Share

Cemburu tanda cinta

"Mbak Rania, seneng banget mas Damar mau bawa mbak Rania ke sini. Duduk mbak, mas," ucap Tania.

Rania dan Damar mengikuti permintaan Tania, mereka duduk bersisihan di kursi ruang tamu Tania.

"Bimo belum pulang?" tanya Damar.

"Belum, mas. Mampir ke rumah temennya dulu, paling sebentar lagi sampek rumah. Mau minum apa mbak, mas?"

"Nggak usah repot-repot Tan, kita cuma bentar kok. Mbak Rania ada sesuatu yang mau ditanyain sama kamu," jelas Damar.

"Masalah apa mbak? Kok jadi deg-degan aku," tanya Tania.

"Mas mau ketemu Bian aja ya, kalian ngobrol dulu. Ingat Tan, apapun yang ditanyain sama Rania, jangan ada yang kamu tutupi. Katakan aja semuanya," ujar Damar pada Tania.

Damar lalu masuk untuk mencari keberadaan keponakannya.

"Ada apa sih, mbak? Aku jadi takut." Tania mendekat pada istri kakak iparnya itu.

"Mau nanya soal Mely, kamu kenal sama dia?" tanya Rania.

Tania mengerutkan alisnya, bagaimana bisa Rania mengenal temannya itu?

"Kenal, dia temenku. Mbak juga kenal sama dia?"

"Enggak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status