Share

78. Pengakuan Yugo

Penulis: Yurriansan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-19 19:36:10

Adrian menelan salivanya ketika Yugo menyadari kalau dia ada di sana. Angela sempat panik, tapi perempuan itu kemudian menemukan ide.

“Oh iya, ada tamu. Kebetulan dia ini temanku kerja di asuransi mau menawarkan jasa asuransinya. Barangkali kita tertarik.”

Adrian bangun untuk menyapa Yugo. “Halo, Pak, maaf kalau aku mengganggu. Perkenalkan namaku Nanda.” Adrian menggunakan nama palsu.

Humh, bagus sekali mereka sampai bisa mengarang sejauh ini!

“Dari pihak asuransi, repot sekali kamu sampai datang ke rumah? Bukannya kalian bisa bertemu di tempat yang lebih bagus? Cafe restoran atau hotel?” Sekalian saja Yugo menyindir mereka.

Angela sampai mendelik mendengar omongan Yugo barusan. Tapi, lagi-lagi perempuan itu berusaha untuk tenang, “Nanda ini temanku. Jadi, sekalian saja ketemu di rumah. Biar kalau kamu tertarik untuk daftar bisa sekalian.”

“Aku nggak tertarik.” Yugo menjawab tanpa basa-basi. “Aku akan percaya pada perusahaan asuransi yang selama ini aku pakai. Untuk perusahaan abal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   79. Bagian Kasa

    Sudah pukul sembilan malam, Siena belum juga tidur. Saat Yugo mengunjunginya di kamar, gadis kecil satu itu menarik selimut kemudian dia menutupi wajahnya.Sejurus kemudian, Siena menyadari kalau ayahnya ini sudah buta. Kenapa dia harus sembunyi dibalik selimut?Yugo duduk di dekat putrinya. Siena menatap sang ayah kemudian menyalakan lampu karena merasa tidak nyaman bicara dalam kondisi gelap seperti ini."Kamu nggak tidur?""Papa bisa lihat aku?""Nggak." Yugo menyimpulkan senyum. "Papa cuma bisa merasakan kalau kamu bergerak.""Oh." Siena mengangguk perlahan.Yugo mengusap kepala anaknya. "Kenapa kamu gak tidur?""Aku sudah coba untuk tidur, tapi nggak bisa.""Kenapa?"Siena juga tidak tahu. Kalau dia bilang ingin ditemani orang tuanya malam ini, takut ibunya marah dan mengatakan kalau dia anak yang manja."Papa, minggu depan ada acara keluarga di sekolah. Kita akan piknik sama-sama dengan teman satu sekolah sebelum perpisahan kami." Tiba-tiba dia membicarakan soal acara sekolahnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   80. Siena Sekarat

    Junior terkena gejala tifus yang bikin badan dia jadi demam selama dua hari dan juga tidak bisa ke mana-mana. Ini semua karena proyek di perusahaannya semakin banyak dan dia yang masih perlu banyak belajar malah langsung kebagian segudang pekerjaan seperti ini.Belum lagi, kemarin ada kesalahan dari bagian pengerjaan yang membuat mereka harus merevisi ulang. Junior satu hari sebelum sakit malah sampai tidur di kantor demi menunggu hasil revisi karena kalau tidak segera dikerjakan mereka bisa dicancel yang berdampak pada kerugian besar pada perusahaan."Kamu sakit, aku nggak temani Kasa di acaranya. Dia akan ditemani Sumi." Mahes menaruh bubur untuk suaminya. Dia juga memeriksa kembali suhu tubuh Junior yang sudah tidak sepantasnya sebelumnya."Jangan. Kalau Kasa cuma sama Sumi, kasihan dia.""Kamu sakit kayak gini, aku nggak bisa ninggalin.""Terus, Kasa, kamu memang nggak khawatir kalau dia nggak ditemani?"Mahes terdiam. Dua orang ini sangat Mahes cintai. Junior dan kasa. Tidak ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   81. Ketika Mereka Membela Mahes

    Siena dilarikan ke rumah sakit. Meski sempat mengalami sesak napas, dokter mengatakan dia baik-baik saja.Angela, menggunakan kesempatan ini untuk menghina dan menuduh Mahes.Mahes yang merasa salah, tidak bisa menjawab. Saat ini yang dipikirkan adalah bagaimana keadaan Siena. Jika sesuatu yang buruk terjadi dengannya, dia tidak akan memaafkan diri sendiri.Yugo menarik Angela untuk ke mobil. Mereka akan bicara di sana karena ini rumah sakit tidak mungkin keduanya ribut.Ada yang aneh di sini. Yugo bisa menarik Angela berjalan, tanpa bantuan tongkat dan dia bisa tahu jalan tanpa perlu meraba."Masuk kamu!" Yugo membukakan pintu memaksa Angela untuk segera masuk. Baru setelahnya dia menyusul.Angela mendengkus. "Anak kamu sudah mau mati, masih ya, kamu bela Pelacur Sialan itu!"Mobil sudah ditutup rapat, tidak akan ada yang dengar percakapan mereka. "Kamu ibunya, kamu ke mana!""Aku ke toilet sebentar!"Yugo menunjuknya. "Kamu setengah jam di sana!""Karena antre!" Angela masih berala

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   82. Masih Belum Sadar

    Angela kembali ke rumah, Yugo yang memaksanya. Sebenarnya, perempuan itu juga tidak mau menurut begini kalau bukan suaminya yang mengancam. Masalah iniakan lebih rumit jika dia masih keras kepala. Untuk satu hari ini saja Angela tidak perlu menemani Siena dulu. Sementara itu bukan cuma istrinya yang Yugo paksa pergi. Mahes juga mendapatkan perlakuan yang sama. Dia harus meninggalkan rumah sakit karena tidak mau kalau sampai nantinya ada keributan di antara mereka. "Siena baik-baik saja. Dia cuma butuh istirahat kamu atau yang lain nggak perlu menemani dia di sini." "Yugo." Junior maju untuk membela istrinya karena dia merasa cemas kakaknya ini akan menyalahkan Mahes. "Aku tahu, Jun." Yugo memahami ke mana arah pembicaraan adiknya ini. "Aku tahu apa yang mau kamu omongin. Nggak usah khawatir karena aku yang tahu gimana kondisi anakku dan aku nggak akan menyalahkan siapa pun." Junior mengangguk perlahan. "Makasih, kalau begitu." Setelahnya, Junior membawa Mahes pulang karena dia ju

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   83. Tiga Pria

    Junior masih sibuk dengan pekerjaannya. Sumi tiba-tiba menghubungi dia menggunakan telepon rumah."Kenapa, Sumi?" "Tuan, Nyonya belum pulang juga dari habis keluar untuk jalan pagi, tadi. Ini Den Kasa sampai dijemput sopir.""Loh, ke mana istri saya?"Sumi bingung mau menjawab ini. "Saya juga nggak tahu, Pak. Tadi bilangnya mau ke luar sebentar mau cari asinan di dekat sini. Saya sudah bilang supaya biar saya saja yang belikan, Nyonya nggak mau. Katanya mau jalan kaki biar lahiran lancar. Tapi, ini sudah mau dua jam, Nyonya nggak juga pulang."Terdengar helaan napas Junior. "Nanti biar saya yang hubungi dia.""Iya, Tuan.""Kasa gimana?""Den Kasa sudah dijemput sopir. Ini mau sampai sebentar lagi." Sumi menjelaskan."Ya sudah." Junior tidak bisa bicara panjang lebar sekarang. "Kamu urus Kasa. Jangan lupa siapkan makan siang untuk dia."Begitu panggilan selesai, Junior yang tidak punya firasat apa-apa menghubungi Mahes. Sempat berdering satu kali, sudahnya dimatikan.Pria itu mengerut

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   84. Ranjang Hangat Yugo

    Hari semakin siang. Junior belum juga ada tanda-tanda bisa menemukan Mahes. Terakhir, dia hanya menemukan ponsel milik istrinya yang sudah dibuang. Tapi, tidak ada jejak lanjut di mana wanita itu.Alih-alih meneruskan pencarian. Yugo malah meminta sopirnya agar mengantar dia pulang. Setibanya di rumah yang dilakukan pria itu adalah menunggu istrinya datang. Sebentar lagi, mungkin. Karena biasanya Angela dari menjemput Siena akan langsung pulang jika bukan dia ada keperluan ke salon atau berbelanja dulu.Menunggu istrinya kembali, Yugo memilih untuk membersihkan dirinya, menggunakan baju yang lebih cocok, juga tidak ketinggalan untuk menggunakan wewangian.Pria itu melihat sendiri bagaimana pantulan wajahnya di cermin. Ya .... dia masih terlihat tampan. ama eperti dulu, tidak ada yang berubah. Meki orang saat ini menilainya sebagai pria buta.Deru mobil terdengar. Angela sudah kembali, rupanya. Dia menunggu istrinya direbut di kamar, tenang duduk ampai Angela datang. Siena biasanya aka

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   85. Saat Kita Berdamai

    Yugo tiba di tempat yang Angela sebutkan. Istrinya akan baik-baik saja. Pria itu tidak melakukan sesuatu yang buruk padanya selain hanya mengelabui untuk bisa mendapatkan informasi.Di tempat lain juga sudah ada Junior yang siap meluncur ke lokasi untuk menolong Mahes.*Mahes kelaparan dan kehausan. Dia tidak mendapat makanan dan minuman karena salah satu dari mereka bilang kalau perempuan itu memang akan dibiarkan mati. Mengingat ini, yang paling Mahes takutkan adalah keselamatan bayinya.Di luar para pelaku sedang berdebat."Kenapa nggak langsung habisi saja?”"Dia hamil! Kalau kita bunuh, sama juga bunuh bayinya. Bos nggak bilang kalau perempuan ini lagi hamil!""Peduli amat sama nasib orang lain. Yang penting habis ini kita dapat bayaran mahal!""Heh, tunggu!"Terdengar bunyi gaduh, dari luar sepertinya pintu gudang akan dibuka. Jika Mahes tidak melakukan sesuatu dia akan mati di sini.Perempuan itu bangun, berjalan meski tenaganya sudah habis. Di bagian sebelah kiri dia lihat ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   86. Akhir Sebuah Kisah

    Yugo melewati masa kritisnya. Dia membuka mata setelah sembilan hari koma."Yugo …." Junior memanggil kakaknya. Saat pria itu benar-benar membuka mata, Junior terduduk lemas di sampingnya sembari memegang tangan Yugo."Makasih … makasih karena kamu bisa bertahan."Yugo mengerutkan alis, mulutnya bergerak ingin mengatakan sesuatu."Si-ena ….""Siena baik-baik saja." Junior menegakkan tubuhnya kembali. "Dia ada di rumah bersama Mahes dan Kasa."Begitu mendengarnya, tampak kalau Yugo bisa bernapas lega. Meski masih banyak hal yang dia khawatirkan, setidaknya Siena baik-baik saja."Jun ….""Hemh?"Yugo berusaha mengukir senyum saat air matanya mengalir. "Maaf."Junior mengangguk. "Kita sering ribut dari kecil. Tapi, kau tahu kamu nggak pernah benar-benar membenciku dan aku juga nggak pernah benci kamu."Yugo menggerakkan kepalanya perlahan. "Angela, aku serahkan dia."Junior menepuk pelan tangan kakaknya. "Jangan pikirkan apa-apa dulu. Semuanya akan kita selesaikan nanti."***Dia bulan b

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22

Bab terbaru

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   128. Jumpa di Pelaminan

    Angela yakin bahwa rencananya akan berjalan dengan sempurna. Dia telah merancang skenario yang cermat untuk memecah belah Yugo dan Andara, berharap bisa menghancurkan hubungan mereka. Tapi, realitas yang pahit harus dia hadapi. Angela gagal. Setelah segala usaha dan taktiknya, Angela harus mengakui bahwa dia tidak berhasil membuat Siena membenci Andara. Sebaliknya, Siena yang polos dan berhati baik, tetap menerima Andara dengan tangan terbuka. Siena, dengan kepolosannya, melihat Andara bukan sebagai musuh, tapi sebagai calon ibunya. Dia melihat kebaikan hati Andara dan cinta yang tulus dari Andara kepada ayahnya. Angela, yang selalu berusaha menanamkan keraguan dan kebencian pada hati Siena, harus menerima kenyataan bahwa dia tidak bisa mengubah pandangan Siena terhadap Andara. **** Hari itu, kantor tampak lebih sibuk dari biasanya. Telepon berdering tanpa henti, mesin fotokopi berbunyi keras, dan suara keyboard yang dipukul oleh jari-jari cepat menciptakan simfoni yang khas di r

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   127. Apa Kamu Setuju?

    Yugo mempersiapkan dirinya untuk menjemput Andara. Mobilnya, yang berkilauan bersih dan rapi, terasa seperti ekstensi dari dirinya sendiri, siap untuk mengambil peran penting dalam hari ini. Dia memeriksa jam tangan dan tersenyum puas. Tepat waktu.Dia memacu mobilnya melalui jalanan yang biasa dia lalui, tetapi kali ini dengan suasana hati yang berbeda. Dia menikmati setiap putaran, setiap lampu lalu lintas, dan setiap detik dalam perjalanan ini. Tiba di rumah Andara, dia melihat sosok yang sudah dinantikan berdiri di depan rumah, menunggu.Yugo memarkir mobilnya dengan hati-hati dan turun. Dia menutup pintu mobil dan berjalan menuju Andara. Dia menatapnya, membiarkan matanya meresap ke dalam kecantikan Andara yang mempesona. Sebuah pujian meluncur dari bibirnya, "Kamu cantik hari ini."Andara tersenyum, pipinya sedikit memerah. Dia berterima kasih dan membalas pujian Yugo, "Makasih, Mas Yugo. Kamu juga tampak tampan." Ada rona bahagia di wajahnya yang membuat Yugo merasa berharga.Y

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   126. Hampir Ketahuan

    Keramaian kantor dipenuhi oleh suara keyboard yang berdenting dan bisikan-bisikan dari rekan-rekan kerja yang saling berkomunikasi. Di tengah kebisingan itu, Andara mendengar suara lembut namanya dipanggil melalui sistem interkom. Yugo meminta Andara untuk datang ke ruangannya, ada hal penting yang ingin dibicarakannya.Andara berjalan menuju ruangan Yugo dengan berbagai pikiran yang berkecamuk di kepalanya. Mungkinkah ada tugas tambahan yang harus dikerjakan? Atau mungkin ada proyek baru yang perlu dibahas? Namun, ketika dia membuka pintu ruangan Yugo, suasana yang ia temui tidak sesuai dengan apa yang ia perkirakan. Yugo, dengan serius, malah membicarakan soal kehidupan pribadi mereka."Umh, Siena ingin mengajakmu makan malam di rumah," kata Yugo tiba-tiba, tanpa adanya pembukaan pembicaraan.Andara tampak tercengang, merasa kikuk. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa penasaran dan sedikit bingung yang terpampang di wajahnya. "Kamu mau ajak aku makan malam?" tanyanya, dengan suara yan

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   125. Siena Setuju

    Andara menatap Yugo dengan rasa penasaran yang mendalam. Matanya menyapu kontur wajah Yugo, mencari-cari sesuatu yang berbeda. Dia merasa ada yang tidak biasa tentang Yugo hari ini."Kamu kenapa?" tanya Yugo, mencoba meraba-raba apa yang mungkin terjadi.Andara menatap balik Yugo, matanya bersinar dengan semacam ketidaknyamanan yang sulit diartikulasikan. "Nggak kenapa-napa," jawabnya, seringai paksa menghiasi wajahnya.Yugo merasa seperti ada sesuatu yang disembunyikan Andara."Apa tempat ini kurang nyaman buatmu?" tanya Yugo, mencoba mencari tahu apa yang membuat Andara merasa tidak nyaman.Andara menatap sekeliling, memperhatikan suasana sekitar mereka. "Nyaman, kok, Pak," jawabnya, mencoba menenangkan Yugo. Sayangnya, dia menggunakan panggilan yang salah untuk kekasihnya itu hingga membuat dia memberengut.Sadar akan kesalahannya, Andara segera meralat panggilannya. "Oh, oke, akj nggak panggil 'Pak'. Aku akan panggil kamu Mas. Oke?" ujar Andara dengan nada yang lebih ringan, menco

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   124. Angela Tidak Akan Membiarkannya

    Yugo hari ini mengantarkan Siena ke rumah Angela. Selain karena memang hari ini jatahnya untuk bersama ibunya, dia juga ada acara dengan Andara. Tidak enak kalau Siena diajak. Ini pasti akan membuat tidak nyaman baik antara Siena ataupun Andara."Aku titip Siena."Angela mendengkus. Yugo ini sungguh bersikap tidak pantas dengan berkata seperti itu pada sosok wanita yang merupakan ibu kandungnya Siena."Aku ini ibunya, kamu nggak perlu cemas." Angela merangkul pundak Siena, menunjukkan keakraban di antara mereka.Yugo merotasi mata. Angela itu bukan ibu yang bisa dipercaya. Buktinya saja, saat acara ulang tahun Siena, dia malah memilih untuk buru-buru pergi."Papa akan jemput nanti malam," ujar Yugo kepada Siena."Iya, Pa," jawab Siena dengan senyum manisnya. Yugo pergi meninggalkan rumah besar tersebut. Mobil hitamnya menghilang di belokan jalan, meninggalkan debu putih yang berterbangan di udara.Sementara itu, Angela mengajak Siena masuk ke dalam rumah dan menuju taman belakang yan

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   123. Jadwal Kencan

    Hari ini adalah hari yang cukup sibuk bagi Yugo. Dia memiliki urusan di luar kantor yang harus diselesaikan. Untungnya, sekretarisnya, Irena, telah menyiapkan segalanya dengan baik. Dari jadwal pertemuan hingga dokumen-dokumen yang diperlukan. Sehingga, semua berjalan lancar dan tidak ada masalah yang muncul.Tapi, meski segala sesuatunya tampak berjalan baik-baik saja, Irena merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ekspresi wajah Yugo tampak berbeda dari biasanya. Biasanya dia tampak tenang dan percaya diri tetapi hari ini ada kerutan di dahi dan matanya terlihat lelah seolah-olah sedang memikirkan sesuatu yang serius.Irena merasa curiga dan mulai bertanya-tanya dalam hati apakah dia telah melakukan kesalahan atau ada sesuatu yang belum ia selesaikan dengan baik sehingga membuat bosnya itu tampak gelisah. "Pak," tanyanya ketika mereka dalam perjalanan kembali ke kantor setelah menyelesaikan urusan di luar tadi. Suaranya dipenuhi kekhawatiran.Yugo menoleh padanya, tanpa menjawab langsung

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   122. Ketika Yugo Mulai Posesif

    Pagi itu, Yugo terlihat terenyum sendiri. Cahaya matahari pagi yang hangat menyinari wajahnya yang tampak bersemu. Dia duduk di meja makan dengan secangkir kopi di tangannya, matanya menatap jauh ke luar jendela.Sementara itu, Siena, putri kecil Yugo, sedang memperhatikan ayahnya dari ujung meja. Matanya yang bulat besar tampak penuh rasa penasaran dan bingung. "Papa kenapa?" tanya Siena dengan nada polos. Yugo menoleh dan melihat Siena dengan senyum lembut di wajahnya. "Papa nggak kenapa-napa," jawabnya sambil mengelus kepala Siena lembut. "Tapi aku lihat Papa senyum terus dari tadi," sahut Siena sambil mengerucutkan bibirnya, seolah tidak percaya dengan jawaban ayahnya. Yugo hanya tertawa mendengar perkataan putrinya tersebut. "Itu cuma perasaanmu," balas Yugo sambil kembali menyeruput kopinya.Namun dalam hati, Yugo merasa bahagia, senyumannya adalah refleksi dari perasaan bahagianya karena Andara telah membalas cintanya. Setelah menyelesaikan kopinya, Yugo bangkit dari kurs

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   121. Boleh Lagi?

    Yugo tidak bisa mengelak dari pertanyaan yang diajukan oleh Andara. Dia merasa terjepit dan sadar bahwa kebenaran harus dihadapi. Dengan senang hati Yugo mengangguk sebagai tanggapan atas pertanyaan Andara."Kamu menyadarinya?" tanya Yugo dengan suara yang lemah.Andara mengiyakan. Dia telah menyadari kebenaran yang tersembunyi sejak awal melihat fitur-fitur wajah anak itu dan langsung tahu kemiripannya dengan Yugo. "Sejak awal saya bertemu dengannya, wajah anak itu terlihat familiar, dan saya langsung sadar bahwa itu adalah fitur-fitur wajah Bapak."Yugo menipiskan bibirnya. Dia tahu bahwa masa lalu kelamnya telah mempengaruhi kehidupan orang-orang di sekitarnya, termasuk putra yang tidak pernah mengetahui hubungan biologis mereka."Itu masa lalu, Pak," kata Andara dengan lembut. Dia ingin Yugo tahu, meskipun masa lalu kelam itu ada di sana, Andara ingin memastikan bahwa mereka bisa melanjutkan hidup dan menciptakan masa depan yang lebih baik.Yugo tersenyum hangat saat mendengar ka

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   120. Sangat Buruk, Bukan?

    Andara merasakan wajahnya memerah, panas oleh rasa malu yang menghampiri. Dia membungkukkan badan, meminta maaf pada Yugo."Maaf, Pak." Andara merasa benar-benar kikuk dan napasnya juga tidak beraturan."Andara!" Yugo sedikit menyentak karena dia tidak mau wanita itu merasa bersalah. Yugo memegang bahunya, mencoba membuat dia tenang. "Tenanglah," ujarnya pelan.Andara merasa seolah-olah oksigen di sekitarnya semakin habis. Rasa cemas dan takutnya membuatnya sulit bernapas secara normal.Yugo menarik sudut bibirnya membentuk senyuman tipis. Dia berbahagia sekaligus mencoba mengerti dan simpati. Dia tahu betul bahwa Andara sedang mengalami tekanan emosional yang besar dan dia berusaha sebaik mungkin untuk menjadi penenang baginya."Jangan masuk dulu," ucap Yugo sambil bersandar di mobil, matanya menatap langit yang gelap. Ada sesuatu yang membuatnya terpesona dan terpikirkan. Andara merasa ragu, tapi dia memutuskan untuk mengikuti apa yang Yugo lakukan.Dia bergabung dengan Yugo, men

DMCA.com Protection Status