Dari banyak hal gue selalu berharap lo akan kembali muncul seperti biasanya, tapi sayangnya itu nggak akan pernah terjadi
"Jadi gimana menurut lo Nay?" Tanya Gara yang berada disampingnya.
Naya menoleh ke sumber suara melihat Gara yang akhir-akhir ini sering sekali berada disampingnya untuk menemani dirinya seperti saat ini. mereka sedang berada di salah satu pantai untuk melihat matahari terbenam.
"Apa?" Tanya Naya
Gara membuang napas nya kasar, "Jadi sejak tadi gue ngomong nggak lo dengerin ya." Tanya Gara
Naya mengembangkan senyum nya sambil menggeleng kan kepala, "gue kurang fokus Gar."
"Kenapa? Masih mikirin Fano?" Ta
Meski waktu berlalu namun kamu masih tetap sama dihati dan pikiran ini. Masih kamu yang selalu terlintas di pikiran walaupun saat aku sedang tak ingin mengenang muHari terus berganti tanpa di sadari sudah 8 tahun berlalu kepergian Fano tapi entah kenapa ia merasa baru kemarin. Masih begitu hangatnya pelukan Fano pada dirinya di dalam kamar ini. Masih terngiang-ngiang dengan jelas di telinga Naya ucapan Fano yang waktu itu mampu membuat dirinya bahagia. Namun sayangnya semua itu hanya janji manis tanpa pembuktian yang nyata.Naya merebahkan tubuhnya diatas kasur sambil menatap langit kamarnya itu. Pikirannya menerawang jauh ke masa saat ia dan Fano masih bersama.Flashback on"Nay,""Hm,""Bahagia itu sederhana ya." Ucap Fano yang langsung membuat Naya menoleh ke arahnya.Kini sepasang kekasih itu sedang berada di sebuah dan
Bahkan waktu pun tidak bisa membuat ku lupa tentang kamu yang hanya tinggal cerita"Oke, saya rasa cukup sampai disini dan rapat selesai." Ucap Fano menutup rapat yang hampir 1 hari berlangsung karena perusahaan sedang dalam masalah. Jika salah bertindak bisa-bisa ia mengalami kebangkrutan.Setelah mengucapkan itu, semua karyawan keluar menyisakan Fano dan Liam di dalam ruangan yang sangat besar.Liam tampak sedikit ragu-ragu untuk mengeluarkan kata karena
Entah mengapa kamu selalu menghiasi setiap hari ku meski sebenarnya aku tahu kamu sudah semu untukkuFano membaringkan tubuhnya diatas kasur ukuran king miliknya sambil matanya menatay langit-langit kamar nya itu. Ia suka memandangi langit kamarnya karena disana ada sebuah foto dirinya dan juga Naya yang sengaja ia pasang dengan ukuran besar.Alasannya hanya ingin saat ia menutup mata sebelum tidur dan membuka mata saat bangun tidur orang yang pertama ia lihat adalah Naya meski hanya sebuah foto namun itu sudah lebih cukup mengobati rasa rindunya.Ah entahlah, meski sudah 8 tahun berlalu tapi wanita itu masih sama, masih menjadi ratu di hatinya yang bertahta.Fano menerawang mengingat dengan jelas saat-saat ia masih bersama dengan Naya waktu itu, waktu dimana belum ada Syasa yang menjadi dinding pemisah antara mereka berdua dulu.Flashback on"N
Seseorang akan terbentuk menjadi keras mengikuti lingkungannya yang bertujuan untuk melindungi dirinya sendiri"Nay," panggil seseorang yang langsung menghentikan langkah kakinya. Naya menoleh ke sumber suara namun tak lama kemudian Naya langsung melanjutkan langkah kakinya lagi tanpa memperdulikan orang yang memanggilnya."Nay tungguin." Ucap orang itu lagi namun bukannya berhenti Naya malah mempercepat langkah kakinya untuk menghindari orang yang memanggil nya itu."Nay tunggu, kita perlu bicara." Ucap orang itu sambil berlari untuk mengejar langkah kaki Naya yang semakin cepat itu."Nay, mau sampai kapan kita seperti ini? 8 tahun sudah berlalu Nay. Apa dendam di hati lo itu masih hangat hingga lo tidak mau bertemu dengan kita?" Ucap orang itu yang langsung membuat langkah kaki Naya berhenti."Mau sampai kapan lo giniin kita? Kita ini teman Nay, apa sedikit pun te
Kehidupan mu begitu baik-baik saja saat ini setelah beberapa kali mencoba bangkit dan kembali terjatuh karena mengharapkan mu untuk kembali dan aku rasa kehidupan mu disana juga baik-baik saja bukan?Naya duduk di salah satu meja kosong di sebuah cafe menunggu kedatangan tunangannya. Mereka janji akan bertemu disini setelah melakukan operasi pada pasiennya. Iya, tunangan Naya adalah seorang dokter di salah satu rumah sakit terkenal di Jakarta.Masih terngiang-ngiang di telinga nya tentang ucapan para sahabatnya itu, eh salah mantan sahabat nya. Gara-gara mereka Naya kembali teringat ke masa sekolah dulu. Naya sebenarnya sangat merindukan akan kebersamaan mereka dulu waktu masih bersama.Masih teringat dengan jelas bagaimana mereka melalui setiap hari selama 3 tahun bersama-sama. Ada suka dan dukanya menghiasi hari-hari mereka.Saling usil namun tetap untuk saling menjaga, jika diingat-i
Kamu hanya seseorang dalam memori yang hanya pantas untuk di kenang bukan kembali mengulangNaya melangkah kan kakinya memasuki sebuah danau yang dulu sangat sering ia kunjungi bersama Fano di waktu libur. Setelah berpisah dengan Bian tadi entah kenapa hati nya tergerak untuk melangkah ke tempat kenangan nya bersama Fano ini. Mungkin saja karrna tiba-tiba tadi Bian sedikit mengungkit tentang Fano.Dapat Naya lihat, Danua yang dulu ja kunjungi itu begitu banyak perubahan saat ini. Tak ada lagi yang tersisa kesamaan dari yang dulu hanya air danau nya yang masih sama karena nggak bisa di ganti.Sebuah pohon rindang dengan kursi panjang di bawah Nya menjadi daya tarik bagi Naya untuk segera mengistirahatkan dirinya disana. Dulu di bawah pohon itu juga merupakan tempat favorit nya bersama Fano tapi bedanya sekarang di situ sudah ada kursi panjang.Naya duduk di kursi itu sambil beberapa kali menghirup uda
Entah kenapa godaan untuk selalu mengingat mu itu selalu ada tanpa jenuhHari ini adalah hari minggu, hari libur yang sangat di nantikan. Naina sudah siap di dalam mobil menunggu sang papa yang sejak tadi belum juga usai berperang dengan pakaiannya itu.Sudah beberapa kali Naina menyuruh untuk papanya menikah lagi namun jawaban papa tetap sama. Entahlah secinta apa papanya kepada sang mama sehingga saat wanita cantik itu pun telah tiada ia tetap setia dengan kesendiriannya tanpa berniat mencari pengganti.Jika membayangkan hidupnya kelak saat sudah dewasa seperti mama dan papanya pasti ia akan menjadi wanita yang paling bahagia di dunia ini. Naina jadi penasaran bagaimana papanya itu saat bertemu atau bahkan pacaran dengan mamanya. Pasti momen itu adalah hal yang paling membahagiakan bagi sang mama."Ah Naina jadi iri jika membayangkan kalian di imajinasi ku." Gumam Naina dalam hatinya sambil terseny
Entah apa jadinya pada hati ini saat mengetahui kebenaran dari semuanya saat kita kembali bertemuTapi tanpa di duga sebelumnya, langkah kaki Naya berhenti. Naya diam membeku ditempat nya itu. Bahkan matanya juga tidak berkedip sama sekali saat berpas-pasan dengan seseorang yang selalu menganggu nya selama ini. Orang itu juga sama, sama-sama terkejut dan tak percaya apa yang sedang di lihat oleh Mata nya sendiri.Kedua nya larut bersamaan tatap mata yang sama sekali tidak berkedip itu, seolah-olah sedang berbicara tanpa perantara mulut."Fan-o." Ucap Naya terbata-bata. Lidah nya tiba-tiba saja kelu menyebutkan nama Fano itu."Naya." Kini giliran Fano pula yang bersuara. Berbanding terbalik dengan Naya yang nampak sedikit shock itu. Fano malah nampak begitu bahagia saat ini.Baru selangkah Fano berjalan untuk mendekati Naya tiba-tiba langkah kakinya terhenti saat mata nya menangka