Share

Bab. 80.

Author: Sang_Dewi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Ayah, aku dan Reza berangkat sekarang! Nanti Ayah tolong jemput Reza seperti biasanya ya Yah."

"Kamu tidak perlu khawatir, Nak! Reza akan dengan Ayah dan Ibu di rumah, iya kan Za!"

Anak kecil itu hanya tersenyum sambil mengangguk.

Selesai sarapan pagi Kiara seperti biasa mengantar Reza untuk sekolah sebelum berangkat ke kantor.

Walau terkadang situasi sekolah masih sepi, tapi Kiara harus bisa membagi waktu untuk memperbaiki kinerjanya di kantor.

Baru saja dia bangun dari duduknya dan menggandeng tangan mungil Reza yang menggendong tas ransel bergambar Doraemon.

Tiba-tiba Kezia bersuara sambil mengunyah makanannya. Wanita yang duduk sambil mengangkat satu kakinya ke atas seolah ada sesuatu yang belum sempat dia ucapkan sebelumnya.

"Heh, Kiara! Salam buat pacar kamu itu! Bilang makasih padanya karena semalam mengantar Kakak pulang!"

Rasanya Kiara malas untuk menjawab ucapan Kezia.

"Iya, nanti aku sampaik
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mom's Reyva
apa mungkin yg bayarin memang si aland... tapi dia gengsi mengakui ya... soalelnya yg ngerasa ga nyaman bapaknya kiara dirawat yg banyak orang kan dia yg risih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 81.

    "Mas Satya!"Kezia yang semula berada di depan rumah sembari menyiram tanaman di halaman seketika membalikan badannya saat melihat Satya turun dari mobilnya.Kejadian itu masih membayang di pelupuk matanya, bagaimana laki-laki itu diam saat kakaknya mengusir.Sebagai seorang laki-laki, Satya seperti dak berdaya menghadapi Nasya yang suka semena-mena, dan anehnya Satya selalu patuh dengan apa yang dia ucapkan bahkan selalu nurut apa yang dia perintahkan."Key, Kezia tunggu! Tunggu, aku mau bicara denganmu!"Satya berusaha menarik tangan Kezia agar berhenti tapi genggaman tangan itu segera Kezia tepis dengan sedikit kasar."Lepasin! Lepasin tanganku! Mau apa kamu ke sini?""Kezia, Sayang aku ke sini untuk minta maaf! Tolong maafkan aku dan kita kembali lagi ke sana.""Nggak! Aku nggak mau kembali ke sana! Mas, kamu pikir aku betah tinggal satu atap dengan Kakak kamu yang egois itu?""Kemana kamu? Kemana s

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 82.

    Kring!Kring!Kring!Suara ponsel milik pak Bandi yang tergeletak di atas meja berdering kencang beberapa kali.Pak Bandi yang semula di toilet tak mendengar bunyi panggilan tersebut sampai dia selesai pun masih saja berdering.Merasa terganggu dengan suara dering tersebut, pak Bandi segera mengambil dan melihat siapa yang meneleponnya. Tampak sebuah kontak tidak asing menghubunginya."Kantor polisi!"Digeserlah tombol berwarna hijau ke atas hingga panggilan mereka kini tersambung."Halo, selamat siang, Pak!" ucap pak Bandi menyapa polisi tersebut."Selamat siang, bisa bicara dengan Pak Bandi? Ini dari pihak kepolisian!" suara pak polisi pada sambungan telepon."Iya dengan saya sendiri, bagaimana, Pak? Ada sudah ada kabar tentang laporan saya?"Bunyi masak kusuk orang bicara pada sambungan telepon membuat pak Bandi mengangguk entah apa yang sedang mereka bicarakan sampai panggilan it

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 83.

    "Kalau kamu biasa kenapa tidak kamu turuti saja apa maunya istri kamu! Lagi pula kalian menikah udah 3 tahun. Jadi wajar jika Kezia ingin memiliki rumah sendiri.""Mungkin jika kalian tinggal sendiri, Kezia bisa cepat hamil dan kalian cepat punya anak."Sambil duduk Satya menceritakan semuanya pada bu Citra tentang permintaan Kezia untuk kembali padanya dan di tanggapi baik oleh Mamahnya itu.Bu Citra merasa kalau apa yang di katakan Satya itu wajar, apalagi untuk anaknya yang sudah mampu membelikan rumah untuk masa depan keluarga kecilnya.Akan tetapi Satya sendiri berat jika harus meninggalkan kedua orang tuanya di sini, karena dia tau kalau kakaknya tidak begitu perhatian dengan mereka."Aku pikir juga begitu Mah! Tapi bagaimana dengan Mamah dan Papah di sini?"Bu Citra tersenyum sebelum menjawab ucapan anaknya, dia tau kalau Satya mengkhawatirkan keadaanya."Sat, kamu tidak perlu mengkhawatirkan soal Mamah dan Papah,

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 84.

    "Selamat siang, kami dari pihak kepolisian apa bisa bertemu dengan Bapak Sean?""Tuan muda? Memangnya ada apa dengan Tuan muda Sean, Pak?" tanya Iyem, asisten rumah tangga yang bekerja di rumah laki-laki gagah dengan berewok tipis itu."Maaf, Pak Sean terduga sebagai pelaku sabotase rem mobil milik Pak Aland, kami akan membawanya ke kantor sekarang, guna untuk di mintai keterangan!""Tuan, Tuan muda!"Merasa terkejut dengan apa yang di katakan oleh pak polisi, Iyem segera berlari sambil memanggil Sean dengan suara lantang.Bahkan Sean yang sedang tertidur di kamarnya pun terperanjat kaget, mendengar bising suara itu Sean justru menutup telinganya menggunakan bantal, tapi tetap saja panggilan itu tembus terdengar.Tok!Tok!"Tuan, Tuan muda Sean!"Beberapa kali Iyem mengetuk pintu tidak juga di buka olehnya, Iyem terus mengetuk pintu sambil memanggil namanya dan sukses membuat Sean terbangun."A

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 85.

    "Mau apa kamu ke sini, Mas? Bukankah sudah aku katakan kalau aku cuma mau kembali kalau kamu memberiku sebuah rumah! Aku nggak mau balik lagi ke rumah Mamah dan tinggal satu atap dengan Kakak kamu!"Mendengar ucapan Kezia, Satya hanya tersenyum sambil memandang lekat wajah cantik yang ada di hadapannya.Ekspresi Kezia yang semula ketus mendadak membelalakkan matanya senang saat melihat apa yang di tunjukan oleh suaminya itu."Sekarang lihat apa yang aku bawa! Tara..."Sebuah kunci rumah Satya tunjukan di depan mata Kezia yang spontan membuat dia menutup mulut dengan kedua tangannya.Betapa bahagianya Kezia kerena ternyata Satya menuruti apa yang dia inginkan."Ru-rumah? Jadi kamu benar-benar membeli rumah untuk kita, Mas?"Satya tersenyum dan mengangguk. Tak mampu untuk menyembunyikan rasa bahagianya, Satya meraih tubuh istrinya dan memeluknya dengan sangat erat.Perasaan rindu yang selama ini dia tahan kini sed

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 86.

    "Loh Mas, kok berhenti? Memangnya kita sudah sampai? Mana rumah kita?"Sedangkan Kezia melirik kanan kiri jalanan hanya terlihat toko dan tanah kosong di tepi jalan raya pada saat Satya menghentikan laju mobilnya."Sebentar lagi! Sekarang aku akan menutup matamu. Tutup mata kamu sekarang!""Eh, astaga, Mas! Kenapa harus tutup mata segala."Satya mengulurkan tangannya sambil membawa sebuah kain yang akan di gunakan untuk menutup mata istrinya.Mau tidak mau Kezia harus di tutup matanya oleh Satya sebelum mobil itu melaju kembali ke tempat tujuan.Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di sebuah rumah yang di beli Satya 2 hari yang lalu."Nah, sekarang sudah sampai! Ups, ayok kita turun! Pelan-pelan." ucap Satya memapah Kezia untuk turun dari mobil dan berdiri di depan rumah."Mana Mas, aku sudah nggak sabar lagi!""Dalam hitungan ke tiga, kamu boleh membuka mata! Satu, dua, tiga!"Kezia mem

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 87.

    "Yah, Bu, ada hal penting yang mau Kezia bicara dengan kalian."Pak susanto, bu Marwah dan Kiara yang kebetulan sedang berkumpul saling pandang satu sama lain."Kamu mau bicara apa, Key? Bicara saja, kami pasti dengar kok!""Besok aku mau pindah ke rumah baru, Yah! Mas Satya sudah membeli rumah untuk kita! Tadi sore aku dan Mas Satya datang ke sana untuk melihat rumah itu."Degh!"Benarkah? Syukurlah kalau begitu, Ayah ikut senang mendengarnya. Jadi kamu tidak perlu tinggal bareng dengan Kakak ipar kamu itu!""Iya, Bu, dan besok Mamah dan Papahnya Mas Satya bakal datang kemari untuk menjemput kita ke sana! Jadi aku minta kalian siap-siap sebelum mereka datang.""Kenapa mendadak seperti itu sih Kak! Aku kan belum izin kantor! Pak Aland bakal marah lagi kalau aku terlambat, atau cuti tanpa izin!" ucap Kiara menambahi."Kakak juga nggak nyangka kalau Mas Satya ternyata ngajak pindah secepat itu, Ki! Tapi ya memang

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 88.

    "Hacim!"Suara bersin seseorang membuat Aland bangun dari tidurnya di pagi hari, sambil mengucek matanya tanpa sadar satu tangannya menyentuh seseorang yang terbaring dia sampingnya membuat dia melonjak kaget."Astaga! Hei siapa kamu?""Em, ganteng, kamu sudah bangun?" tanyanya dengan suara khas sambil memeluk selimut yang membungkus tubuh polosnya."Frisca? Ah sialan! Aku harus pergi sekarang!""Aland, mau kemana kamu?""Aland, tunggu aku! Kamu tidak bisa meninggalkanku sendiri di sini!"Tetapi Aland sama sekali tak menghiraukan ucapannya. Dia segera memunguti satu persatu pakaian yang tercecer di bawah lantai dan memakainya.Aland mengambil dompet di kantung celana dan mengambil beberapa lembar uang dari dalam dompet tersebut.Plak!"Ini bayaran untuk kamu! Aku harap ini menjadi yang terakhir!""Aland, Aland tunggu! Bukan itu yang aku inginkan dari kamu! Aland tunggu!"Seker

Latest chapter

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 140.

    Keesokkan harinya Kiara benar-benar tak menyangka kalau Aland benar-benar datang untuk menemui ke dua orang tuanya.Bahkan dengan beraninya Aland memanggil bu Marwah dan pak Susanto untuk duduk dalam satu meja di ruang tamu tanpa menunggu dua yang memanggil.Bu Marwah dan pak Susanto seketika menghampiri mereka di depan."Ada apa ya, Nak Aland memanggil kami? Apa ada yang bisa kami bantu?""Oh, tidak Om, Tante. Saya cuma mau mengatakan sesuatu pada kalian." Kedua orang tua itu duduk siap mendengarkan apa yang akan Aland sampaikan."Em, jadi begini, Om, Tante. Sebelumnya saya minta maaf kalau saya terlalu lancang memanggil kalian kesini. Kedatangan saya kemari untuk meminta restu dari kalian untuk memperistri Kiara menjadi milik'ku." Kedua orang tua itu tampak begitu bahagia mendengarnya."Semenjak aku mengenal Kiara, aku merasakan hal yang berbeda, aku memantapkan diri dan sekarang aku yakin kalau Kiara-lah yang cocok untuk menjadi pendamping hidupku.""Apa Nak Aland yakin? Nak Aland p

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 139.

    "Loh, Kakak mau kemana?" Malam itu Kezia begitu cantik mengenakan dress panjang berwarna coklat muda."Aku di minta Pak Sean untuk menemani di acara undangan klien bisnisnya. Kamu sendiri mau kemana Dek?" Sama halnya dengan Kiara yang tak kalah cantik dari kakaknya."Jangan bilang klien itu, Pak Dimas?""Loh, kok kamu tau, Dek? Jangan-jangan kamu mau ke tempat yang sama?""Astaga, Mas Aland juga mengajak'ku ke sana. Kebetulan sekali kita bisa pergi bersama." Tapi tidak menjamin pada diri Aland, apakah dia mau dekat kembali dengan Sean setelah apa yang dia lakukan padanya?Mereka terkekeh karena sama-sama tidak mengatakan sebelumnya. Kalau begitu Kakak pergi dulu, Dek. Pak Sean mengatakan aku jangan sampai terlambat sampai ke sana." Sementara Kiara masih menunggu kekasihnya datang menjemput. Tak berapa lama kemudian mobil Aland terlihat berhenti di depan rumah, dengan gagahnya pemuda itu turun."Kiara, apa kamu sudah sia

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 138.

    "Mau apa lagi kau ke sini? Udah nggak ada hubungan lagi kamu dengan keluarga ini, Mas!""Kiara, Kiara tunggu!" Kiara berhenti sejenak memberi sedikit Satya waktu untuk bicara."Aku ..., aku ke sini untuk minta maaf. Tolong maafkan semua kesalahanku! Mana Kakakmu? Aku mau minta maaf pada Kezia." Laki-laki itu sudah seperti memohon untuk ketemu dengan kakaknya."Nggak ada! Kak Kezia lagi pergi. Dia sudah tidak mau melihat kamu lagi," jawab Kiara ketus, dia melanjutkan langkahnya kembali, tetapi Satya kembali mengejarnya."Kiara, kamu tidak bisa seperti ini! Izinkan aku bicara dulu dengan Kezia!""Sudahlah Mas. Lebih baik kamu lupakan Kak Kezia. Biarkan dia bahagia dalam kesendiriannya!" Namun sepertinya laki-laki itu kekeh ingin bertemu mantan istrinya.Dia menerobos masuk walau Kiara sudah melarangnya."Kezia, Kezia dimana kamu. Kezia, Sayang dimana kamu?" "Mas, apa yang kamu lakukan? Tolong jangan buat keributa

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 137.

    "Syukurlah kamu sudah boleh pulang, Sayang. Ibu senang mendengarnya. Sebentar lagi Om tampan datang menjemput kita.""Benarkah Om tampan akan menjemput kita, Ibu? Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya."Setelah di rawat dua hari di rumah sakit kini dokter menyatakan kalau Reza sudah di perbolehkan untuk pulang."Iya, Sayang. Om Aland mengatakan hari ini akan mengantar kita pulang.""Hore, pulang dengan Om tampan." Reza begitu antusiasnya.Dadi tempat yang berbeda Aland berjalan begitu cepat berjalan sambil mengangkat teleponnya, dia begitu buru-buru keluar dari kantor untuk menepati janjinya bahwa hari ini dia yang akan mengantar pulang.Aland tidak mau sampai Kiara dan Reza kecewa karena menunggu dia yang tak kunjung datang.*****"Lebih baik Ibu berkemas sambil menunggu Om Aland datang. Sayang, kamu duduk saja di sini, jangan kemana-mana.""Baik, Ibu."Reza menurut untuk duduk di atas

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 136.

    "Hari ini aku mulai bekerja, aku harus semangat." Kezia duduk di ruang kerjanya yang beru dengan penuh semangat. Pengalam kerja yang dulu dia peroleh menjadi bekal untuk di perusahaan barunya.Beberapa dokumen penting tertumpuk di atas meja. Walau tumpukan itu serasa bikin pusing kepalanya namun dia harus mengerjakannya dengan semangat.Satu persatu tugas itu dia kerjakan sampai siang hari namun belum sepenuhnya selesai. Masih banyak lagi tugas yang harus dia kerjakan selanjutnya."File ini sudah selesai dari setengahnya. Lebih baik aku bawa ke Pak Sean untuk di tanda tangani."Sesaat sebelum beranjak ke ruang direktur, Kezia membereskan sisa pekerjaannya terlebih dahulu.Tok!Tok!"Permisi, Pak.""Iya masuk," jawab Sean dari dalam ruangannya.Begitu pintu di buka, Kezia mendapati Sean sedang menelepon seseorang, samar-samar dia mendengar seseorang mengatakan kalau ada perusahaan yang akan di lelang sua

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 135.

    Ketika pagi hari Aland terlihat sampai di kantor dia mendapati pak Bandi yang tengah sibuk mengurus sesuatu.Dia melepas pekerjaannya sebentar untuk menyapa bos-nya datang."Selamat pagi, Pak Aland.""Pagi. Apa yang sedang Pak Bandi lakukan?""Ini, Pak menyiapkan berkas Pak Aland untuk meeting nanti siang." Aland memicingkan matanya."Kemana Kiara? Kenapa Pak Bandi yang menyiapkan semuanya?" Padahal Aland berharap sesampainya dia di kantor, orang yang pertama dia lihat adalah Kiara. Namun pada kenyataannya wanita itu justru kini tidak ada di tempat."Saya tidak tau, Pak. Mungkin Nona Kiara cuti hari ini.""Cuti?" Aland rasa sepertinya tidak mungkin karena kemaren dia tidak mengatakan apa-apa tentang pekerjaan.Untuk menjawab rasa penasarannya maka Aland mengambil ponsel dan menghubungi Kiara yang kini masih di rumahnya.Ponsel Kiara yang tergeletak di atas meja, mendadak berdering. Sudah Kiara

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 134.

    Di samping kolam renang rumahnya Aland berjalan pelan sambil senyum-senyum sendiri.Betapa senangnya dia bisa membuat Kiara dan Reza begitu bahagia. Bayangan ketika dia membopong tubuh sintal itu masih kian terasa berat di pundaknya, lucunya saat Reza berlari mengejar seolah tidak terima ibunya di culik pun membuat Aland ingin sekali tertawa lepas.Tapi dia tahan sebisa mungkin. Apa kata mereka jika melihat dia tertawa sendiri. Mungkin bik Inah dan teman-teman seperti pak sopir mengira kalau Aland sudah tidak waras lagi."Kalian memang lucu. Kalian bisa membuat aku senang, membuat aku bahagia dan membuat hidupku lebih berwarna.""Kiara. Aku tidak salah memilihmu untuk jadi pendamping hidupku. Akan aku pertahankan sebisa mungkin apapun rintangannya, karena aku sudah terlanjur jatuh cinta padamu.""Cie, yang sedang jatuh cinta." Tiba-tiba bik Inah bersuara dari belakang yang membuat Aland kaget. Rupanya dia mendengar semua yang dia katakan

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 133.

    Puas berwisata, sore hari mereka pulang membawa lelah tapi juga bahagia.Reza yang begitu antusias kini tidur di dekapan ibunya saat di dalam perjalanan. Menyusuri jalan yang sama saat mereka berangkat, Kiara menoleh kembali pada apa yang dia lihat tadi."Ah, sudah tidak ada. Semoga aja apa yang aku lihat itu salah," gumamnya dalam hati.Sampai tiba di rumah, Aland turun lebih dulu yang menggantikan posisi Kiara untuk membawa Reza masuk.Tindakannya itu seperti ayah yang membopong anaknya sendiri. Tidak ada ragu dalam diri Aland sedikit pun pada Reza."Ya ampun, Reza tidur?" Aland hanya tersenyum saat bu Marwah menyapanya.Namun Kiara yang menjawab dengan lirih sengaja agar putranya itu tidak bangun.Aland membaringkan tubuh mungil itu di atas tempat tidur susun yang bermotif Doraemon.Tak lupa dia mencium pipi chubby si anak kecil."Sepertinya dia lelah sekali, dan kamu juga pasti lelah, isti

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 131.

    "Nggak, nggak ada apa-apa." Merasa belum yakin dengan apa yang dia lihat maka Kiara lebih baik mengatakan tidak ada apa-apa.Aland hanya menjawab singkat. "Oh."Mobil terus melaju ke tempat tujuan dan berhenti di sebuah wisata alam bernuansa pantai."Kita sudah sampai." Begitu riangnya Reza meloncat turun dari mobil dan berlari ke pinggiran pantai."Reza hati-hati, Sayang." teriak Kiara khawatir.Dan yang membuat Kiara bangga terhadap Aland, dia menghampiri Reza untuk memastikan kalau dia aman."Mas Aland begitu perhatian pada Reza, aku berharap dia sosok yang selama ini aku cari."Dari kejauhan terlihat Meraka berbisik sambil menunjuk ke arahnya. Tak lama setelah itu Reza berlari menghampiri ibunya da menarik tangan Kiara."Ibu, ayok kita ke sana. Kita ke pinggir pantai di sana, Ibu!""Eh, nggak. Ibu tunggu di sini aja, kamu mainlah sama Om tampan." Tapi Reza terus saja menarik tangannya.Mau

DMCA.com Protection Status