Menurutku, pasti ada sesuatu di antara mereka berdua. Namun, aku terlalu mencintai Steven. Saking cintanya, sekalipun sangat menderita dan merasa mereka ada sesuatu, aku tetap memilih percaya saat Steven mengatakan bahwa mereka tidak ada hubungan apa-apa.Aku justru lebih berusaha untuk menyenangkan Steven, mendekatinya, bahkan memikirkan berbagai cara untuk mendapatkan kembali hatinya.Setiap kali terjadi sesuatu antara Steven dan Sierra, aku begitu gelisah seperti burung yang takut ditembak. Aku takut kali ini benar-benar akan kehilangan Steven. Ketika dia pulang, aku terus bertanya apakah dia mencintaiku.Aku yang takut kesakitan, bahkan rela menyayat pergelangan tanganku hanya untuk memohon padanya kembali dari tempat Sierra.Namun bagi Steven, penderitaan dan ketakutan yang aku rasakan malah dianggap kekonyolan dan sandiwara. Itu sebabnya ketika aku menyayat pergelangan tanganku, dia bukan hanya tidak pulang untuk mengasihaniku, bahkan makin merasa apa pun yang kulakukan hanya mem
Steven begitu serius. Saking seriusnya, aku sampai hampir percaya pada ucapannya. Dia memang ahli menghibur setelah menyakiti seseorang. Pantas saja, aku yang dulu begitu tidak bisa melepaskannya. Sayangnya, aku sudah melupakannya. Aku tidak akan ditaklukkan lagi olehnya.Setelah Steven melontarkan perkataannya, suasana menjadi sunyi. Perasaan semua orang seketika tidak karuan. Jelas-jelas Steven sendiri yang meremehkan dan menyiksa istrinya, sedangkan kekasihnya diperlakukan layaknya permata.Mereka hanya ingin membantu Steven. Pada akhirnya, mereka malah menjadi serba salah, bahkan diberi peringatan oleh Steven. Sungguh tidak bisa dipercaya. Mereka seketika merasa tidak tahu harus bagaimana.Wajah adik angkatku tiba-tiba berubah menjadi sangat muram dan menakutkan. Aku bahkan tidak tahu harus bagaimana mendeskripsikannya. Namun, raut wajahnya kembali seperti biasa dalam sekejap.Sierra menatapku sambil tersenyum dengan begitu tulus. Katanya, "Kak Luna, sekarang kamu sudah percaya aku
Selama ini, nenekku tidak pernah sebahagia hari ini.Raut wajah ayahku seketika menjadi sangat muram. Dia mengeluh, "Ibu, kenapa Ibu bisa seperti ini? Rara begitu berbakti padamu. Dia juga cucumu. Ibu nggak boleh pilih kasih."Nenekku mendengus dingin sebelum menimpali, "Kenapa aku nggak bisa? Aku cuma punya satu cucu kandung. Kalau bukan dia, siapa yang harus kubela? Otakku nggak bermasalah seperti kalian. Bukannya sayang putri kandung sendiri, malah sayang putri orang lain."Seketika, ekspresi ayah dan ibuku berubah drastis.....Meskipun ada penjelasan dan perlindungan Steven, semua orang melihat bahwa hubungan Steven dan Sierra tidak seperti dulu. Sekalipun tidak ada yang berani mengatakan sesuatu, orang-orang sudah menganggap mereka berdua pria berengsek dan wanita murahan.Nenekku mengumumkan bahwa dia akan menyerahkan 20 persen saham kepada kakakku. Setelah kakakku secara resmi mengambil alih Perusahaan Farmasi Wiratama, aku pergi ke sudut yang sepi untuk beristirahat dan mencar
Namun pada akhirnya, Steven lari begitu cepat dan cemas bukan untukku. Dia melompat ke kolam tanpa ragu, lalu menggendong Sierra menuju ke tepi. Dia bahkan sama sekali tidak menatapku, apalagi ragu-ragu sejenak.Aku benar-benar tidak mengerti. Padahal aku sudah melupakan Steven dan cintaku padanya. Namun, mengapa saat ini rasanya tetap begitu menyakitkan?....Lantaran kakakku suka berenang di kedalaman tinggi, kolam renang di rumahku dibuat sangat dalam. Ini membuatku yang hampir tenggelam sangat ketakutan. Aku berusaha sekuat tenaga untuk meraih sesuatu, tetapi tidak bisa.Ketika tubuhku makin tenggelam ke dasar kolam, aku mendengar suara adikku yang berpura-pura polos. Dia berteriak dengan cemas dan lembut, "Kak Steven, cepat selamatkan Kak Luna! Cepat selamatkan dia!"Kemudian, terdengar seseorang berujar dengan dingin, "Abaikan dia. Dia bisa berenang. Nggak akan terjadi apa-apa."Aku sangat panik dan ketakutan karena hampir tenggelam. Ketika aku yang hampir kehabisan napas mendeng
Luna memuntahkan air dan bangun.Begitu melihat Luna bangun, Steven menyergah, "Ada apa denganmu? Kamu mau membuat keributan sampai mempertaruhkan nyawamu?"Ketika Steven mengatai Luna seperti ini dulu, Luna akan berteriak marah padanya atau menunduk sambil mengaku salah dengan takut. Namun, Luna yang sekarang tidak berteriak marah pada Steven. Dia juga tidak mengaku salah dengan takut dan minta dipeluk.Luna hanya menatap Steven dengan dingin. Tatapannya jauh lebih dingin dibandingkan salju di luar. Saking dinginnya. Steven tanpa sadar merasa sedikit takut dan ingin memeluk Luna.Namun, Luna justru menghindari pelukan Steven. Dia meraih lengan pria di sampingnya dan meminta pria itu untuk mengantarnya ke rumah sakit.Steven menatap Luna dengan terkejut. Dia tidak menyangka saat dirinya ada di sana, Luna tidak menyuruhnya dan malah meminta orang asing untuk mengantarnya ke rumah sakit. Dia suami Luna, orang yang paling Luna cintai!Ada apa dengan Luna? Mengapa dia makin tidak masuk aka
Pria yang berdiri di depan Steven tampak berwibawa dan tampan. Begitu mendengar ini, dia tersenyum dengan sopan seraya membalas, "Pak Steven nggak perlu sungkan. Luna sudah berterima kasih padaku."Steven mengernyit. Pria cenderung protektif terhadap miliknya. Dia tidak menyukai pria di hadapannya, biarpun pria ini sudah menyelamatkan istrinya. Jadi, dia menekankan, "Ke depannya kalau Pak Gio butuh sesuatu, silakan datang menemuiku.""Sekarang aku bawa istriku pergi dulu," tambah Steven sambil merangkulku dengan kuat. Dia membuatku yang takut rasa sakit tidak berani meronta.Gio menyadari bahwa aku tidak nyaman. Dia mengernyit sembari berujar, "Pak Steven, rangkulanmu yang seperti ini membuat istrimu sangat nggak nyaman. Sekarang tubuhnya masih sangat lemah."Perkataan Gio membuat wajah muram Steven seketika bertambah gelap. Namun, Steven akhirnya melonggarkan genggamannya dan menatap Gio dengan dingin. Rasa terima kasih dan segan barusan sudah tidak terlihat."Pak Gio, aku sangat bert
Kini, aku merasa muak saat melihat Steven dan Sierra. Aku benar-benar tidak ingin membuat diriku muak lagi.Steven tahu dirinya salah atas kejadian kemarin. Jadi, dia tidak begitu marah dan membalas, "Nana, aku tahu kemarin aku salah. Tapi, bukannya sekarang kamu nggak apa-apa? Kamu juga tahu tubuh Rara lemah sejak kecil. Kalau terlambat dibawa ke rumah sakit, entah apa yang akan terjadi."Steven menjelaskan, "Kemarin, aku sudah bilang di depan umum, aku nggak akan ada apa-apa dengan Rara. Istriku selamanya tetap kamu. Jangan buat keributan lagi, ya?""Kondisi Sierra benar-benar gawat. Kamu minta Willy mengantarmu pulang," tambah Steven. Selesai mengatakan ini, dia berbalik pergi dan sama sekali tidak memberiku kesempatan untuk berbicara lagi.Melihat Steven pergi dengan cemas, aku mengernyit karena merasa muak.Lihatlah. Steven barusan masih begitu posesif dan tidak membiarkan pria lain mendekatiku. Sekarang, dia pergi secepat ini demi kekasihnya. Bisa-bisanya dia berani mengatakan ba
Willy mengucapkan kalimat terakhir dengan suara yang sangat pelan. Dia sedang bergumam, bukan berbicara denganku. Namun, dia pasti sengaja membiarkanku mendengarnya.Sorot mataku menjadi gelap. Aku memanggil, "Willy.""Ya, Bu Luna," sahut Willy. Dia maju selangkah dan membalasku dengan hormat. Namun, tatapan merendahkannya membuatku sangat tidak senang."Mulai sekarang, kamu dipecat. Aku akan meminta bagian personalia untuk memberimu pesangon dan tambahan gaji satu bulan. Sekarang, pergi bereskan barang-barangmu dan pergi!" kataku.Aku seharusnya bersyukur. Aku memang bodoh karena meninggalkan studi yang kusukai demi cinta, tetapi otakku belum rusak sepenuhnya.Setelah memberikan segalanya kepada Steven, aku tidak begitu bodoh sampai tidak meminta apa pun. Ketika perusahaan masuk ke pasar saham, aku meminta bagian saham terbesar kedua setelah Steven.Sebagai pemegang saham perusahaan terbesar kedua, aku memiliki hak untuk memecat seseorang.Di dalam buku harianku tertulis bahwa Willy b
"Sayang." Steven akhirnya sadar dan langsung melangkah ke arahku.Namun, saat dia melewati Sierra, Sierra yang awalnya berdiri dengan baik, tiba-tiba melemas dan jatuh.Ekspresi Steven sontak berubah drastis. Dia buru-buru menangkap Sierra, sepenuhnya melupakan keberadaanku.Di sudut yang tak terlihat oleh Steven, Sierra melirikku dengan senyuman penuh provokasi. Aku membalas dengan senyuman santai.Aku tidak takut dia punya trik, justru takut sebaliknya. Aku masih berharap dia bisa membantuku mempercepat perceraianku!Melihat Sierra pingsan, Yunita langsung maju. "Kak Rara, kamu kenapa? Kamu sampai jatuh sakit karena Luna mau merebut barangmu?"Usai berkata demikian, dia menangis sambil menatap Steven. "Kak, kamu selalu meminta kami mengalah pada Luna dan kami menurut! Tapi, dia keterlaluan sekali! Dia tahu betapa berharganya desain Master Tex bagi Kak Rara, tapi tetap bersikeras merebut! Kak Rara marah sampai sakit!""Dia ingin Kak Rara mati!"Di dalam pelukan Steven, Sierra berucap
Teresia mengacungkan jempol padaku. "Keren!"Aku tahu dia sedang memujiku. Aku tidak lupa pada siapa pun, kecuali Steven. Itu benar, aku melupakannya dengan sangat sempurna!"Oke, jangan bahas bajingan itu lagi. Hari ini ulang tahunmu, kita harus merayakannya dengan baik!"Hari ini, aku akan memanjakan Teresia seperti seorang tuan putri yang paling bahagia di dunia ini!Aku merangkul Teresia. Begitu mengambil satu langkah ke depan, tiba-tiba terdengar suara keras di belakang. Sebuah benda berat menghantam lantai!Kami spontan menoleh. Sebuah pot bunga besar jatuh tepat di tempat kami berdiri barusan. Pot itu langsung hancur berkeping-keping.Wajah kami seketika pucat pasi. Entah bagaimana jika kami terlambat sedetik. Dengan ukuran dan berat seperti itu, jika pot itu mengenai kepala kami, yang pecah bukan hanya potnya, tetapi juga kepala kami!Teresia tersadar dari keterkejutannya. Dia langsung menengadah, siap memaki ke arah atas. Namun, sebelum sempat berteriak, tampak dua anak kecil
Wajah Steven seketika memucat. Dia akhirnya teringat, orang yang suka kacang itu adalah Sierra.Wati sungguh kehabisan kata-kata melihat situasi ini. Saat menyiapkan bahan untuk roti, dia sempat mengatakan bahwa kacangnya terlalu banyak. Dia sendiri tidak pernah melihat Luna makan kacang, jadi dia menduga bahwa Luna tidak menyukainya.Namun, Steven malah berkata dengan yakin bahwa istrinya paling suka kacang. Ketika melihat keyakinannya, Wati pun percaya. Dia bahkan sempat berpikir akan membuatkan lebih banyak makanan yang mengandung kacang mulai sekarang.Alhasil, nyonyanya ini bukan hanya tidak suka kacang, bahkan alergi berat terhadap kacang. Ini ... sungguh keterlaluan.Sebagai seorang suami, Steven bukan hanya tidak tahu bahwa istrinya alergi kacang, tetapi malah mengira kacang adalah makanan favoritnya.Bukan hanya sang istri yang merasa kecewa, bahkan Wati yang hanya seorang pelayan juga merasa demikian. Tuannya ini benar-benar ....Wati melirik Steven sekilas. Untuk sesaat, dia
Awalnya, Wati menyarankan untuk memasak telur tomat. Dia pikir, hanya perlu memotong tomat lalu menggorengnya dengan telur. Asalkan tidak terlalu asin atau hambar, rasanya bisa diterima.Siapa sangka, Steven, pria cerdas dan berbakat, raja di dunia bisnis, sosok luar biasa yang disebut sebagai genius langka, ternyata bahkan tidak bisa memasak telur tomat yang sesimpel itu. Hasilnya sampai tidak bisa dimakan!Melihat itu, Wati langsung menyerah dan menyuruhnya mencoba masakan lain. Mengingat nyonya mereka suka makan roti dan membuat roti dengan mesin adalah hal yang paling simpel, dia pun menyarankan Steven membuat roti. Cukup memasukkan bahan, menekan tombol, lalu roti akan matang.Yang penting punya tangan. Apalagi, roti sangat cocok untuk sarapan. Makanya, Wati memberinya saran seperti itu.Dengan bimbingan Wati, takaran bahan pun pas, dan hasilnya roti matang tanpa kesalahan, bahkan terlihat sangat menggugah selera."Sayang, ayo coba ini. Bukankah kamu paling suka kacang?" Steven me
Aku ingin mengatakan bahwa dia sangat menjijikkan. Namun, dalam kondisiku sekarang, aku tidak bisa membuang energi untuk berdebat dengan seorang pemabuk. Jadi, aku berkata, "Lepaskan aku dulu. Aku nggak nyaman dipeluk begini."Mendengar itu, Steven sedikit mengendurkan pelukannya, tetapi tidak melepaskanku sepenuhnya.Aku melanjutkan, "Kamu bilang kamu nggak akan seperti dulu lagi. Kalau begitu, tunjukkan ketulusanmu. Kamu nggak bisa mengharapkanku memaafkanmu hanya dengan satu kata maaf setelah kamu menyakitiku begitu dalam dan melihatku hampir mati tanpa melakukan apa-apa."Aku bisa mendengar sedikit rasa bersalah dalam suaranya tentang insiden aku tenggelam. Jadi, aku sengaja mengungkitnya untuk membuat rasa bersalah itu semakin besar.Benar saja, lengannya yang memelukku menegang beberapa saat."Lepaskan aku dulu. Sekarang sudah sangat larut, aku ingin tidur. Kalau kamu benar-benar bisa menunjukkan perubahanmu, mungkin suatu hari aku bisa melupakan luka ini."Meskipun sedang menena
Steven si berengsek itu memang tidak menganggapku sebagai istri. Namun, dia sangat antusias dengan urusan ranjang.Ini jelas perilaku bajingan kelas kakap. Namun, dulu aku malah menganggap ini sebagai bukti cintanya. Aku berpikir, jika dia tidak mencintaiku dan sudah muak denganku, dia pasti tidak akan menyentuhku, apalagi begitu terobsesi denganku.Wanita hanya akan menyerahkan dirinya pada pria yang mereka cintai. Setelah tidak mencintai, disentuh sedikit pun akan terasa menjijikkan.Namun, pria tidak begitu. Bagi mereka, nafsu dan cinta adalah dua hal yang sangat berbeda. Pria yang suka tidur denganmu tidak berarti mencintaimu.Setelah mengalami cedera dan sadar kembali, aku harus minum obat tidur setiap hari supaya bisa tidur. Namun, di rumah ini, aku tidak berani minum obat. Sekalipun pintu dikunci, aku tetap tidak berani.Jadi, aku hanya bisa memejamkan mata, bertahan sampai pukul 2 dini hari, tetapi tetap tidak bisa tidur. Aku mulai menghitung domba, satu ... dua ... tiga ....A
Dia bilang aku berpikiran kotor, jadi melihat segalanya dengan cara yang kotor. Dia bilang aku picik, jadi tidak bisa menerima orang lain. Yang dia bela itu adalah adikku, penyelamat hidupnya! Bagaimana mungkin aku berpikir buruk tentangnya?Menghadapi ejekanku, Steven tidak bisa berkata-kata lagi. Dia sangat tahu bagaimana dia menjawab pertanyaanku dulu, berkali-kali.Setelah beberapa saat, dia menarik dasinya dengan frustrasi dan melemparkannya ke sofa. "Luna, kamu dan aku berbeda!""Apa yang berbeda? Karena aku benar-benar bersyukur atas orang yang menyelamatkan hidupku, sementara kamu memanfaatkan alasan itu untuk mengontrolku, menyiksaku, dan membuatku gila?"Steven tahu bahwa pria dan wanita seharusnya menjaga jarak dan memiliki batasan. Dia tahu bahwa banyak tindakannya selama ini salah. Namun, dia tetap melakukannya, bahkan menyalahkanku dan menudingku yang salah.Satu-satunya alasan yang masuk akal adalah dia memang sengaja menyiksaku, ingin membuatku menderita, ingin membuatk
Aku tiba-tiba merasa sangat muak dan tidak ingin mendengar apa pun lagi darinya. "Kalau kamu benar-benar ingin mati, tancap gas lebih cepat lagi. Pastikan kalau terjadi kecelakaan, kamu bakal mati total. Jangan sampai malah cacat dan nggak bisa mati, itu merepotkan!"Aku lebih memilih mati daripada harus mengalami rasa sakit seperti sebelumnya.Steven yang tadinya ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba terdiam. Matanya menjadi suram, lalu dia tidak berkata apa-apa lagi. Dia hanya memperlambat laju mobil.Aku tidak bisa menahan tawa dingin. Dasar pria berengsek! Saat aku memintamu untuk pelan, kamu tidak mau. Begitu disuruh mati, dia justru melambat.Sama seperti bagaimana dia memperlakukanku dulu. Ketika aku menginginkannya, dia tidak peduli. Sekarang saat aku tidak menginginkannya lagi, justru dia yang tidak rela.Mobil melaju kencang menuju sebuah tempat yang terasa familier, tetapi juga asing bagiku. Sebuah vila mewah di pusat kota, harganya sangat mahal. Namun, lingkungannya memang lu
Melihat Sierra duduk tegak dan menjaga jarak darinya, seberkas kekecewaan melintas di mata Willy."Aku sudah menyelidikinya, tapi nggak menemukan apa-apa. Luka Luna begitu parah sampai turun dari tempat tidur saja nggak bisa. Seharusnya dia juga nggak bisa melakukan apa pun.""Menurutku, kemungkinan besar dia cuma benar-benar patah hati. Dia terluka separah itu, tapi Pak Steven nggak pernah menjenguknya. Itu pasti membuatnya sangat hancur."Bagi Willy, Luna hanyalah seorang wanita bodoh dan tidak berguna. Orang seperti dia tidak mungkin memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu, apalagi merencanakan sesuatu yang besar.Namun, mata Sierra menjadi suram. Dia tahu Luna terluka parah dan tidak memiliki kemampuan untuk melakukan apa pun. Namun, tidak peduli seberapa parah lukanya, seberapa sakit hatinya, dengan cintanya yang mendalam kepada Steven, seharusnya Luna tidak berubah sejauh ini!Ada yang tidak beres! Pasti ada sesuatu yang terjadi selama wanita itu dirawat di rumah sakit!Sierra