Mendengar suara langkah kaki di dalam rumah, Robert Randolph menatapi William Randolph dengan tatapan menyelidik.Sadar akan maksud tatapan sang ayah. William Randolph segera mencari alasan untuk menutupi apa yang ia lakukan barusan di luar sana."Aku minta Ricky untuk makan bersama," jelas William Randolph yang berusaha mencari alasan.Robert Randolph tidak bersuara, ia tahu William Randolph sudah mulai berbohong. Jelas-jelas Ricky ada di luar negeri. Mana mungkin bisa makan bersama-sama.Mendapatkan tidak ada jawaban, William Randolph kembali ke kamar untuk istirahat.Sedangkan Bella Saphira yang sudah sadarkan diri. Ia mendapati dirinya sendirian dengan tubuh polos dan bagian bawah perih.Daripada menangis, Bella Saphira memilih untuk mencari cara untuk melarikan diri dari rumah kumuh tersebut.Beruntungnya aksinya kali ini tidak gagal, karena kamarnya tidak di kunci sama sekali.Dengan memanfaatkan pakaian seadanya, Bella Saphira berhaail menyelinap keluar dari rumah kumuh di ping
"Siapa suruh kau mengemudikan mobil secara asal-asalan, aku yakin kau mabuk di saat itu. Maka nabrak orang," seru bocak itu seperti seorang ibu rumah tangga yang memberikan hukuman kepada anaknya.Adam Levine tidak berkata apa pun selain mengaruk tengkuknya ketika menghadapi ocehan dari sang anak.Melihat situasi seperti ini, Bella Saphira yang tidak tahu harus bagaimana. Ia hanya bisa mengikuti apa yang di katakan oleh Adam Levine yang telah menyelamatkan nyawanya dari kekejaman William Randolph.Lelah mengoceh, bocak lelaki itu melihat ke arah Bella Saphira dengan tatapan sinisnya. Ia mengamati Bella Saphira dari atas hingga bawah dengan tatapan mata tidak senang."Jangan berharap kau bisa tinggal lama di sini," ucap bocak laki-laki itu dengan tatapan sinisnya untuk kesekian kalinya. Ia sudah tahu setiap wanita yang mendekati ayahnya, pasti menginginkan sesuatu. Seperti uang dan rumah yang mereka tempati saat ini.Bella Saphira hanya bisa diam, ia tidak membalas apa yang di katakan
Lelah berteriak, William Randolph teringat dengan seseorang. Ia yakin pria itu pasti membantu Bella Saphira melarikan diri. Karena pria itu menganggu kesenangannya di pagi hari untuk menyetubuhi Bella Saphira di gerbong kereta dan juga menyebabkan dirinya kehilangan banyak uang atas kerugian yang ia alami."Adam Levine, aku yakin dia pelakunya. Kau akan mendapatkan balasan berkali-kali dari aku" umpat William Randolph yang yakin 1000% pelakunya adalah Adam Levine yang membantu Bella Saphira melarikan diri.Untuk membuktikan kecurigaan hatinya, William Randolph meminta alamat Adam Levine dari Ricky melalui video call."Aku tidak tahu alamat pria itu, Dia itu suka pindah-pindah menurut informasi yang beredar. Jadi susah untuk mencari tahu keberadaannya," jelas Ricky yang sudah lama tidak ada hubungan dengan Adam Levine. Karena banyak hal yang Ricky takutkan dari pria itu. Mengingat pria itu merupakan pria tidak baik dan bisa melakukan banyak hal yang bisa merugikan orang yang mengancam.
Melihat senyuman Bella Saphira yang mirip dengan mendiang istrinya. Tanpa sadar Adam Levine tersenyum tipis dengan kedua mata memanas. Ia sejujurnya sangat merindukan istrinya yang sudah tiada."Baiklah aku akan mengantarmu," balas Adam Levine yang berpura menguap sesat untuk menutupi air mata yang hampir menetes di kedua matanya."Terima kasih," ucap Bella Saphira dengan perasaan bahagia. Hingga tidak menyadari jika Adam Levine sedang menagis.Di rumah, Shimon yang malas untuk bergerak. Ia berbaring di sofa panjang dan tatapan matanya menuju ke arah tempat meja yang terdapat pancake madu. Pancake yang merupakan kesukaan dirinya dan rasanya mirip dengan buatan tangan mending ibunya."Hmmmm," gumam Shimon amigu. Ia tidak ingin ada wanita lain yang menggantikan posisi ibunya. Apalagi merebut cinta dari sang ayah."Ini hanya perasaan aku," gumam Shimon yang berusaha untuk tetap waras seperti sebelumnya daripada memberikan kesempatan kepada wanita itu untuk mendekati ayahnya.***Erick St
James Arthur yang kini hidup bahagia dengan Cintya. Ia tidak menyadari ada yang mengawasi dirinya secara diam-diam dari arah belakang dan juga tidak tahu Bella Saphira sudah lolos dari cengkeraman William Randolph.Apa yang di lakukan oleh William selama berapa hari tidak membuahkan hasil yang seperti saran dari Ricky. Tapi William Randolph tidak menyerah sama sekali. Ia masih rajin mencari keberadaan Bella Saphira tanpa menyerah sedikitpundan kemudian memberikan hukuman lebih berat dari sebelumnya. Untuk menutupi apa yang di lakukan selama ini, William Randolph bekerja dengan giat di perusahan demi mendapatkan uang dalam jumlah banyak.“Jalang sialan, Aku pasti akan menemukan mu cepat atau lambat. Aku pastikan kau tidak akan bisa kabur lagi,” batin William Randolph yang masih dendam kesumat kepada Bella Saphira yang melarikan diri darinya.***Bella Saphira yang menjalani perawatan di rumah sakit, Ia sama sekali tidak mendapatkan ketenangan seperti yang di katakana oleh Erick Stephen
Melihat Bella Saphira yang berpura-pura bodoh dan tidak mengerti. Joseph melayangkan satu tamparan lagi ke tempat yang sama. Kuatnya tamparan kedua menyebabkan tubuh Bella Saphira jatuh tersungkur ke lantai yang dingin.Bella Saphira yang masih syock atas apa yang terjadi barusan, Ia menyentuh sebelah wajahnya yang mati rasa akibat tamparan kedua dari ayah tiri.Melihat keandaan yang membahayakan dan bisa menyebabkan dirinya di curigai atas kerjasama dengan Cintya selama ini. Ella Segera berdiri dari tempat duduknya untuk melerai pertengkaran anak dan ayah tiri.“Sudah…. Jangan marah Bella lagi, Mungkin dia ada alasan untuk melakukan semua ini. Sebaiknya kita dengar dulu penjelasanya,” tutur Ella dengan wajah sedih yang di buat-buat untuk menutupi apa yang ia lakukan selama ini dan juga berpura-pura memasang badan untuk melindungi Bella Saphira dari pukulan Joseph.Melihat Ella membela anak tidak tahu diri, Joseph yang semula emosi. Kini semakin emosi tinggi hingga jantungnya berdeta
Mendengar apa yang di katakan oleh Ella, wajah keduanya langsung pucat pasih.James Arthur maupun Cintya saling melihat satu sama lain, Mereka berdua berharap salah dengar dengan apa yang di katakan oleh Ella barusan."Kalian berdua tidak perlu cemas seperti itu," ucap Ella yang menarik Cintya untuk duduk di samping James Arthur.“Untuk apa dia ke sini lagi, Lebih baik aku minta ayah menjual dia ke meja judi untuk di gilir oleh para pria hidung belang dengan begitu kita akan mendapatkan banyak uang,” seru Cintya yang mengeluarkan pendapatnya secara mendadak tanpa menyadari Bella Saphira yang berdiri di depan pintu yang tertutup sedikit sudah mendengar semuanya.“Hmmm idemu boleh juga, daripada capek-capek kerja. Lebih baik menjadikan Bella Saphira sebagai wanita jalang yang di jual di klub malam,” sambung James Arthur yang mendukung perkataan Cintya.Apa yang di katakan oleh James Arthur benar-benar sulit di percaya oleh Bella Saphira. Ia menutup mulutnya dengan air mata berlinang der
Mendapatkan teguran dari bos. Supir itu memasang wajah masa bodoh."Aku tidak ingin kehilangan uang, jadi kalian tahu akibatnya. Karena aku tidak pernah main-main dalam hal seperti ini," ucap supir yang mengeluarkan kalimat mengancam kepada ketiga rekannya.Bos preman masih berdecak kesal atas ancaman supir yang terkesan memojokkan dirinya sejak tadi untuk menikmati betapa sempinya liang wanit barusan yang sudah ia setubuhi secara paksa untuk pertama kalinya.Selesai membereskan semuanya, bos preman turun duluan dari dalam mobil. Ia berjalan ke arah gudang kosong di tempat itu menjadi tempat transaksi akan terjadi."Mana jalang itu," seru William Randolph dengan suara baritonnya.Sadar pelanggan di depannya sedang marah karena terlambat sampai lokasi. Bos preman itu segera memberikan aba-aba kepada rekannya untuk menyeret Bella Saphira keluar dari dalam mobil.Bella Saphira yang di seret keluar secara paksa. Ia menunjukkan wajah ketakutan ketika melihat William Randolph di hadapannya
Panggilan masuk itu berbunyi berulang kali. William Randolph yang sudah terkapar tidak sadar diri tidak menyadari bunyi ponsel yang tiada berhenti.Raisa Andriana yang sejak tadi menghubungi William Randolph. Wajah cantiknya kini terlihat menghitam setelah panggilan berpuluh-puluhan kali tidak di respon oleh William Randolph."Jangan bermimpi kau bisa kabur dari aku setelah mencampakkan aku seperti sampah," batin Raisa Andriana yang masih terobsesi kepada William Randolph serta kekayaan yang di miliki oleh William Randolph.Melihat hari sudah menunjukkan jam 5 pagi, Raisa Andriana memutuskan untuk makan sedikit di bandara untuk mengisi tenaga. Kemudian langsung pergi ke hotel mewah untuk istirahat.***Ujung mata Ricky menatapi kedua kembar yang keluar dari mobil mewah dan di temani oleh seorang pria yang tidak lain adalah Adam Levine."Daddy," seru kedua kembar yang nempel seperti prangko. Sebelum masuk ke dalam halaman sekolah."Belajar yang rajin," Adam Levine memeluk kedua kembar
Mendengar apa yang di katakan oleh pria tua di hadapannya, tawa Cindy semakin nyaring. Semua tamu yang hadir hanya bisa memandang satu sama lain. Mereka tanpa bersuara."Putri kata mu?" seru Cindy yang berusaha berdiri. Ia menatapi Bella dengan senyuman jahat, kemudian membuang ludah sebagai penghinaan.Erik Stephen mengerutkan dahi semakin dalam, ia tidak suka ada yang merusak acara ulang tahun kedua cucu kembar."Wanita jalang itu sudah tidur dengan banyak pria dan kini pria tua itu adalah simpan jalang itu," seru Cindy yang masih emosional dan ia tidak iklhas hidup Bella lebih baik dari dirinya.Bella yang kehabisan kesabaran, ia berjalan ke arah Cindy dengan menghadiahkan satu tamparan keras yang membuat semua tamu ternganga."Tutup mulut jahatmu, berani menghina ayah aku. Aku bersumpah kau tidak akan hidup dengan tenang."Apa yang di katakan oleh Bella mengaketkan semua tamu yang hadir. Termasuk Ricky dan Adam Leonard yang melihat Bella yang menjambak rambut pirang Cindy dengan
Ricky merasa apa yang dilakukan oleh Adam Levine sangat lucu."Pria sampah seperti kau hanya bisa berlindung di belakang wanita," cibir Ricky dalam hati dengan membalas tatapan ancaman dari Adam Levine.Keduanya terlihat saling memperingati satu sama lain. Ricky yang tidak ingin topeng aslinya terbongkar di depan umum, Ia segera mengikuti sang ayah ke tempat lain.Adam Leonard ingin mewancari Ricky secara detail. Tapi melihat Ricky menguap berapa kali dan memijit kepala, niatnya terundur.Untuk menutupi kecurigaan sang ayah, Ricky sengaja meminta air putih kepada salah satu pelayan yang berjalan lalu lalang."Kau kenapa?" tanya Adam Leonard yang melihat Ricky menelan satu pil obat.“Sakit kepala,” balas Ricky yang melemparkan bungkusan obat kepada Adam Leonard yang duduk di depan.Adam Leonard menatapi bungkusan obat di atas meja depan wajah dengan tidak senang.“Mengapa ada yang bau badan di pesta ini?” dusta Ricky yang menutup hidung dengan sapu tangan dan sebelah tangan memijit dahi
melihat sikap Erick Stephen yang posesif kepada gadis kecil itu. Emosi Roberth Randolph seketika mendidih. Ia merasa terkalahkan dalam hal untuk memiliki sesuatu.Robert Randolph berdiri dari tempat duduknya. Ia tidak ingin Erick Stephen memonopoli Lilica seorang diri.Tanpa kata-kata, Erick Stephen memilih untuk pergi dari hadapan Robert Randolph dengan tujuan menjauhkan Lilica dari Robert Randolph.Robert Randolph yang ingin melangkahkan kakinya, namun ia terhalang oleh Anton Bachrul."Jangan gegabah tuan," saran Anton Bachrul yang tidak ingin Robert Randolph kena masalah. Mengingat latar belakang Erick Stephen yang terkenal di dunia hitam."Apakah tuhan membalas apa yang aku lakukan di masa lalu dengan cara seperti ini," Robert Randolph berusaha menahan kesedihan, kemarahan dan ketakutan menjadi satu di dalam hati.Anton Bachrul tidak mengerti apa yang di katakan oleh Robert Randolph, ia segera membawa Robert Randolph untuk segera kembali ke rumah utama.Di rumah utama, Robert Rand
"Apa katamu tua Bangka," seru Cindy yang tidak terima atas kata-kata Deep Arthur yang merupakan ayah mertua. "Tidak sopan," Deep Arthur yang tidak tahan dengan sikap Cindy yang kian hari kian kurang kurang ajar. Ia langsung menyiramkan satu ember air ke arah Cindy. Cindy melap wajahnya yang basah, ia berdiri dari tempat duduk dengan wajah hitam. Rasa marah dan sesak bercampur jadi satu di dalam hati. "Tua Bangka sialan, aku berharap kau cepat masuk tanah." Cindy meraih tas mewah, ia berlari dari ruang tamu dengan emosi membara sembari mengumpat berulang kali. Sedangkan Anne Arthur berusaha mengejar Cindy dari arah belakang. "Sekalian saja kau ikut wanita mandul itu pergi, maka tidak perlu kembali lagi ke sini!" tegas Deep Arthur yang membanting ember ke lantai. Langkah kaki Anne Arthur terhenti, ia tidak berani mengejar langkah kaki Cindy lagi. Ketika sebuah suara berat berupa ancaman terdengar nyaring. "Aku heran kenapa James bisa menikahi wanita ini," seru Deep Arthur yang lup
"Aku kan bercanda, lagian Adam pasti akan marah besar. Jika tau aku bekerja," Bella tertawa pelan. Kemudian menarik Erick Stephen keluar dari rumah.Kerutan di dahi Erick Stephen terlihat semakin dalam ketika melihat tingkah Bella hari ini."Temani aku jalan-jalan! Kita sudah lama tidak berjalan bersama sebagai ayah dan anak," Bella sedikit memaksa kehendaknya kepada Erick Stephen untuk keluar dari dalam rumah.Erick Stephen yang tidak ingin Bella stres. Ia pun setuju akan permintaan Bella hari ini.Di mall, Bella melirik barang mewah keluaran terbaru."Aku mau tas ini," ucap Bella dan seorang wanita secara bersamaan.Wanita itu terlihat tidak suka ada yang mengincar barang yang ia sukai. Sedangkan Bella masa bodoh."Aku pikir siapa, ternyata kau Bella. Oops wanita jalang," Cindy sengaja menyindir Bella untuk membalas sakit hati di pameran perhiasan di Paris."Oh ada pelakor," balas Bella dengan tatapan menyindir. Ia pun melap jari-jari dengan tissue basah anti kuman di depan Cindy.T
Di salah satu ruangan, Adam Levine mendudukan kedua kembar. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kedua kembar."Mengapa kalian menagis, apa karena dad dan mom tidak ikut kalian pergi main ke pantai?" Adam Levine berusaha menghibur kedua kembar tersebut."Rumah kita terbakar habis," Shimon yang mengambil ahli untuk menjawab pertanyaan yang tidak bisa di jawab oleh kedua kembar yang masih sibuk menagis.Wajah Adam Levine memperlihatkan sedikit ketakutan, apa yang ia takutkan menjadi kenyataan."Itu hanya rumah sementara untuk di tempati, sekarang kita semua balik ke Italia. Liburan sudah selesai," timpal Erick Stephen yang ingin menjauhkan kedua kembar dari ayah biologis."Baiklah," kedua kembar menjawab perkataan Erick Stephen secara bersamaan. Karena mereka tahu keegoisan telah menyebabkan banyak hal terjadi. Sedangkan Adam Levine hanya bisa diam tanpa protes atau apapun.Shimon merasa semua ini tidak sederhana, ia yakin ada yang sengaja membakar rumah sebagai peringatan u
"Mau apa kau menghubungi aku," William Randolph menaikkan volume suara lebih tinggi dari biasanya saat berbicara dengan Ricky di balik ponsel."Dasar bodoh, apa yang kau lakukan di sana. Otak udangmu itu di pakai sedikit bisa tidak? Karena kebodohan mu itu telah menyebabkan banyak masalah di banyak pihak,"William Randolph menaikkan sebelah alisnya. Ia merasa semua ini pantas di dapatkan oleh para pecundang seperti Adam Levine dan Erick Stephen.Ricky yang di balik ponsel hanya menghela nafas panjang. Ia tidak bisa membantu banyak atas kebodohan yang di sebabkan oleh William Randolph.Seorang pria tua berdiri di hadapan Ricky. Ia menunjukkan sikap tidak senang.Sadar posisi dalam bahaya, Ricky memutuskan panggilan dengan William Randolph saat itu juga."Berapa kali aku katakan padamu untuk tidak berteman dengan bajingan itu yang bisa menghancurkan karir dan nama keluarga kita!" ucap pria tua itu yang tak lain adalah Adam Leonard.Ricky menghela nafas panjang, ia beralasan orang yang i
"Sial, terkutuk kau...." William Randolph melampiaskan kekesalan di dalam hati ke arah salah satu kaki meja. "Sial..sial.." tidak puas mengumpat, William Randolph membanting meja tersebut dengan sekuat tenaga untuk melampiaskan kekesalan di dalam hati yang masih ada api yang kebencian yang membara kian tinggi. Tidak puas melampiaskan kekesalannya itu, William Randolph memilih untuk keluar dari dalam rumah. Ia memutuskan untuk mencari Erick Stephen atau Adam Levine untuk membuat perhitungan karena selama ini berani menyembunyikan keberadaan Bella Saphira tanpa seizinnya. "Wanita sialan itu harus diberikan pelajaran berlipat-lipat dari sebelumnya," batin William Randolph yang masih penuh amarah kepada Adam Levine dan Erick Stephen. Sehingga melupakan nasehat Ricky. Pintu rumah di buka secara tiba-tiba oleh William Randolph. Seketika dahi William Randolph berkerut dalam saat melihat siapa yang ada di hadapannya. Wanita itu menampilkan senyuman manis dengan bagian dada yang hampir te