Setelah membuat keributan besar dengan berteriak memecah keadaan saat Jessica tiba-tiba mengeluh sakit perut hingga membuat semua dokter di rumah sakit bergerak gelagapan untuk memeriksa keadaan Jessica pada akhirnya mereka tiba di sebuah ruangan rawat khusus di rumah sakit tersebut.Yavuz untuk pertama kalinya menampilkan ekspresi penuh kepanikan di dalam dirinya karena demi apapun dia tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya dan ini benar-benar sangat luar biasa menurut nya saat dia harus berjilbabku dengan jutaan kecemasan yang menghantam dirinya di mana dia melihat Jessica meringis seperti menahan sakit sembari memegang perutnya.Mungkin ini adalah efek alami seorang laki-laki atau seorang ayah terhadap buah hatinya atau seorang laki-laki terhadap ibu hamil, jadi ekspresi laki-laki tersebut terlihat sedikit berlebihan. Dan jangan ditanya bagaimana kepanikan terjadi saat para dokter pada akhirnya berlarian setelah mendengar suara Yavuz yang berteriak memecah keadaan, siapa
Kembali ke rumah sakit xxxxxxxpusat kota.Jessica menatap Yavuz yang sejak tadi mondar-mandir dihadapan nya, laki-laki tersebut terlihat gelisah persis seperti setrikaan panas yang hilir mudik siap menggosok kain apapun yang ada dihadapan nya, membuat Jessica mengernyit kan Kening nya melihat kelakuan laki-laki yang dia anggap punya kelainan dalam soal orientasi seksual tersebut yang kata nya gay.Seorang dokter perempuan terlihat memeriksa kondisi kehamilan nya, mencoba memeriksa tekanan darah Jessica kemudian ingin tahu apa jenis kelamin dari bayi yang dikandung Jessica saat ini.Dia jelas penasaran dan tidak sabar ingin tahu apa jenis kelamin baby Jess didalam sana, dibalik siapa ayah biologis nya, bagi Jessica bayi itu tidak bersalah dan akan dia sambut dengan bahagia Ketika lahir ke dunia, bahkan dia berusaha memperhatikan penuh soal makanan yang dia konsumsi agar sang baby tidak merasa tersiksa didalam sana.Tidak terlintas sedikitpun untuk Jessica membuang nya sejak dulu hingg
Iya apakah mereka harus menikah dalam kondisi Jessica yang berperut besar?Yavuz menoleh kearah Jessica untuk beberapa waktu, menelisik perutnya yang jelas sudah terlihat sangat jelas, 7 bukan bukan lagi kehamilan kecil, tidak lama lagi akan lahiran. Jika merayakan pesta pernikahan dalam kondisi perut besar, bagaimana cara gadis tersebut menggunakan gaun pengantin indah? dia enggan dan pasti marah mendengar ucapan orang-orang yang akan menyudutkan Jessica dan baby mereka."Sebaiknya menikah lebih dulu secara keagamaan, mendapatkan buku nikah di catatan sipil Yav, jika baby kalian sudah lahir kalian bisa langsung merencanakan pesta perayaan pernikahan secara besar-besaran," sang dokter bicara dengan cepat, memberikan ide pada Yayuz saat ini."Aku tahu uncle dan untie pasti menginginkan pesta perayaan pernikahan secara besar-besaran, jadi kamu harus membuat sebuah rencana matang untuk pernikahan kalian." lanjut dokter tersebut lagi.Tunggu dulu, Jessica bingung dengan obrolan kedua oran
Pada akhirnya mereka keluar dari ruangan dokter tersebut, memilih duduk di sebuah kursi panjang tunggu dimana mereka harus menebus resep obat Jessica. Demi apapun ini sangat lucu dan tidak biasa, Yavuz melakukan pekerjaan ini seorang diri, dia yang biasanya melakukan segala sesuatu tinggal memberikan perintah pada anak buahnya, kali ini tidak mengandalkan orang-orang nya.Terlalu telaten dan sabar, melakukan semua hal yang berkaitan dengan Jessica dan baby mereka layaknya seorang ayah dan suami yang manis dan baik."Mister-," bola mata Jessica menatap Yavuz gelisah, masih cukup ragu dengan pernikahan mereka."Aku tidak masalah jika tidak menikah, aku dan -," dia pikir mana mungkin dia menyusahkan laki-laki dihadapannya tersebut bukan."Please untuk tidak membahasnya lagi Issi, kita sudah menyepakati semuanya sebelumnya," Yavuz terlihat tidak suka saat Jessica terus membahas pernikahan yang sudah mereka sepakati, mungkin lebih tepatnya dia takut gadis tersebut berubah pikiran.Dia suda
Jessica menatap punggung Yavuz untuk beberapa waktu, memilih menghentikan gerakan kaki nya saat Yavuz terlihat berjalan cukup cepat di banding dirinya."Mungkin sebaiknya kita berbelanja hari ini, hmmmm masih ada waktu bukan? karena baby nya-," Yavuz sejak tadi bicara tanpa sadar dia kehilangan Jessica di samping nya, laki-laki tersebut langsung menghentikan langkah kakinya, celingukan mencari Jessica yang menghilang entah kemana."Issi?," dia terlihat panik, mencari hingga akhirnya menoleh ke belakang. Laki-laki tersebut mengernyitkan dahi nya, melihat Jessica yang ada di ujung sana, jarak mereka benar-benar cukup jauh."Kamu berjalan terlalu cepat Yav, aku sulit mengimbangi langkah mu," Jessica bicara, dia berdiri sambil berusaha menyentuh perut nya untuk beberapa waktu, Belakangan kaki nya terlihat mulai membengkak, dia bahkan lebih sulit untuk berjalan menggunakan sandal yang biasa dia pakai, mungkin karena ukuran kaki yang membesar membuat dia merasa sandal yang dia pakai menyaki
"Apa maksud nya?," Jessica mengernyitkan keningnya."Itu kenapa baby Yav?," Jessica terlihat gugup, menelisik netra Yavuz dimana laki-laki tersebut masih menggendong hangat dirinya ala bridal style. Kedua tangan kecil dan lembut Jessica masih melingkar di leher Yavuz, dimana Jessica cukup penasaran kenapa laki-laki tersebut memanggil bayinya dengan sebutan baby Yav.Dan saat Jessica bertanya soal baby Yav seketika Yavuz tercekat, dia pikir dia baru saja keceplosan berkata soal baby Yav."Oh shit," Yav mengumpat didalam hati karena salah bicara, dia sejenak terdiam, menghentikan langkah kakinya untuk beberapa waktu.Baginya terlalu dini bicara saat ini pada Jessica, kehamilan besar ditambah kondisi fisik yang tidak mempuni, belum lagi situasi sangat tidak mengizinkan jelas bukan waktu yang tepat. Seharusnya ada timing waktu terbaik untuk dia bicara soal kenyataan pada Jessica, dia sedang mencari waktu paling tepat, minimal Jessica sudah merasa nyaman dan mulai bergantung dengan nya, se
Di sisi lain.Seorang laki-laki terlihat menyulut api rokok secara perlahan, berdiri di bagian puncak menara bagian kediaman Heidi sembari bola mata nya menatap tajam ke arah depan, dia mendongakkan kepalanya secara perlahan, menatap kearah langit yang dipenuhi berbagai macam bintang untuk beberapa waktu."Mereka gagal mendapatkan nya?," laki-laki tersebut bertanya pada seseorang yang ada di belakangnya, sosok laki-laki tersebut sama sekali tidak terlihat hanya siluetnya yang terpantul cahaya bulan tanpa di dalam ruangan gelap tersebut, sejak dulu hingga kini dia tidak pernah keluar dari persembunyiannya jika kembali ke Keluarga Jourdan, membiarkan dirinya berada di sana untuk waktu yang sangat lama selama beberapa tahun belakangan."Mereka gagal mendapat kan gadis tersebut," dan laki-laki hampir paruh baya tersebut menundukkan kepalanya.Laki-laki muda atau tengah berdiri tersebut tampak mengeratkan rahang nya, mendengar kata gagal membuat dia marah, benar-benar marah. Tapi dia tidak
Disisi lainnya,Ruang gelap pinggiran kota,Swiss.Di sebuah ruangan minim pencahayaan yang hanya diberikan sedikit pencahayaan lampu remang-remang dan juga sinar rembulan yang ada di ujung sana membuat ruangan mendominasi berwarna gelap tersebut terlihat begitu suram dan mencekam.Seseorang tampak bergerak berjalan dari arah ujung ruangan menyeret langkah menggunakan sebuah tongkat kayu di bagian tangan kanannya melangkah ke arah depan, di mana tongkat kayu tersebut saling beradu padahal lantai keramik mendominasi berwarna hitam yang ada di bawah kaki sang pemilik. Keadaan tersebut semakin membuat mencekam keadaan di dalam ruangan itu di mana seorang laki-laki berusia di atas kepala empat bergerak dan berjalan mendekati seorang laki-laki lainnya.Tidak terlihat sama sekali bagaimana rupa atau wajah laki-laki tersebut di mana ruangan minim pencahayaan itu menutup pandangan untuk melihat sosok sang laki-laki, iya terlihat hanya siluet dari arah pantulan cahaya rembulan menembus ke arah