Home / Romansa / Bersinar Usai Bercerai / Bab 7: Kurang Gizi

Share

Bab 7: Kurang Gizi

Author: Anquin Dienna
last update Last Updated: 2023-03-05 16:00:43

Dengan sigap, Aldo kembali menggendong Davika ke pangkuannya. Ia memangku Davika dengan ala bridal style. Meski lelaki berlesung pipi itu berusaha untuk tidak peduli pada adiknya, tetap saja hati kecilnya berontak karena sesungguhnya Aldo sangat menyayangi adik-adiknya. Bahkan, saat keluarganya terpuruk Aldo rela jadi tulang punggung keluarga dengan merelakan studi S1-nya. Ia bekerja dalam sebuah proyek pembangunan jalan tol layang bersama Diaz, ayahnya, saat sang ayah belum dipanggil oleh yang Maha Kuasa.

Aldo dan Erna langsung masuk ke dalam mobil milik Chika, istri Aldo, yang Aldo kendarai ke rumah sang ibu. Chika sendiri tidak ikut karena ia baru saja melahirkan putri kedua mereka secara caesar tiga hari yang lalu. Sepulang dari rumah sakit tempat Chika melahirkan, Aldo langsung pamit pada Chika untuk menemui Davika di rumah ibunya. Beruntungnya, Chika yang paham dengan hati suaminya langsung mengizinkan tanpa banyak bertanya. 

Aldo mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi menuju klinik terdekat. Jelas sekali, tergurat wajah cemas dari Aldo dan Erna, wanita yang melahirkan Davika 25 tahun yang lalu itu. Sesampainya di depan klinik, Aldo dengan sigap kembali menggendong Davika.

"Sus, tolong bantu adik saya!" teriak Aldo seraya menghampiri perawat di meja pendaftaran.

"Mari, Pak, ikuti saya!" ajak seorang perawat berjilbab putih bergaris biru muda. Perawat itu langsung meminta Aldo menidurkan Davika di bangsal gawat darurat. Setelah ditidurkan, perawat dengan sigap mengecek kondisi Davika dan memanggil dokter untuk memberikan diagnosis lebih lanjut.

Aldo dan Erna dengan setia menunggu di luar sampai pemeriksaan selesai. 

"Bagaimana, Dok, kondisi adik saya?" tanya Aldo begitu dokter keluar dari ruang rawat Davika. 

"Mari masuk, Pak, Bu. Kita bicara di ruangan saya saja," ajak sang dokter ramah. Aldo dan Erna langsung masuk ke ruangan dokter. Keduanya masih menampilkan raut wajah cemas dan was-was. 

Apa mungkin ada yang serius dengan keadaan Davika? Berbagai pikiran buruk menari-nari di kepala Aldo. Apa jangan-jangan Davika hamil anak kedua? Aldo segera menepis jauh-jauh pikirannya. Ia langsung bergidik. Pokoknya jangan sampai adiknya itu kembali mengandung benih dari si berengsek Rafi. 

"Ibu Davika terlalu banyak pikiran sehingga asam lambungnya naik. Karena hal tersebut, makanya Ibu Davika tak sadarkan diri. Selain itu, ia juga kekurangan gizi. Sepertinya, Ibu Davika jarang makan dan sering menahan lapar. Apa ada tuntutan yang mengharuskan Ibu Davika menahan lapar?" 

Aldo mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia juga menahan amarah dengan merapatkan giginya. Di apartemen semewah itu adiknya harus menahan lapar? Ya Tuhan, sebenarnya manusia macam apa Rafi ini?

"Mungkin Vika menahan lapar untuk menjaga berat badannya, Dok, agar sesuai dengan harapan suaminya," tebak Erna.

"Diet yang dilakukan Ibu Davika kurang tepat, Bu. Baiknya, setelah Bu Davika sadar Bapak dan Ibu dapat menasihatinya agar tidak terlalu diforsir. Jika Ibu Davika masih ingin menjalani program diet, saya sarankan lakukan diet dengan benar dan sesuai arahan ahli gizi. Lalu, mohon minta Ibu Davika untuk tidak terlalu banyak pikiran karena segala penyakit biasanya berawal dari pikiran. Saya sudah memasang cairan infus untuk Ibu Davika. Jika cairannya sudah habis dan pasien sudah sadar dan pulih. Pasien diperbolehkan untuk pulang." 

"Baik, terimakasih Dok atas bantuannya, kami permisi ke ruangan Davika dan menyelesaikan administrasi," ucap Aldo seraya merangkul bahu Ibunya yang mulai bergetar menahan tangis.

"Ya Allah, tega sekali Rafi pada Vika. Kenapa dia tak puas-puasnya memaksa Vika untuk melakukan diet sampai Vika kurang gizi seperti ini," ujar Erna sesenggukan. 

Wanita itu tak habis pikir dengan apa yang menimpa putrinya. Memang benar putrinya bersalah, tetapi kenapa hukuman untuknya masih saja berlanjut sampai sekarang Ya Tuhan! Apa ini semuanya karena putrinya belum benar-benar melakukan pertaubatan atas kesalahan masa lalunya? Erna kembali menitikkan air matanya. Ia berjanji akan mengajak putrinya untuk memohon ampunan pada Tuhan agar jalan terjal yang dilaluinya bisa segera musnah. Sungguh, tak ada luka yang lebih menyakitkan dari tersakitinya buah hati. Semua ibu akan merasakan hal yang sama jika anaknya terluka, begitu pun Erna.

"Udah, Ma. Mama harus kuat, jangan sampai Mama juga sakit karena memikirkan Vika. Nanti kalau Vika sudah keluar dari sini, baru kita pikirkan cara membuat perhitungan dengan Rafi," pungkas Aldo. Erna kembali menangis di pelukan Aldo.

"Semua salah Mama. Andai Mama bisa memaafkan kesalahan Papa, andai Mama dan Papa bisa mempertahankan perusahaan, tentu Vika takkan memilih jalan instan dengan mencari kemewahan dalam kehidupan Rafi. Mama juga tahu kamu, Vika, dan Irvan tak terbiasa dengan jungkir baliknya keadaan kita sekarang. Mama minta maaf untuk semua, di usia tua seperti sekarang Mama hanya merepotkan kalian." Bahu wanita itu kembali berguncang. Sesekali isakan terdengar dari tubuh yang tak lagi sekuat dulu. 

"Udah, Ma. Mama enggak salah, ini memang bagian dari jalan hidup yang sudah Allah tentukan buat kita. Aldo enggak suka Mama menyalahkan diri sendiri kayak gini. Mendingan sekarang Mama istirahat di sofa sana. Mama tenang aja, biar Aldo yang jaga Vika." Aldo memapah ibunya menuju sofa.

"Kamu enggak pulang, Al? Kasihan Chika, nanti Chika khawatir," tanya Erna. Wanita itu menyeka sisa-sisa air mata di bulu matanya.

"Enggak apa-apa, Ma. Nanti Aldo telepon Chika kalau Vika dirawat di klinik. Aldo yakin Chika pasti ngerti kok." 

Setelah itu, Aldo langsung menelepon istrinya dan memberitahu semua yang terjadi pada Davika. Chika menyarankan agar Aldo lebih melunak pada Davika. Sebagai sesama perempuan, Chika bisa merasakan bagaimana perihnya hati Davika saat ini.

"Davika butuh kita sebagai keluarganya, Pi. Bagusnya kita support dia, jangan sampai Papi memojokkan Vika lagi. Bisa makin stress nanti dia. Mami tahu Papi marah karena Papi sayang sama Vika, tapi udah cukup ya marahnya. Nanti kalau Vika udah sadar, jangan ditambah lagi beban pikirannya dengan kemarahan Papi," ucap Chika di seberang telepon.

"Gimana Aretha? Rewel enggak, Mi?" tanya Aldo mengalihkkan pembicaraan. Sesungguhnya Aldo gamang, satu sisi adiknya dirawat dan sisi lainnya sang istri baru saja melahirkan. Ia sangat berharap istrinya dapat mengerti dengan keadaannya.

"Alhamdulillah enggak kok, Pi. Tenang aja, Mami dirawat sama Papa dan Kak Indira. Papi fokus dulu aja sama Vika. Nanti kalau Vika udah baikan, ajak dia dan Keenan ke sini biar ketemu sama Ayumi dan Aretha."

Setelah memutus sambungan telepon, Aldo kembali ke ruang rawat Davika. Ditatapnya sang adik dengan tatapan nanar. Ada sebersit rasa bersalah karena tadi ia terlalu meledak-ledak di hadapan Davika. Sungguh, Aldo berharap setelah Davika sadar, wanita itu takkan mengulangi kesalahan yang sama untuk ketiga kalinya. 

Davika mulai membuka matanya. Matanya terasa silau setelah dua jam terpejam. Ia mengerjap-ngerjap dan menatap sekeliling. Ditatapnya jarum infus yang menancap di kulit tangan kanannya. Aroma khas rumah sakit atau klinik menguar di hidung bangirnya. Setelah kesadaran terkumpul dengan penuh wanita itu bangun dan terduduk. Ia melihat ibunya yang tertidur fi sofa dan kakaknya yang tertidur sambil memegang tangannya. Aldo terbangun saat menyadari Davika sudah duduk di ranjangnya.

"Kenapa Vika dirawat, Kak?"

=================

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rahma Wati
ya cerita bagus seperti kejadian benar
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
baca part ini g tahan klo g ngeluarin air mata karena baca ini kaya kisah nyata k bawa perasaan baca nya sampe ikut sedih ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 8: Menguar Luka

    “Kenapa Vika dirawat, Kak?” tanya Davika pada Aldo.“Harusnya Kakak yang nanya, kenapa kamu sampai kayak gini? Sebenernya apa yang udah dilakuin si berengsek Rafi sama kamu? Bisa-bisanya kamu sampai kekurangan gizi dan dirawat kayak gini!”Gemuruh di dada Aldo kembali memberontak. Lelaki itu lupa dengan janjinya pada Chika dan Erna yang akan bersikap lebih lembut pada Davika. Semua pertanyaan di kepalanya harus segera terjawabkan agar ia bisa memutuskan bagaimana sikapnya pada mantan adik iparnya nanti. Jika Rafi benar-benar bertindak di luar batas, sebagai Kakak Davika, tentu Aldo akan membuat perhitungan.“Aku cuman kecapaian aja, Kak,” sahut Davika seraya meminum air putih yang tersedia di meja kecil di samping ranjang rawatnya. Perut dan kepala wanita itu masih terasa nyeri.“Enggak usah bohong! Jelas-jelas dokter bilang kamu kekurangan gizi! Apa jangan-j

    Last Updated : 2023-03-06
  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 9 : Genangan Luka

    "Apa yang sedang kalian lakukan?" Mata Davika membelalak tak percaya. Gumpalan embun menyeruak di mata sipitnya. Ia melihat sang suami mengecup hangat dahi seorang gadis yang bersandar di bahunya sambil menonton film romantis di dalam layar datar itu."Vika?" Mata Rafi membulat dan kedua pasangan itu langsung menjauh."Oh, jadi ini alasan sebenarnya Kakak menalak aku? Karena perempuan ini kan? Status instagram cuman alasan yang Kakak buat-buat agar bisa melegalkan perselingkuhan kalian! Kalian bener-bener keterlaluan." Tangan Davika mengepal dengan kencang sampai buku-buku tangannya memutih. Terasa sesak dan nyeri dada wanita itu. Susah payah Davika menahan entakan air mata yang mendesak ingin keluar dari mata sipitnya. Pada akhirnya, air mata itu luruh juga bersamaan dengan kekecewaan yang menusuk-nusuk hatinya."Vik, kamu jangan salah paham. Kakak sama sekali enggak selingkuh!" ucap Rafi membela// diri.

    Last Updated : 2023-03-07
  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 10 : Pengumuman Nikah Siri

    "Mbak Vika, enggak kenapa-kenapa?" teriak salah satu tetangganya panik. Wanita tambun yang berstatus sebagai tertangga Erna itu langsung meraih tubuh Davika yang ambruk. Ia terlihat khawatir apalagi saat melihat wajah Davika yang pucat pasi."Bu, bisa bantu saya masuk ke rumah?" pinta Davika seraya menahan nyeri yang semakin terasa menusuk-nusuk perutnya. Keringat dingin kembali mengalir hampir di seluruh tubuhnya.Sang tetangga langsung membopong Davika seraya mengetuk pintu rumah Erna. Setelah pintu terbuka, keduanya pun masuk. Irvan langsung membantu tetangganya membaringkan Davika di kursi ruang tamu.Keenan yang melihat ibunya kesakitan langsung bertanya, "Mami, kenapa? Mami sakit?" Keenan menggoyang-goyangkan lengan ibunya."Perut Mami sedikit sakit, Sayang." Davika berbicara sambil menggigit bibir bawahnya untuk menahan nyeri. Keenan langsung menatap dua koper di samping Davika. Anak lel

    Last Updated : 2023-03-08
  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 11 : Sumpah Serapah Keluarga

    "Kakak mau ngomong, kalau Kakak udah nikah siri sama Natasha. Sambil nunggu akta cerai kita, baru diresmikan. Jadi, Keenan udah punya mama baru. Kakak mau kenalin Natasha sama Keenan boleh? Kalau secara agama kan kita udah sah cerai dari pas kamu pulang ke rumah orangtuamu. Jadi, Kakak sama Natasha udah tinggal bareng kayak yang kamu lihat tadi. Kakak boleh kenalin Natasha ke Keenan enggak?"Bagai disambar petir, pesan whatsapp dari Rafi sukses membuat mata Davika kembali berair. Bisa-bisanya mereka menikah dalam keadaan seperti ini? Hei Bung! Istrimu baru saja meninggalkan rumah selama 10 hari dan kamu entengnya mengatakan sudah menikah lagi dengan gadis lain tanpa ada beban sama sekali. Freak! Saiko! Rafi benar-benar tidak waras! Davika merutuki Rafi dalam hati. Untung saja, saat pesan itu datang Erna sedang keluar untuk mencari makan malam sehingga wanita itu tak perlu melihat putrinya kembali menangis terluka akibat ulah Rafi.Davi

    Last Updated : 2023-03-09
  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 12 : Resmi Berpisah

    Usaha keluarga besar Davika untuk mengembalikan senyum di wajah wanita muda itu berhasil. Semua silih berganti menghibur Davika yang diselimuti lara. Tanpa terasa kepergian Davika dari apartemen Rafi sudah berjalan selama satu bulan lamanya. Berkas-berkas perceraian pun sudah masuk ke pengadilan tinggal menunggu nomor antrean untuk menjalankan sidang kembali.Dalam kasus perceraian Rafi dan Davika, keduanya sama-sama mengajukan gugatan cerai. Rafi sebagai pemohon mengajukan permohonan cerai talak ke pengadilan agama/mahkamah syariah. Pada pemeriksaan sidang pertama, hakim berusaha mendamaikan keduanya. Sayangnya, usaha hakim tidak berhasil karena Rafi bersikukuh ingin berpisah dari Davika, pun sebaliknya. Davika juga tidak membela diri atau pun menolak gugatan yang dilayangkan oleh Rafi.Hakim pun mewajibkan keduanya menjalani proses mediasi. Sama seperti sebelumnya, upaya hakim tidak berjalan dengan lancar. Karena hal tersebut, pemeri

    Last Updated : 2023-03-10
  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 13 : Perasaan Terpendam

    "Vik, bangun! Udah sampe depan rumahmu." Devanno membangunkan Davika dengan lembut. Namun, wanita berhijab peach itu masih tertidur dengan pulas dan nyaman di dalam mobil."Kalau tidur gini, kamu terlihat tenang dan tanpa beban, Vik." Jari tangan Devanno mengusap pipi mulus Davika dengan penuh sayang. Lelaki beralis tebal dan berhidung mancung itu melengkungkan senyum di bibir tipisnya. Karena sentuhan tangan Devanno, Davika sedikit menggeliat membuat Devanno refleks menarik kembali jarinya."Vik? Kamu udah bangun?" Pertanyaan Devanno menguap bersamaan dengan Davika yang masih tertidur pulas. Ternyata Davika hanya menggeliat dan tidak menyadari sentuhan dari jari tangan Devanno.Lelaki itu bingung, apakah ia harus menggendong Davika dan menidurkannya di dalam rumah ataukah ia tunggu saja sampai wanita itu terbangun dengan sendirinya? Devanno menghela napas panjang. Jantung lelaki itu memompa darah dengan kecepatan tinggi

    Last Updated : 2023-03-11
  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 14 : Wawancara Bisnis

    "Vik, siapa laki-laki yang mengantarmu pulang? Apa dia partner kerja yang merangkap menjadi kekasihmu? Dia kan yang membuat kamu tak mengacuhkan Kakak?" Mata Davika membulat sempurna. Dari mana Rafi mengetahui nomor ponselnya?Mendadak kepala wanita itu terasa nyeri. Davika memijit-mijit keningnya beberapa kali. Ia tertegun di depan cermin kamarnya. Kenapa setiap ada hal yang berhubungan dengan Rafi respons tubuhnya seperti ini? Apa trauma masa lalunya belum benar-benar sembuh? Apa sisa-sisa luka itu kembali menganga hanya karena tubuhnya berhadapan dengan Rafi?Ah, Rafi kenapa dia tak bosan-bosannya mengganggu hidup Davika? Selama hampir 10 tahun ini hidup wanita berhidung bangir itu sudah cukup tenang dan bahagia. Mengapa Rafi harus datang mengusik ketenangannya? Davika menatap pantulan wajah ayunya di cermin. Rasanya ia sudah cukup tegar selama ini. Bagaimana mungkin ketegaran itu goyah hanya karena pertemuannya dengan Rafi?

    Last Updated : 2023-03-12
  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 15 : Tamu Tak Diundang

    "Waduh, Bibi enggak kenal, Bu. Tamunya laki-laki, ganteng tapi enggak seganteng Tuan Devanno." Mendadak hati Davika tak enak, apa mungkin tamu itu Rafi?"Tamunya enggak disuruh masuk, kan, Bi?" tanya Davika was-was. Wanita itu menggigiti kuku-kuku di jari kanannya."Enggak, Bu. Bibi suruh tunggu di kursi luar," sahut Bi Marni. Wanita paruh baya itu merasa ada yang aneh dengan sikap majikannya. Tak biasanya sang majikan bersikap parno seperti hari ini. Ia ingin bertanya, tetapi sungkan. Akhirnya ia hanya menyimpan tanda tanya besar dalam hatinya."Bagus Bi, pokoknya kalau ada tamu laki-laki yang datang ke rumah ini saat Keenan enggak ada. Jangan pernah diizinkan masuk ya Bi, kecuali Kak Aldo, Irvan, atau saudara-saudaraku yang udah Bibi kenal. Kalau enggak kenal, Bibi minta tunggu di luar aja." Lagi, keringat dingin mulai mengucur di pelipis wanita cantik itu."Siap, Bu. Ini Bibi buatkan m

    Last Updated : 2023-03-13

Latest chapter

  • Bersinar Usai Bercerai   Extra Part

    "Duduk,Vik." Devanno menatap istrinya yang baru saja masuk dan membuka pintu kamar. Davika langsung menghampiri Devanno dan terduduk di samping lelaki berhidung bangir itu sesuai dengan perintah imamnya. Dengan jantung yang bertalu, Devanno meraih kedua tangan wanitanya dan menatap Davika dalam. "Vik, thanks ya kamu udah mau jadi istriku."Devanno mengucapkan kalimat itu seraya mencium punggung tangan istrinya. "Kamu tahu, Vik, memilikimu adalah salah satu anugerah terbesar yang Allah berikan untukku. Aku akan selalu memastikan tak ada air mata yang akan kamu keluarkan di dalam bahtera rumah tangga kita." Lagi, lelaki tampan berlesung pipi itu menyunggingkan senyuman secerah mentari pagi sehingga membuat ketampanannya naik berkali-kali lipat."Makasih juga buat kesabaranmu menanti hatiku terbuka untuk menerima kamu, Van," balas Davika seraya tersenyum tulus."Aku enggak keberatan nunggu kamu, Vik. Jauh di dalam sini selalu ada namamu dalam doaku." Devanno menunjuk ke dadanya seray

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 48 : Happy Ending

    Bab 48 : Happy EndingPesta pernikahan itu berlangsung dengan sangat meriah. Pernikahan Davika dan Devanno dilangsungkan di sebuah gedung pernikahan terkenal daerah Bandung dengan mengusung konsep mewah dan elegan. Dekorasi utama gedung pernikahan tersebut menggunakan perpaduan warna gold dan hitam. Dari arah pintu masuk, para tamu undangan disuguhkan dengan foto-foto pre-wedding Davika dan Devanno dengan bermacam-macam pose jarak jauh tanpa bersentuhan. Walaupun tanpa bersentuhan, foto-foto itu tetap menarik perhatian dan memberikan kesan mendalam bagi orang yang melihatnya. Jika diamati, pose-pose itu menyiratkan bagaimana perjuangan Devanno memendam perasaan selama hampir lima tahun lamanya pada sosok Davika. Foto terakhir menampilkan remake pose saat Davika menerima lamaran Devanno di depan kantor La Moda.Saat memasuki aula utama, para tamu yang hadir disuguhkan dengan pemandangan dekorasi pernikahan yang memikat mata. Lampu gantung berwarna gold panjang menjuntai menghiasi lang

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 47 : Mengejar Restu

    Bab 47 : Mengejar Restu Devanno mengantar Davika pulang selepas makan bersama. Lelaki berhidung mancung itu tersenyum semringah selama perjalanan mengantarkan Davika ke kediamannya yang berada di sebuah cluster mewah daerah Dago. Senyuman semanis gula-gula tercetak sempurna di bibir lelaki tampan itu. “Aku pulang dulu ya, Vik. Besok aku jemput lagi.” “Enggak usah, Van. Besok aku bisa naik go-car atau grabcar,” tolak Davika. Ia tidak mau bergantung atau menyusahkan Devanno.“Lho kok punya punya calon suami malah pengen naik ojek online.” Devanno mencebik.“Belom resmi, di restoran kan aku udah bilang kamu minta izin dulu ke orangtuamu dan minta izin pada mamaku dan Kak Aldo. Kalo udah dapet restu, baru deh beneran jadi calon suami.” Kalimat yang diucapkan Davika memang lembut dan tanpa tekanan. Akan tetapi rasanya langsung menohok Devanno. Perempuannya ini memang paling pintar mendebat apa pun yang diucapkan Devanno.“Iya-iya, secepatnya aku minta izin. Besok pun kalau kamu minta ak

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 46 : Berbuah Manis

    Bab 46 : Berbuah Manis Tak mau berlama-lama, Davika langsung menyambar ponsel dan tasnya menuju lobi kantor La Moda. Ia penasaran dengan apa yang dikatakan Raissa tentang kedatangan Devanno. Bagaimana mungkin Devanno datang sebagai tunangannya? Dalam rangka apa? Kenapa ekspresi Raissa harus mengulum senyum seperti tadi? Berbagai pertanyaan menari-nari di kepala Davika.Wanita cantik bertubuh proporsional itu segera menekan lift menuju lantai dasar. Hari ini Davika terlihat lebih anggun dengan setelan outer blazer berbahan dasar katun tweed motif kotak-kotak berwarna dasar putih, cream, dan cokelat susu. Blazer itu dipadukan dengan rok slimfit berwarna cokelat tua berbahan dasar leather. Di kaki jenjangnya terpasang sepatu boots berwarna putih membuat penampilannya semakin terkesan berkelas. Wajah selebgram sekaligus owner butik La Moda itu tampil segar dengan konsep make up natural look. Wajah nge-glazed-nya dilapisi beberapa produk make up dari brand B Erl Cosmetics. Salah satu pro

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 45 : Aksi Percomblangan

    Bab 45 : Aksi Percomblangan“Papi ….” Sejenak Rafi menggantungkan kalimatnya, terasa berat. Namun, apa boleh buat. Pada akhirnya Rafi memang telah kalah, kalah dari permintaan sederhana Keenan. Setitik air kembali terjatuh di pelupuk matanya. Baiklah asalkan Keenan mau kembali ke pelukannya, Rafi akan menghapus keinginannya untuk kembali merajut kasih dengan Davika. Setidaknya Rafi bisa memperbaiki hubungannya dengan Keenan dan menyelamatkan garis keturunan keluarga besarnya. Rafi menghidu napas beberapa kali sebelum menjawab pertanyaan Keenan.“Papi janji, Papi enggak akan ganggu Mami Keenan lagi.” Dengan hati yang patah, akhirnya Rafi melontarkan janjinya pada putra semata wayangnya. Janji yang sebaiknya tak Rafi ingkari, jika tak ingin berimbas pada kepercayaan Keenan padanya. Terasa sangat berat, tetapi rasanya sedikit melegakan. Karena buah dari janjinya, Keenan kembali bersikap manis padanya. “Keenan pegang janji Papi, ya. Keenan harap Papi akan menemukan kebahagiaan lain, m

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 44 : Kejujuran Keenan

    Bab 44 : Kejujuran Keenan“Kangen?" Keenan tersenyum mengejek dan menggantung kalimatnya membuat udara yang Rafi hirup semakin terasa menyesakkan. “Rasa itu udah lama hilang semenjak Papi melupakan Keenan dan Mami sepuluh tahun lalu."Anak lelaki itu menatap ayahnya dalam. Kali ini tanpa air mata atau pun rasa sesak yang membelit dada. Keenan sudah berhasil melepaskan beban luka di pundaknya. Ia bisa dengan tegar memandang sang ayah tanpa rasa takut atau pun trauma. Keenan sudah bertekad untuk melepaskan masa lalu, agar ibunya pun bisa melakukan hal yang sama."Keenan akui, dulu saat Keenan masih TK atau SD mungkin sampai kelas tiga Keenan masih sering merindukan Papi. Sampai-sampai Keenan sering bolak-balik masuk rumah sakit karena asma Keenan kambuh tiap kali Keenan ingin bertemu Papi.” Bayangan luka masa lalu itu mulai mengoyak pertahanan Keenan. Kilasan-kilasan memoar itu berkelindan di kepala menyisakan pil pahit yang terasa menempel di kerongkongan.“Seiring berjalannya waktu,

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 43 : Berusaha Mendekati Keenan

    “Thank you, Nat, untuk 10 tahun kebersamaan kita.” Rafi menyodorkan lengan kanannya pada Natasha. “Semoga kamu dan aku bisa lebih bahagia setelah ini.”Natasha meraih jemari Rafi dan tersenyum dingin. “Boleh aku kasih saran sama kamu, Mas? Baiknya Mas Rafi perbaiki sikap Mas. Kalau Mas tetap bersikap seperti ini, aku tidak yakin akan ada perempuan yang bertahan lama dengan Mas Rafi. Satu lagi, Mas Rafi harus belajar bersyukur dengan apa yang Mas miliki. By the way, thanks buat doanya. Untuk pengesahan pembagian harta gono-gini hubungi saja notaris,” pungkas Natasha.Setelah itu keduanya pun berpisah. Rafi kembali pada aktivitasnya sebagai pengusaha dan Natasha kembali pada pekerjaannya sebagai sekretaris di perusahaan elite di Jakarta. Tak ada lagi drama mengenai kehidupan pribadi keduanya di media sosial. Netizen sudah teralihkan oleh pemberitaan-pemberitaan lain yang lebih viral dan menghebohkan yang datang dan pergi silih berganti. Kehidupan pribadi Hyacinth Jasmine dan CEO Shop.I

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 42 : Usaha Devanno

    Bab 42 : Usaha Devanno “Kak Hyacinth tunggu sebentar, tolong dijawab pertanyaan kami. Bagaimana tanggapan Anda terhadap konferensi pers yang dilakukan Natasha dan mantan suami Anda? Apakah Anda akan memaafkan mereka atau perbuatan Natasha akan Anda laporkan pada pihak yang berwajib?” tanya seorang wartawan laki-laki berkacamata dengan potongan rambut plontos. Wartawan itu menyodorkan sebuah microphone wireless ke hadapan Davika yang sedang berjalan keluar dari lobi kantor La Moda. Davika menghentikan langkahnya dan mulai menjawab dengan sopan pertanyaan-pertanyaan dari beberapa wartawan yang datang.“Sejak awal, saya memang tidak mau memperpanjang masalah ini. Jika Natasha sudah meminta maaf, tentu saja saya akan memaafkannya. Jadi, saya mohon tidak ada yang perlu diributkan lagi. Saya, Natasha, dan Rafi Rahmadani sudah tidak memiliki masalah apa pun,” tutur Davika ramah. Wanita berjilbab cokelat itu menyunggingkan senyuman semanis permen kapas menciptakan dua lubang terbentuk sempu

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 41 : Real Karma

    Bab 41 : Real KarmaSeorang ibu-ibu tiba-tiba saja menjambak rambut Natasha saat wanita berambut pirang itu berniat nyalon di mall. “Dasar pelakor!” teriak ibu-ibu itu. Ibu-ibu berambut hitam bergelombang setengkuk dan berbadan gempal itu menatap Natasha dengan nyalang. Bara amarah terpancar di bola matanya. “Enggak punya malu, pelakor teriak pelakor,” serang ibu-ibu itu lagi tanpa perasaan. Tergurat jelas wajah si ibu menampilkan ekspresi khas tetangga julid bin rese yang selalu bergossip saat bertemu dengan kawan-kawannya. Natasha terseret karena rambutnya dijambak cukup kencang. Wanita berkulit putih itu berteriak dan berusaha melepaskan cengkraman lengan ibu-ibu gila yang menyerangnya. Dasar wanita kurang ajar! Berani-beraninya ia menyerang seorang Natasha.Natasha naik pitam, ia balik menyerang ibu-ibu itu. Namun, serangannya gagal karena si ibu dengan cekatan menangkis gerakan-gerakan Natasha. Bahkan, wanita berhidung bangir bak perosotan di taman bermain anak-anak itu kembal

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status