Beranda / CEO / Bercinta Denganmu / 48. Persiapan

Share

48. Persiapan

Penulis: Chida
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-25 17:50:13

"Pemirsa, masih ingat dengan mantan model papan atas yang merupakan salah satu ambassador dari brand terkenal, Shesa Larasati. Menjadi korban dalam kasus pelecehan seksual, pemerkosaan yang di lakukan oleh seorang pengusaha ternama 10 tahun silam, hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari dua belah pihak."

Suara penyiar acara gosip di televisi menggema di telinga Shesa pagi itu yang baru saja keluar dari kamar mandi kamarnya. Di raihnya remote tv yang tergeletak di atas nakas dan menggantinya dengan yang lain.

"Anak seorang pengusaha ternama Gunawan Wibawa, Shesa Larasati menjadi korban pemerkosaan yang di lakukan oleh teman bisnis ayahnya, kasus terbesar tahun ini. Diketahui bahwa Shesa meninggalkan dunia permodelan sudah satu tahun ini dan ternyata menjalin hubungan dengan pengusaha muda, Alvin Atmaja."

Lagi - lagi beberapa channel televisi mengabarkan berita yang sama. Ya, inilah puncaknya, semua media dan masyarakat tahu apa yang sedang terja

Chida

Enjoy reading 😘

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Christina Natalia
Alvin...sini peluk
goodnovel comment avatar
Widya Nur Kartika Dewi
semoga mereka bahagia terus kasihan aku
goodnovel comment avatar
Ismawati Romadon
itu Anggi sama pandu g ada terusanya apa ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bercinta Denganmu   49. Meminta Restu

    Di sebuah restoran mewah, keluarga Shesa sudah berada dan melengkapi sebuah meja panjang yang tertata rapi dan terhidang berbagai macam menu. Pak Gunawan sudah bisa tersenyum dan sudah mulai terbiasa dengan kehangatan keluarga itu. Meski rasa bersalah masih terus menghantuinya, ingin rasanya lelaki tua itu memeluk Shesa dan meminta maaf pada putrinya itu. Meski Shesa tidak pernah melihat atau menatap lelaki itu lama, perasaan hati Gunawan sungguh perih mendapat perlakuan seperti itu. Dengan terbata-bata dan gerakan yang terbatas, Gunawan berusaha memulai berbicara malam itu. "Sebelumnya, terimakasih karena saya masih di terima di dalam keluarga ini," ujarnya berkata dengan sangat pelan. "Terimakasih juga untuk Nak Alvin dan Pandu yang sudah membawa saya bertemu dengan putri-putri saya." Mata lelaki itu mulai berembun, tangannya bergetar di atas meja. "Teruntuk Shesa, Papa minta maaf," ujarnya menangis. "Maafkan atas kebodohan Papa di mas

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-25
  • Bercinta Denganmu   50. Bantuan Budiman Atmaja

    Semua mata beralih pada suara lelaki itu, Chandra berdiri angkuh dengan tersenyum sinis pada Gunawan. "Sepertinya uang yang aku berikan untuk kebutuhanmu setiap bulan kurang cukup, Gunawan hingga kamu harus mendramatisir keadaan seperti ini," ejek Chandra. "Cukup!" Mata Gunawan terlihat merah menahan marah. "Tutup mulutmu," ujar Gunawan. "Cukup sudah tipu dayamu, Chandra," ucap Gunawan terbata, Pandu menahan pundak lelaki tua itu agar menahan emosinya. "Berkas sudah saya masukkan ke kepolisian, saya rasa Anda juga sudah menerima surat panggilan," ujar Alvin yang terdengar santai. "Kalian memang luar biasa ...." Chandra bertepuk tangan. "Sampai bertemu di pengadilan Chandra Adhiyaksa," ucap Alvin yang sudah berdiri dengan wajah dinginnya. Semua keluarga di ruangan itu menghela nafas ketika Chandra Adhiyaksa memutuskan meninggalkan mereka. "Ada satu hal yang ingin Papa katakan pada kalian," ujar Gunawan pelan lalu menatap Shesa.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-29
  • Bercinta Denganmu   51. Persidangan

    "Apa yang bisa Papa bantu untuk kamu?" tanya Budiman pada Alvin. "Bantuan yang mana?" Alvin balik bertanya. "Bantuan pernikahanku atau menjatuhkan Chandra Adhiyaksa?" "Keduanya," ujar Budiman. Semburat senyum terukir di wajah Pandu. Ya, ketika es itu mencair maka semuanya akan mengalir begitu saja. Alvin pun tersenyum, kembali melangkah ke arah sang Ayah yang sudah berdiri di sisi meja kerjanya. "Alvin hanya butuh restu Papa, kedatangan Papa dan mama ke pernikahan Alvin. Untuk masalah Chandra semua kita serahkan ke pengadilan, Alvin nggak bisa berharap banyak tapi satu yang pasti, setidaknya semua orang sudah tahu buruknya Chandra Adhiyaksa." "Papa bangga sama kamu," ujar Budiman memeluk Alvin. "Dan ... Pandu, kamu belum ada niat untuk kembali ke perusahaan ini?" "Aku sedang fokus dengan usaha yang aku bangun, Pa. Untuk saat ini aku belum bisa bergabung dengan Papa dan Alvin, kalo hanya dibutuhkan untuk membantu,

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-29
  • Bercinta Denganmu   52. Saksi Kunci

    Amarah itu benar-benar memuncak, ingin rasanya Shesa mencabik-cabik Chandra Adhiyaksa hingga musnah dari hadapannya. Ruangan itu kembali gaduh, Hakim Ketua kembali menenangkan keadaan, hingga akhirnya Hakim memutuskan untuk menghentikan sidang dan dilanjutkan tiga hari lagi dengan membawa saksi. Shesa terduduk lemas di kursi itu, kepalanya menunduk. Alvin menghampiri Shesa, berjongkok di hadapan kekasihnya itu, lalu menyematkan rambut Shesa yang terjuntai jatuh. "Kita pulang, yuk," ujar Alvin lembut. Pandangan mata itu begitu nanar menatap lelaki yang begitu setia menemaninya hingga detik ini. Shesa meraih tangan Alvin menciumi telapak tangan itu. "Jangan tinggalin aku," ujarnya dengan air mata yang mengalir di pipinya. "Iya ... aku nggak akan ninggalin kamu, kita pulang yuk." Alvin merangkul pundak Shesa, membawanya berdiri dan melangkah meninggalkan ruangan itu. Semua anggota keluarga sudah menunggu di lobby pengadilan

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-30
  • Bercinta Denganmu   53. Terungkap Fakta

    Suara gaduh di ruangan itu mendadak sunyi kala Ketua Majelis Hakim memasuki ruang sidang. Wajah Shesa terlihat datar sedangkan Chandra masih dengan keangkuhannya. Tidak terlihat lagi Soraya dan ibunya mendampingi sang Ayah. Pak Gunawan, Alvin dan Pandu duduk di deretan kursi terdepan. Jika diingat tadi, pengawalan yang diberikan Budiman pada Gunawan benar-benar ketat, tak sedikitpun ada celah bagi siapapun menyalip rombongan mobil mereka. Setelah berdiri dan memberi hormat kepada Majelis Hakim dan mengikuti beberapa tahapan pengadilan mengulang berita acara sebelumnya. Maka tiba saatnya mendengarkan saksi kunci dari pihak korban. Gunawan duduk di tengah-tengah ruang sidang itu, bidikan kamera semua mengarah padanya, kilatan lampu kamera menerpa wajahnya yang kian menua. Pandangannya mengarah pada Shesa, rasa bersalahnya luar biasa mengepul seakan ingin membuncah keluar. "Silahkan saksi," ujar Ketua Majelis Hakim. "Pertama-tama saya ingin mengu

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02
  • Bercinta Denganmu   54. Sidang Putusan

    "Gimana, Dok?" tanya Alvin pada seorang dokter yang baru saja selesai memeriksa kondisi kekasihnya itu."Asam lambung naik, pemicunya pikiran," ujar dokter itu. "Harus banyak istirahat, sebisa mungkin kalau belum bisa makan yang banyak usahakan untuk sering-sering mengemil. Dan, hindari pikiran yang terlalu berat."Shesa masih meringkuk di dalam selimutnya, Wulan yang sedari tadi menemani Shesa masih membelai rambut putrinya itu."Mama bikinin bubur, ya?" tanya Wulan.Shesa hanya menggeleng, lambungnya masih begitu perih untuk menerima makanan."Kamu harus isi perutmu supaya nggak kembali muntah lagi, Sha," kata Wulan. "Mama bikinin roti dulu, harus di makan, pelan-pelan aja." Kali ini Wulan beranjak dari duduknya, keluar dari kamar itu meninggalkan Anggi dan Shesa di sana."Minum teh hangatnya, Kak." Anggi menyodorkan satu cangkir teh pada Shesa."Makasih, Nggi."Alvin masuk ke kamar itu, wajah Shesa yabg terlihat

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • Bercinta Denganmu   55. Malaikat Tanpa Sayap

    Suara tembakan dua kali itu terdengar hanya sekitar lima meter dari jarak Alvin, Shesa, keluarganya, serta tim kuasa hukum berada. Semua orang bergerak dan berlarian ke arah suara, termasuk Shesa dan Alvin. Betapa terkejutnya Shesa saat melihat sosok Chandra Adhiyaksa sudah berlumuran darah tergeletak tak berdaya di sisi mobil tahanan. Pandangan Shesa beralih pada seorang gadis berwajah manis terlihat pucat, masih dengan menggenggam erat pistol di tangannya. Seorang petugas mengamankan senjata serta gadis yang memandang kejadian itu dengan mata yang nanar, pandangnya kosong, tidak ada lagi yang dia harapkan dalam hidup. Sementara beberapa petugas memeriksa keadaan Chandra dengan luka tembak di dada dan tangannya. "Masih ada denyut," ucap salah satu petugas. Istri Chandra Adhiyaksa sudah terduduk lemas berlumur darah memeluk suaminya. "Minggir-minggir, kasih jalan." Kilatan lampu kamera serta banyaknya or

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-05
  • Bercinta Denganmu   56. Restu Paula Atmaja

    "Lo dimana?" tanya Shesa pada seorang wanita di seberang sana. "Sebentar lagi gue sampe, tunggu ya," jawab Nina sahabat Shesa yang sudah hampir setengah tahun ini berada di Belanda karena Andre mendapatkan promosi meneruskan S2 nya di sana. "Sha ...," seru Nina melambaikan satu tangannya sementara satu tangan lagi menggandeng tangan mungil Keanu. "Nina ... ya ampun, kangen banget gue," ucap Shesa menautkan kedua pipinya pada Nina. "Keanu udah gede, kiss Tante dong," ujar Shesa mencubiti pipi gembil Keanu. "Kapan sampe?" tanya Shesa kembali duduk di kursi restoran tempat mereka bertemu siang ini. "Udah dia hari lalu, cuma mau hubungin lo, lo lagi sibuk sama sidang," ujar Nina. "Iya, Nin ... menyita waktu dan menguras pikiran," sahut Shesa "Tapi yang penting sekarang sudah selesai, ya. Lo udah tenang dan aman sekarang, Sha. Keluarga lo udah balik lagi kayak dulu, meski bokap harus menjalani hukumannya." "Iya, setela

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-05

Bab terbaru

  • Bercinta Denganmu   111. I Love You To The Moon And Back (TAMAT)

    Taman samping rumah Shesa sudah di penuhi keluarga Atmaja dan Gunawan. Malam ini adalah perayaan kembalinya Gunawan setelah melewati masa hukumannya di penjara atas perbuatannya. Shesa dan Anggi duduk di sisi para suaminya, Gunawan dengan seksama mendengarkan cerita dari putri-putrinya melewati hari mengurus buah hati mereka. Sementara Wulan dan Paula sudah menjadi kebiasaan dua nenek ini menyiapkan segala sesuatu di meja makan. "Ini yang mau di bakar apa?" tanya Pandu dengan polosnya. "Jangan rumah gue," seloroh Alvin diiringi tawa semua anggota keluarga. "Kita tunggu satu keluarga lagi untuk bergabung," ujar Budiman. "Papa sengaja mengundang mereka." "Selamat malam." Semua orang menoleh ke asal suara, lelaki tampan bermata sipit berkulit putih, merangkul seorang wanita dengan perut yang membesar. "Aya, Windu," sahut Shesa yang tak percaya jika yang di maksud Budiman adalah Soraya dan Windu serta Citra yang berdi

  • Bercinta Denganmu   110. Selamat Datang Kembali

    "Sayaaang," seru Anggi dari dalam kamarnya. Pandu menaiki tangga tergopoh-gopoh, membawa tiga bungkus pampers berukuran besar dan satu plastik besar. Setengah jam yang lalu, Anggi menyuruhnya membeli perlengkapan bayi yang dia butuhkan termasuk susu dan Pampers untuk si kembar. "Sayang," seru Anggi lagi. "Iya, aku di sini," jawab Pandu masuk ke dalam dan melihat kesibukan Anggi mengurus bayi mereka yang berumur lima bulan. "Apa lagi yang harus aku bantu?" tanya Pandu dengan napas tersengal-sengal. "Bikinin susu untuk Aira, aku mau gantiin pampers Arya dulu," jawab Anggi meletakkan Aira ke tempat tidur bayinya, lalu mengangkat pelan tubuh Arya yang sudah menunggu antrian untuk di gantikan popoknya. "Siap!" jawab Pandu lantang, lalu melangkah ke sudut ruangan yang sudah lengkap dengan semua peralatan susu bayi kembar mereka. "Nggi." Wulan memanggilnya di ambang pintu. "Iya, Ma." "Kita berangkat setelah makan siang

  • Bercinta Denganmu   109. Selalu Bersama

    "Wah, selamat ya, Ndu. Langsung dua keren banget gimana bikinnya itu?" tanya Windu yang siang itu di telpon oleh Pandu, mengabarkan kalau Anggi sudah melahirkan. "Ya bikin aja, Win. Masa perlu gue ajarin." Pandu terkekeh. "Gimana Soraya?" "Sehat dia, tapi ya gitu ... apa memang begitu ya kalo perempuan lagi hamil?" "Emang gimana?" tanya Pandu, "eh, sebentar gue ubah mode video call aja, ini ada yang ribet pengen ikut ngobrol." Windu tertawa, hubungan tiga orang lelaki ini semakin hari semakin akrab. "Gimana? Coba di ulang lagi." Alvin meminta Windu mengulang perkataannya. "Iya, banyak banget maunya, belum sensitifnya, belum lagi minta yang nggak-nggak," keluh Windu. "Minta yang aneh dalam hal itu, nggak?" tanya Alvin tertawa. "Iya, Vin. Kok lo tau? Shesa juga?" tanya Windu penasaran. "Ya kali gue cerita, Win." Alvin tertawa. "Kapan lahiran?" tanya Pandu. "Masih lima bulan lagi," ujar Windu.

  • Bercinta Denganmu   108. Bayi Kembar

    Pandu berjalan tergopoh-gopoh memasuki koridor rumah sakit. Setengah jam yang lalu dia di telpon Wulan untuk langsung datang ke rumah sakit karena Anggi mengeluh sakit pada perutnya. Jadwal melahirkan Anggi masih tiga minggu lagi seharusnya. Saat ini usia kandungannya masih delapan bulan, untung saja selesai acara keluarga tiga minggu lalu, Wulan memutuskan untuk tinggal bersama mereka mengingat kandungan Anggi yang sudah membesar. Apalagi kehamilan bayi kembar lebih-lebih tidak bisa di prediksi kapan akan lahirnya. Dokter saat pemeriksaan terakhir dua minggu lalu menyarankan untuk Anggi melakukan operasi secar, namun Anggi bersikeras ingin melahirkan normal. "Gimana, Ma?" tanya Pandu pada Wulan yang berdiri di depan ruang bersalin. "Ndu, kamu cepat siap-siap, temui suster temani Anggi," ujar Wulan terlihat panik. "I-iya, Ma. Pandu masuk dulu ya, Mama tolong hubungi keluarga," kata Pandu. Memasuki ruang dingin itu dengan baju yang suda

  • Bercinta Denganmu   107. Pelukan Keluarga

    Perut itu semakin membuncit, bukan hal biasa jika mengandung dua janin sekaligus apalagi dengan tubuh mungil seperti tubuh Anggi. Dengan susah payah, wanita yang mengenakan denim jumper dress itu berjalan menuju ruang makan VVIP di sebuah restoran di Bandung. "Kenapa sih nggak di rumah aja?" tanyanya namun dengan mendumel. "Perutnya gede banget," kekeh Shesa yang sedang menyuapi Naima. "Iyalah Kak, kan di kasih makan sama bapaknya," ujar Anggi sebal lalu dia menoleh ke kanan ke kiri. "Mas Pandu mana?" "Dih, mana tau," jawab Alvin mengangkat kedua bahunya. "Suami situ," kekeh Alvin di balas tepukan di bahu oleh Shesa. "Kakaknya situ," balas Shesa. "Iya juga, ya." Alvin lalu tertawa lagi. "Dia belum dateng?" Anggi mendelik, lalu merogoh tasnya mengambil ponsel. "Suami isrti yang aneh," ujar Wulan mengusap bibir Naima yang sudah belepotan dengan biskuitnya. "Ya udah, ini udah di tungguin," ujar Anggi yang ber

  • Bercinta Denganmu   106. Sahabat Lama

    Usia Naima menginjak enam bulan, hari ini adalah hari pertama dia mendapatkan makanan pendamping ASI. Pagi sekali Shesa sudah sibuk di dapur, dia begitu bersemangat memberikan makanan pendamping pertama untuk Naima. "Mau dibikinin apa?" tanya Wulan yang sudah satu bulan ini tinggal bersama mereka. "Ada hati ayam, telur ayam kampung, wortel, brokoli," jawab Shesa. "Kaldu ayam yang Mama bikin kemarin jangan lupa, Sha." Wulan membalik telur dadar yang di buat untuk tambahan sarapan nasi goreng kegemaran Alvin. "Buburnya kamu saring, kan?" "Iya, Ma. Kalo di blender emang kenapa, Ma?" tanya Shesa. "Ya nggak kenapa-kenapa. Cuma kayaknya nggak sreg aja sih, kalo Mama ya." "Ya udah, nanti Shesa saring aja," ujar Shesa yang mencampur semua bahan menjadi satu. "Bik," panggilnya pada pembantu rumah tangganya. "Tolong di aduk ya, aku mau lihat Nay sama papi nya udah pada bangun belum." Yang di serahkan tanggungjawab pun hanya mengangguk. S

  • Bercinta Denganmu   105. Segera Menjadi Ayah

    "Kamu mau coba gaya yang gimana?" tanya Windu mendesah di telinga Soraya. Soraya mendekat dengan seluruh tubuh yang tidak terhalang sehelai benangpun. Masih menggunakan heelsnya, Soraya mendorong pelan tubuh suaminya hingga ke sisi tempat tidur. Windu terjatuh pelan ke atas tempat, membuat senyuman kecil kala melihat kelakuan istrinya. Dia memundurkan dirinya tepat ke tengah-tengah, Soraya merangkak erotis menggerakkan tubuhnya meliuk di atas tubuh Windu. "Kamu punya gaya baru?" goda Windu. "Khusus malam ini," ujar Soraya menarik turun boxer suaminya dan membuangnya ke sembarang tempat. Kelakian Windu sudah menegang sejak awal mereka melakukan cumbuan tadi. Tangan Soraya dengan cepatnya meraih milik Windu, Soraya sedikit turun menghadap pada milik Windu, lalu menatap mata Windu. Windu mengangkat sedikit kepalanya, rasa ingin tahu yang besar atas apa yang akan dilakukan Soraya padanya. "Hhmm." Windu mengerang saat So

  • Bercinta Denganmu   104. Windu Soraya Wedding

    Soraya memandangi tubuhnya di depan kaca besar di dalam kamar hotel. Tubuh langsing, tinggi dan cantik, siapa yang tidak ingin bersanding dengannya. Hubungannya dengan Windu yang sempat terputus akhirnya membawanya kembali kedalam pelukan lelaki itu. Windu yang selalu ada di saat-saat susahnya, di saat-saat terpuruknya. Windu yang selalu menyemangati hidupnya, Windu yang meredamkan amarah kesalahpahaman yang terjadi selama ini, dan Windu juga yang menguatkan dia dan ibunya. Sebegitu yakinnya Soraya jika Windu adalah pelabuhan cinta terakhirnya. Ketukan di pintu kamar menyadarkannya untuk bergegas merapikan penampilannya. Shesa masuk ke dalam kamar Soraya, dia tertegun dengan penampilan wanita yang sempat menjadi saingannya itu. "Ya ampun, cantik banget," ujar Shesa terpana. "Siapa yang bikin gaunnya," kekeh Soraya mengulurkan tangannya pada Shesa. "Makasih ya, ini luar biasa." Gaun pengantin dengan potongan tanpa lengan, dengan bagian da

  • Bercinta Denganmu   103. Jangan-jangan Kamu Hamil

    "Siapa?" tanya Soraya lagi. "Kalo marah kamu makin cantik," ujar Windu menggoda. "Nggak usa ngerayu!' "Aku ngga ngerayu, bahkan kamu memang lebih cantik dengan wanita tadi," ucap Windu mengendusi parfum di leher kekasihnya. "Jadi pengen." Tangan Windu sudah berada di bokong Soraya. "Nggak usah macem-macem, aku masih marah." "Kalo marah malah lebih hot," bisik Windu di telinga Soraya, yang membuat tubuh Soraya menegang. "Lepas nggak! Aku mau tau siapa perempuan tadi!" Soraya berusaha melepaskan dirinya dari Windu. "Kalo aku kasih tau, janji jangan marah ya?" Windu semakin menempelkan tubuhnya. "Hhmm." "Cium dulu tapi." "Win!" "Cium dulu," rengek Windu. Mau tidak mau, Soraya pun memberikan kecupan sekilas di bibir calon suaminya yang entah mengapa semakin hari semakin manja dan harus siap di layani. "Udah," ujar Soraya kesal. "Jadi siapa dia?" "Dia itu ... wedding organizer

DMCA.com Protection Status