelinya tadi.“Ayah membeli buku cerita yang baru. Lily atau Nana dulu yang mau pilih buku ceritanya?” tanya Rian dengan nada ceria pada kedua putrinya. Nada bicara pria itu kembali seperti dulu . sebelum guna-guna dari Dina mengubah semuanya.Pak Joko dan Bu Mirna tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan mereka. Rian sudah berubah menjadi suami dan ayah yang lebih baik untuk anak-anak. Tidak perlu ada yang Bu Mirna khawatirkan lagi. Tugasnya hanya ikut membantu Rian agar anak-anak menerimanya lagi seperti dulu.“Nana boleh milih dulu Yah?” Si bungsu mengacungkan tangannya yang mungil. Wajah bulatnya terlihat tidak sabar menunggu sang kakak yang sejak tadi diam. Masih sangat kaget dengan perubahan ayahnya sejak pagi ini.“Boleh dong sayang. Nana mau pilih

    Huling Na-update : 2025-03-17
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 85

    Nafas Rian kembali tercekat untuk yang kedua kalinya. Membaca synopsis novelnya saja sudah menyedihkan. Ceritanya tidak beda jauh dari buku pertama yang tadi ia baca. Tentang keluarga yang tercerai berai karena tokoh antagonis. Rian tidak sadar saat memilih buku tadi. Baginya dia hanya mengambil buku yang sampulnya menarik untuk dibaca.“Oke kita mulai baca buku pilihan Kak Lily. Jadi suatu hari ada keluarga pohon cemara yang berada di atas hamparan salju Gunung Fuji,” kata Rian memulai ceritanya.Dibalik pintu Bu Mirna dan Pak Joko masih setia mengintip. Apalagi Bu Mirna yang tidak lelah memegang ponsel agar Tiara bisa ikut melihat saat mereka sedang melakukan panggilkan video call. Tidak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Itu berarti dua jam berlalu sejak Rian membacakan semua buku cerita yang ia beli untuk kedua putrinya.Pak Joko dan Bu Mirna bergantian memegang ponsel agar Tiara bisa melihat semuanya. Setelah Tiara mengangkat tangan sebagai tanda b

    Huling Na-update : 2025-03-18
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 86

    Rian berjalan mendekat. Dadanya berdegup kencang begitu ia berhasil melihat siapa orang yang tengah mengintipnya. Tubuh Rian terlonjak ke belakang saat melihat sosok yang tidak seharusnya berada disana. Bapak Dina.Perawakannya masih sama seperti dulu. Tubuh tinggi besar. Hanya saja matanya jadi dua kali lipat lebih besar. Tidak hanya sekedar sedang melotot. Belum lagi dengan wajah bapak Dina yang sangat pucat. Kulitnya seputih kapas.Tanpa sadar tubuh Rian bergetar ketakutan. Dia terus membaca surat-surat pendek yang ia hafal. Namun sosok bapak Dina masih membungkuk di sebrang pagar. Menatapnya tajam rengan bola mata yang melotot. Sabgat mengerikan.Langkahnya terus mundur menuju teras. Dia ingin masuk ke dalam rumah sekarang juga. Namun tubuh Rian terasa kaku. Tidak bisa digerakkan. Mulutnya terbuka. Hendak berteriak minta tolong pada kedua orang tuanya yang berada di dalam. Lagi-lagi Rian tidak bisa melakukannya karena mulutnya seperti terkunci."Apa yang sedang kamu lakukan Yan? K

    Huling Na-update : 2025-03-19
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 87

    Saat Rian tengah menghabiskan waktu dengan anak-anak dan keponakannya, Tiara merebahkan diri tidur di kasurnya. Dia sibuk mengetik bab novel baru di ponsel. Daripada sibuk tidak melakukan pekerjaan apapun. Tubuhnya juga lelah karena tadi sibuk melakukan video call dengan Bu Mirna untuk melihat perkembangan anak-anak dan suaminya.Sore harinya Tiara pamit pulang ke rumah. Lagi-lagi di jalan dia bertemu dengan mobil yang sama. Di dalamnya ada Dina yang duduk di kursi belakang. Kali ini wajah mereka berpandangan. Mata Dina membulat. Wanita itu beringsut maju. Menempelkan tubuhnya ke jendala.Tiara mengalihkan pandangan. Syukurlah lampu lalu lintas yang awalnya merah sudah berubah menjadi hijau. Tiara segera melajukan motornya pergi. Dia tidak mau bertemu lagi dengan Dina. Apalagi sampai bicara.“Tunggu dulu Tiara. Tunggu akuuuuu,” teriak Dina menggema di jalan yang ramai dengan lalu lalang kendaraan.Dari kaca spion Tiara melihat Dina yang berhasil keluar dari mobil tengah berlari mengej

    Huling Na-update : 2025-03-24
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 88

    Dua ustad yang datang bersama mereka itu mulai membersihkan rumah dengan bacaan ayat suci alquran. Di dalam mobl, Rian dan ketiiga putrinya menungu dengan harap-harap cemas. Pasalnya mereka bisa mendengar suara berisik dari dalam ruumah. Rian menggeleng karena dia paham kalau suaara itu berasal dari teras depan rumah mereka.Tidak lama kemudian dia melihat dua ustad itu masuk rumah bersama Pak Joko. Sedangkan Bu Mirna berjalan ke arah mobil, membuka pintu lalu duduk di kursi depan. Rian menaap sang iibu penasaran.“Bagaimana Bu? Apa proses pembersihannya sudah selesai?” tanya Rian penasaran dengan hasilnya.“Belum. Pak Ustad mengatakan kalau mereka baru membersihkan area teras karena disanalah tempat ukun Deri dan anak buahnya menebar guna-guna walaupun saat itu tidak berhasil. Setelahnya Ibu tidak begitu paham apa yang terjadi,” kata Bu Mirna menjelaskan.Rian mengangguk paham dengan penjelasan sang ibu. Entah kenapa perasaannya tidak nyaman. Dia ingin turun sekarang juga dan menghen

    Huling Na-update : 2025-03-25
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 89

    Mata Tiara terbelalak tidak percaya mendengar perkataan ibu mertuanya. Dina juga bemain dukun sekarang. Tidak lagi hanya menjadi perantara orang tuanya. Itu berarti gangguan yang sempat ia alami tadi karena ulah Dina. Bagaimana bisa? Padahal Tiara ingat kalau sore ini dia baru melihat Dina di dalam mobil mewah.Layaknya seorang sandera yang tidak kabur. Namun di jaman modern seperti ini. Bisa saja Dina meminta lewat telepon atau pesan pada dukun itu untuk melakukan guna-guna pada Tiara dan keluarganya. Begitulah pikiran wanita itu.“Rian tadi juga mengalami kejadian aneh saat kami akan pergi ke rumah Rian dan Riska. Masa dia melihatg bapaknya Dina mengintip dari balik. Itukan tidak mungkin,” kata Bu Mirna lagi.“Oh begitu,” balas Tiara mengangguk dengan pandangan kosong.“Ibu tidak tahu apa yang terjadi. Sepertinya kamu mengalami hal yang buruk saat pulang lebih dulu tadi,” ujar Bu Mirna mengusap bahu sang menantu dengan sayang. Layaknya ibu kandung pada putrinya. Terlihat sekali keak

    Huling Na-update : 2025-03-26
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 90

    “Ba—bagaimana bisa? Siang ini saya tidak sengaja bertemu dengan Dina di dalam sebuah mobil mewah yang kemungkinan besar milik Bu Aurel. Saat mata kami tidak sengaja berpandangan, dia terus memanggil namaku,” ucap Tiara tidak percaya.Rian, Pak Joko dan Bu Mirna hanya diam mendengarkan. Mereka ingin mendengar balasan Ustad Aba dan Ustad Abi tentang masalah ini. Pasalahnya menurut Rian, dia juga yakin Dina tidak akan bisa melakukan apapun dibawah pengawasan Aurel yang akan balas dendam padanya.“Benar. Itu bisa saja terjadi. Seperti yang saya katakan tadi kalau Bu Dina bisa mengganggu anda karena rumah ini memang pernah diganggu. Namun untuk masalah dia tidak bisa kabur dari orang yang mengurungnya, saya rasa ada hal lain yang anda semua tidak tahu. Dan saya rasa anda semua memang tidak perlu tahu kenapa Bu Dina tidak bisa kabur dari sana. Lebih banyak tidak tahu akan lebih baik untuk kita,” jawab Ustad Abi berteka-teki.Entah kenapa Rian dan Tiara seketika punya pikiran yang sama. Jika

    Huling Na-update : 2025-04-02
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 91

    Rian turun dari tempat tidur lalu masuk ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Dia menunaikan salat tahajud saat Tiara tengah sibuk mengetik novel dengan menggunakan ponselnya. Pria itu sama sekali tidak berniat mengganggu kesibukan sang istri. Dia justru mengambil kitab suci lalu mengaji dengan suara pelan.Meskipun sedang menjalankan kegiatan masing-masing, bukan berarti Rian dan Tiara lupa akan keberadaan satu sama lain. Mereka tetap sadar tengah berada di ruangan yang sama. Hingga tidak terasa adzan subuh berkumandang dari masjid terdekat."Aku pergi ke masjid dulu Ra," kata Rian bangkit lalu memasukan kitab suci ke rak lemari paling atas."Iya Mas," jawab Tiara sangat pelan yang hampir serupa dengan bisikan. Walaupun begitu Rian masih bisa tetap mendengar suara sang istri.Rian melangkah keluar. Membuka dan menutup pintu dengan suara perlajan. Meskipun bunyi derit pintunya tetap terdengar. Setelah sosok sang suami hilang dibalik pintu, Tiara menghela nafas lega. Dari luar terdenga

    Huling Na-update : 2025-04-03

Pinakabagong kabanata

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 108

    Aurel kembali duduk di kursi kerjanya. Hanya tinggal sedikit perbaikan maka pekerjaannya hari ini akan selesai. Satu jam menunggu sembari matanya melirik tablet yang memperlihatkan kamar asisten rumah tangga yang tengah ditiduri Dina. Luasnya hanya dua kali tiga meter. Dulu kamar itu digunakan sebagai gudang sebelum rumah ini direnovasi jadi lebih luas.Tidak lama kemudian ada orang yang mengetuk pintu. Aurel mematikan laptopnya lalu membawa tablet yang masih memperlihatkan live dari kamera CCTV di kamar Dina. Dia berdiri di balik pintu. Melihat melalui layar intercom yang terpasang di depan ruang kerjanya.“Bu Jumi?” tanya Aurel memastikan. Ia melihat sosok yang mirip dengan Bu Jumi tengah berdiri di depan ruang kerjanya. Hanya saja Aurel tidak bisa melihat sosoknya dengan sangat jelas karena Bu Jumi terlihat menunduk.Tubuhnya meremang. Entah kenapa perasaannya tidak enak. Mata Aurel terus tertuju ke layar intercom lalu beralih pada layar tablet. Dina masih tidur di atas tempat tidu

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 107

    Sedetik kemudian Dina berubah menjadi dirinya yang semula. Wanita itu tampak linglung kenapa dia berdiri dibalik pintu. Berusaha membukanya yang sudah pasti terkunci dari luar. Lagipula tidak akan ada orang yang menjawab dan mau membukakan pintu kamar ini untuknya.Dina bersandar ke pintu. Tubuhnya terasa sangat lemas. Dia tidak ingat apa yang terjadi barusan. Ingatan terakhir Dina adalah saat Bu Jumi baru selesai menelepon Pak Hermawan. Dia menangis sesenggukan saking takutnya. Setelah itu, Dina lupa semuanya.Tiba-tiba kepalanya berdenyut sakit. Dina memilih merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia tidak ingin memikirkan semua kejadian yang menimpanya akhir-akhir ini. Dina butuh waktu istirahat sebentar saja untuk mengistirahatkan tubuh dan batinnya yang lelah. Apalagi tadi tubuhnya baru saja dihajar oleh Bu Jumi. Sehingga masih menyisakan luka lebam di sekujur tubuh Dina.Dering ponselnyta yang berbunyi menarik perhatian wanita muda itu. Ada pesan masuk dari Dukun Deri. Rasany

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 106

    Tubuh Dina seketika bergetar ketakutan. Rasa jumawa dan sombongnya jatuh ke tanah begitu saja. Tidak ada lagi yang bisa ia banggakan di depan Bu Jumi saat Pak Hermawan terang-terangan mengatakan tidak perduli lagi padanya.“Oh begitu,” jawab Bu Jumi tertawa manis, tapi matanya menatap penuh ejekan pada Dina.“Memang kenapa sih kamu menanyakan hal itu? Jangan bilang karena Aurel lagi. Apa anak itu tidak percaya kalau aku sudah tidak punya hubungan apapun dengan Dina?” tanya Pak Hermawan yang terdengar lelah dari sebrang telepon.“Bukan. Tenang saja Pak. Bu Aurel sedang mengurus hal lain. Walaupun ini ada hubungannya dengan Dina,” kata Bu Jumi lagi.Wanita paruh baya itu menceritakan tentang posisi Dina di rumah ini. Apa yang terjadi kemarin hingga hari ini lalu Dina yang dikurung di gudang pingsan. Sekarang Bu Jumi ada di ruangan yang sama dengan Dina untuk mengkonfirmasi apakah Pak Hermawan masih berada di bawah kendali wanita itu atau tidak.“Oh begitu,” jawab Pak Hermawan tak acuh.

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 105

    Lagi-lagi Dina terbangun di kamarnya yang kecil yang ada di rumah mewah Aurel. Dia tidak lagi dikurung di gudang yang gelap dan pengap. Entah kenapa wanita itu menghela nafas lega. Dina beranggapan kalau bukan Aurel yang membuatnya ada di kamar ini, melainkan majikannya yang lain yaitu Pak Hermawan.“Sepertinya Pak Hermawan masih berada di pihakku,” gumam wanita itu seorang diri.Dina bangkit dari tempat tidur dengan santai. Seolah ia adalah majikan di rumah itu. Bahkan saat kepala pelayan masuk kamar sambil berkacak pinggang. Ia tidak takut enatap wanita paruh baya yang menatapnya penuh kemarahan.“Cepat tutup pintunya klau ada yang mau kamu bicarakan denganku,” kata Dina dengan nada sinis.Kepala pelayan yang bernama Bu Jumi itu berjalan denngan langkah lebar. Ttangan dengan kulit yang sudah berkerut menjambak rambut Dina dengan sangat amat keras. Hingga rasanya rambut Dina seperti akan tercabut dari kulit kepalanya.“Apa yang kau lakukan wanita tua? Sakit tahu,” teriak Dina kesakit

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 104

    Mari simpan sejenak kebahagiaan pasangan Rian dan Tiara. Karena sekarang kita akan melihat bagaimana sengsaranya Dina setelah rencana wanita itu gagal memberikan guna-guna untuk semua pegawai Aurel. Sekarang wanita yang merupakan mantan ustri kedua Rian itu benar-benar terkurung dalam rumah.Aurel meminta para pengawal menempatkan Dina di gudang. Tidak boleh ada yang membantunya karena Aurel sendiri yang akan memberikan pelajaran pada Dina. Saat Aurel masih mengobrol di ruang kantor Rian yang ada di dalam toko oleh-olehnya, Dina sedang menggedor pintu agar dibukakan dan bisa bebas dari gudang yang pengap dan gelap.Saklar di gudang ini tidak bisa dinyalakan. Dengan kata lain entahg saklar atau lampunya yang bermasalah, lampu di gudang ini benar-benar tidak bisa dinyalakan. Karena itulah jarang ada asisten rumah tangga yang berani masuk sendirian ke gudang ini. Biasanya pasti datang berdua, bertiga atau lebih dengan salah satu menyalakan senter hp.“Sialan kalian semua. Buka pintunya s

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 103

    “Lanjutkanlah. Aku mau melihat-lihat isi toko. Masa sebagai istri aku tidak tahu apa jenis usahamu,” kata Tiara yang membuat dada Rian buncah dengan kebahagiaan. Dia tidak menyangka akan mendengar kalimat itu dari bibir sang istri.“Tentu saja. Kamu bisa mengambil kue apapun yang kamu mau digudang. Toh aku belum menghitungnya sebagai stok barang,” ujar Rian yang sangat bersemangat seperti anak muda. Membuat Tiara tertawa geli melihat tingkah sang suami yang kembali seperti di awal perkenalan mereka dulu.Inilah sifat lain Rian yang menyenangkan. Salah satu hal yang membuat Tiara mau menerima pinangan Rian tiga belas tahun lalu. Selain perhatian dan penyayang, Rian adalah sosok jenaka yang selalu bisa menghidupkan suasana. Tujuh tahun pernikahan mereka benar-benar disuguhi dengan kebahagiaan. Jika ada konflik tidak pernah berlarut-larut.“Terima kasih Mas. Kamu lanjutkan saja pekerjaanmu sekarang,” ucap Tiara bangkit dari kursinya.“Iya. Kalau mau lihat-lihat di luar, rantang makananny

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 102

    Tiara terdiam. Bibirnya tetap menyunggingkan senyum meskipun Rian tahu dia memendam banyak tanya. Entah kenapa Rian jadi panik. Tidak bisa bicara sedikitpun. Padahal ada banyak hal yang ingin pria itu jelaskan pada sang istri.Di luar dugaan Aurel sudah berdiri. Wajah wanita cantik itu yang merupakan mantan atas Rian sangat bersinar. Tidak hanya karena mekap mahal yang dipakainya, tapi juga karena aura Aurel yang sangat terpancar. Memancarkan aura old money dari keluarga konglomerat yang terpandang.Aurel berjalan menghampiri Tiara. Wanita itu mengulurkan tangannya pada istri Rian lalu berkata, "Anda pasti istri Rian. Perkenalkan nama saya Aurel. Saya adalah direktur keuangan sekaligus sekarang menjabat sebagai CEO sementara di perusahaan tempat Rian dulu bekerja."Senyum di bibir Tiara seketika tersungging dengan lebarnya. Wajah wanita yang sudah melahirkan tiga putri cantik dari pernikahannya dengan Rian bersinar cerah. Bukan sinar matahari yang menyengat kulit di tengah hari, tapi

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 101

    “Bagaimana bisa?” tanya Rian tidak percaya. Dia masih tidak menyangka kalau Dina bisa lepas dari kejaran Aurel. Bahkan keluar dari perangkap yang dibuat mantan atasannya itu untuk sang manttan istri kedua.Aurel balas tersenyum. Dia juga tidak menyangka kalau Dina bisa keluar dari jebakannya. Padahal dia sudah susah payah untuk menjebak wanita itu. Ia juga berpikir kalau menyerahkan semua pengwasan Dina pada kepla asisten rumah tangga di rumahnya sendiri sudah lebih dari cukup. Namun ternyata Dina bisa melakukan guna-guna juga pada semua penawal yag mnjaganya selama ini.“Dina memberikan makanan yang sudah diguna-guna pada semua pengawal sejak beberapa hari lalu. Aku tidak tahu kapan tepatnya. Karena itulah yang disampaikan orang pintar yang menbantuku,” kata Auel melanjutkan ceritanya.“Namun satu hal yang kutahu pasti kalau Dina berhasil menyuruh semua pengawal berpuura-pura bersikap biasanya padanya. Semuanya berjalan seperti biasa. Aku dan kepala pengawal tidak curiga sama sekali

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 100

    “Aku boleh mampir ke tokomu.” Suara Dina yang manja seperti terdengar dari kejauhan.Rian merasa déjà vu. Dia seperti pernah mengalami kejadian yang sama. Pria itu langsung membaca surat al fatihah dalam hatinya. Seketika pesona Dina luntur. Rasa kesal di hati pada mantan istri keduanya itu kembali muncul. Rian menatap Dina tidak suka.“Jadi ini kantornya Bu Aurel?” tanya Dina dengan nada menyindir.Rian tidak menjawab apapun. Dia mengeluarkan ponsel lalu menghubungi Aurel. Melihat aksinya, mata Dina membulat kaget. Wanita itu beringsut mundur. “Kau benar-benar tidak akan mengajakku masuk ke kantormu Mas?” tanya Dina lagi.Kali ini wanita itu menyemprotkan parfum ke tubuhnya. Membuat suasana jadi terasa lebih dingin. Bukan Rian yang menatap Dina penuh kekaguman. Melainkan para pegawai pabrik yang mengantar barang dan beberapa pria yang membeli oleh-oleh dari tokonya.“Lebih baik kamu pergi dari sini. Aku sibuk,” kata Rian yang akhirnya bersuara.Pria itu ingin masuk ke toko yang dijad

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status