"Apakah Ricky telah menceritakan semua apa yang aku lakukan kepada jalang bernama Bella Saphira kepada pak tua itu?" batin William Randolph yang menuduh sahabat baiknya tanpa bukti sama sekali. Karena perintah penangkapan yang di minta oleh ayahnya secara mendadak untuk pertama kalinya.Melihat William Randolph akan melakukan perlawanan, Para bodyguard melihat satu sama lain untuk menemukan solusi terbaik agar tidak melukai fisik William Randolph.Salah satu bodyguard yang merupakan ketua, Ia berjalan maju ke hadapan William Randolph dengan sikap hormat."Tuan muda, tolong jangan melakukan perlawanan. Kami tidak ingin melukai anda!" ucap bodyguard itu dengan perintahnya. Tapi di tulikan oleh William Randolph yang tidak sudih di tangkap dengan cara seperti ini. Bagi William Randolph ini cara yang paling hina dalam sejarah hidupnya saat berurusan dengan ayahnya.“Pak tua sialan itu,” umpat William Randolph kepada ayahnya yang di anggap lebih memihak kepada Ricky daripada anaknya sendiri
Para bodyguard segera menyeret William Randolph keluar dari ruangan kerja Robert Randolph secara kasar.“Ayahhhhh…. Kau tidak boleh melakukan hal seperti padaku,” seru William Randolph yang tidak terima keputusan ayahnya yang sudah di anggap tidak sayang lagi padanya dengan menyerahkan dirinya kepada pihak berwajib untuk menjalani masa tahanan perlanggaran lalu lintas.Anton Bancrul yang tidak tegah melihat William Randolph menekam di penjara. Ia hendak melangkah maju untuk menyusul William Randolph yang di seret keluar oleh para bodyguard lainnya.“Jangan kau bantu dia, biarkan dia intropeksi diri di sana. Kita semakin tua dan tidak bisa selamanya menjadi perlindungnya!” perintah Robert Randolph yang menghentikan langkah kaki Anton Bancrul yang hendak menyusul para bodyguard.“Tapi tuan…” balas Anton Bancrul yang mengantungkan kalimatnya.“Keluarga Randolph tergantung padanya di masa depan, Jika dia masih seperti ini. Cepat atau lambat akan hancur, begitu juga dengan dirinya. Aku tid
“Ya,” balas William Randolph jujur. Dalam hati, William Randolph tertawa bahagia. Ia tidak menyangkah kebodohan dirinya yang ini bisa menyelamatkan hidupnya. Saat mendengar ceramah Ricky, Ia tidak sengaja meminum minuman sirup punya Ricky di atas meja dengan tujuan untuk melancarkan buang air besar. Sebaliknya bisa menjadi alasan untuk meringankan hukuman yang akan ia jalani saat ini. Hakim merasa kasus ini merupakan kasus paling bodoh, Ia pun menjatuhkan hukuman 2 minggu kepada William Randolph dan denda $500 di bayar tunai Awalnya William Randolph mau protes atas keputusan hakim yang di nilai tidak adil. Tapi melihat aba-aba dari Anton Bancrul yang seakan meminta untuk tetap diam di tempat. William Randolph terpaksa menerima keputusan hakim dengan hati mengerutu di sertai dengan umpatan kecil di dalam hati. Sedangkan Robert Randolph merasa keputusan hakim terlalu ringan untuk mendidik anaknya yang telalu membuat banyak masalah selama ini. “Terkutuk lah kau wanita jalang, lihat
Ahli-ahli mencari informasi dari Ricky yang merupakan sahabat anaknya. William Randolph menjadi lupa diri karena keenakan makan dan puas akan sikap Ricky yang ramah terhadap orang yang lebih tua.Selesai makan, Ricky pamit undur diri. Karena malam ini ia harus ke luar negeri demi menghindari jamuan makan klien besar untuk mengantikan posisi ayahnya.Robert Randolph menatapi Ricky dengan tatapan lembut. "Hati-hati di jalan," balas Robert Randolph yang sudah tidak tertarik lagi mencari rahasia anaknya yang dari Ricky. Karena sudah di pastikan Ricky tidak tahu apapun dengan jadwal kerja yang super sibuk."Tuan, lain kali kita makan di tempat makan yang lain lagi. Saya tahu banyak tempat makan enak di sini," tawar Ricky dengan senyuman ramahnya sebagai pemuda yang polos dan tidak berdosa."Aku tunggu tawarannya," balas Robert Randolph yang tidak mencurangi Ricky lagi setelah melihat sikap Ricky dan segala kegiatannya.Robert Randolph menganggap Ricky terlalu sibuk dan tidak punya waktu u
***Bella Saphira yang di rawat cukup lama di rumah sakit. Akhirnya ia dapat merasakan udara segar setelah di nyatakan bisa pulang oleh dokter.Pulang, itu lah kebahagiaan yang di inginkan oleh Bella Saphira selama ini.Bella Saphira masih ingat, selama di rumah sakit. Ia menjadi bahan gosip para perawat yang kepo atas apa yang ia alami dan juga banyak mendapatkan banyak cibirannya setiap harinya."Pulang," gumam Bella Saphira bahagia dengan bibir keringnya. Ia tidak sabar untuk segera pergi ketempat Erick Stephen.Di dalam benak Bella Saphira, hanya Erick Stephen yang bisa menolongnya saat ini.Tanpa Bella Saphira sadari, seorang pria menatapi Bella Saphira dengan tatapan benci di dalam mobil. Jemarinya mengenggam stir mobil dengan kuat hingga terlihat buku-buku jari. Pria itu sudah tidak sabar untuk memberikan penderita kesekian kalinya untuk wanita yang sedang memperlihatkan wajah bahagia."Akhirnya kau keluar dari sini jalang," seru pria itu yang tak lain adalah William Randolph
"Pergi kau, ini bukan tempat tujuanmu?" seru seorang pria yang hendak melayangkan tinju ke arah Adam Levine tapi berhasil di tangkis oleh Adam Levine yang berwajah malas. Pria itu berdecak kesal. Ia kembali melayangkan tinjunya ke arah Adam Levine tapi hasilnya di luar perkiraan. Adam Levine yang cukup kesal dengan apa yang terjadi hari ini. Ia membalas pria itu dengan berapa kali pukulan hingga wajah pria itu tidak terbentuk lagi. Berapa pria yang tidak terima, mereka menyerang Adam Levine secara bersamaan. Tidak ingin mendapatkan masalah, William Randolph segera menarik Bella Saphira untuk pergi ke gerbong lain dengan cara menutupi tubuh atas Bella Saphira mengunakan jaket. Di saat seperti ini, Bella Saphira memanfaatkan kesempatan tersebut untuk kabur. Namun lagi-lagi nasib sial selalu berpihak padanya. "Jangan pernah bermimpi bisa kabur dari aku," seru William Randolph yang menjalankan mobilnya yang sudah sengaja di parkir di perhentian selanjutnya dengan menyewa jasa untuk m
Mendengar suara langkah kaki di dalam rumah, Robert Randolph menatapi William Randolph dengan tatapan menyelidik.Sadar akan maksud tatapan sang ayah. William Randolph segera mencari alasan untuk menutupi apa yang ia lakukan barusan di luar sana."Aku minta Ricky untuk makan bersama," jelas William Randolph yang berusaha mencari alasan.Robert Randolph tidak bersuara, ia tahu William Randolph sudah mulai berbohong. Jelas-jelas Ricky ada di luar negeri. Mana mungkin bisa makan bersama-sama.Mendapatkan tidak ada jawaban, William Randolph kembali ke kamar untuk istirahat.Sedangkan Bella Saphira yang sudah sadarkan diri. Ia mendapati dirinya sendirian dengan tubuh polos dan bagian bawah perih.Daripada menangis, Bella Saphira memilih untuk mencari cara untuk melarikan diri dari rumah kumuh tersebut.Beruntungnya aksinya kali ini tidak gagal, karena kamarnya tidak di kunci sama sekali.Dengan memanfaatkan pakaian seadanya, Bella Saphira berhaail menyelinap keluar dari rumah kumuh di ping
"Siapa suruh kau mengemudikan mobil secara asal-asalan, aku yakin kau mabuk di saat itu. Maka nabrak orang," seru bocak itu seperti seorang ibu rumah tangga yang memberikan hukuman kepada anaknya.Adam Levine tidak berkata apa pun selain mengaruk tengkuknya ketika menghadapi ocehan dari sang anak.Melihat situasi seperti ini, Bella Saphira yang tidak tahu harus bagaimana. Ia hanya bisa mengikuti apa yang di katakan oleh Adam Levine yang telah menyelamatkan nyawanya dari kekejaman William Randolph.Lelah mengoceh, bocak lelaki itu melihat ke arah Bella Saphira dengan tatapan sinisnya. Ia mengamati Bella Saphira dari atas hingga bawah dengan tatapan mata tidak senang."Jangan berharap kau bisa tinggal lama di sini," ucap bocak laki-laki itu dengan tatapan sinisnya untuk kesekian kalinya. Ia sudah tahu setiap wanita yang mendekati ayahnya, pasti menginginkan sesuatu. Seperti uang dan rumah yang mereka tempati saat ini.Bella Saphira hanya bisa diam, ia tidak membalas apa yang di katakan
Panggilan masuk itu berbunyi berulang kali. William Randolph yang sudah terkapar tidak sadar diri tidak menyadari bunyi ponsel yang tiada berhenti.Raisa Andriana yang sejak tadi menghubungi William Randolph. Wajah cantiknya kini terlihat menghitam setelah panggilan berpuluh-puluhan kali tidak di respon oleh William Randolph."Jangan bermimpi kau bisa kabur dari aku setelah mencampakkan aku seperti sampah," batin Raisa Andriana yang masih terobsesi kepada William Randolph serta kekayaan yang di miliki oleh William Randolph.Melihat hari sudah menunjukkan jam 5 pagi, Raisa Andriana memutuskan untuk makan sedikit di bandara untuk mengisi tenaga. Kemudian langsung pergi ke hotel mewah untuk istirahat.***Ujung mata Ricky menatapi kedua kembar yang keluar dari mobil mewah dan di temani oleh seorang pria yang tidak lain adalah Adam Levine."Daddy," seru kedua kembar yang nempel seperti prangko. Sebelum masuk ke dalam halaman sekolah."Belajar yang rajin," Adam Levine memeluk kedua kembar
Mendengar apa yang di katakan oleh pria tua di hadapannya, tawa Cindy semakin nyaring. Semua tamu yang hadir hanya bisa memandang satu sama lain. Mereka tanpa bersuara."Putri kata mu?" seru Cindy yang berusaha berdiri. Ia menatapi Bella dengan senyuman jahat, kemudian membuang ludah sebagai penghinaan.Erik Stephen mengerutkan dahi semakin dalam, ia tidak suka ada yang merusak acara ulang tahun kedua cucu kembar."Wanita jalang itu sudah tidur dengan banyak pria dan kini pria tua itu adalah simpan jalang itu," seru Cindy yang masih emosional dan ia tidak iklhas hidup Bella lebih baik dari dirinya.Bella yang kehabisan kesabaran, ia berjalan ke arah Cindy dengan menghadiahkan satu tamparan keras yang membuat semua tamu ternganga."Tutup mulut jahatmu, berani menghina ayah aku. Aku bersumpah kau tidak akan hidup dengan tenang."Apa yang di katakan oleh Bella mengaketkan semua tamu yang hadir. Termasuk Ricky dan Adam Leonard yang melihat Bella yang menjambak rambut pirang Cindy dengan
Ricky merasa apa yang dilakukan oleh Adam Levine sangat lucu."Pria sampah seperti kau hanya bisa berlindung di belakang wanita," cibir Ricky dalam hati dengan membalas tatapan ancaman dari Adam Levine.Keduanya terlihat saling memperingati satu sama lain. Ricky yang tidak ingin topeng aslinya terbongkar di depan umum, Ia segera mengikuti sang ayah ke tempat lain.Adam Leonard ingin mewancari Ricky secara detail. Tapi melihat Ricky menguap berapa kali dan memijit kepala, niatnya terundur.Untuk menutupi kecurigaan sang ayah, Ricky sengaja meminta air putih kepada salah satu pelayan yang berjalan lalu lalang."Kau kenapa?" tanya Adam Leonard yang melihat Ricky menelan satu pil obat.“Sakit kepala,” balas Ricky yang melemparkan bungkusan obat kepada Adam Leonard yang duduk di depan.Adam Leonard menatapi bungkusan obat di atas meja depan wajah dengan tidak senang.“Mengapa ada yang bau badan di pesta ini?” dusta Ricky yang menutup hidung dengan sapu tangan dan sebelah tangan memijit dahi
melihat sikap Erick Stephen yang posesif kepada gadis kecil itu. Emosi Roberth Randolph seketika mendidih. Ia merasa terkalahkan dalam hal untuk memiliki sesuatu.Robert Randolph berdiri dari tempat duduknya. Ia tidak ingin Erick Stephen memonopoli Lilica seorang diri.Tanpa kata-kata, Erick Stephen memilih untuk pergi dari hadapan Robert Randolph dengan tujuan menjauhkan Lilica dari Robert Randolph.Robert Randolph yang ingin melangkahkan kakinya, namun ia terhalang oleh Anton Bachrul."Jangan gegabah tuan," saran Anton Bachrul yang tidak ingin Robert Randolph kena masalah. Mengingat latar belakang Erick Stephen yang terkenal di dunia hitam."Apakah tuhan membalas apa yang aku lakukan di masa lalu dengan cara seperti ini," Robert Randolph berusaha menahan kesedihan, kemarahan dan ketakutan menjadi satu di dalam hati.Anton Bachrul tidak mengerti apa yang di katakan oleh Robert Randolph, ia segera membawa Robert Randolph untuk segera kembali ke rumah utama.Di rumah utama, Robert Rand
"Apa katamu tua Bangka," seru Cindy yang tidak terima atas kata-kata Deep Arthur yang merupakan ayah mertua. "Tidak sopan," Deep Arthur yang tidak tahan dengan sikap Cindy yang kian hari kian kurang kurang ajar. Ia langsung menyiramkan satu ember air ke arah Cindy. Cindy melap wajahnya yang basah, ia berdiri dari tempat duduk dengan wajah hitam. Rasa marah dan sesak bercampur jadi satu di dalam hati. "Tua Bangka sialan, aku berharap kau cepat masuk tanah." Cindy meraih tas mewah, ia berlari dari ruang tamu dengan emosi membara sembari mengumpat berulang kali. Sedangkan Anne Arthur berusaha mengejar Cindy dari arah belakang. "Sekalian saja kau ikut wanita mandul itu pergi, maka tidak perlu kembali lagi ke sini!" tegas Deep Arthur yang membanting ember ke lantai. Langkah kaki Anne Arthur terhenti, ia tidak berani mengejar langkah kaki Cindy lagi. Ketika sebuah suara berat berupa ancaman terdengar nyaring. "Aku heran kenapa James bisa menikahi wanita ini," seru Deep Arthur yang lup
"Aku kan bercanda, lagian Adam pasti akan marah besar. Jika tau aku bekerja," Bella tertawa pelan. Kemudian menarik Erick Stephen keluar dari rumah.Kerutan di dahi Erick Stephen terlihat semakin dalam ketika melihat tingkah Bella hari ini."Temani aku jalan-jalan! Kita sudah lama tidak berjalan bersama sebagai ayah dan anak," Bella sedikit memaksa kehendaknya kepada Erick Stephen untuk keluar dari dalam rumah.Erick Stephen yang tidak ingin Bella stres. Ia pun setuju akan permintaan Bella hari ini.Di mall, Bella melirik barang mewah keluaran terbaru."Aku mau tas ini," ucap Bella dan seorang wanita secara bersamaan.Wanita itu terlihat tidak suka ada yang mengincar barang yang ia sukai. Sedangkan Bella masa bodoh."Aku pikir siapa, ternyata kau Bella. Oops wanita jalang," Cindy sengaja menyindir Bella untuk membalas sakit hati di pameran perhiasan di Paris."Oh ada pelakor," balas Bella dengan tatapan menyindir. Ia pun melap jari-jari dengan tissue basah anti kuman di depan Cindy.T
Di salah satu ruangan, Adam Levine mendudukan kedua kembar. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kedua kembar."Mengapa kalian menagis, apa karena dad dan mom tidak ikut kalian pergi main ke pantai?" Adam Levine berusaha menghibur kedua kembar tersebut."Rumah kita terbakar habis," Shimon yang mengambil ahli untuk menjawab pertanyaan yang tidak bisa di jawab oleh kedua kembar yang masih sibuk menagis.Wajah Adam Levine memperlihatkan sedikit ketakutan, apa yang ia takutkan menjadi kenyataan."Itu hanya rumah sementara untuk di tempati, sekarang kita semua balik ke Italia. Liburan sudah selesai," timpal Erick Stephen yang ingin menjauhkan kedua kembar dari ayah biologis."Baiklah," kedua kembar menjawab perkataan Erick Stephen secara bersamaan. Karena mereka tahu keegoisan telah menyebabkan banyak hal terjadi. Sedangkan Adam Levine hanya bisa diam tanpa protes atau apapun.Shimon merasa semua ini tidak sederhana, ia yakin ada yang sengaja membakar rumah sebagai peringatan u
"Mau apa kau menghubungi aku," William Randolph menaikkan volume suara lebih tinggi dari biasanya saat berbicara dengan Ricky di balik ponsel."Dasar bodoh, apa yang kau lakukan di sana. Otak udangmu itu di pakai sedikit bisa tidak? Karena kebodohan mu itu telah menyebabkan banyak masalah di banyak pihak,"William Randolph menaikkan sebelah alisnya. Ia merasa semua ini pantas di dapatkan oleh para pecundang seperti Adam Levine dan Erick Stephen.Ricky yang di balik ponsel hanya menghela nafas panjang. Ia tidak bisa membantu banyak atas kebodohan yang di sebabkan oleh William Randolph.Seorang pria tua berdiri di hadapan Ricky. Ia menunjukkan sikap tidak senang.Sadar posisi dalam bahaya, Ricky memutuskan panggilan dengan William Randolph saat itu juga."Berapa kali aku katakan padamu untuk tidak berteman dengan bajingan itu yang bisa menghancurkan karir dan nama keluarga kita!" ucap pria tua itu yang tak lain adalah Adam Leonard.Ricky menghela nafas panjang, ia beralasan orang yang i
"Sial, terkutuk kau...." William Randolph melampiaskan kekesalan di dalam hati ke arah salah satu kaki meja. "Sial..sial.." tidak puas mengumpat, William Randolph membanting meja tersebut dengan sekuat tenaga untuk melampiaskan kekesalan di dalam hati yang masih ada api yang kebencian yang membara kian tinggi. Tidak puas melampiaskan kekesalannya itu, William Randolph memilih untuk keluar dari dalam rumah. Ia memutuskan untuk mencari Erick Stephen atau Adam Levine untuk membuat perhitungan karena selama ini berani menyembunyikan keberadaan Bella Saphira tanpa seizinnya. "Wanita sialan itu harus diberikan pelajaran berlipat-lipat dari sebelumnya," batin William Randolph yang masih penuh amarah kepada Adam Levine dan Erick Stephen. Sehingga melupakan nasehat Ricky. Pintu rumah di buka secara tiba-tiba oleh William Randolph. Seketika dahi William Randolph berkerut dalam saat melihat siapa yang ada di hadapannya. Wanita itu menampilkan senyuman manis dengan bagian dada yang hampir te