“Kita pake susu formula,” jawabnya singkat. “Mahaaaaaalll! Nanti habis buat aku beli tas, sepatu—“ “Sayaaaaang, uang Kakak banyak… kamu tenang aja!” sambar Ricko meyakinkan. Ceklek… “Selamat Pagiiii….” Sapaan perawat mengurai pelukan Amalia dan Ricko. “Pagiii,” sahut keduanya serentak. W
“De, jangan gitu donk…Kasian Nafeesa, ASI kamu juga sampe rembes tuh.” Ricko mencoba membujuk istrinya yang mendadak mogok menyusui. Padahal sebelumnya Amalia rajin memijat dua bagian di dadanya sesuai saran perawat agar ASI-nya keluar namun setelah sumber kehidupan bagi anaknya itu menghasilkan b
Ricko mengecup puncak kepala istrinya berkali-kali sambil mengusap punggung Amalia lembut. “De?” “Hem?” “Kapan kita bisaaa….” “Hem…Bisa apa?” Lia mendongak mencari maksud perkataan suaminya. Dan ketika mendapati seringai di bibir yang menghiasi wajah tampan sang suami barulah Amalia menger
Seminggu Berlalu, Tante Merry dan Om Salim kembali menggelar perhelatan besar menyambut kelahiran penerus Gunadhya tanpa melupakan Nafeesa didalamnya. Kali ini perayaan tersebut di gelar di hotel berbeda dengan konsep yang sama yaitu megah dan luar biasa mewah. Berita tersebut mampu menghebohk
Ternyata Rena dan Lia salah mendapatkan musuh, wanita paruh baya yang beberapa waktu lalu sempat menghina mereka dan mendapat balasan telak dari Monica adalah istri dari Direktur Utama salah satu stasiun televisi. Maka acara gossip yang tayang setiap pagi itu menyiarkan berita mengenai latar belak
Untung saja Tante Mery dan Om Salim langsung meluncur menuju rumah Ricko dan seperti biasa kedua orang tua itu selalu menjadi malaikat penolong dan pelindung bagi keluarganya. Om Salim hingga harus memundurkan semua jadwal meeting dengan klien demi menemani dan menenangkan Ibu dan Bapak karena mas
“Maaass….” Rena setengah berlari menghampiri suaminya yang baru melewati ambang pintu. “Sekarang keadaan Lia gimana? Ibu sama Bapak? Tadi kata Aras Lia berniat bunuh diri ya Mas? Trus sekarang gimana? Lia ga kenapa-napa kan Mas?” Cecar Rena setelah mencium punggung tangan suaminya dan meraih tas k
“Iya Pak….” Balas Rena dengan suara parau menahan tangisnya. Dan setelah sambungan telepon itu tertutup, ia mulai mengetikan sesuatu di ponselnya, meminta Lisna untuk mengantar beberapa botol ASI yang telah ditampungnya tadi siang ke rumah Ricko dengan di antar Hadi. Setelahnya Rena menghembuska