Bayangkan bagaimana perasaan Jessica ketika Yavuz mencium bibir nya secara tiba-tiba? bibir Menyatu dengan bibir, dia pikir ini hanya menempel tapi di detik berikutnya laki-laki tersebut menciumnya dengan cara yang begitu menggebu-gebu, Yavuz melumat bibir nya dengan cara yang nakal dan menenggelamkan dirinya dalam kebingungan dan jantung yang berdebar tidak karuan.Jessica tidak bisa bergerak dan bernafas, kedua pipi nya di kunci laki-laki tersebut dengan kedua belah telapak tangan kokohnya. Jessica jelas saja agak gelagapan, tidak mengerti tentang ciuman yang diberikan oleh Yavuz saat ini. Hal tersebut terjadi agak lama hingga akhirnya dia memukul dada Yavuz dengan cepat, mencoba memberikan kode dia kehilangan banyak nafas nya saat ini.Jessica terlihat berusaha meraup rakus nafasnya untuk beberapa waktu, masih terlalu bingung dengan keadaan sebab Yayuz mencium nya terlalu tiba-tiba."Yav, kenapa kamu mencium ku?" dia bertanya dengan nada bergetar, masih cukup terkejut karena keadaa
Jessica terlihat diam mendengarkan apa yang diucapkan oleh Yavuz, tidak membicarakan orang lain ketika mereka bersama. Laki-laki tersebut menghitung dirinya dan calon buah hati nya dimana bisa Jessica simpulkan mungkin Yavuz sedang memiliki hubungan kurang baik dengan sang kekasih nya."Mari bicara tentang kita Issi, dan tidak tentang siapa-siapa," lanjut Yayuz lagi kemudian."He em," Jessica langsung menganggukkan kepalanya tanda mengerti, tidak ingin melanjutkan pertanyaan dan lain sebagainya, tidak ingin Yavuz salah paham dengan ucapan nya."Aku pikir aku akan membersihkan diri," pada akhirnya Jessica bicara dengan cepat, dia pikir dia cukup gerah saat ini.Sesungguhnya Yavuz masih ingin menikmati pelukan nya pada gadis tersebut, tapi Jessica seperti nya agak gelisah dengan perlakuan nya. Dia mungkin picik dan licik, ingin memiliki Jessica seutuhnya tapi Yavuz tahu mendapat kan Jessica jelas tidak harus tergesa-gesa, dia tidak mungkin memaksakan kehendaknya terhadap gadis tersebut
Yavuz tidak bisa melepaskan pandangannya dari tubuh Jessica, meskipun perut sudah membesar nyatanya lekuk tubuh istri nya memang terlihat begitu indah. Jessica hanya menggunakan pakaian lengan sehari di balik gaun pengantin nya, bagian bawah tertutup dengan celana pendek yang hanya sepaha, demi apapun hal seperti itu bisa membuat laki-laki seperti Yavuz seketika menegang.Meskipun perut Jessica tercetak sempurna karena kehamilan nya namun tetap saja hal tersebut terlihat seksi dan indah, membuat Yavuz harus berkali-kali menelan salivanya."Oh shit," batin Yavuz dalam kekacauan yang hakiki, dia pikir ada yang agak tegang dibawah sana karena keadaan."Apa mau aku bantu untuk membersihkan diri, Issi?," dan laki-laki tersebut pada akhirnya bertanya, siapa tahu bisa mengambil sedikit kesempatan. Tidak harus terburu-buru meskipun dia mulai menegang, dia butuh cara bertahap untuk membawa Issi kedalam peraduan dan menenggelamkan nya ke dalam kungkungan Yavuz.Jessica membuka bola matanya, ag
Jessica terlihat patuh dan menuruti apa yang diucapkan oleh Yavuz kepada dirinya di mana dia bergerak mendekati laki-laki tersebut kemudian secara perlahan masuk ke dalam bath tub dimana telah terisi air di dalam sana juga sabun yang begitu wangi dengan aroma terapi.Gadis tersebut sengaja tidak melepaskan kainnya membiarkan tubuhnya dibalut oleh kain berdominasi berwarna putih tersebut, dia duduk dan mencoba untuk menenangkan diri di mana Yavuz pada akhirnya memilih untuk duduk di bagian belakang Jessica, dengan gerakan perlahan dia memijat-mijat kedua belah bahu Jessica."Aku bisa melakukan nya sendiri," ucap Jessica pelan, dia mengedipkan perlahan bola mata nya saat laki-laki tersebut terus memijat bahu nya."Ini bukan masalah, aku bisa membantu mu melakukan nya," jawab Yavuz sambil mengulum senyumannya.Jessica terlihat memunyungkan bibir nya."Aku jadi merasa seperti tuan putri Yav," protes nya cepat."Itu tujuan ku," "Ishhhhh itu berlebihan,""Tidak ada yang berlebihan untuk te
Dan Issi mengerjapkan bola matanya saat laki-laki tersebut melepaskan ciumannya, membuat gadis tersebut sejenak menatap Yavuz yang terlihat menaikkan ujung bibirnya."Mencium ku begini juga tidak membuat kamu tertarik?," dan dia bertanya dengan polos dan bodoh nya, menunggu jawaban Yavuz dengan pikiran bercampur aduk menjadi satu."May be," laki-laki tersebut menjawab asal. Dia kemudian membalikkan tubuh Jessica lagi, kali ini meminta gadis tersebut sedikit berbaring."Aku akan memijat kepala mu dengan shampo terbaik yang aku punya, ini bisa membuat kamu rileks, mereka bilang ini bisa menghilangkan lelah, penat, capek dan stress," usap laki-laki tersebut kemudian sembari membiarkan Jessica berbaring sedikit tepat di atas pahanya.Jessica terlihat patuh dan dia menuruti ucapan laki-laki tersebut, membaringkan tubuhnya dan membiarkan Yavuz mulai meletakkan sampo di atas kepalanya dan memijat rambutnya secara perlahan. Seperti apa yang diucapkan oleh laki-laki tersebut, pijatan pertama
Beberapa minggu setelah pernikahan,Mansion utama Yavuz,Kamar Jessica dan Yavuz."Hmmmm?," Jessica terlihat berpikir dengan keras, berdiri didalam kamar utama yang kini menjadi miliknya dan Yavuz.Gadis tersebut terlihat mendongakkan kepalanya sejak tadi, berusaha untuk mencari sesuatu di atas walk in closet, dia pikir seperti nya dia meletakkan beberapa barang-barang miliknya disana, oleh karena itu dia mencoba untuk mencari tas miliknya yang kemungkinan diletakkan di atas sana karena dia telah mencari barang nya di Walk in closet atau ada di sekitarnya nyatanya dia sama sekali tidak menemukan tas berisi barang yang ingin dia cari sejak tadi"Dimana?" Jessica berguman sendiri, mencoba sedikit menjinjit kan kakinya, menatap sesuatu yang terlalu rumit diatas sana, maklum dia tidak terlalu tinggi tapi juga bukan berarti dia pendek bukan?.Sedikit dia dia mencoba untuk memicingkan bola matanya hingga pada akhirnya dia menemukan apa yang dia cari dengan perasaan bahagia."Aku menemukan mu
"Yav?,""Apa yang kamu lakukan?,"Jessica baru saja ingin bicara tapi nyatanya Yavuz malah memotong ucapan nya, terlihat cukup kesal pada dirinya diiringi wajah penuh cemas dan khawatir yang menghantam jadi satu."Jangan melakukan hal yang bisa membahayakan dirimu, jika seperti ini lagi itu akan membuatku khawatir dan tidak percaya untuk meninggalkanmu seorang diri di rumah," Yavuz kembali bicara dengan jutaan rasa khawatir yang menghantam dirinya."Aku hanya ingin mencari sesuatu di atas sana tapi-," gadis tersebut menghentikan kata-katanya seolah-olah baru menyadari ternyata dia berbuat sebuah kesalahan besar di mana dia seakan-akan lupa jika dia sedang hamil dan memanjat sebuah kursi padahal itu jelas cukup berbahaya untuk dirinya dan janin yang dia kandung."Maafkan aku,". pada akhirnya gadis tersebut menundukkan kepalanya dengan penuh penyesalan, dia akhirnya mengabaikan tas yang ingin di ambilnya tadi.Padahal barang didalam nya tidak terlalu berharga, dia malah nyaris mencelaka
Mansion utama YavuzKamar utama Yavuz.Setelah dia mematikan panggilan Vidio dari Tiffany, Jessica langsung bergerak dari posisi duduknya, memilih untuk membaringkan tubuhnya di atas kasur.Yavuz sendiri memilih membersihkan dirinya saat pulang dan menyapa Jessica yang tengah mengubungi Tiffany tadi.Jessica mencoba untuk mencari posisi paling nyaman dalam berbaring nya, dia pikir semakin besar perutnya semakin sulit dia mencari posisi lelap dan tidur, telungkup jelas tidak mungkin, terlentang terlalu sesak, menyamping kadang tidak nyaman, seringkali merasa resah dengan posisi nya sendiri dalam berbaring. Sebenarnya ingin bermanja-manja dengan mommy Ayana tapi apalah daya mereka berada di negara yang berbeda, andaikan diperbolehkan pulang ke Indonesia, dia ingin sekali berada di rumah mommy ayana, memanjakan diri dalam kehamilan.Jessica mencoba mencari posisi nyaman untuk beberapa waktu, bolak-balik sejak tadi pada akhirnya dia memutuskan menghadap ke arah kanan, memeluk bantal gulin