Mereka berdua pun langsung pergi ke kantin untuk makan terlebih dahulu. Sesampainya di kantin Leo dan temannya memesan makanan yang sama. Di sisi lain Sinta yang sedang istirahat juga memilih untuk tidak pergi ke mana-mana karena dirinya masih kenyang akibat sudah makan pada istirahat pertama. Akhirnya Sinta hanya mengobrol saja bersama temannya di kelas.
“Sin lu kan ikut basket nanti lu kumpul kan ?” tanya Hilda yang kebetulan mengikuti ekstrakurikuler basket juga.“Iya gua kumpul Hil tapi nanti gua harus izin dulu sama orang tua gua takutnya nanti nyariin gua lagi.”“Waduh nanti lu tinggal telepon aja Sin pasti orang tua lu juga megang hp kan ?”“Iya pegang Hil cuman gua ngga ada pulsa buat nelepon orang tuanya,” ucap Sinta yang hanya mempunyai kuota saja tetapi orang tuanya tidak mempunyai whatsapp jadinya dia merasa bingung bagaimana mengabarkannya.“Iya udah nih tinggal pake hp gua aja kebetulan guaLeo dan Doni menyusul Sinta ke arah lapangan. Sesampainya di lapangan, mereka pun duduk di bawah dan mendengarkan omongan dari guru olahraganya karena kebetulan pelatih basket sekolah ini adalah guru olahraganya.“Assalamualaikum buat anak-anak bapak semuanya yang baru saja bergabung, selamat datang di ekstrakurikuler basket ini semoga betah dan bisa mengikuti peraturan di sini. Di kumpul perdana ini, bapak hanya ingin memberi informasi sedikit saja perihal setiap kita latihan. Latihan untuk anak-anak baru akan dimulai pada Minggu depan dan memakai baju olahraga sekolah ini saja karena kalian belum mempunyai baju basket. Jadi persiapkan untuk Minggu depan jangan lupa membawa baju olahraga buat kita latihan dan apabila ingin membawa sepatu ganti pun dipersilahkan, sekian dari bapak apakah kalian paham semuanya ?”“Paham pak,” ucap serentak anak-anak yang baru saja bergabung di ekstrakurikuler basket.“Oke kalau paham jangan lupa yang
“Sintaa...Sintaa,” teriak ibu Sinta yang memanggil Sinta di dalam kamar.“Iya Bu kenapa,” ucap Sinta yang langsung keluar dari kamar menghampiri ibunya.“Iya Bu kenapa manggil Sinta,” Sinta pun mengulangi ucapannya lagi setelah sudah berada di dekat ibunya.“Kan ibu sama ayah kamu mau ke rumah bude nanti hari Minggu, kamu mau ikut apa ngga ?”“Sinta di rumah aja Bu ngga apa-apa kok, memang ada acara apa Bu kok ibu mau ke bude ?” tanya Sinta yang penasaran karena dia tidak tahu apa-apa.“Ibu disuruh bantu-bantu sama bude kamu kan bentar lagi mba Helma mau nikah.”“Oh iya Sinta baru ingat, iya udah ngga apa-apa kok Bu Sinta di rumah aja sendirian lagian kalau ikut juga Sinta ngga ada temen.”“Iya udah nanti ibu kasih uang aja yah buat jajan kamu lagian ibu juga ngga akan lama-lama.”“Iya Bu tenang aja, Sinta mau ke kamar lagi yah
“Iya ayah ini Leo udah bangun kok,” ucap Leo yang masih lemas.Leo pun turun dari tempat tidurnya dan pergi keluar kamarnya karena dia ingin mandi, tetapi di saat Leo keluar ternyata masih ada ayahnya yang menunggu dirinya tepat di depan kamarnya.“Eh ada ayah, kirain Leo ayah udah ke mana lagi gitu ternyata masih ada di sini,” ujar Leo yang terkejut karena di saat membuka pintunya ada ayah yang sedang menunggu dirinya.“Ayah nunggu kamu tahu ayah takut kamu malah tidur lagi, ayo kamu mandi dulu udah sore tuh,” ucap ayah sambil menunjuk jam dinding di rumahnya.“Iya ayah ini Leo memang mau mandi kok.”Leo langsung mengambil handuknya dan pergi ke kamar mandi untuk mandi. Beberapa menit Leo mandi, dia pun selesai juga dan Leo langsung pergi ke kamarnya untuk memakai pakaiannya. Leo merasa badannya sudah sangat segar sekali dan ingin izin kepada ayahnya untuk pergi keluar.“Ayah Leo izin ke
Sesampainya mereka di tempat sate, Dewi pun memesan satenya 20 tusuk. Di tempat sate itu ternyata ada Leo juga yang sedang membeli sate untuk ayahnya, tetapi Sinta masih belum sadar kalau ada Leo di dekat dirinya. Sinta yang merasa pegal dengan lehernya, dia pun menengok ke samping dan dia langsung terkejut.“Eh lu ko bisa sih gua ketemu lagi sama lu di sini, ngga di sekolah ngga di mana-mana pasti ketemu lu terus,” ucap Sinta yang langsung emosi ketemu Leo terus-menerus.“Nyantai woii nyantai, kan ini tempat jualan sate jadi bebas lah siapa aja yang mau beli, memang cuman lu doang yang mau ke sini,” Leo yang merasa terkejut juga karena tiba-tiba ada wanita yang langsung marah-marah ke dirinya.“Ah bohong pasti tadi lu ikutin gua yah.”“Lah ngapain gua ngikutin lu malas banget, lu kali yang ngikutin orang gua udah dari tadi kali di sini,” kata Leo yang tidak mau kalah dengan Sinta.Di saat mereka seda
Tidak lama kemudian, ayam geprek bauatan Sinta sudah jadi dan langsung memindahkan makanannya ke meja makan. Sinta merasa sudah tidak sabar sekali untuk memakan ayam geprek tersebut, tetapi sekarang masih belum waktunya untuk makan malam, akhirnya Sinta menahannya dan memilih untuk makan malam bersama orang tuanya saja.Hari sudah semakin malam dan waktu makan malam keluarga Sinta pun telah tiba. Sinta dan orang tuanya langsung makan malam dengan lauk ayam geprek yang sudah dibuat tadi oleh dirinya beserta ibunya. Ibu yang sedang makan merasa ayam gepreknya sangat enak sekali dan sambalnya menyerap ke dalam ayamnya.“Kamu pinter banget nak bisa bikin ayam geprek gini, enak tahu ayam gepreknya,” ucap ibu Sinta yang tiba-tiba mengajak berbicara dan memuji ayam geprek buatan anaknya.“Kan ibu yang bikin sambelnya, Siska cuman ngegoreng ayam sama ngegeprekin ayamnya doang Bu,” ucap Sinta yang merasa malu karena dipuji padahal sambalnya bukan
Sinta sangat bersemangat sekali belajarnya karena pikiran dia masih sangat fresh apalagi ini pun masih pagi. Tidak lama kemudian, bel pergantian pelajaran pun berbunyi. Guru IPA Sinta keluar dari kelasnya dengan berbarengan guru selanjutnya masuk, pelajaran selanjutnya yaitu pelajaran bahasa Indonesia. Sinta dan teman-temannya hanya disuruh oleh gurunya untuk merangkum materi saja dari buku paket bahasa Indonesia yang dipinjamkan oleh perpustakaan.Pelajaran bahasa Indonesia, terus berjalan, Sinta merasa tangannya sangat pegal sekali dan dia berniat untuk melanjutkan rangkumannya di rumah saja. Beberapa lama kemudian, bel waktu istirahat berbunyi. Sinta yang sedang memasukkan bukunya diajak oleh temannya yang bernama Dewi untuk pergi ke kantin.“Sin kantin yu, laper banget nih gua,” ucap Dewi yang menghampiri meja Sinta.“Ayo Dew gua juga mau beli minum haus banget, gua lupa ngga bawa minum,” Sinta yang langsung berdiri dari kursinya.&ldq
Setelah guru yang memberi informasi keluar, tidak lama kemudian guru pelajaran ke lima pun masuk ke kelas Sinta berbarengan dengan bel berbunyi. Di pelajaran terakhir Sinta mendapatkan pelajaran Seni budaya. Sinta sangat senang sekali karena pelajaran seni budaya tidak terlalu serius di dalam pelajarannya.“Anak-anak kalian cape ngga siang-siang gini harus belajar,” tanya pak guru seni budaya yang bernama pak Imam.“Yah pak cape banget terus ngantuk lagi apalagi kan sekarang jamnya tidur siang,” jawab salah satu murid cowo yang berani menjawab.“Haha iya sama saya juga malas ngajar, oke kali ini saya beri kebebasan saja tetapi tetap tidak boleh keluar dan harus tetap di kelas sampai menunggu bel pulang ya.”“Mantap pak, oh iya pak nonton film aja pak kan itu bawa laptop tuh,” ucap ketua kelas yang memberi ide kepada pak Imam agar teman-temannya tidak keluar kelas.“Mau nonton apa nih ? Tapi tutu
Hari sudah sore, Sinta pun bangun dari tidurnya dan langsung keluar dari kamar karena dirinya ingin menonton film kesukaannya. Sinta yang sedang menonton televisi, tiba-tiba ibunya berteriak. Sinta pun panik dan langsung menghampiri ibunya ke dapur.“Kenapa Bu teriak-teriak Sinta kaget tahu.”“Itu lihat ada tikus gede banget,” ibu Sinta yang menunjukkan tikusnya kepada Sinta.Sinta yang melihat tikusnya berjalan, dia pun ketakutan dan langsung berteriak.“Aaa tikus,” ucap Sinta yang mengumpat di belakang ibunya.“Kamu gimana sih nak, ibu kira kamu berani.”“Ibu tahu kan Sinta dari dulu takut sama tikus, gimana dong Bu ini tikusnya dari tadi jalan-jalan dibelakang lemari terus.”“Coba kamu panggil tetangga aja nak minta tolong gitu,” ibu panik karena dia benar-benar takut dan geli dengan tikus.“Iya Bu bentar Sinta panggil dulu.”“Ja
Leo masih saja merenung di dalam kamarnya, dia memilih untuk menghibur dirinya sendiri dengan bermain games di handphonenya. Leo merasa sedikit terhibur dan dia lebih semangat dari pada sebelumnya. Di saat Leo sedang bermain games, tiba-tiba ayahnya menelepon dirinya. Tanpa perlu lama Leo langsung mengangkat telepon dari ayahnya itu.Ayah : hallo nak, ibu ada di rumah ngga ? Soalnya ayah telepon ibu ngga diangkatLeo : ada kok yah bentar Leo kasih hpnya ke ibu dulu dehLeo pun berlari keluar dari kamarnya untuk memberikan handphonenya kepada ibunya.“Ibu ayah telepon nih,” teriak Leo sambil menghampiri ibunya itu.“Coba mana Leo.”Handphone Leo sedang dipakai oleh ibunya, dia pun memilih untuk mandi terlihat dahulu saja karena udara di sini juga cukup panas.“Leo hpnya ibu taro di atas meja ya,” ucap ibunya di depan kamar mandi.“Iya bu.”Setel
Sekian lama Sinta fokus belajar dipelajaran ke 3 dan 4, akhirnya Sinta sudah beristirahat kembali. Tetapi pada waktu istirahat ini Sinta meminta kepada teman sebangkunya untuk mengantarkan dirinya membeli buku tulis. “Hil anterin gua yuu.” “Ke mana Sin ?” tanya Hilda sambil merapikan buku. “Ke koperasi Hil beli buku soalnya buku gua abis nih.” “Iya udah yu gua anterin.” Sinta dan Hilda mereka pergi berdua ke tempat koperasi. Sesampainya di koperasi, mereka melihat koperasinya sangat ramai dan Hilda memilih untuk menunggu di luarnya saja karena apabila di dalam malah menambah penuh. Sinta yang sudah berada di dalam koperasi dia mendengar Leo menyapa dirinya. “Eh lu sin mau beli apa ?” tanya Leo yang melihat Sinta baru saja masuk ke koperasi sekolah. “Eh Leo gua mau beli buku, lu di sini lagi apa ?” balas Sinta kepada Leo. “Gua lagi foto copy buat belajar biasa disuruh fotocopy.” “Pelajaran apaan kok g
Leo yang berdebat dengan Doni, tiba-tiba gurunya kembali lagi ke kelasnya dan meminta tugas yang dia berikan dikumpulkan di depan.“Ayo semuanya yang udah dikumpulin di meja ibu ya,” ucap guru Leo sambil mengarah ke meja guru di kelas Leo.“Iya bu.”Leo yang mendengar omongan gurunya dia pun langsung panik.“Duh gimana nih Don gua belum lagi.”“Tuh kan gua bilang makannya kalau guru ngasih tugas langsung kerjain,” ucap Doni yang merasa kesal dengan Leo.“Iya kan gua kira tuh memang ngga dikumpulin bro, gimana ya gua jadi bingung.”“Ngga tau lah lu gimana kalau gua mah udah beres jadi tenang.”“Aduh iya udah gua nyontek ke lu aja deh ya terus nanti ada jawaban yang gua ganti,” ucap Leo yang memilih untuk menyontek kepada temannya saja.“Iya udah nih bro cepet ya.”Leo pun langsung menyalin jawaban Doni
Leo pun langsung berangkat ke sekolahnya dengan menaiki motor kesayangannya. Beberapa lama Leo berjalan ke sekolahnya, akhirnya dia sampai juga dan dia pun langsung memakirkan motornya tersebut di parkiran sekolah. Di saat Leo sedang memarkirkan motornya, dia melihat Sinta juga sedang memarkirkan motornya. Leo pun langsung menghampiri Sinta untuk mengobrol-ngobrol sebentar karena sekarang mereka sudah bertemu dan bukan musuh lagi.“Hallo Sinta selamat pagi,” ucap Leo yang mendekatinya Sinta.“Selamat pagi juga Leo, lu baru sampai ?” tanya Sinta yang baru saja selesai memarkirkan motornya.“Iya gua baru sampe nih, kok tumben sih lu juga baru sampai bukannya lu biasa berangkat pagi banget ya ?”“Haha ngga kok gua biasanya berangkat jam segini terus menang kemarin mah gua lagi rajin aja.”“Pasti karena takut telat kan haha gua tahu kok pas lu berangkat telat.”Di saat Leo dan Sinta sed
Di saat Sinta sedang chattingan dengan teman-temannya di grup, leo pun menchatting dirinya kembali.Leo : halloSinta langsung terkejut dan tiba-tiba senyum sendiri karena dia melihat ada notif dari cowo yang awalnya dia benci. Lalu Sinta pun memberi kabar kepada teman-temannya karena ada seorang cowo yang selalu menchatting dirinya sekarang.Sinta : guyss guyss masa ada yang chatting gua cowoDewi : ciee siapa tuh Sin jadi kepo gua ?Sinta : cowo yang selalu ribut sama gua itu loh inget ngga Dew ?Hilda : ciaa sejak kapan dia chatting lu terus ?Sinta : tadi sore Hil pas abis pulang sekolahClara : ciee ciee Sinta, kayanya ada tanda-tanda yang mau jadian jangan lupa nanti traktir kita yaSinta : hstt kaga lah Clar, gua aja ngga suka sama diaDewi : kan lama-lama nanti jadi suka Sin hahaSementara itu Leo yang menunggu balasan dari Sinta, dia merasa perutnya lapae dan dia pun langsung keluar dari kamarnya u
Sinta yang chattingan dengan Leo dia pun tertawa sendiri sampai-sampai Sinta semakin nyaman dengan Leo. Sinta berpikir ternyata Leo tidak seburuk yang dia bayangkan sebelumnya, dia jadi merasa bersalah selalu marah-marah kepada Leo. Di saat Sinta masih chattingan dengan Leo, tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu rumahnya. Lalu ibunya Sinta pun menyuruh anaknya untuk membukakan pintunya karena ibunya sedang mencuci baju.“Sintaa tolong itu lihat ada siapa di depan, soalnya ibu dengar kaya ada orang yang ngetuk-ngetuk pintu,” teriak ibu Sinta dari dalam kamar mandi karena dia sedang mencuci.“Iya Bu Sinta buka.”Sebelum dia membuka pintunya, Sinta meminta izin kepada Leo terlebih dahulu agar tidak dianggap sombong olehnyaSinta : Leo sebentar yah gua disuruh dulu nih sama ibu guaLeo : oke ngga apa-apa kok tenang aja kaliSinta pun langsung menaruh handphonenya itu tanpa membalas kembali chatting dari Leo. Lalu Sinta pun keluar d
“Assalamualaikum bu,” ucap Sinta sambil salim kepada ibunya.“Wa'alaikumsalam kamu kok baru pulang nak ?” tanya ibunya yang sedang meminum teh di teras rumah.“Iya Bu tadi kan Sinta ada latihan basket dulu latihan pertama tadi.”“Oh gitu iya udah mending kamu mandi dulu aja nak pasti lengket tuh badan kamu.”“Iya Bu ini singa mau mandi kok, Sinta masuk ke dalam rumah dulu yah Bu mau ke kamar sekalian mandi.”Sinta pun langsung masuk ke dalam kamarnya untuk menaruh tasnya terlebih dahulu sebelum mandi. Setelah menaruh tasnya, Sinta kembali lagi keluar kamarnya untuk mengambil handuk dan mandi agar badannya tidak lengket lagi. Sinta yang mandi dia merasa badannya menjadi segar sekali. Beberapa lama Sinta mandi, dia pun selesai juga dan dia langsung menanyakan kepada ibunya ada makanan apa tidak karena dia sudah merasa lapar.“Buu ada makanan ngga ?” tanya Sinta sambil berjalan ke tera
Leo pun berlari ke kamar mandinya, sedangkan ayahnya dia pamit terlebih dahulu kepada istrinya.“Ibu ayah berangkat dulu yah soalnya mau ada meeting di kantor,” teriak ayah Leo kepada istrinya yang sedang di dapur.“Iya ayah tapi ayah belum sarapan gimana nanti laper loh,” ucap ibu yang cepat-cepat menghampiri suaminya di ruang keluarga.“Gampang Bu nanti ayah sarapan di kantor aja, ayah buru-buru soalnya.”“Iya udah hati-hati ya yah,” kata ibu sambil salim kepada suaminya.“Iya bu.”Lalu ayah Leo langsung berangkat ke tempat kerjanya menaiki mobil yang disupirkan oleh supir pribadinya tersebut. Di sisi lain Sinta yang baru saja selesai mandi di rumah Dewi, dia lupa kalau dirinya tidak membawa baju seragamnya. Dia pun langsung menanyakan kepada Dewi tentang baju sekolahnya.“Dew lu punya seragam sekolah berapa ? Gua lupa kan ngga bawa baju seragam gimana dong ?” u
Leo dan Doni langsung mengeluarkan motor Leo dari bengkel tersebut dan pulang ke rumahnya masing-masing. Sesampainya di rumah, Leo masuk ke dalam rumahnya dan bertemu ibunya yang sedang bersantai sambil menonton televisi.“Ibuuuu,” teriak Leo yang memanggil ibunya.“Iya nak, kamu udah pulang ?” ucap ibu yang langsung menengok ke arah anaknya.“Udah kok Bu baru aja Leo pulang, ayah ke mana Bu kok ngga keliatan ?”“Ayah lagi ke rumah temannya nak katanya ada yang mau diobrolin tentang kerjaan.”“Oh pantes aja Leo ngga liat aja Bu, iya udah Leo ke kamar dulu yah Bu pengen ganti baju.“Iya nak.”Lalu Leo pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya yang sudah kotor selepas jalan-jalan bersama Doni. Setelah mengganti pakaiannya, Leo langsung rebahan di kasurnya sambil memainkan handphonenya. Beberapa lama Leo di kamar, ibu Leo menyuruh anaknya untuk makan terlebih dahulu.