Share

Melarikan Diri

Penulis: kimfangirl
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-21 18:48:10

“Cukup ya, Kak?”

Bumi mengatakan itu pada Ghina, nada suaranya terdengar pelan tapi Ghina dan Tania bisa merasakan kalau pemuda itu juga sudah sangat marah. Tatapan matanya juga sangat tajam.

Ghina menarik tangannya dari genggaman Bumi. Gadis itu mengelus pelan pergelangan tangannya karena cengkeraman Bumi sangat kuat.

“Ayo kita pergi,” ujar Ghina kemudian pada teman-temannya.

“Kalian juga mending pergi,” ujar Bumi pada yang lainnya.

“Dia pikir dia siapa ngusir-ngusir kita,” bisik seseorang yang berhasil didengar oleh Bumi.

Pemuda itu menoleh dan menatap tiga kakak tingkatnya yang ada di sana. Bumi hanya menatapnya tapi tiga orang itu mengalihkan pandangannya dan pergi dari sana. Mereka semua pergi dari sana dan hanya tinggal Tania beserta Kaila yang masih terduduk di lantai.

“Kai, you okay?” tanya Tania dan kembali berjongkok.

Kaila mengangguk. “I’m okay,” sahutnya dan berusaha untuk berdiri tapi terjatuh karena kakinya terasa sakit dan gemetar.

Kaila tidak pernah seperti in
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Berhenti Membuat Khawatir

    Semua mata lagi-lagi tertuju padanya.Hari ini Kaila kembali memutuskan untuk masuk kuliah. Dia tidak mungkin bolos di saat mereka sedang ujian akhir semester dan lari terlalu lama juga bukanlah Kaila, dia mungkin takut kemarin dan begitu juga dengan hari ini tapi dia bisa mengabaikan itu semua, lagipula ini bukan kali pertama.Dia sudah pernah mengalami ini ketika SMA, bahkan mungkin lebih buruk ketika waktu SMA.Semalam Kaila tidak pulang ke apartemen dan memilih untuk tidur di hotel bintang tiga yang berada tidak jauh dari taman tempatnya kemarin. Ia satu jam lebih jauh dari apartemennya.“Hei,” sapa Tania dengan menepuk pundak Kaila pelan.Kaila menoleh dan mengangguk.“Udah sarapan belum?” tanyanya.Kaila menggeleng. Dia belum makan sejak semalam, tadi pagi dia juga tidak sempat sarapan karena harus bangun pagi dan pergi ke kampus yang jaraknya jauh karena dia tidak tidur di apartemennya.“Pasti belum ya?” ujar Tania yang tidak mendapat jawaban dari Kaila.Tania mengeluarkan satu

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-23
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Heboh

    “Bisa gak jangan bikin gue khawatir terus?” Angkasa menatap Kaila dengan lelah, tapi bibirnya membentuk senyuman tipis di sana karena bagaimana pun juga dia senang karena Kaila masih ada di sini, di depannya. Tangan mereka berdua bertaut. Tidak, lebih tepatnya Angkasa yang menggenggam tangan Kaila di depan semua orang dan membuat semua orang yang ada di sana diam terpaku ketika melihat Angkasa yang datang ke fakultas mereka. Pasalnya, tidak ada kegiatan apa-apa mengenai BEM saat ini di fakultas Ekonomi, tapi Angkasa tiba-tiba datang, dan mereka juga mulai sadar kalau satu mingguan ini Angkasa sangat sering ke fakultas mereka. Kaila melengos dan melepaskan genggaman tangan Angkasa, tapi pemuda itu kembali menggenggamnya dengan cepat. Kaila menoleh dan menatap tajam Angkasa, ia berusaha melepaskannya lagi tapi kali ini Angkasa menolak. Dia menggenggam Kaila dengan erat. “Kak Asa.. kenapa?” tanya Ghina menatap Angkasa dan tangan yang berpaut di depannya saat ini. “Jangan ganggu dia

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-26
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Pusat Perhatian

    “Kamu ngehina Mama lagi?”Mama Kaila terlihat sangat marah. Angkasa bisa melihatnya dengan jelas, sejak kedatangan Mama Kaila dan sejak tamparan itu. Angkasa ingin mengatakan sesuatu tapi Kaila mungkin tidak akan menyukainya, gadis itu sudah menghentikannya tadi.“Aku cuma bilang fakta, Ma,” sahut Kaila. Dia sudah mulai lelah. “Mama tau gak kenapa orang-orang ngeliatin kita segininya?” tanya Kaila melirik ke kiri dan kanannya yang penuh dengan orang-orang yang memperhatikan mereka.Mamanya ikut melihat dan menyadari kalau orang-orang semakin banyak dari yang sebelumnya. Mereka semua berkumpul dan menatap ke arah dirinya dan anaknya dengan tatapan yang sulit untuk dijelaskan. Mereka menjadi pusat perhatian saat ini, termasuk Angkasa yang ada di sana.“Karena mereka semua tahu kalo Mama simpanan Rektor,” ujar Kaila menatap Mamanya dengan lekat. “Mereka semua sedang ngejudge kita berdua, Ma. Mama yang ngelakuin tapi aku juga yang kena.”Mamanya menatap Kaila balik.“Jadi please, jangan a

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-28
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Gue Selalu Di Sini

    Pintu apartemen terbuka. Angkasa keluar kamarnya secepat kilat ketika mendengar suara pintu terbuka. Dia melihat Kaila yang baru saja melepas sepatunya dan meletakkannya di rak. Wajahnya terlihat lesu dan tidak bersemangat sama sekali, tatapan matanya nyaris kosong. “Udah makan?” tanya Angkasa. Kaila tidak menjawab dan terus berjalan menuju kamarnya, tapi sebelum Kaila masuk ke kamarnya, Angkasa menahan tangan gadis itu. Kaila menatap Angkasa dengan lelah. “Udah makan belum?” tanya Angkasa lagi. “Lepas,” ujar Kaila. “Belum ya?” Angkasa mengabaikan ucapan Kaila barusan. “Gue tadi beli richeese, makan yuk. Gue juga belum makan nungguin lo,” lanjutnya dan mengajak Kaila untuk ke meja makan. “Gue bilang lepas, Sa,” ujar Kaila dengan penuh penekanan. “Kenapa? Lo mau ngurung diri di kamar? Mau ngehindarin dunia?” tanya Angkasa menatap gadis itu dengan lekat. Kaila tidak menjawab. Setelah pertemuannya dengan Mamanya dan Kak Eric di kampus tadi, Kaila pergi berjalan sendirian tanpa

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-30
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Ucapan Jordan

    “Kita belum buka ya.”Jordan mengatakannya pada orang yang baru masuk dan tidak begitu jelas siapa yang datang sampai orang itu mendekat. Jordan membulatkan matanya.“Lo ke mana aja anjir?!” serunya pada Kaila yang tersenyum tanpa rasa bersalah.“Kangen banget ya lo?” tanya Kaila dan duduk di kursi yang ada di seberang Jordan sementara pemuda itu melepaskan gelas dan juga sapu tangan yang sebelumnya ia gunakan untuk mengelap gelas.Jordan menjulurkan tangannya dan mengetuk kepala Kaila dengan cukup keras karena sebal.“Jawab. Lo ke mana aja? Bikin orang-orang khawatir tuh keahlian lo banget ya kayaknya,” ujar Jordan yang sebal karena gadis itu menghilang selama lebih dari satu minggu tanpa kabar apapun untuknya.Kaila mengelus kepalanya dan menatap Jordan dengan dahi yang berkerut. “Sakit tau,” sahutnya.“Bodo amat, lo layak dapet itu. Sekarang jawab, lo ke mana?”“Gue dikurung sama nyokap gue,” jawab Kaila dan meletakkan tangannya di atas meja.Sekarang masih jam tiga sore dan masih

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Pengunjung Kafe

    Setelah dari bar, Kaila memutuskan untuk pergi ke kafenya. Namun kali ini bukan sebagai pekerja, melainkan sebagai pengunjung. “Halo selamat da—” Sapaan itu terpotong ketika Yansa melihat siapa yang baru saja masuk ke kafe. Matanya melebar sesaat kemudian menjadi teduh dan menghela napas pelan menatap Kaila yang baru saja masuk ke dalam kafe. Kaila memasang senyum yang jarang sekali ia keluarkan selama beberapa tahun ini, namun mulai saat ini dia ingin kembali membiasakan senyum itu. Ia ingin belajar tersenyum lagi. “Kak Kaiiiiii!” seru Popi dan berlari memeluk Kaila. Kaila tertawa dan menepuk-nepuk pelan bahu Popi. Ia masih terlihat canggung dan bingung harus membalas pelukan Popi apa tidak, jadi yang ia lakukan sekarang hanyalah menepuk-nepuk pundak gadis itu. Seruan Popi barusan menarik perhatian para pelanggan, termasuk Bumi yang ada di ujung sana dan juga Angkasa serta Altar yang ada di tempat mereka biasanya. Angkasa duduk di sana dan tersenyum melihat Kaila yang mendapat

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Bertahan

    “Eh iya gue juga pernah denger tuh Bang, itu sekolah lo ya?”Altar mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Bumi. “Iya, gue sama Angkasa sekolah di sana dan waktu itu kita berdua kelas sebelas,” sahutnya.“Terus kalian ikut tawuran?” timpal Kaila.“Enggak, kita diajak tapi ya ngapain,” jawab Altar lagi.Di sisi lain Angkasa hanya mengangguk, menyetujui semua ucapan yang dikatakan oleh Altar. Pemuda itu menyesap abis es americano miliknya.“Bang, mau satu gelas lagi dong,” serunya mengangkat tangannya pada Yansa yang ada di sana dan dibalas anggukan dari Yansa.“Udah abis berapa gelas? Gak inget lambung?” Kaila menatap Angkasa sekilas.Angkasa menggaruk pelipisnya dan kembali mengangkat tangannya. “Gak jadi bang, es tawar aja deh,” ujarnya pada Yansa.“Gimana sih? Batal nih jadi?” seru Yansa. Angkasa terkekeh dan mengangguk.Altar sedikit memutar bola matanya dan menggelengkan kepalanya kecil, sedangkan Bumi di sana masih bingung dengan keadaan ini, dia tidak tahu apa-apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Sedang Berusaha

    “Mau pulang bareng gak?”Kaila menoleh dan mendapati Bumi yang tersenyum ke arahnya. Pemuda itu berdiri di samping Kaila yang sedang berdiri di depan pintu kafe, menunggu teman-temannya yang lain yang masih ada di dalam sana.Malam semakin larut dan dingin, namun keadaan di luar tidak sesepi itu. Kota ini seakan tidak pernah tidur, semua orang masih berkeliaran di hampir jam dua belas malam. Begitu pula dengan Kaila dan teman-temannya.“Ayo pulang,” ujar Angkasa yang tiba-tiba datang di antara mereka berdua.Kaila dan Bumi menatap satu sama lain, kemudian menatap Angkasa yang juga menatapnya. Mereka berdua tidak berjanji untuk pulang bersama, tapi Angkasa langsung mengajaknya untuk pulang.“Oh, kalian mau pulang bareng?” Bumi menatap Kaila dan Angkasa bergantian.Kaila hanya diam saja dan saat itu Angkasa baru tahu kalau ternyata Bumi baru saja mengajak Kaila untuk pulang bareng.“Gue pulang sendiri aja,” sahut Kaila dan mengeluarkan ponselnya untuk memesan ojek online tapi langsung d

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11

Bab terbaru

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Penjelasan

    "Mama tau gak kalo mereka berdua tinggal dalam satu apartemen yang sama?" Mama Angkasa mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan yang baru saja diajukan oleh Henni. "Siapa?" tanya Mamanya Angkasa. "Siapa yang tinggal dalam satu apartemen yang sama?" ulangnya lagi. "Angkasa sama Kaila, Ma," jawab Henni melirik dua orang yang ada di samping Mama. "Mereka memang tinggal dalam satu gedung apartemen, memangnya kenapa?" Henni menghela napas terlihat sangat kesal. "Bukan gitu Ma maksudnya," balasnya. "Mereka tinggl di unit yang sama. Satu ruangan." Penjelasan dari Henni tadi berhasil membuat Mamanya Angkasa melirik dua orang yang ada di sampingnya, ia bisa melihat kalau Angkasa dan juga Kaila terlihat sangat gugup dengan ucapan Henni barusan. Menunjukkan kalau yang Henni katakan memang benar. Mereka tinggal dalam satu apartemen yang sama. "Oh, itu saja?" tanya Mamanya Angkasa yang membuat ketiga orang itu mengangkat alisnya. "Kalo itu aja, yaudah, silakan pergi."Bukan hanya Henni yan

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Terbongkar

    Angkasa berjalan menghampiri Kaila yang duduk sendirian di ujung sana."Hei, kenapa sendirian?" tanyanya menyentuh pundak Kaila.Kaila tampak terkejut. Ia menggeleng dengan cepat. "Gak papa kok, pengen sendirian aja," balasnya sekenanya.Angkasa mengangguk dan duduk di samping Kaila. "Masih gugup?" tanyanya.Kaila mengangguk. "Banget, malah makin gugup," sahutnya. "Aku gak kebiasa banget dikelilingi orang banyak kayak gini, mana baik-baik semua lagi."Angkasa bingung harus merasa senang atau menyesal.Ia senang karena keluarganya menyambut Kaila dengan hangat dan baik, tapi ia juga sedikit menyesal karena secara tidak langsung dia memaksa Kaila keluar dari zona nyamannya.Ia tahu Kaila harus mulai belajar perlahan-lahan, tapi ia masih merasa tidak enak."Maaf ya," ujar Angkasa kemudian. Ia memutuskan untuk meminta maaf.Kaila mengerutkan dahinya tidak mengerti. "Kenapa malah minta maaf?" tanya Kaila bingung."Kamu pasti terpaksa ke sini ya," ujarnya. "Aku maksa kamu banget buat ikut k

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Keluarga Angkasa

    Sedari tadi jantung Kaila berdetak dengan sangat cepat, terlebih lagi ketika dia sudah melihat tempat yang mereka tuju.Gedungnya berada tepat di depan, dan Kaila merasakan jantungnya semakin menggila. Rasanya ia ingin pergi saat ini juga. Dia masih belum bisa menghadapi orang-orang, terlebih lagi itu adalah keluarganya Angkasa. Seakan mengerti dengan apa yang dikhawatirkan oleh Kaila, Angkasa menggenggam tangan pacarnya dan mengelusnya pelan. "It's okay, ada aku, Kai," ujarnya menenangkan Kaila. Angkasa tahu kalau Kaila pasti sangat tegang dan gugup saat ini. Ia bisa melihatnya dengan sangat jelas. "Keluarga aku pada baik kok, kamu gak usah khawatir."Kaila masih tidak bisa tenang meskipun sudah mendengar kalimat dari Angkasa. Kaila berpikir, kalau keluarganya tahu mereka berpacaran, artinya mereka tidak lagi backstreet dong? Atau backstreetnya sama anak-anak kampus saja?Ah, Kaila pusing. Dia ingin pergi.Ia ingin lari saat ini juga. "Ayo," ajak Angkasa. Telat. Kaila tidak a

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Kondangan

    "Lho, kok udah pulang?" tanya Kaila ketika masuk ke dalam apartemennya dan mendapati Angkasa yang sedang duduk di sofa sembari menonton Upin & Ipin. "Iya nih, agak cepet, soalnya besok juga bakalan ke sana lagi," balasnya dan menyuruh Kaila untuk duduk di sampingnya. "Lah, kalo mau ke sana lagi ngapain pulang deh?" tanya Kaila bingung seraya mendudukkan dirinya di sofa samping Angkasa. Angkasa tidak menjawab beberapa saat. Dia mengambil tangan Kaila dan menggenggamnya, membuat Kaila mendadak bingung dengan tindakan pacarnya barusan. Pasalnya dia memegang tangan Kaila dan menarik napas panjang. "Apa?" tanya Kaila. "Kamu mau ngomong apa?" tanyanya lembut. Kaila bisa merasakan kalau Angkasa sedang ingin mengatakan sesuatu tapi terlihat ragu. "Besok kan sepupu aku nikah," ujarnya. Kaila mengangguk. "Iya, terus?" "Kamu mau ikut gak?" tanyanya. "Kondangan bareng aku, Mama juga mau ketemu kamu." Angkasa tidak bohong mengenai Mamanya yang ingin bertemu dengan Kaila. Tadi Angkasa bert

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Mencurigakan

    "Aromanya enak banget nih brownies." Angkasa menghampiri Kaila yang berdiri di depan oven, menunggu browniesnya matang. "Iya kan, enak kan baunya," sahut Kaila penuh semangat karena ia sedari tadi memang sudah pengen makan tapi belum matang. "Tapi gak usah diliatin terus-terusan gini dong, nanti jadinya makin lama," ujar Angkasa. "Mending nonton aja deh selagi nunggu." Angkasa menarik Kaila menjauh dari sana, dan dengan berat hati Kaila menurut meskipun pandangannya masih pada ovennya yang sedang menyala dan tersisa lima belas menit lagi sebelum matang merata. "Nonton apa emang?" tanyanya setelah duduk di sofa. "Eh, tapi gimana kalo kita nonton drakor aja?" usul Kaila. "Drakor apaan?" tanya Angkasa menoleh. Remot di tangannya sudah siap untuk mencari drama yang akan Kaila sebut. "King Two Hearts, mau gak? Aku pengen rewatch," ujar Kaila. "Semalem tiba-tiba keinget sama drakor lama itu. Jadi kangen." Sepanjang Kaila berbicara, sepanjang itulah Angkasa tersenyum. Ia benar-benar

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Brownies

    Angkasa kembali ke apartemennya di jam sepuluh malam dan belum mendapati Kaila di sana. Ia mengeluarkan ponselnya dan memutuskan untuk menelepon Kaila, mungkin saja gadis itu ingin ia menjemputnya, tapi baru saja ia hendak menelepon Kaila, suara langkah kaki Kaila terdengar. Angkasa memilih untuk bersembunyi dan berniat untuk mengejutkan Kaila. Dia bersembunyi di dekat pintu toilet luar dan melihat Kaila yang sedang melepas sepatunya. "Lho, belum pulang ya?" ujarnya pada diri sendiri ketika melihat apartemen mereka masih gelap, tanpa tahu kalau Angkasa sedang bersembunyi dan siap untuk mengagetkannya. Angkasa berjalan perlahan, mendekat pada Kaila yang sedang membelakanginya. Dengan kecepatan yang tidak begitu cepat, Angkasa memeluk Kaila dari belakang. Kaila menjerit kaget dan tangannya memukul sembarangan, tepat ke kepala Angkasa dan membuat pemuda itu mundur kesakitan. "Kai, ini gue," ujarnya dengan tangan yang memegang kepalanya yang baru saja kena pukul oleh pacarnya sendir

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Mencari Alasan

    Angkasa kembali ke apartemennya setelah berurusan dengan Altar dan Popi yang mengajukan banyak pertanyaan. Ia melihat Kaila yang sedang memainkan ponsel di kamarnya. Matanya masih sayu karena mengantuk tapi dia berusaha untuk membuka matanya, dan sesekali ponsel itu hampir terjatuh mengenai wajahnya. "Tidur lagi aja kalo masih ngantuk," ujar Angkasa memasuki kamar Kaila. Kaila tertawa kecil. "Lo dari mana?" tanyanya. "Beli bubur ayam nih," sahutnya dan menunjuk dua wadah bubur ayam yang ada di atas meja. "Sana cuci muka, abis itu kita makan."Kaila mengangguk dan mengangkat tangannya, meminta bantuan pada Angkasa untuk menariknya berdiri. Angkasa terkekeh dan menarik tangan Kaila hingga gadis itu langsung berdiri di depannya. Kaila mencium pipi Angkasa singkat dan pergi ke toilet setelahnya. Senyum mengembang di wajah Angkasa. "Dasar."Dia kembali ke dapur dan membuka bubur ayam untuk mereka berdua. Tidak lama kemudian, Kaila keluar dari toilet dan menghampiri Angkasa."Lo abis

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Hampir Ketahuan

    "Lho, Kak Kai juga tinggal di sekitaran sini sih." Angkasa mulai merasa gugup karena percakapan dua orang di depannya saat ini, terlebih lagi ketika Popi menanyakan apartemen Angkasa di mana. "Apartemen Kak Asa yang mana emang?" tanyanya. Angkasa tidak menjawab, tapi Altar menjawab mewakili dirinya. Ah, ia menjadi menyesal keluar dari apartemennya. "Itu," jawab Altar dan menunjuk gedung apartemen yang disewa oleh Angkasa. Popi membulatkan matanya. "Kak Kai juga nyewa apart di gedung itu lho," balas Popi yang tidak percaya kalau keduanya berada di gedung yang sama. "Ah, pantes kalian berdua deket ya, ternyata satu gedung apartemen," ujar Altar mengangguk dan menyenggol tubuh Angkasa. Angkasa terkekeh pelan. "Tapi jarang ketemu sih kami, itu juga gue baru tahu dua bulan yang lalu kalo ternyata dia tinggal di sini." "Oh, padahal Kak Kai udah cukup lama di sini katanya, sekitar hampir enam bulan sih kayaknya, apa lima bulan ya, lupa gue," balas Popi menatap gedung apartemen

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   In Love

    Kaila baru saja duduk dan hendak beristirahat ketika mendengar Popi yang memanggilnya. "Kak," panggilnya. "Kak Kai." "Ya?" sahut Kaila sedikit berteriak karena ia masih berada di belakang sedangkan Popi ada di depan sana. "Sini dong, mumpung kafe sepi nih," suruhnya. "Ada Kak Asa sama Kak Altar juga ini," lanjutnya dengan suara yang sedikit nyaring. "Ah iya," balas Kaila dan berdiri dari duduknya. Dia melepas sarung tangannya yang masih terpasang di tangan dan berjalan ke depan dengan mulut yang menguap. "Ngantuk Bu?" tanya Yansa terkekeh. Kaila mengangguk. "Iya, ngantuk banget dah," jawabnya dan duduk di dekat Yansa padahal Angkasa ada di meja yang berada tidak jauh darinya. "Kok duduk sini?" tanya Yansa. "Duduk sana deket Angkasa, Altar dan Popi," suruhnya. "Kok gak boleh gue duduk di sini sih?" tanya Kaila. "Ya ampun," balas Yansa. "Ya udah duduk sini aja, temenin gue." Belum juga satu menit Yansa ngomong begitu, tapi Popi sudah menyeret Kaila untuk duduk di samping Angka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status