Melviano kini dalam taksi sedang merutuki kondisinya yang kurang sehat. Giliran dalam keadaan begini, Kaila malahan ngajakin ena-ena, kan kampret banget!
Kaila yang tahu suaminya sedang menahan gairahnya hanya bisa cekikikan saja dalam hatinya. Siapa suruh sok jagoan neon begitu. Weee.
“Kamu sengaja ya?” tuding Melviano yang merasa geram sendiri.
“Sengaja apa?” Kaila merasa pura-pura bodoh saat ini. Rasanya kangen membuat Melviano misuh-misuh.
“Buat mancing aku di saat seperti ini, padahal kalau begitu doang aku masih kuat lho, Kai.”
“Kuat apanya, nanti kalau aku mau pegang-pegang perut kamu meringis lagi,” balas Kaila yang tetap tak ingin kalah.
“Iya pelan-pelan dong nanti pegangnya.”
“Udah ah, jangan bahas begituan nanti kamu malahan jadi nggak bisa nahan lagi.”
“Aku udah berbulan-bulan lho disiksa sama kamu begini.”
“Itu salah ka
Kaila hanya bisa menatap penuh kasihan kepada MelMel. Tapi ... semua yang ia lakukan itu untuk kebaikan Melviano."Kamu sabar dulu, sembuhin lukamu ini biar cepet sembuh. Kalau udah sembuh, terserah kamu deh mau apain aku."Kening Melviano berkerut. Ia menatap Kaila dengan tatapan yang berbinar, apalagi mendengar kata 'apain aku' dua kata namun penuh dengan sebuah jackpot."Janji ya, kamu harus mau menuruti semua keinginan aku nanti.""Hmmm.""Oke, aku udah rekam tadi perkataan kamu. Jadi aku punya bukti yang otentik semisal kamu akan mengelak dan menolak dengan keinginan yang aku mau."GLEK.Kaila menelan ludahnya, kenapa suaminya jadi kampret banget gini ya."Oke, tenang aja." Kaila meringis mendengar jawabannya sendiri.Melviano masih menatap istrinya, ia menilai Kaila dari atas sampai bawah."Kenapa kamu jadi kurus banget sih? Pisah sama aku sebulan lebih aja kurus begini.""Kurus gara-gara mikirin kamu
Melviano rasanya ingin tertawa terbahak-bahak melihat kekhawatiran Kaila saat ini, rasanya ia kejam sekali mengerjai istrinya terus menerus.Kini Kaila sedang mencari pakaiannya sendiri yang entah dibuang kemana oleh Melviano, matanya berkaca-kaca melihat suaminya meringis kesakitan. Kaila lebih memilih dirinya yang sakit dari pada suaminya.KREP.“Udah, udah, aku Cuma bercanda aja kok tadi,” bisik Melviano yang memeluk Kaila dari arah belakang.Kaila langsung terdiam saat memegang baju dan celananya, tangisnya langsung pecah merasa dikerjai habis-habisan oleh suaminya, kurang ajar banget nggak sih.“Ssssst! Jangan nangis,” bisik Melviano yang semakin erat memeluk Kaila dari belakang.Kaila merasakan perasaannya dipermainkan oleh suaminya sendiri. Kaila meronta untuk dilepaskan pelukannya oleh Melviano.“Lepasin!” kata Kaila sembari terus meronta agar dilepaskan.Dengan sangat menurut, Melvia
MERLION PARK, SINGAPORE.Kini mereka berdua menghabiskan waktu di Merlion Park. Kaila menatap air mancur yang keluar dari mulut patung berbentuk kepala singa tapi tubuh berbentuk ikan."Mel, fotoin aku dong," pinta Kaila langsung menyerahkan hapenya ke depan Melviano.Melviano hanya mengeryit saja, ia tak mau menerima hape milik Kaila."Ayo, fotoin," rengek Kaila."Pake hapeku saja, hapemu jelek.""Ssssttt! Nyebelin.""Sudah sana berposisi seperti kamu nelen air dari patung itu.""Harus mangap dong.""Iya, itu gaya paling tren kalau foto di sini. Makanya kamu jangan sampai ketinggalan," ujar Melviano yang sudah mengarahkan kamera ponselnya.“Iya sih, kalau lihat di instagram juga begitu gaya fotonya.”Kini Kaila sudah memposisikan gayanya untuk siap berfoto. Ia bergaya tersenyum, berbagai pose Kaila lakukan. Melviano sendiri hanya memutarkan bola matanya malas melihat tingkah istrinya yang gemar
Kini Melviano dan Kaila sudah sampai di hotel Marina Bay Sand, Melviano berjalan dengan langkah yang sangat terburu-buru sekali, ia menggandeng Kaila dengan erat. Langkah Kaila pun seperti terseret-seret saat mengimbangi langkah lebar suaminya.“Mel, pelan-pelan dong jalannya.”“Aku udah nggak sabar, Kai.”Melviano merasa ingin pinjam pintu ajaib doraemon saja saat ini. Kenapa menuju ke arah pintu hotelnya terasa lama sekali sih, padahal ini jalan udah ngebut banget.Kini Melviano bernapas lega, dengan cepat Melviano langsung menempelkan kartu accesnya. Tubuh Melviano mendorong pintu sembari menarik tubuh mungil Kaila ke dalam dekapannya, tangannya menangkup pipi Kaila sembari menikmati bibir tipis nan ranum istrinya. Melviano seperti orang kesetanan saat ini, ia terus menjelajah, mengeksplor bibir Kaila.Napas Kaila pun ikut memburu, ia tanpa sadar membuka kancing kemeja Melviano dengan gerakan cepat. Kaila melempar k
Kini Melviano dan Kaila setelah selesai mandi bersama, mereka memilih untuk menghabiskan waktu untuk tiduran sembari mengobrol kecil.“Kamu pengin anak laki-laki atau perempuan?” tanya Kaila yang sedang tiduran di paha Melviano. Melviano sendiri berposisi duduk sembari bersandar ke penyangga ranjang.“Laki-laki dan perempuan.”“Maksudnya?”“Aku ingin lebih memiliki satu anak, Kai.”“Satu aja, ih.”“Empat.”“Satu, Mel,” kata Kaila mencoba teguh dengan pendiriannya.“Empat sayang kalau perlu yang banyak seperti pemain sepak bola aja,” ujar Melviano sembari mengusapi rambut Kaila dengan lembut.“Haisssttt! Kamu aja sana yang hamil sama melahirkan,” sungut Kaila kesal.“Jangan ngambek dong, orang mau hamil moodnya harus baik. Nggak boleh stres dan banyak beban sayang, kamu kalau ada masalah apapun ceritain
“Meliiiiiiii,” teriak Kaila sangat menggelegar hingga banyak pengunjung yang berada di kolam renang langsung menoleh ke arahnya.Melviano yang merasa tidak asing dengan sebutan itu langsung mencari sumber suara, ternyata panggilan itu benar dari istri tercintanya.Melviano menampilkan senyum pepsodentnya kepada Kaila, namun keningnya langsung mengerut ketika Kaila justru berbalik badan meninggalkan area kolam renang. Dengan cepat Melviano berenang menuju ke tepi kolam dan keluar dari kolam renang.“Kai!” teriak Melviano melihat istrinya berjalan begitu cepat.Merasa tak ada respon sama sekali membuat Melviano langsung berlari mengejar langkah Kaila. Mengingat langkah Kaila gampang dikejar membuat Melviano kini sudah memeluk Kaila dari belakang.KREP.“Mau kemana sih?”“Lepasin, bastard!”“Kok manggilnya bastard lagi?”“Karena memang kamu bastard dan
Melviano tak membiarkan jika istrinya pergi ke toilet sendirian. Dengan langkah lebarnya, Melviano mengejar Kaila. Ia menunggu istrinya di depan toilet. Melviano merasa sangat khawatir ketika sosok istrinya tak kunjung-kunjung keluar dari toilet.Dengan sedikit nekad, Melviano langsung melangkah masuk yang justru berpapasan dengan Kaila yang keluar dari pintu.“Ngapain kamu mau masuk toilet perempuan.”“Lagian kamu lama banget, bikin khawatir aja.”“Aku mual aja, perutku terasa penuh. Enek gitu lah.”“Apa kamu hamil?”“Ah ngaco banget deh, nggak mungkin lah.”“Kalau begitu kita ke Dokter saja kalau begitu.”“Oke.”Melviano langsung membawa Kaila ke salah satu klinik di Singapore. Kini Melviano akan menemani istrinya periksa, semoga saja hasilnya bisa membuat ia sangat bahagia.Tak lama, perjalanan mereka sampai klinik, Melviano mel
Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh dan memakan waktu berjam-jam, kini Kaila dan Melviano sudah tiba di mansionnya. Seperti biasanya, mereka dijemput oleh Sawyer.“Aku merasakan jetlag nih, Mel.”“Ya udah kamu istirahat aja.”“Emang kamu mau ke mana?”“Aku ke ruang kerja dulu, banyak file kantor yang harus diselesaikan.”“Kita baru sampai lho, dan kamu mau langsung kerja? Emang nggak capek? Dalam pesawat pun kamu mantengin macbook terus sampai aku bosan sendiri melihat kamu.”“Iya, gimana dong. Satu minggu ini harus selesai dan aku emang harus kembali lagi ke Singapore buat selesaikan bisnis dengan Marvel.”“Nggak bisa ditunda lagi? Aku sendirian lagi?”“Nanti aku suruh Mikaila untuk temani kamu, oke?”“Nggak usah. Aku mending sendirian aja, mendingan aku sama Ciripa aja.”“Jangan ngambek dong