Share

BAB 126

Penulis: Wijaya Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-06 22:35:03
“Apa berbahaya, Dok?” Tanya Danisa.

Jangan tanya, bagaimana keadaan Danisa saat ini. Tentu saja dia menjadi sangat panik dan cemas atas kabar yang disampaikan oleh dokter Christie kepada dirinya itu.

Bagaimana jika dia sudah mengalami kontraksi yang merupakan tanda-tanda akan segera melahirkan. Sedangkan usia kandungannya baru memasuki usia kehamilan 33 minggu.

Sangat jelas kepanikan itu tercetak pada wajahnya, Jika dia gagal melahirkan dan berakibat buruk pada dua janin yang ada di dalam kandungannya itu. Lalu bagaimana dengan perjanjiannya dengan Daren, suami yang tak lain adalah bosnya.

Dokter Christie tak langsung menjawab. Dia terlihat ragu untuk menyampaikan kabar tersebut pada Danisa. Tetapi sebagai seorang dokter, dia harus bisa membuat pasiennya itu merasa tenang dan bisa menerima apa pun takdir yang akan didapatkan oleh pasiennya nanti.

Dokter Christie tahu, Jika dia bukanlah seorang Tuhan yang bisa membuat kuasa atas setiap tindakan atas setiap kasus yang ada di depa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Vina Andriani
yuk, up yuk
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
semoga saja Danisa & bayinya selamat. lngsung cs aja deh biar cepet..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 127

    Riana tiba setengah jam setelah pemberitahuan kabar yang diberikan oleh Leo kepada wanita tersebut. Langkahnya begitu lebar, terlihat kekhawatiran begitu jelas pada wajah wanita itu.Setelah mendapati putranya yang sedang berdiri di depan ruang pemeriksaan itu pun Riana segera menghampiri. Tentu saja kabar yang didengarnya dari Leo, asisten putranya dia sangat cemas dengan kabar yang sudah dialami oleh Danisa, menantunya.Meski kesal pada foto yang ia lihat atas masa lalu yang dimiliki oleh sang menantu. Tetapi, setelah mendengar penjelasan Leo sepanjang jalan menuju ke rumah sakit, Riana sudah mampu mengontrol diri dan kekecewaan yang dialaminya itu mulai mereda. Tidak Riana pungkiri, jika Danisa sejak menjadi menantunya selalu bersikap baik. Bahkan, kasih sayang yang dia tunjukkan padanya itu terlihat sangat tulus, selayaknya seorang anak pada mama kandungnya sendiri. “Bagaimana, Danisa dan anak-anakmu, Daren?” Tanya Riana ketika tiba tepat di hadapan Sang putra.Daren yang mendapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 128

    Dokter Christie yang mendengar pertanyaan Daren itu mengalihkan perhatiannya. Dia menatap Daren yang terlihat sangat cemas, melepas pelukan yang dilakukan oleh Riana untuknya. Meski Sebenarnya dia cemas, tetap memberikan senyum kepada dan karena tidak ingin membuat Riana, Mama pria tersebut cemas akan kabar yang hendak dirinya sampaikan.“ Aku ingin memberi kabar, jika rahim Danisa terus mengalami kontraksi. Pemeriksaan jantung anak-anak kalian cukup bagus, jadi aku mau meminta persetujuanmu untuk bisa melahirkan mereka segera sebab kontraksi itu terus terjadi di rahim istrimu.” Daren masih mencerna setiap kalimat yang disampaikan oleh sang teman itu untuknya. Dia tak lantas senang begitu saja, karena dia tahu jika usia kandungan dan sebelum cukup umur untuk melahirkan. Kekhawatiran masih terjadi padanya, sehingga dia belum menjawab penjelasan yang diberikan oleh dokter Christie kepada dirinya. Dokter Christie sangat memahami mimik kekhawatiran pria yang hendak menjadi Ayah tersebu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 129

    Daren dan Riana sedang berdiri di depan sebuah ruangan khusus yang diperuntukkan untuk merawat bayi yang dilahirkan dalam keadaan khusus. Kedua anak Daren sudah terlahir ke dunia. Dan kini, dia bersama sang Mama sedang berdiri di depan ruangan khusus yang sudah dipersiapkan untuk kedua anaknya dengan beberapa perawat di dalamnya sedang mengawasi. Mereka terlahir dalam keadaan baik-baik saja, detak jantung yang bagus dan sehat. Hanya saja, berat badan kedua bayi itu belum mencukupi karena memang bulan kelahiran anak-anak tersebut belum terpenuhi dari batas normal seharusnya. Bayi laki-laki seberat seberat 2.000 gram, sedangkan bayi wanita yang lebih berat 200 gram dari laki-laki yang sudah berhasil dilahirkan oleh Danisa. Sebuah berat badan yang sangat ideal dari bayi kembar yang sering ditangani oleh dokter Christie yang sebelumnya dijelaskan pada Riana dan Darren. Karena hal yang biasa Christie tangani, saat dia membantu proses kelahiran bayi kembar rata-rata yang ia dapatkan d

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 130

    “ Ya sudah, aku keluar. Tak apa kan aku tinggal kau seorang diri di sini. Aku yakin, nanti sebentar lagi Daren dan Tante Riana akan datang ke sini.” Dokter Christie yang sudah membantu langsung Danisa memompa asinya itu pun meminta izin untuk keluar dari ruang perawatan pasiennya.Danisa melebarkan senyumnya. Tidak ingin sang dokter mencemaskan dirinya, Danisa harus menunjukkan kepada wanita yang sudah sangat berjasa kepada dirinya itu jika dia baik-baik saja.Ya, sangat berjasa bagi Danisa. Karena sang dokter langsung yang turun tangan dalam membantu dirinya sejak program kehamilan yang dilakukannya hingga proses kehamilan, lalu inisiasi dini, dan bahkan saat dan dia sedang berusaha melakukan proses pumping itu wanita tersebut terus berada di sisinya.Sedangkan Daren, suaminya tak ada di ruang yang sama bersamanya. Danisa yakin, jika pria itu saat ini sedang berada di ruang perawatan bayi-bayinya. Karena memang dia tahu, jika bayi-bayi tersebut adalah tujuan utama Darren. “Aku tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 13I

    “Danisa,” Panggil Daren pelan ketika memasuki ruang perawatan istrinya, tapi dia mendapati tidak adanya wanita itu di atas ranjang perawatannya. Daren datang dengan sebuket mawar merah yang begitu indah di tangannya. Selain itu, dia pun membawa makanan yang Danisa suka untuk menemani malamnya. Daren sudah memutuskan untuk tidak mengakhiri kontrak pernikahan yang dia lakukan bersama Danisa. Dia sudah tersadar saat beberapa hari lalu dia berbincang dengan Danisa soal kontrak kerja yang dia lakukan itu, tak sengaja Riana mendengarnya dan berhasil membuat amukan wanita yang sangat Daren sayangi tersebut.Tentu saja, kemurkaan yang dilakukan oleh wanita tersebut pada sang putra. Sama sekali tidak menyangka jika anak dan menantunya itu melakukan kerjasama gila, menurutnya. “Apa kau gila? Bisa-bisanya kau melakukan kerjasama gila seperti itu! Apa kau mau, anak-anakmu tidak memiliki seorang ibu?” Amuk Riana saat kembali dari rumah sakit bersama Daren yang mengantarnya. Riana yang ingin m

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 132

    Daren melangkahkan kakinya dengan begitu tak sabar untuk bertemu dengan wanita dan anak-anaknya yang ia yakin ada di sana.Langkah lebarnya itu tidak membutuhkan waktu lama untuk membawa pria bertubuh tegap dan gagah itu untuk tiba di sana.“Selamat malam, Tuan,” sapa salah satu perawat yang bertugas menjaga bayi-bayi dan di ruang intensif tersebut.Daren tersenyum, disertai anggukan yang diberikan olehnya pada perawat yang telah menyapa pria kaku itu.“Malam,” jawab Daren. Hal yang sama sekali tidak pernah dilakukan oleh pria itu, dengan memberikan jawaban perawat yang selalu menyapa jika dirinya datang.Jawaban atas apanya dilakukan oleh Darren itu berhasil membuat perawat itu saling tatap satu sama lain bersama rekan kerjanya yang kebetulan saat ini ada dua perawat di dalam ruangan tersebut.“Dimana istri saya?” Tanya Daren dengan bahasa formal dan kakunya. Dia yang sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Denisa karena ingin mengungkapkan sesuatu hal besar dalam hidupnya, pria it

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 133

    “Itu, Nona Danisa. Sepertinya dia sedang menuju ke ruang bayu,” kata petugas yang sedang menunjukkan arah di mana Danisa sedang melangkah menuju ke ruang perawatan anak-anaknya.Daren mengangguk, membenarkan Apa yang dilihat dan dikatakan oleh petugas tersebut kepadanya.“Ya. Tadi perawat bilang jika Danisa sempat mengunjungi anak-anak kami.”Daren masih dengan tangan yang sedang memegang ponsel itu terus berusaha menghubungi Danisa. Tetapi panggilan dan usaha yang dilakukan olehnya sia-sia. Panggilan yang dia lakukan sama sekali tidak terhubung, bahkan pesan yang sejak tadi Ia kirim tidak terbaca dari si penerima yang tidak lain adalah Denisa.“Coba kau percepat rekamannya,” pinta Daren. Dia sangat tak sabar kamu untuk mencari keberadaan wanitanya. Berharap, jika Danisa memang hanya ingin keluar mencari angin. “Pak,” panggil petugas. Saat Daren yang masih sedang berusaha mencari keberadaan Danisa. Daren mengalihkan pandangannya, ikut menatap di mana layar PC berada. “Apa?” Jawab

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 134

    “Bunda Nisa, tanaman bunganya mau ditaruh di mana ya?” Tanya anak kecil berusia sekitar empat setengah tahun yang sedang memegang pot berisi bibit bunga matahari di tangan anak tersebut. Danisa yang mendapati panggilan dari anak wanita yang sangat cantik dan energik itu pun menoleh mengulas senyum teduhnya. Dia yang baru mengisikan tanah bercampur dengan pupuk ke dalam pot-pot berukuran yang lebih besar untuk ditanam bibit-bibit bunga itu pun menepuk tangan agar tidak kotor. Dia bangkit dari duduknya, beralih menuju ke arah sang anak yang bernama Claudia yang telah memberikan bibit tanaman yang dia pinta sebelumnya. “Bawa sini, Sayang. Apa namanya akan Ibu pindahkan ke pot yang lebih besar, agar Bunga mataharinya ini bisa tumbuh subur dan bebas.” Danisa mengambil alih pot yang diberikan anak tersebut kemudian kembali ke tempatnya semula. Pot yang jauh lebih besar sudah siap dengan tanah dan pupuk di dalamnya. Danisa hendak memindahkan bibit bunga matahari yang Sudah tumbuh subur

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14

Bab terbaru

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 225

    Siang itu, mendadak suasana rumah sakit menjadi mencekam.Darren sudah keluar dari dalam ruang perawatan Rinaldi, ayahnya. Namun belum sempat Riana yang baru saja akan menghampiri putranya dan ingin bertanya tentang apa yang dilakukan Daren di dalam sana sudah dibuat terkejut dengan beberapa perawat yang saling berlari menuju ke ruang Reynaldi dengan tatapan mata yang terlihat panik.Bukan hanya Riana yang terkejut, Danisa pun ikut merasa panik dengan kejadian nyata yang saat ini dilihatnya.Lewat sorot matanya Ia pun bertanya pada Riana dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada Renaldi di dalam kamar perawatannya.Detak janur Riana berpacu kencang saat melihat para petugas medis berlarian yang tak lama diikuti oleh dokter pribadi Renaldi yang menangani langsung pria tua itu.“Apa yang terjadi?” Entah pada siapa Riana bertanya sebab Danisa dan Daren pun tidak mengerti dengan apa yang terjadi.Danisa mendekat ke arah Riana memeluk perempuan itu dengan maksud ingin menguatkan ji

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 224

    Suasana ruang yang didominasi oleh warna putih itu begitu hening. Sambutan yang kini didapat oleh seorang pengusaha muda yang bernama Daren Raynaldi. Ya, dia sangat membenci nama Reynaldi yang begitu sangat dirinya benci. Daren begitu membenci nama itu. Sebab nama tersebut adalah nama dari pria yang memiliki aliran darah sama dalam tubuhnya. Nama yang begitu sangat dibencinya, sebab pria yang tak lain adalah ayahnya sendiri telah menorehkan luka yang begitu dalam untuk dirinya selama ini. Kini, dia dapat melihat penderitaan dari pria yang tak ingin ditemui olehnya itu. Pria yang sangat dibenci oleh Daren, kini tergeletak lemah tak berdaya. Bahkan, dirinya yakin untuk sekedar membuka mata pria itu tak akan mampu melakukannya. Daren masih berdiri di tempatnya, setelah dirinya usai menutup pintu ruang perawatan khusus yang hanya ada satu ranjang beserta pasien serta seluruh alat yang menempel dalam tubuh pria yang sudah sangat lemah tak berdaya. Ya, pria angkuh dan sombong itu sudah

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 223

    Seperti yang Darren katakan kepada Danisa yang meminta untuk ditemani. Kini, keduanya sedang berada di dalam mobil menuju ke sebuah tempat yang Danisa sendiri pun belum mengetahui. Iya, Danisa belum bertanya pada sang suami sebab setelah darah mengajak dia harus disibukkan dengan mengurus kedua buah hatinya yang kemudian mengantar Ara dan Aiden menuju ke tempat sang nenek.Setiba di sana, kedua anak kembar itu pun langsung turun dari mobil. Sebab tak sabar untuk bermain bersama nenek dan tantenya.“Mom dan daddy nggak usah anterin arah ke dalam. Nanti biar Ara yang bilang sama nenek jika Mommy dan Deddy akan pergi.”Ara yang sudah tidak sabar itu meminta ayah dan sang ibu untuk segera berlalu dari kediaman sang nenek. Tetapi Danisa tak langsung mengiyakan, sebab dia pun ingin bertemu dengan sang Ibu dan meminta izin untuk menitip kedua buah hatinya di sini.“Mommy mau bertemu nenek dulu, Princess. Nanti setelah ketemu nenek baru Mommy dan Deddy akan berangkat.”Danisa tersenyum lembut

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 222

    “Apa kamu sibuk hari ini?” tanya Daren tiba-tiba saat subuh dan keduanya sedang berada di atas ranjang saling berpelukan satu sama lain. Danisa yang berada dalam dekapan hangat suaminya itu mendongak. Menatap penuh tanya pada sang suami akan maksud yang hendak Daren katakan kepadanya itu. “Kenapa?” tanya Danisa, balik bertanya ingin memastikan jika Daren ingin mengajaknya pergi ke suatu tempat. Daren membalas tatapan sang istri. Memberikan usapan lembut ke lengan Danisa setelah aktivitas panas malamnya telah berlangsung. Keduanya tak langsung tidur setelah melakukan ibadah subuhnya. Saling mendekatkan diri, dan Danisa tak ingin banyak tanya atau berbicara kecuali jika itu urusan kedua buah hatinya. “Temani aku,’ ucap Daren singkat, tak langsung memberitahukan tujuannya ke mana akan pergi mengajak wanitanya. “Aku akan temani, jika kamu butuh aku. Tak perlu bertanya,” jawab Danisa, merekahkan senyum manisnya dan kembali mengeratkan dekapan hangat yang Daren berikan untuknya. Daren

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 221

    “Jangan bicara begitu sama mama,” kata Danisa minta agar Daren mampu meredam emosi pada sang mama.DADanisa tak ingin melihat hubungan ibu dan anak itu menjadi renggang. Sebab, dia tahu seberapa besar rasa sayang dan pengorbanan Riana yang begitu besar dalam membesarkan Daren dulu. Daren tak menjawab, pria itu masih diam merasakan sentuhan lembut dari Danisa yang memeluk dirinya dari belakang tubuh tegapnya itu. “Mama akan sedih, jika kamu berkata kasar padanya. Bukankah selama ini kau selalu memperjuangkan kebahagiaan mama,” lanjut Danisa mengingatkan pada suaminya. Perjuangan yang Daren lakukan untuk mamanya begitu besar. Hingga dia mampu melawan ego menikah demi bisa memberikan cucu yang selalu dituntut oleh mamanya dulu. Daren menarik nafasnya dalam-dalam. Kemudian membuangnya secara kasar sebelum akhirnya membuka suara menjawab setiap kalimat yang terucap dari wanitanya itu. “Kau tak mengerti,” jawab Daren singkat. “Aku tahu, Daren,” bela Danisa untuk dirinya sendiri, yang

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 220

    Riana menghentikan langkah kakinya saat Daren menyebut kata ‘tua bangka’. Riana berpikir, mengapa Daren bisa mengetahui rahasia yang masih dijaga olehnya dengan begitu baik. Dia pun berpaling, menatap Daren yang sedang berusaha menahan amarah. Riana tahu, jika Daren tidak akan meluapkan amarahnya di hadapan anak-anaknya. Riana sudah menyiapkan segala sesuatu untuk segala kemungkinan yang akan terjadi jika Daren akan marah kepada dirinya. “Kau tak boleh bicara seperti itu Daren,” tegur Riana dengan nada rendahnya sebab tak ingin menunjukkan perdebatan yang akan berlanjut kemarahan putranya tersebut. Daren diam, tak langsung menjawab apa yang dikatakan oleh ibunya itu kepadanya. “Sejak kapan Mama berhubungan lagi dengannya?” tanya Daren dengan suara dinginnya. “Dan untuk apa mama menemui tua bangka itu lagi. Itu sebabnya mama tak mau kembali lagi ke Singapura dan memilih menetap di sini.” Daren masih tak menunjukkan sikap ramahnya. Danisa yang semula bersiap menghidangkan sarapan d

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 219

    Pagi di kediaman rumah Daren terasa begitu berbeda seperti hari-hari biasanya. Danisa pagi-pagi sudah bangun dari tidurnya membantu pelayan yang bekerja di rumah mewah Daren itu untuk menyiapkan sarapan keluarga kecilnya.Beberapa kali pelayan meminta agar Danisa beristirahat. Tentu saja mereka tahu jika pengantin baru harus memiliki banyak waktu luang dan kebersamaan terlebih rumah tangga mereka yang terpisah lumayan lama.Akan tetapi, larangan yang dilakukan oleh pelayan untuk Danisa itu diabaikan oleh Danisa. Dia ingin sekali menyiapkan sarapan untuk kedua buah hatinya dan juga suaminya, maka dari itulah dia menyempatkan untuk pergi ke dapur dan membuatkan sarapan khusus untuk keluarga kecilnya.“Saya khawatir jika tuan dari nanti bangun akan menegur kami, Bu,” tutur wanita yang usianya jauh lebih tua dari pelayan lain yang bertugas menjadi ketua pelayan di rumah mewah itu.Indonesia menoleh, dia tersenyum hangat kepada wanita paruh baya yang begitu ramah sejak kedatangannya di rum

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 218

    “Mama pergi dulu ya, kalian lanjutkan dulu sarapannya.” Riana mengakhiri sarapan paginya, di saat anggota keluarganya yang lain pun baru saja akan memulai.Kemudian dia beralih menatap kepada Ara yang sedang menggigit roti di tangannya.“Princess, Oma. Nanti kamu berangkatnya sama Mommy saja ya. Oma minta maaf, sebab tadi sudah janji akan antar Ara ke sekolah pagi ini seperti kemarin,” lanjut Riana berkata kepada Ara sebab dirinya tak bisa mengantarkan sang cucu sebelumnya. Sejak Daren tidak ada di rumah dan tak bisa mengantarkan kedua buah hatinya untuk bersekolah. Sejak saat itulah Riana yang selalu antar jemput bersama suster Ara dan juga sopir yang memang ditugaskan untuk mengantar jemput kedua buah hati Daren dan Danisa tersebut.“Ara nggak mau sekolah. Ara Mau di rumah saja bersama Mommy. Ara rindu sekali dengan Mommy. Hari ini, maka Ara akan menghabiskan waktu bersama Mommy. Dan Ara tak akan membiarkan Daddy mengganggu waktu kami.”Anak perempuan itu seperti sedang balas den

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 217

    “Mommy!”Suara melengking yang Ara lakukan itu berhasil menusuk indera pendengaran Danisa dan Daren yang baru saja melangkah masuk ke dalam rumah setelah dua hari mereka memutuskan untuk menginap sebab tidak ingin mendapat gangguan dari kedua buah hatinya. Ara berlari, menuju ke arah kedatangan sang Mommy dan Daddy-nya. Anak perempuan itu begitu tak sabar untuk berjumpa dengan sang ibu. Bahkan, saat mobil yang Daren kendarai baru saja berhenti di area halaman rumah dan pelayan yang menyampaikan jika Daren dan Danisa telah kembali itu membuat anak perempuan yang baru saja akan menuju ke meja makan itu tak menunggu lama. Dia langsung berlari menuju ke luar rumah untuk menemui sang Mommy yang sudah sangat dia rindukan beberapa hari ini.Tanpa menunggu, Ara segera memeluk Danisa penuh Kerinduan. Sedangkan Daren hanya menggeleng dengan tingkah yang dilakukan oleh putrinya itu. “Mommy rindu sekali dengan putri mommy yang cantik ini,” kata Danisa memeluk hangat Ara dipekannya. Ara yang m

DMCA.com Protection Status