Share

Bab. 77

Penulis: Sang_Dewi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pak Susanto dan bu Marwah siap mendengarkan apa yang akan disampaikan oleh Kiara.

Mereka berfikir sepertinya ada hal penting yang mau Kiara bicarakan, dan berharap bukan hal buruk yang akan dibicarakan.

"Ada apa Ki? Kamu membuat Ibu takut saja!"

"Eh, tidak! Apa yang perlu ditakutkan, Bu! Aku cuma mau bilang kalau yang membayar total biaya rumah sakit dan yang memindahkan Ibu ke ruang VIP, ternyata bukan Pak Aland."

Degh!

Padahal Kiara sudah mengatakan pada ayah dan ibunya kalau kemungkinan besar yang melakukan itu adalah Aland.

Pasalnya tidak ada yang tau selain dia kalau bu Marwah di rawat di ruangan itu. Pak Susanto dan bu Marwah saling pandang sesaat. Pernyataan Kiara membuat mereka semakin khawatir.

"Kalau bukan Pak Aland, lalu siapa, Kiara?" tanya bu Marwah dengan wajah memucat.

"Aku juga nggak tau, Bu. Pak Aland bilang tidak tau menahu tentang semua itu! Mungkin ada orang lain yang berniat membantu Kita,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mom's Reyva
baru tau rasa kamu kezia
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 78.

    "Mas Satya jahat! Aku kecewa sama dia!""Nggak!"Sempat Kezia berhenti di samping mobil yang biasa dia gunakan, tetapi mengingat mobil itu pemberian dari suaminya, dia memutuskan untuk pergi tanpa membawa barang apa pun darinya.Sambil menangis dia berjalan menyusur trotoar jalan raya, tak perduli dengan kemungkinan yang bisa terjadi padanya. Penghinaan itu terasa sangat menyakitkan baginya.Bagaimana mungkin Satya diam saat saat Nasya mengusirnya, lalu untuk apa dia memanggil pada saat Kezia pergi."Memang benar apa yang di katakan oleh Ayah, mereka memang egois! Mereka tak pernah tau bagaimana perasaanku selama tinggal di sana."Setelah tangisnya mereda, Kezia baru menyadari kalau jarak dirinya kini telah jauh dari sana sini, jauh dari rumah Satya, jauh pula dari rumah ayahnya.Melihat kanan kiri jalan yang terlibat sepi membuat dia semakin bergidik ngeri."Ya Tuhan, aku harus kemana sekarang! Tidak mungkin ak

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 79.

    "Turun! Turun sekarang!""Eh, apa kamu nggak mau turun untuk menemui pacar kamu di dalam.""Kenapa kamu banyak sekali bicara, aku bilang turun!"Terpaksa Aland sedikit membentak saat mereka sampai di depan rumah pak Susanto.Melihat sikap Kezia yang seolah ingin mengajaknya akrab justru membuat Aland muak, apalagi mengingat ucapannya, rasanya ingin segera menjauh dari wanita ini.''Iya, iya, aku turun! Dasar calon Adik Ipar sombong! Nggak sopan!"Brak!Bahkan Kezia menutup pintu mobil Aland dengan sangat keras yang membuat dada Aland bergemuruh kesal, tapi dia tahan sebisa mungkin dengan cara memejamkan mata sambil menarik nafas panjang.Mobil itu segera tancap gas pergi dari tempat itu.Tok! Tok! Tok!"Buka!""Buka ini aku Kezia!"Beberapa kali ketukan pintu terdengar sampai ke dalam, Kiara yang sedang berkumpul dengan anak dan kedua orang tuanya, memastikan bahwa memang ada

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 80.

    "Ayah, aku dan Reza berangkat sekarang! Nanti Ayah tolong jemput Reza seperti biasanya ya Yah.""Kamu tidak perlu khawatir, Nak! Reza akan dengan Ayah dan Ibu di rumah, iya kan Za!"Anak kecil itu hanya tersenyum sambil mengangguk.Selesai sarapan pagi Kiara seperti biasa mengantar Reza untuk sekolah sebelum berangkat ke kantor.Walau terkadang situasi sekolah masih sepi, tapi Kiara harus bisa membagi waktu untuk memperbaiki kinerjanya di kantor.Baru saja dia bangun dari duduknya dan menggandeng tangan mungil Reza yang menggendong tas ransel bergambar Doraemon.Tiba-tiba Kezia bersuara sambil mengunyah makanannya. Wanita yang duduk sambil mengangkat satu kakinya ke atas seolah ada sesuatu yang belum sempat dia ucapkan sebelumnya."Heh, Kiara! Salam buat pacar kamu itu! Bilang makasih padanya karena semalam mengantar Kakak pulang!"Rasanya Kiara malas untuk menjawab ucapan Kezia."Iya, nanti aku sampaik

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 81.

    "Mas Satya!"Kezia yang semula berada di depan rumah sembari menyiram tanaman di halaman seketika membalikan badannya saat melihat Satya turun dari mobilnya.Kejadian itu masih membayang di pelupuk matanya, bagaimana laki-laki itu diam saat kakaknya mengusir.Sebagai seorang laki-laki, Satya seperti dak berdaya menghadapi Nasya yang suka semena-mena, dan anehnya Satya selalu patuh dengan apa yang dia ucapkan bahkan selalu nurut apa yang dia perintahkan."Key, Kezia tunggu! Tunggu, aku mau bicara denganmu!"Satya berusaha menarik tangan Kezia agar berhenti tapi genggaman tangan itu segera Kezia tepis dengan sedikit kasar."Lepasin! Lepasin tanganku! Mau apa kamu ke sini?""Kezia, Sayang aku ke sini untuk minta maaf! Tolong maafkan aku dan kita kembali lagi ke sana.""Nggak! Aku nggak mau kembali ke sana! Mas, kamu pikir aku betah tinggal satu atap dengan Kakak kamu yang egois itu?""Kemana kamu? Kemana s

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 82.

    Kring!Kring!Kring!Suara ponsel milik pak Bandi yang tergeletak di atas meja berdering kencang beberapa kali.Pak Bandi yang semula di toilet tak mendengar bunyi panggilan tersebut sampai dia selesai pun masih saja berdering.Merasa terganggu dengan suara dering tersebut, pak Bandi segera mengambil dan melihat siapa yang meneleponnya. Tampak sebuah kontak tidak asing menghubunginya."Kantor polisi!"Digeserlah tombol berwarna hijau ke atas hingga panggilan mereka kini tersambung."Halo, selamat siang, Pak!" ucap pak Bandi menyapa polisi tersebut."Selamat siang, bisa bicara dengan Pak Bandi? Ini dari pihak kepolisian!" suara pak polisi pada sambungan telepon."Iya dengan saya sendiri, bagaimana, Pak? Ada sudah ada kabar tentang laporan saya?"Bunyi masak kusuk orang bicara pada sambungan telepon membuat pak Bandi mengangguk entah apa yang sedang mereka bicarakan sampai panggilan it

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 83.

    "Kalau kamu biasa kenapa tidak kamu turuti saja apa maunya istri kamu! Lagi pula kalian menikah udah 3 tahun. Jadi wajar jika Kezia ingin memiliki rumah sendiri.""Mungkin jika kalian tinggal sendiri, Kezia bisa cepat hamil dan kalian cepat punya anak."Sambil duduk Satya menceritakan semuanya pada bu Citra tentang permintaan Kezia untuk kembali padanya dan di tanggapi baik oleh Mamahnya itu.Bu Citra merasa kalau apa yang di katakan Satya itu wajar, apalagi untuk anaknya yang sudah mampu membelikan rumah untuk masa depan keluarga kecilnya.Akan tetapi Satya sendiri berat jika harus meninggalkan kedua orang tuanya di sini, karena dia tau kalau kakaknya tidak begitu perhatian dengan mereka."Aku pikir juga begitu Mah! Tapi bagaimana dengan Mamah dan Papah di sini?"Bu Citra tersenyum sebelum menjawab ucapan anaknya, dia tau kalau Satya mengkhawatirkan keadaanya."Sat, kamu tidak perlu mengkhawatirkan soal Mamah dan Papah,

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 84.

    "Selamat siang, kami dari pihak kepolisian apa bisa bertemu dengan Bapak Sean?""Tuan muda? Memangnya ada apa dengan Tuan muda Sean, Pak?" tanya Iyem, asisten rumah tangga yang bekerja di rumah laki-laki gagah dengan berewok tipis itu."Maaf, Pak Sean terduga sebagai pelaku sabotase rem mobil milik Pak Aland, kami akan membawanya ke kantor sekarang, guna untuk di mintai keterangan!""Tuan, Tuan muda!"Merasa terkejut dengan apa yang di katakan oleh pak polisi, Iyem segera berlari sambil memanggil Sean dengan suara lantang.Bahkan Sean yang sedang tertidur di kamarnya pun terperanjat kaget, mendengar bising suara itu Sean justru menutup telinganya menggunakan bantal, tapi tetap saja panggilan itu tembus terdengar.Tok!Tok!"Tuan, Tuan muda Sean!"Beberapa kali Iyem mengetuk pintu tidak juga di buka olehnya, Iyem terus mengetuk pintu sambil memanggil namanya dan sukses membuat Sean terbangun."A

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 85.

    "Mau apa kamu ke sini, Mas? Bukankah sudah aku katakan kalau aku cuma mau kembali kalau kamu memberiku sebuah rumah! Aku nggak mau balik lagi ke rumah Mamah dan tinggal satu atap dengan Kakak kamu!"Mendengar ucapan Kezia, Satya hanya tersenyum sambil memandang lekat wajah cantik yang ada di hadapannya.Ekspresi Kezia yang semula ketus mendadak membelalakkan matanya senang saat melihat apa yang di tunjukan oleh suaminya itu."Sekarang lihat apa yang aku bawa! Tara..."Sebuah kunci rumah Satya tunjukan di depan mata Kezia yang spontan membuat dia menutup mulut dengan kedua tangannya.Betapa bahagianya Kezia kerena ternyata Satya menuruti apa yang dia inginkan."Ru-rumah? Jadi kamu benar-benar membeli rumah untuk kita, Mas?"Satya tersenyum dan mengangguk. Tak mampu untuk menyembunyikan rasa bahagianya, Satya meraih tubuh istrinya dan memeluknya dengan sangat erat.Perasaan rindu yang selama ini dia tahan kini sed

Bab terbaru

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 140.

    Keesokkan harinya Kiara benar-benar tak menyangka kalau Aland benar-benar datang untuk menemui ke dua orang tuanya.Bahkan dengan beraninya Aland memanggil bu Marwah dan pak Susanto untuk duduk dalam satu meja di ruang tamu tanpa menunggu dua yang memanggil.Bu Marwah dan pak Susanto seketika menghampiri mereka di depan."Ada apa ya, Nak Aland memanggil kami? Apa ada yang bisa kami bantu?""Oh, tidak Om, Tante. Saya cuma mau mengatakan sesuatu pada kalian." Kedua orang tua itu duduk siap mendengarkan apa yang akan Aland sampaikan."Em, jadi begini, Om, Tante. Sebelumnya saya minta maaf kalau saya terlalu lancang memanggil kalian kesini. Kedatangan saya kemari untuk meminta restu dari kalian untuk memperistri Kiara menjadi milik'ku." Kedua orang tua itu tampak begitu bahagia mendengarnya."Semenjak aku mengenal Kiara, aku merasakan hal yang berbeda, aku memantapkan diri dan sekarang aku yakin kalau Kiara-lah yang cocok untuk menjadi pendamping hidupku.""Apa Nak Aland yakin? Nak Aland p

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 139.

    "Loh, Kakak mau kemana?" Malam itu Kezia begitu cantik mengenakan dress panjang berwarna coklat muda."Aku di minta Pak Sean untuk menemani di acara undangan klien bisnisnya. Kamu sendiri mau kemana Dek?" Sama halnya dengan Kiara yang tak kalah cantik dari kakaknya."Jangan bilang klien itu, Pak Dimas?""Loh, kok kamu tau, Dek? Jangan-jangan kamu mau ke tempat yang sama?""Astaga, Mas Aland juga mengajak'ku ke sana. Kebetulan sekali kita bisa pergi bersama." Tapi tidak menjamin pada diri Aland, apakah dia mau dekat kembali dengan Sean setelah apa yang dia lakukan padanya?Mereka terkekeh karena sama-sama tidak mengatakan sebelumnya. Kalau begitu Kakak pergi dulu, Dek. Pak Sean mengatakan aku jangan sampai terlambat sampai ke sana." Sementara Kiara masih menunggu kekasihnya datang menjemput. Tak berapa lama kemudian mobil Aland terlihat berhenti di depan rumah, dengan gagahnya pemuda itu turun."Kiara, apa kamu sudah sia

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 138.

    "Mau apa lagi kau ke sini? Udah nggak ada hubungan lagi kamu dengan keluarga ini, Mas!""Kiara, Kiara tunggu!" Kiara berhenti sejenak memberi sedikit Satya waktu untuk bicara."Aku ..., aku ke sini untuk minta maaf. Tolong maafkan semua kesalahanku! Mana Kakakmu? Aku mau minta maaf pada Kezia." Laki-laki itu sudah seperti memohon untuk ketemu dengan kakaknya."Nggak ada! Kak Kezia lagi pergi. Dia sudah tidak mau melihat kamu lagi," jawab Kiara ketus, dia melanjutkan langkahnya kembali, tetapi Satya kembali mengejarnya."Kiara, kamu tidak bisa seperti ini! Izinkan aku bicara dulu dengan Kezia!""Sudahlah Mas. Lebih baik kamu lupakan Kak Kezia. Biarkan dia bahagia dalam kesendiriannya!" Namun sepertinya laki-laki itu kekeh ingin bertemu mantan istrinya.Dia menerobos masuk walau Kiara sudah melarangnya."Kezia, Kezia dimana kamu. Kezia, Sayang dimana kamu?" "Mas, apa yang kamu lakukan? Tolong jangan buat keributa

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 137.

    "Syukurlah kamu sudah boleh pulang, Sayang. Ibu senang mendengarnya. Sebentar lagi Om tampan datang menjemput kita.""Benarkah Om tampan akan menjemput kita, Ibu? Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya."Setelah di rawat dua hari di rumah sakit kini dokter menyatakan kalau Reza sudah di perbolehkan untuk pulang."Iya, Sayang. Om Aland mengatakan hari ini akan mengantar kita pulang.""Hore, pulang dengan Om tampan." Reza begitu antusiasnya.Dadi tempat yang berbeda Aland berjalan begitu cepat berjalan sambil mengangkat teleponnya, dia begitu buru-buru keluar dari kantor untuk menepati janjinya bahwa hari ini dia yang akan mengantar pulang.Aland tidak mau sampai Kiara dan Reza kecewa karena menunggu dia yang tak kunjung datang.*****"Lebih baik Ibu berkemas sambil menunggu Om Aland datang. Sayang, kamu duduk saja di sini, jangan kemana-mana.""Baik, Ibu."Reza menurut untuk duduk di atas

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 136.

    "Hari ini aku mulai bekerja, aku harus semangat." Kezia duduk di ruang kerjanya yang beru dengan penuh semangat. Pengalam kerja yang dulu dia peroleh menjadi bekal untuk di perusahaan barunya.Beberapa dokumen penting tertumpuk di atas meja. Walau tumpukan itu serasa bikin pusing kepalanya namun dia harus mengerjakannya dengan semangat.Satu persatu tugas itu dia kerjakan sampai siang hari namun belum sepenuhnya selesai. Masih banyak lagi tugas yang harus dia kerjakan selanjutnya."File ini sudah selesai dari setengahnya. Lebih baik aku bawa ke Pak Sean untuk di tanda tangani."Sesaat sebelum beranjak ke ruang direktur, Kezia membereskan sisa pekerjaannya terlebih dahulu.Tok!Tok!"Permisi, Pak.""Iya masuk," jawab Sean dari dalam ruangannya.Begitu pintu di buka, Kezia mendapati Sean sedang menelepon seseorang, samar-samar dia mendengar seseorang mengatakan kalau ada perusahaan yang akan di lelang sua

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 135.

    Ketika pagi hari Aland terlihat sampai di kantor dia mendapati pak Bandi yang tengah sibuk mengurus sesuatu.Dia melepas pekerjaannya sebentar untuk menyapa bos-nya datang."Selamat pagi, Pak Aland.""Pagi. Apa yang sedang Pak Bandi lakukan?""Ini, Pak menyiapkan berkas Pak Aland untuk meeting nanti siang." Aland memicingkan matanya."Kemana Kiara? Kenapa Pak Bandi yang menyiapkan semuanya?" Padahal Aland berharap sesampainya dia di kantor, orang yang pertama dia lihat adalah Kiara. Namun pada kenyataannya wanita itu justru kini tidak ada di tempat."Saya tidak tau, Pak. Mungkin Nona Kiara cuti hari ini.""Cuti?" Aland rasa sepertinya tidak mungkin karena kemaren dia tidak mengatakan apa-apa tentang pekerjaan.Untuk menjawab rasa penasarannya maka Aland mengambil ponsel dan menghubungi Kiara yang kini masih di rumahnya.Ponsel Kiara yang tergeletak di atas meja, mendadak berdering. Sudah Kiara

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 134.

    Di samping kolam renang rumahnya Aland berjalan pelan sambil senyum-senyum sendiri.Betapa senangnya dia bisa membuat Kiara dan Reza begitu bahagia. Bayangan ketika dia membopong tubuh sintal itu masih kian terasa berat di pundaknya, lucunya saat Reza berlari mengejar seolah tidak terima ibunya di culik pun membuat Aland ingin sekali tertawa lepas.Tapi dia tahan sebisa mungkin. Apa kata mereka jika melihat dia tertawa sendiri. Mungkin bik Inah dan teman-teman seperti pak sopir mengira kalau Aland sudah tidak waras lagi."Kalian memang lucu. Kalian bisa membuat aku senang, membuat aku bahagia dan membuat hidupku lebih berwarna.""Kiara. Aku tidak salah memilihmu untuk jadi pendamping hidupku. Akan aku pertahankan sebisa mungkin apapun rintangannya, karena aku sudah terlanjur jatuh cinta padamu.""Cie, yang sedang jatuh cinta." Tiba-tiba bik Inah bersuara dari belakang yang membuat Aland kaget. Rupanya dia mendengar semua yang dia katakan

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 133.

    Puas berwisata, sore hari mereka pulang membawa lelah tapi juga bahagia.Reza yang begitu antusias kini tidur di dekapan ibunya saat di dalam perjalanan. Menyusuri jalan yang sama saat mereka berangkat, Kiara menoleh kembali pada apa yang dia lihat tadi."Ah, sudah tidak ada. Semoga aja apa yang aku lihat itu salah," gumamnya dalam hati.Sampai tiba di rumah, Aland turun lebih dulu yang menggantikan posisi Kiara untuk membawa Reza masuk.Tindakannya itu seperti ayah yang membopong anaknya sendiri. Tidak ada ragu dalam diri Aland sedikit pun pada Reza."Ya ampun, Reza tidur?" Aland hanya tersenyum saat bu Marwah menyapanya.Namun Kiara yang menjawab dengan lirih sengaja agar putranya itu tidak bangun.Aland membaringkan tubuh mungil itu di atas tempat tidur susun yang bermotif Doraemon.Tak lupa dia mencium pipi chubby si anak kecil."Sepertinya dia lelah sekali, dan kamu juga pasti lelah, isti

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 131.

    "Nggak, nggak ada apa-apa." Merasa belum yakin dengan apa yang dia lihat maka Kiara lebih baik mengatakan tidak ada apa-apa.Aland hanya menjawab singkat. "Oh."Mobil terus melaju ke tempat tujuan dan berhenti di sebuah wisata alam bernuansa pantai."Kita sudah sampai." Begitu riangnya Reza meloncat turun dari mobil dan berlari ke pinggiran pantai."Reza hati-hati, Sayang." teriak Kiara khawatir.Dan yang membuat Kiara bangga terhadap Aland, dia menghampiri Reza untuk memastikan kalau dia aman."Mas Aland begitu perhatian pada Reza, aku berharap dia sosok yang selama ini aku cari."Dari kejauhan terlihat Meraka berbisik sambil menunjuk ke arahnya. Tak lama setelah itu Reza berlari menghampiri ibunya da menarik tangan Kiara."Ibu, ayok kita ke sana. Kita ke pinggir pantai di sana, Ibu!""Eh, nggak. Ibu tunggu di sini aja, kamu mainlah sama Om tampan." Tapi Reza terus saja menarik tangannya.Mau

DMCA.com Protection Status